Anda di halaman 1dari 16

Rangkaian Pengkondisi Sinyal

I
Endrika Decky Marselino
3110171030
3 D4 Mekatronika A
Adytia Darmawan, S.ST, M.T
Yasin Setyo Budi, A.Md
Senin, 2 September 2019
Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor
Praktikum Teknologi Sensor
Percobaan 1. Rangkaian Pengkondisi Sinyal

Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi rangkaian pengkondisi sinyal
pada sensor
b. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja rangkaian pengkondisi
sinyal pada sensor
c. Mahasiswa dapat memahami bagian/komponen rangkaian
pengkondisi sinyal pada sensor
d. Mahasiswa dapat membuat rangkaian pengkondisi sinyal pada sensor

Pendahuluan
Pada saat akuisisi data dari tanduser untuk dijadikan sebagai rangkaian
sensor, terdapat beberapa karakteristik dasar yang perlu kita sesuaikan
sehingga besaran yang kita ukur sesuai atau mendekati dengan kondisi yang
diinginkan. Pengkondisian sinyal ini berkaitan dengan operasi-operasi yang
dikenakan pada sinyal guna mengkonversi sinyal yang berasal dari tranduser
tersebut ke bentuk yang sesuai dengan yang diperlukan untuk dihubungkan
dengan peralatan akuisisi data selanjutnya. Efek pengkondisian sinyal pada
sinyal input ini sering dinyatakan dalam bentuk fungsi alih yang dapat
dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain adalah:
a. Konversi
Konversi adalah proses pengubahan sebuah besaran kebasaran yang
selanjutnya dimasukkan ke rangkaian akuisisi data.Karena sebagaian besar
rangkaian akuisisi data menggunakan ADC maka besaran tersebut harus
diubah kedalam bentu tegangan.
Contoh: LDR adalah tranduser yang mengubah besaran suhu menjadi
perubahan nilai resistansi. Perubahan nilai resistansi ini perlu kita ubah
menjadi perubahan nilai tegangan missal menggunakan rangkaian pembagi
tegangan atau rangkaian penguat dengan Op Amp (penguat inverting).
b. Penyangga (buffer)

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Banyak tranduser yang mempunyai impedansi dalam yang relative tinggi,
sehingga katika langsung dimasukkan ke rangkaian selanjutnya, level output
yang dihasilkan akan turun Karena mengalami pembebanan pada rangkaian
tersebut. Oleh Karena itu diperlukan rangkaian yang mempunyai impedansi
tinggi supaya tidak membebani tranduser yang bersangkutan. Cara lain adalah
memberikan rangkaian penyangga (buffer) untuk menurunkan impedansi
dari tranduser, sehingga bisa tidak turun levelnya ketika dibebani oleh
rangkaian selanjutnya.
Contoh: Sebuah tanduser mempunyai output dalam range 1V-2V dengan
impedansi output (Ro) 10K. Apabila dibebankan langsung dengan rangkaian
dengan impedansi input (Ri) 1K, maka yang terbaca oleh rangkaian tersebut
tidak lagi 1-2V, tetapi turun menjadi nilai yang jauh lebih kecil menjadi
Ri/(Ri+Ro) X dari yang seharusnya, dimana tegangan yang terbaca tinggal
1/11 tegangan keluaran tranduser yang seharusnya ketika tanpa beban
(Ri≈∞).
c. Pengubah level sinyal
Sebelum masuk ke rangkaian akuisisi data, level sinyal dari tranduser
sebaiknya dikondisikan mendekati dengan range/jangkauan dari rangkaian
akuisisi data yang digunakan. Hal ini mempunyai tujuan untuk
memaksimalkan range data yang terbaca dengan data hasil pembacaan
rangkaian akuisisi data.
Contoh: Sebuah sensor (tranuser) menghasilkan tegangan keluaran dalam
range 1V-2V, akan dimasukkan ke dalam rangkaian ADC yang memopunyai
range 0-5V. Maka apabila sensor tersebut dimasukkan langsung kerangkaian
ADC, maka data yang akan dihasilkan oleh ADC hanya sebesar (2-1)/(5-
0)x100% = 20% saja dari range ADC yang bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
d. Linearisasi
Karakteristik dari tranduser bisa jadi tidak linier dengan perubahan besaran
yang terukur, sehingga untuk mendapatkan pembacaan data yang benar, maka
perlu dilakukan linearisasi antara besaran yang diukur dengan yang terbaca.
Proses linearisasi ini dapat dilakukan sebelum maupun sesudah akuisisi data.

