Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA LANJUT


SEMESTER 4

NAMA PRAKTIKAN : Qolby Raihan Maulana


KELOMPOK :6
KELAS : IKI 4A
DOSEN : SYAFRIZALSYARIEF

PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI KONTROL INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2023
JOB DESK 14
A. Nomor Praktikum : 14
B. Judul Praktikum : Capacitive Transducers in an FM system
C. Tujuan Praktikum : Mengetahui bagaimana kapasitif transduser dapat digunakan
dengan rangkaian frequensi diskriminasi
D. Alat dan Bahan :
- Instrumentation Module TK2941A
- Linear Transducers Test Rig TK294
- Variable Capasitor (Area) TK294H
- Variable Capasitor (Distance) TK294J
- Power Supply
- Digital Frequency Meter 1MHz
- DC Voltmeter 10V
E. Dasar Teori
Transduser kapasitif dapat digunakan untuk bervariasi frekuensi osilator dan variasi
frekuensi dapat diumpankan ke input dari diskriminasi frekuensi dan diubah menjadi
variasi tegangan pada output
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
Variable area capacitor
• Merangkai kabel sesuai dengan panduan modul
• Menghidupkan power supply.
• Memeriksa Kembali tegangan apakah sudah sesuai dengan module
• Rangkai module TK294 dan TK294H
• Set posisi slider, set output tegangan osilator ke skala tengah, dan set op-amp
• Lihat hasil di multimeter lalu dicatat, lakukan hingga proses selesai
Variable Distance Capacitor
• Merangkai kabel sesuai dengan panduan modul
• Menghidupkan power supply.
• Memeriksa Kembali tegangan apakah sudah sesuai dengan module
• Rangkai module TK294 dan TK294J
• Hubungkan kapasitor ke module osilator
• Mengatur plat kapasitor sekitar pertengahan pemisa
• Lihat hasil di multimeter lalu dicatat, lakukan hingga proses selesai

H. Data hasil percobaan


Praktek 14.1
Posisi slider (mm) Output Voltage (V)
5 2.225
5.5 2.229
6 2.240
6.5 2.250
7 2.252
7.5 2.257
8 2.265
8.5 2.270
Praktek 14.2
Output Voltage (V) Micrometer setting(mm)
1.785 10.00
1.792 10.50
1.809 11.00
1.813 11.50
1.819 12.00
1.825 12.50
1.832 13.00
1.837 13.50
1.845 14.00
1.847 14.50
1.850 15.00
I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan
J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan
M. Daftar Pustaka
JOB DESK 15
A. Nomor Praktikum : 15
B. Judul Praktikum : Capacitive transducers in an FM system
C. Tujuan Praktikum : Merangkai posisi atau pergerakan system pengukuran
transducer induktif yang dapat digunakan sebagai sistem modulasi frekuensi
D. Alat dan Bahan :
- Instrumentation Module TK2941A
- Linear Transducer TK294
- Variabel Inductor TK294F
- Function generator 10 KHz, 20V
- AC Voltmeter 10V
E. Dasar Teori
Prinsip Induksi Elektromagnetik
Michael faraday adalah salah satu ilmuwan awal untuk mempelajari hubungan
antara magnet dan listrik. Sehingga ditemukan hukum faraday yaitu: “Sebuah ggl
induksi dalam rangkaian listrik setiap kali ada perubahan dalam fluks magnet
menghubungkan dengan sirkuit. Besarnya ggl induksi berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks keterkaitan”. Hukum lenz yang menjelaskan lebih terperinci tentang
arah ggl induksi ini, yaitu menjadi seperti untuk menentang perubahan yang
memproduksinya.Hukum hukum ini dapat diringkas dengan persamaan :

e = sesaat nilai ggl induksi (volt)


n = jumlah putaran
dφ = perubahan nilai fluks (webers) dalam detik dt; tanda negatif memastikan
kepatuhandengan hukum lenz.
Pengukuran Variasi Nilai dari Induktansi
Satu metode untuk mendeteksi perubahan nilai pada induktansi adalah menggunakan
sirkuit jembatan wheatstone. Ini hampir sama dengan metode yang telah didiskusikan
pada praktikum 11 dan presamaan kesetimbangan menjadi
Rx = R2/R1 = Rs
Lx = R2/R1 = Ls
Dengan demikian untuk kesetimbangan jembatan dengan induktor yang tidak
diketahui nilainya (Lx, Rx), Induktansi standar Ls dan Resistansi standar Rs
dibutuhkan. Induktor standar tidak mudah untuk dibuat, sehingga metode ini jarang
digunakan. Itu juga akan mengalami kekurangan pada pengukuran jembatan.
Cara alternatif, salah satu bentuk jembatan ac didiskusikan pada praktikal aspek dari
praktikum 11 dapat digunakan.Bagaimanapun, banyak metode yang dapat digunakan
untuk mendeteksi perubahan induktansi. Salah satu yang akan kita gunakan adalah
perluasan sistem yang dibentuk pada praktikum 12, 13 dan 14. Variasi induktansi dari
frekuensi oscillator, yang mana output melewati F.M diskriminator sebagai
pendeteksi.Modul frekuensi diskriminator terdiri dari sirkuit untuk mengkonversi
variasi frekuensi menjadi variasi tegangan.Variasi tegangan lalu dikuatkan dan di
baca pada multimeter.
Transduser kapasitif dapat digunakan dengan oscillator, sebuah frekuensi
diskriminaor dan sebuah penguat adalah bentuk lengkap sistem FM. Perubahan
variasi transduser kapasitif pada frekuensi oscillator dan frekuensi ini berubah disertai
oleh perubahan output dari diskriminator, yang dapat diukur dan dihubungkan dengan
posisi transduser.
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
• Menghubungkan rangkaian dari gambar dengan output dari osilator yang
terhubung via transfer socket ke digital frekuensi meter
• Mengatur kontrol sensitivitas pada meteran frekuensi digital untuk skala
setengah dan kontrol tegangan output pada oscilator ke nol.
• Mengatur kontrol oscilator frekuensi untuk 'min'
• Meningkatkan tegangan output pada oscilator sampai meteran frekuensi
memberikan pembacaan stabil.
• Mencatat hasil pembacaan tegangan untuk setiap nilai frekuensi pada tabel
H. Data hasil percobaan
Position Amplified output Position Amplified output
(mm) Voltage(v) (mm) Voltage(v)
1 -2.889 11 -2.897
2 -2.891 12 -2.895
3 -2.892 13 -2.894
4 -2.895 14 -2.892
5 -2.898 15 -2.894
6 -2.899 16 -2.891
7 -2.898 17 -2.890
8 -2.901 18 -2.890
9 -2.905 19 -2.891
10 -2.900 20 -2.889

I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan


J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 16
A. Nomor Praktikum : 16
B. Judul Praktikum : Variable Reluctance Transducers
C. Tujuan Praktikum : Menyelidiki karakteristik transduser jenis induktansi Bersama
dengan sebuah kumparan pada bagian sekundernya, jika reluktansinya diubah-ubah.
D. Alat dan Bahan :
- Modul Instrumetasi TK2941A 1 buah
- Linear Transducer Test.rig TK294 1 buah
- Power Supply  15 V (PS446) 1 buah
- LVDT TK294G 1 buah
- Oscilloscope 2-beam 15MHz 1 buah
- Galvanometer 1 buah
E. Dasar Teori
Dari percobaan yang lalu dapat dilihat bahwa induktansi diri sebuah kumparan dapat
dirubah-ubah dengan mengubah reluktansi medan magnetnya. Besarnya emf induksi
pada bagian sekunder adalah:

Untuk mengubah-ubah reluktansi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah parameter


r dan l, dimana l merupakan panjang lintasan medan magnet. Semakin dalam
pemasukan inti ke dalam kumparan, kita membuktikan pengubahan harga dari
reluktansi yang mengubah induksi emf. Dengan menggunakan dua kumparan yang
berdekatan satu sama lain, kita mendapatkan sistem yang mirip seperti yang telah
dideskripsikan di atas. Jika kita menghubungkan satu dari kumparan dengan sumber
AC, emf akan diinduksikan ke keumparan yang lainnya.
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Merangkai rangkaian seperti gambar 4.16.5 pada modul TK2941A
- Meletakan Variable Reluctance Transducer TK294G pada Linier Transducer
Test Rig TK294 dan menghubungkannya ke osilator dan osiloskop seperti
yang terlihat pada gambar 4.16.5.
- Mengatur switch pada osilator ke posisi C dan tidak menghubungkan soket
external tuning comp.
- Mengatur frekuensi control ke skala max dan mengatur output amplitude
control ke tengah skala.
- Menghidupkan power supply.
- Mengatur sentivitas Y1 dan Y2 pada osiloskop
- Mengeset time base ke 1µs/div dan mengadjust control level trigger.
- Mengatur posisi inti transduser sehingga mendapatkan tegangan Vpeak-peak.
- Mengembalikan posisi inti ke awal dan menggerakan inti untuk mendapatkan
tegangan kumparan yang naik.
- Melakukan pengukuran untuk pergeseran 1 mm dan mencatat hasilnya ke
dalam table
- Outputnya akan berupa tegangan Vpp.
H. Data hasil percobaan
Posisi Sec 1 (V) Sec 2 (V) Algebraic sum
output output divs
divs pk/pk divs pk/pk
0 0.8 -1.6 -0.8
1 0.8 -1.6 -0.8
2 0.9 -2.1 -1.6
3 0.9 -3.2 -2.1
4 0.9 -4 -4.7
5 0.8 -6 -6.8
6 0.8 -4.6 -5.4
7 0.8 -5 -4.2
8 0.5 -3. -3
9 0.5 -1.5 -1
10 1 -1.8 -0.8
11 1.4 -1.1 0.3
12 1.7 -1 0.7
13 2 -0.9 1.1
14 2.5 -0.7 3.2
15 3.5 -0.7 4.2
16 4.2 -0.5 4.7
17 6.9 -0.3 7.2
18 4.6 -0.45 5
19 3 -0.5 2.5
20 1.5 -0.6 1
21 1 -0.1 0.4
22 0.5 -0.5 0.4
23 0.8 -0.5 0.3
24 0.8 -0.6 0.2
25 0.8 -0.7 0.1
I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan

J. Analisa percobaan
K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 18
A. Nomor Praktikum : 18
B. Judul Praktikum : The Heat Bar - Familiarisation
C. Tujuan Praktikum :
- Mengetahui cara menggunakan heat bar
- Mengenali waktu termal konstan dan termal kelembatan konduksi
D. Alat dan Bahan
- Heat Bar 1 buah
- Thermometer 1 buah
- Calibration tank 1 buah
E. Dasar Teori
Skala suhu
Suhu seperti yang kita ketahui sebagai ukuran dari panas. Bersama dengan ukuran
‘masa termal’ yang berasal dari benda yang memberikan indikasi dari energi total
thermodinamika yang berasal dari benda tersebut. Ada banyak skala perbandingan
suhu, yang paling penting, sesuai dengan nilai dari meleburnya es dan mendidihnya
air (yang merupakan suhu referensi umum) yang telah ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.