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Tetapi dengan kemajuan teknologi digital, proses linearisasi lebih mudah
dilakukan setelah proses akuisisi data.
Contoh: Sebuah sensor suhu mempunyai nilai resistansi sebesar 1KΩ pada
suhu 10°, dan 10KΩ pada suhu 100°. Pada kondisi linear seharusnya ketika
suhu 50° seharusnya nilai R=5KΩ, tetapi apabila pada suhu 50° ternyata nilai
R=3KΩ, maka hubungan antara suhu dengan resistansi sensor tidak linear.
e. Filter
Besaran dari data yang disensing bisa jadi mengalami gangguan dari besaran
yang lain yang tidak diinginkan. Sehingga apabila semua besaran yang terbaca
tersebut langsung dimanfaatkan, maka noise yang disebabkan oleh besaran
yang lain dapat merusak representasi data yang diinginkan.
Contoh: Sebuah sensor mempunyai frekwensi keluaran sebesar 1KHz, tetapi
Karena pengaruh penguatan sinyal yang besar, frekwensi jala-jala PLN yang
bernilai 50Hz ikut menginduksi tranduser yang sebelumnya kecil, Karena
penguatanyang besar tadi akhirnya nilainya ikut terbaca. Oleh Karena itu bisa
ditambahkan rangkaian Band Pass Filter 1KHz untuk melewatkan data yang
diinginkan, atau menggunakan Band Reject Filter 50Hz untuk menahan
frekwensi yang tidak diinginkan.

Peralatan
1. Light Dependent Resistor (LDR)
2. Multimeter
3. Oscilloscope (opsional)
4. Power supply 12V
5. Op-Amp (LM324)
6. Breadboard
7. Kabel penghubung (jumper)
8. Sumber cahaya buatan
9. Resistor 1K, 10K, 100K, VR 10K (2 buah)
10. Penggaris

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Prosedur Percobaan
A. Pembacaan karakteristik tranduser
1. Persiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu ohmmeter, breadboard,
kabel penghubung, penggaris, dan sumber cahaya buatan (bisa dengan
lampu center atau lampu dari sumber yang lain)
2. Pasang LDR pada breadboard dan hubungkan LDR tersebut dengan
ohmmeter dengan menggunakan kabel penghubung
3. Berikan cahaya pada LDR dengan sumber cahaya buatan yang ada (senter
/ lampu dari handphone) dengan posisi cahaya lurus dengan LDR.
4. Buat tabel perubahan nilai resistansi dengan perubahan intensitas cahaya
a. Karena di laboraturium saat ini tidak tersedia lux meter, maka
perubahan intensitas cahaya sumber dilakukan dengan mengubah
jarak sumber cahaya dengan LDR dengan posisi sumber yang selalu
berhadapan lurus dengan LDR yang digunakan
Tabel 1. Perubahan nilai resistansi dengan perubahan cahaya
No Jarak LDR dengan sumber Nilai resistansi LDR yang
cahaya (cm) terbaca (ohm)
1 1 330
2 4 657
3 6 928
4 8 1k30
5 10 1k299
6 12 1k625
7 14 1k983
8 16 2k255
9 18 2k525
10 20 2k821

B. Rangkaian konverter dengan pembagi tegangan


1. Persiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu voltmeter, breadboard,
kabel penghubung, penggaris, resistor seri, dan sumber cahaya buatan
(bisa dengan lampu center atau lampu dari sumber yang lain)
2. Pasang LDR secara seri dengan sebuah resistor pada breadboard dan
hubungkan LDR tersebut dengan voltmeter dengan menggunakan kabel
penghubung.