Skala Titik lebur es Titik didih air

Celcius 0°C 100°C

Fahrenheit 32°F 212°F

Kelvin 273°K 373°K

Pengukuran Suhu
Suhu diukur dengan mengamati salah satu dari efek fisik pada berbagai
material.Beberapa efek yang paling sering digunakan tercantum di bawah ini dengan
contoh-contoh penggunaan dan komentar lainnya. Tabel tidak begitu komprehensif,
ada metode lain yang bedasar pada perubahan kimia, perubahan bentuk fisik (mencair
dan mendidih) dan perubahan warna, untuk perubahan nama hanya beberapa.Dalam
percobaan kali ini kita akan mempelajari sebagian besar efek dalam tabel,termasuk
didalamnya optic pyrometry yang membutuhkan sumbert emperatur yang sangat
tinggi. Meskipun subjek akan muncul lagi di berbagai tempat dalam assignments ini,
itu tidak bernilai disini,penerapan praktek dari pengukuran suhu yang berbeda
mungkin sangat pada cara pengukuran dari setiap kondisi masing- masing individu.
Heat bar terdiri dari tiga elemen, dua diantaranya digunakan secara seri atau pararel
berkisar 220V atau 110V dari masing-masing garis tegangan. elemen ketiga 'aux
heater' adalah salah satu daya rendah yang secara terpisah didalam dua soket pada box
panel kontrol dan akan digunakan pada assigment berikutnya, yang dikendalikan oleh
power amplifier, untuk menempatkan kenaikan suhu yang kecil untuk studi kontrol
suhu. Heat bar menghantarkan panas dengan konduksi dari pemanas ke heat sink. Hal
ini ditandai dengan takik pada interval 1cm untuk memudahkan memposisikan
tranducer sepanjang itu. Heat sink menyampaikan panas dari heat bar dengan cara
konveksi ke lingkungan sekitarnya,jadi suhu akhir dingin heatbar hanya sedikit diatas
suhu kamar.

F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Pastikan heat bar dalam kondisi yang baik dan siap digunakan. Periksa kabel,
konektor, atau elemen pemanas pada heat bar untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau keausan yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Bersihkan
permukaan heat bar jika diperlukan.
- Posisikan Heat Bar: Tentukan lokasi atau titik di mana Anda ingin mengukur
suhu. Pasang heat bar pada lokasi tersebut dengan memastikan kontak yang
baik antara heat bar dan permukaan yang ingin diukur suhunya. Pastikan heat
bar terpasang secara aman dan stabil.
- Sambungkan Heat Bar: Hubungkan kabel atau konektor heat bar ke sumber
daya atau sistem pemantauan yang sesuai. Pastikan konektor tersambung
dengan benar dan aman. Jika menggunakan peralatan pengukuran atau
pemantauan tambahan, pastikan untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh
peralatan tersebut.
- Kalibrasi (opsional): Beberapa heat bar memerlukan kalibrasi awal sebelum
penggunaan yang akurat. Ikuti petunjuk produsen untuk melakukan kalibrasi
jika diperlukan. Ini dapat melibatkan pengaturan atau penyesuaian suhu pada
heat bar agar sesuai dengan standar atau titik referensi yang diketahui.
- Pengukuran dan Pemantauan: Setelah heat bar terpasang dan terhubung
dengan sumber daya atau sistem pemantauan, perhatikan pengukuran suhu
yang ditampilkan oleh heat bar atau sistem pemantauan yang terkait. Catat dan
catat data suhu yang dihasilkan pada interval waktu tertentu sesuai kebutuhan.
H. Data hasil percobaan
Knob 5
Waktu(menit) Temp(°C)
0 29
2 30
4 35
6 41
8 45
10 52
12 55
15 55
18 52
22 45
27 39
32 34
Knob 10
Waktu(menit) Temp(°C)
0 35
2 35
4 40
6 42
8 43
10 45
12 48
15 50
18 46
22 41
27 35
32 35

Knob 5
Waktu(menit) Temp(°C)
0 30
3 34
6 45
9 53
12 59
15 64
18 61
21 55
24 49
27 43
30 39
32 46
34 53
36 57
38 60
40 63
42 55
44 50
46 46
48 42
50 39
52 40
54 47
56 51
58 55
60 60

Knob 10
Waktu(menit) Temp(°C)
0 30
3 34
6 45
9 53
12 59
15 64
18 61
21 55
24 49
27 43
30 39
36 46
39 53
36 57
39 60
42 63
45 55
48 50
51 46
54 42
57 39
60 40
I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan
J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan
M. Daftar Pustaka
JOB DESK 19
A. Nomor Praktikum : 19
B. Judul Praktikum : The Thermocouple
C. Tujuan Praktikum :
- Membedakan prinsip dari teori Thompson dan Peltier
- Merancang dasar pengoprasian thermocouple
- Merancang kebutuhan utama dalam penggunaan thermocouple
D. Alat dan Bahan :
- Module Teknikit TK2941A 1 buah
- Power supply ±15v 1 buah
- Multimeter 1 buah
- Thermometer 1 buah
- Calibration Tank 1 buah
- Thermocouple transducer 1 buah
- Kabel penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Prinsip dasar
Jika dua metal yang berbeda terhubung dalam loop seperti pada fig dan dua junction a
dan b diadakan pada suhu masing-masing ѳa dan ѳb, akan beredardisekitar loop.

Peredaran berdasarkan emf kecil yang dipisahkan oleh dua efek yang cukupterpisah
dari jumlah aljabar.
Efek peltier
Emf yang dihasilkan pada masing-masing junction, ditampilkan sebagai ѳa dan ѳb
pada fig 5.19.1. Emf ini bergantung pada ‘temperatur positif’ junction. Jika a lebih
panas daripada b, maka reaksi yang dihasilkan emf, ѳp, dari
ѲA – ѲB = P (ѲA – ѲB)
dimana p adalah koefisien peltier
Sebenarnya ѳp hanya merupakan perkiraan perbandingan perbedaan suhu tetapi
penyimpangan dari linear amat kecil untuk pengukuran suhu normal.
Efek thompson
Tiap wire dalam loop menghasilkan emf kecil, e1 dan e2 dalam fig 5.19.1, hanya
sebagai hasil dari perbedaan suhu antara ujung-ujungnya. Emf berbeda untuk logam
yang berbeda. Jika T1 adalah koefisien thompson untuk metal 1 Dan T2 adalah
koefisien thompson untuk metal 2
Maka E1 = T1 (ѲA – ѲB)E2
= T2 (ѲA – ѲB)

Hasil reaksi emf adalah :


E2 - E1 = (T2 - T1) (ѲA – ѲB)
Dengan menempatkan dua efek bersama-sama kita mendapatkan emf yang dihasilkan
disekitar loop:
(EA – EB) + (E2 – E1) = E = (P + T2 - T1) (ѲA – ѲB)
Dalam prakteknya, hasil dari t2 dan t1 lebih kecil dari p namun untuk diberikan
sepasang metal(pair of metals) hasil ini dapat disatukan menjadi sebuah konstanta
tunggal, sebut saja k.
Dengan demikian :
E = K (ѲA – ѲB)
Mengacu pada fig 5.19.1, jika total resistan loop adalah R maka berdasarkan hukum
perputaran sirkuit Kirchoff I = E/R
maka i = K (ѲA – ѲB)
Sekarang dapat dilihat jika salah satu junction, sebut saja b ditahan pada suhu tertentu
dan disebut cold or reference junction, maka berdasarkan pengukuran i saat ini kita
dapat menentukan suhu lain yang tidak diketahui atau hot junction, asalkan kita
mengetahui nilai dari k dan r.
Intermediate metal = current
Mengukur jenis arus ada beberapa yang harus disertakan didalam loop seperti pada
fig. Kemungkinan arus meter ini memiliki berbagai logam yang digunakan dalam
konstruksi internal – bagaimana penambahan junction ini mempengaruhi hasil emf?