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


3. Berikan sumber tegangan 12V pada rangkaian tersebut seperti pada
gambar 1.

(a) (b)
Gambar 1. Rangkaian Pembagi tegangan
4. Berikan cahaya pada LDR dengan sumber cahaya buatan yang ada (senter
/ lampu dari handphone) dengan posisi cahaya lurus dengan LDR.
5. Buat tabel perubahan nilai resistansi dengan perubahan intensitas cahaya
dengan nilai resistor yang berbeda (baik untuk rangkaian a dan b)
a. Karena di laboraturium saat ini tidak tersedia lux meter, maka
perubahan intensitas cahaya sumber dilakukan dengan mengubah
jarak sumber cahaya dengan LDR dengan posisi sumber yang selalu
berhadapan lurus dengan LDR yang digunakan
Tabel 2. Perubahan nilai tegangan dengan perubahan cahaya
No Jarak LDR dengan Resistansi Seri Nilai tegangan pada LDR
sumber cahaya (ohm) yang terbaca (volt)
(cm)
1 1 1K 1.96V
2 5 1K 4.74V
3 15 1K 8.03V
4 20 1K 8.78V
5 1 10K 267.3mV
6 5 10K 830mV
7 15 10K 2.06V
8 20 10K 2.68mV
9 1 100K 41.2mV
10 5 100K 83.5mV
11 15 100K 259mV
12 20 100K 339.8mV

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


No Jarak LDR dengan Resistansi Seri Nilai tegangan pada
sumber cahaya (ohm) Resistansi Seri yang
(cm) terbaca (volt)
1 1 1K 9.30V
2 5 1K 6.63V
3 15 1K 3.625V
4 20 1K 2.993V
5 1 10K 11.54V
6 5 10K 11.03V
7 15 10K 9.25V
8 20 10K 9.78V
9 1 100K 11.89V
10 5 100K 11.83V
11 15 100K 11.63V
12 20 100K 11.59V

C. Rangkaian Konverter dengan pembagi tegangan + buffer


1. Persiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu voltmeter, breadboard,
kabel penghubung, penggaris, resistor seri, dan sumber cahaya buatan
(bisa dengan lampu center atau lampu dari sumber yang lain)
2. Pasang LDR secara seri dengan sebuah resistor pada breadboard dan
hubungkan LDR tersebut pada rangkaian buffer, dan keluaran buffer
diukur dengan voltmeter dengan menggunakan kabel penghubung.
3. Berikan sumber tegangan 12V pada rangkaian tersebut seperti pada
gambar 2.

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


(a) (b)
Gambar 2. Rangkaian pembagi tegangan dengan buffer
4. Berikan cahaya pada LDR dengan sumber cahaya buatan yang ada (senter
/ lampu dari handphone) dengan posisi cahaya lurus dengan LDR.
6. Buat tabel perubahan nilai resistansi dengan perubahan intensitas cahaya
dengan nilai resistor yang berbeda (baik untuk rangkaian a dan b)
a. Karena di laboraturium saat ini tidak tersedia lux meter, maka
perubahan intensitas cahaya sumber dilakukan dengan
mengubah jarak sumber cahaya dengan LDR dengan posisi
sumber yang selalu berhadapan lurus dengan LDR yang
digunakan
Tabel 3. Perubahan nilai tegangan dengan perubahan cahaya
No Jarak LDR dengan Resistansi Seri Nilai tegangan pada LDR
sumber cahaya (ohm) yang terbaca (volt)
(cm)
1 1 1K 3.96V
2 5 1K 4.78V
3 15 1K 7.96V
4 20 1K 8.64V
5 1 10K 802mV
6 5 10K 1.36V
7 15 10K 2.123V

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


8 20 10K 2.729V
9 1 100K 168.7mV
10 5 100K 209.8mV
11 15 100K 252.2mV
12 20 100K 339.1mV

No Jarak LDR dengan Resistansi Seri Nilai tegangan pada


sumber cahaya (ohm) Resistansi Seri yang
(cm) terbaca (volt)
1 1 1K 9.26V
2 5 1K 10.6V
3 15 1K 10.56V
4 20 1K 10.64V
5 1 10K 8.71V
6 5 10K 9.02V
7 15 10K 10.30V
8 20 10K 10.61V
9 1 100K 10.08V
10 5 100K 10.55V
11 15 100K 10.61V
12 20 100K 10.62V

D. Rangkaian Komparator
1. Buat rangkaian pembanding data pembacaan intensitas cahaya untuk
mendapatkan kondisi On/Off seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian sensor dengan komparator


2. Atur posisi VR (trimmer potensiometer) sehingga LED menyala saat LDR
mendapat cahaya dan padam saat sumber cahaya dimatikan.
3. Ukur dan catat nilai tegangan yang jatuh pada kaki tengah dari komponen
VR.