Hukum intermediate metals menyatakan bahwa sejumlah junction dapat disatukan


dalam satu sirkuit yang disediakan dalam suhu yang sama. Oleh karena itu dalam fig,
jaringan emf tidak berubah dengan dimasukannya arus meter yang disediakan pada
poin B dan C dan pada junction lainnya dalam suhu arus meter yang sama (cold
junction).
Meskipun susunan fig dapat memberikan hasil yang benar namun metal thermocouple
perlu mencapai instrument, yang idealnya harus memiliki jarak yang cukup jauh dari
hot junction agar tidak terpengaruh temperature. Terkadang ini memang tidak mudah
karena beberapa metal secara fisik dan elektrik tidak cocok untuk long leads, sebagai
contoh metal-metal ini mungkin rapuh atau memiliki daya tahan sensitive yang tinggi
atau sangat tinggi; terkadang beberapa metal bahkan terlalu mahal, contohnya
platinum atau rodium untuk digunakan dalam long leads
Dalam kondisi ini compensating leads khusus yang digunakan terbuat dari logam
yang design untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh junction selama
dalam suhu sedang. Digambarkan dalam ilustrasi fig dibawah ini.
Jika hasil emf pada junction 1-3 untuk suhu ѳx sama dan berlawanan dengan yang
dihasilkan junction 2-4 maka sisipkan compensating leads yang tidak memiliki efek
pada jaringan emf dan cold junction masih berlaku pada arus .
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Aktifkan heat bar dan biarkan panasnya mencapai suhu yang stabil. Proses ini
memerlukan waktu maximal 45 menit.
- Periksa transduser thermocouple. Anda tidak dapat melihat hot junction yang
sebenarnya karena tertutup dalam selubung pelindung tetapi berbentuk
tembaga dan constantan.
- Timah fleksibel melekat pada ujung penghubung couple dalam rubber sleeve
hitam.
- Pemasangan ditunjukan dalam fig

- Sekat putih dan coklat dalam timah adalah Kode Warna Standard British
(inggris) (BS4937/1993) dan ini menunjukan bahwa masing-masing timah :
+ Ve : Coklat : Tembaga
-Ve :Putih : Konstanta (Tembaga-Nikel)
- Dengan kata lain hubungan timah ini bukan compensating lead sebenarnya
namun hanya penambahan timah dengan beberapa logam yang sama seperti
couple tetapi lebih sesuai bentuk fisiknya.
H. Data hasil percobaan
Notch Tank Cold Temp. Meter Thermocouple
Temp. Junction Difference (mV) emf
(°C ) Temp (°C ) ( mV)
( °C )
15 28 25 7 -2.126 0.2

10 29 25 11 -2.139 0.3

5 29 25 20 -2.151 0.8

2 30 25 32 2.168 1.5

I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan


J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 20
A. Nomor Praktikum : 20
B. Judul Praktikum : The Thermistor
C. Tujuan Praktikum :
- Implikasi praktis pengaruh self-heating
- Mengenali istilah konstanta disipasi
D. Alat dan Bahan :
- Module Teknikit TK2941A 1 buah
- Power supply ±15v 1 buah
- Heat Bar 1 buah
- Transducer Thermistor 1 buah
- Decade resistor 1ohm sampai 100Kohm 1 buah
- Multimeter 1 buah
- Thermometer 1 buah
- Calibration Tank 1 buah
- Thermocouple transducer 1 buah
- Kabel penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Semua konduktor elektrik mengandung resistansi dan di setiap kasus, resistansi
tergantung kepada temperatur. Hampir di setiap kasus resistansi bertambah seiring
dengan bertambahnya temperatur dan efek perubahannya biasanya dibuat sekecil
mungkin.
Ini memungkinkan, walaupun, untuk mengambil keuntungan dari efek ini untuk
membirakan perubahan temperatur terdeteksi olehnya. Pada tugas 21 kita akan
melihat satu aplikasi dari ide ini pada termometer resitansi platinum, dimana memiliki
koefisien temperatur positif ( resistansi bertambah seiring bertambahnya temperatur ).
Pada tpercobaan kali ini, kita akan mempelajari alat yang disebut TERMISTOR ( dari
TERMAL dan RESISTOR ) yang memiliki koefisien temperatur yang besar dan
hampir selalu negatif. dari alat ini sangat banyak melebihi pengukuran tempratur biasa
dan sangat banyak, seperti yang akan kita lihat nanti.
Termistor terbuat dari metal oxide yang beragam dibakar pada temperatur sangat
tinggi dan muncul dapa bentuk fisikal yang berbeda-beda. Salah satu yang aka kita
gunakan, walaupun tidak terlihat karena terutup protektif probe, kapsul kaca dari
material yang digunakan untuk menghubungkan kabel seperti pada gambar dibawah
ini

Resistansi dari termistor, setelah dimanufaktur dan dibakar, semata-mata tergantung


temperatur.
Bentuk dari kurva yang menghubungkan resistansi dan temperatur diatur oleh
persamaan
R = Aeb/T
Dimana
R = resistansi dalam ohm
T = temperatur absolut
e = dasar logaritma alam dan A,b adalah konstan
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
Self – heating
Anda akan melihat pekerjaan sebelumnya jika anda tidak dapat mengukur resistansi
tanpa membiarkan arus melewatinya.
H. Data hasil percobaan
Knob I V I’ R=V/I’ P=V/I’ Time
(mA) (V) (mA) (kΩ) (mV)
5 1 3.57 1 3.57 3.57 2
2 3.79 2 1.89 7.58 5
4 3.92 4 0.98 15.68 8
10 4.05 10 0.405 40.5 10
10 1 3.10 1 3.10 3.10 2
2 3.18 2 1.58 6.36 5
4 3.26 4 0.815 13.04 8
10 3.32 10 0.332 33.2 10
15 1 2.98 1 02.98 2.98 2
2 3.05 2 1.525 6.1 5
4 3.12 4 0.78 12.48 8
10 3.24 10 0.34 32.4 10
I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan
J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 24
A. Nomor Praktikum : 24
B. Judul Praktikum : Thr Nature of Light
C. Tujuan Praktikum : Mengetahui cara menggunakan inverse sduare law of
illumination dan lambertis cosine law
D. Alat dan Bahan
- Teknikit Console TK290 1 buah
- Linier Motion Test Rig 1 buah
- Kotak Transduser Cahaya 1 buah
- Lampu 24 Vdc 1 buah
- Filter Berwarna 1 buah
- Kabel-Kabel Penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang mempunyai kecepatan
3x10 m/s atau sekitar 186.000 miles/detik atau sekitar 670 juta miles/jam. Panjang
gelombangnya dalam daerah jangkauan mata, maka kita dapat melihat. Mata kita
bertindak sebagai transduser yang mengubah energi cahaya menjadi sinyal yang
dikirim keotak. Fenomena ini kita sebut penglihatan.
Kemungkinan lain, cahaya dapat dikatakan sebagai paket kecil dari energi yang
disebut foton, dan energi masing-masing foton berbanding lurus dengan frekuensi
cahaya. Warna sebuah cahaya ditentukan oleh frekuensinya, yang berbanding lurus
dengan panjang gelombangnya. Cahaya biru mempunyai panjang gelombang sekitar
450 nm, pada saat akhir yang lainnya dari spektrum, cahaya merah mempunyai
panjang gelombang sekitar 700 nm ( 1 nm = 10-9meter ). Jadi sebuah foton dari
cahaya biru membawa lebih banyak energi dari pada foto cahaya merah. Penjelasan
penuh mengenai teori kuantum dari cahaya ini dan keduanya menggunakan teori
gelombang yang terlalu kompleks untuk dibahas.
HUKUM KEBALIKAN KUADRAT
Jika pada jarak bulatan hayal ditambah dari 1 m menjadi 2 m, daerah pada permukaan
sudut pejal 1 steredian ditambahkan dari 1 m2 ke 4 m2. Sebagai contoh dalam
perbandingan kuadrat jarak, flux cahaya lewat daerah ini tetap 1 lumen tetapi
pencahayaan jatuh ¼ dari nilai awalnya. Flux cahaya menyebar lebih dari 4 kali setiap
daerah. Kita dapat katakan bahwa cahaya dalam sebuah permukaan berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber. Jika flux cahaya adalah I lumen, kuat
cahaya E pada jarak d meter dari sumber dapat dirumuskan :
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Menyusun rangkaian seperti pada gambar di atas.
- Menghubungkan power supply dengan mengatur variabel dc keminimum
- Memindahkan bola lampu dekat ke kotak transduser cahaya sampai
pembacaan skala 90mm ( 50 ). Catat nilai ini pada tabel.
- Mengubah – ubah posisi lampu hingga didapatkan penurunan iluminasi 10%
dan catat posisi tersebut pada tabel
H. Data hasil percobaan
100 √𝟏𝟎𝟎 d√𝟏𝟎𝟎
Relative —- —- Scale Setting Hole
Illumination Y —- Y Required Position
Y
100 1 1.0 50.0 90 0
90 1.11 1.05 52.5 87.5 0
80 1.25 1.11 55.90 84 0
70 1.42 1.19 59.90 80.5 0
60 1.66 1.28 64.42 75.5 0
50 2 1.41 70.71 69.5 0
40 2.5 1.58 79.01 61 0
30 3.33 1.82 91.24 48.5 0
25 4 2 100 40 0
20 5 2.23 111.8 28 0
10 10 3.16 158.1 32 0