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


4. Ubah rangkaian supaya LED padam/menyala pada konsisi sebaliknya, dan
gambarkan rangkaiannya.

E. Rangkaian pengubah level sinyal (Tugas)


1. Dari percobaan C, cari nilai resistor seri yang mempunyai range perubahan
tegangan output di bawah 5V, dan pilih rangkaian a atau b yang bisa
digunakan.
2. Tambahkan rangkaian amplifier supaya range output tersebut menjadi 5V.
Misal tegangan output yang didapatkan benilai antara 2 sampai dengan 4V,
berarti range tegangannya adalah 4-2 = 2V. Sehingga untuk mendapatkan
range 5 V maka diperlukan penguatan sebesar 5/2 = 2.5x dengan
menggunakan menggunakan op-amp (LM324) yang mempunyai struktur
seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Layout dari op-amp pada IC LM324


3. Tambahkan komponen penggeser level sinyal supaya tegangan output dari
rangkaian pengkondisi sinyal berada pada range mendekati nilai 0 sampai
5V. Pergeseran dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip rangkaian
adder atau subtractor.
Misal, dari tegangan output di atas, setelah penguatan (A) sebesar 2.5x,
maka output yang dihasilkan akan berada pada range (2V – 4V) * 2.5 = 5V
– 10V. Sehingga supaya menuju range 0 -5, maka dilakukan pergeseran
sebesar -5V.

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Gambar 6. Rangkaian Penguat dengan IC LM324
Dari Gambar 6 didapatkan:
Vx = RSeri/(RSeri + LDR) * 12V
Vy = 1 + (Rf/Ri) * Vx
A = Vy/Vx → dengan contoh di atas nilai A = 2.5x
Maka: misal dengan nilai Rf ditentukan sebesar 10K, maka nilai Ri bisa
dihitung:
Rf/Ri = 2.5-1 = 1.5
Ri = Rf/1.5
Ri = 10K/1.5 = 6.667K
Selanjutnya dibutuhkan rangkaian penggeser 5V kearah negatif

Gambar 7. Rangkaian Penguat dengan ditambah komponen offset


(penggeser tegangan output)
Dengan menambahkan bias Rg seperti rangkaian di pada gambar 7, maka
didapatkan:
Vx = RSeri/(RSeri + LDR) * 12V – (Rf/Rg) * 12

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Nilai - (Rf/Rg)* 12 adalah nilai pergeseran yang diinginkan yaitu sebesar -5V.
Maka Rg dapat dihitung sebagai berikut:
-(Rf/Rg) * 12 = -5
Rf/Rg = 5/12
10K/Rg = 5/12
Rg = 12/5 * 10K = 24K

F. Analisa Data
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa penggunaan LDR sebagai
sensor. Apabila semakin dekat cahaya dengan LDR maka nilai
Resistansinya akan semakin turun begitu juga sebaliknya. Apabila LDR
dirangkai seri dengan Resistor maka dapat dibuat sebagai pembagi
tegangan dengan rangkaian ini sehingga dapat digunakan untuk
membuat sensor yang peka terhadap cahaya dengan cara
menggunakan rangkaian Komparator LM324 atau juga sebagai
rangkaian pengkondisi sinyal.

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum 1 “Rangkaian Pengkondisi Sinyal” adalah
kita dapat menggunakan LDR sebagai sensor cahaya yang sinyal
outputnya dari sensor itu sendiri dapat dikondisikan menggunakan op
amp yang hasilnya adalah range tegangan yang kita butuhkan untuk
masuk ke dalam kontroler.

H. Lampiran

Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor


Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor
Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor
Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor
Mekatronika PENS - Praktikum Teknologi Sensor

Anda mungkin juga menyukai