I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan


J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 25
A. Nomor Praktikum : 25
B. Judul Praktikum : The Photo-Conductive Cell
C. Tujuan Praktikum :
- Memahami cara kerja photo resistor, photo konduktor, dan LDR
- Memahami efek dari photo konduktif
- Menghitung nilai kecerahan dan pengaruh sudut dari photo konduktif cell
D. Alat dan Bahan :
- Modul Instrumentasi TK2941A 1 buah
- Linear Transducer Test Rig TK249 1 buah
- Lamp Holder 1 buah
- Light Transducer Box TK294 1 buah
- Power supply ±15Vdc 1 buah
- Multimeter 1 buah
- Kabel Penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Semikonduktor adalah material dengan konduktifitas antara isolator dan konduktor.
Germanium dan Silikon adalah bebetapa unsur yang bersifat seperti semikonduktor.
Dioda dan transistor adalah alat yang memakai prinsip semikonduktor. Konduksi
terjadi ketika pembawa energi bebas seperti elektron tersedia dan bergerak ketika
dikenai medan listrik. Beberapa bahan bila dikenai cahaya maka akan berubah
sifatnya dari isolator menjadi semikonduktor bahan ini memakai prinsip efek foto
konduktif.
Arus yang mengalir dalam bahan tersebut berhubungan dengan intensitas cahaya,
warna cahaya karena perbedaan gelombang dan suhu. Proses pemindahan energi dari
daerah pita valensi ke pita konduksi memerlukan energi karena terdapat gap energi.
Proses sebenarnya dalam pemindahan energi sangat kompleks dan tergantung
beberapa faktor, termasuk densiti dari keadaan pita energi, probabilitas foton yang
menggerakan elektron dan faktor lain termasuk umur pembawa dan mobilitas dimana
tergantung juga dengan rekombinasi dan penangkapan. Suhu juga memainkan peran.
Rekombinasi bisa terjadi secara langsung di permukaan atau jauh dalam bahan
semikonduktor. Rekombinasi hole dan electron sangat jarang terjadi. Rekombinasi
terjadi di energi gap. Beberapa level akan memerangkap elektron untuk beberapa
waktu sebelum kembali lagi ke pita konduksi.
Material dengan konsentrasi impuriti yang rendah akan menghasilkan alat dnegan
sensitivitas rendah. Dalam suhu ruang banyak elektron sudah bebas dan hanya dengan
sedikit energi saja, maka akan kembali ke pita konduksi. Ada hubungan antara
sensitivitas dan waktu respon. Makin sensitif suatu alat maka akn semakin lambat
waktu respon untuk turun lagi. Suhu juga berperan dalam pergerakan elektron ke pita
konduksi. Sebenarnya tanpa dikenai cahaya, semikonduktor pun sudah bisa
mengalirkan arus, tetapi nilainya sangat kecil. Arus ini disebut arus gelap dan di
fotokonduktor bisa terjadi resistansi gelap melebihi 100 ohm, dan efek ini akan
bertambah bila impuriti ditambah.
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Merangkai rangkaian seperti gambar 4.25.4 pada modul TK2941A
- Memastikan setingan berada di R1 dan di derajat di set ke 00.
- Mengatur potensiometer ke angka 0 dan menyalakan power supply.
- Menaikan variable dc control secara perlahan hingga menunjukan pembacaan
angka 8 mA.
- Memutar optical detector assembly melawan arah skala dari transduser box
sehingga miliamper menunjukan pembacaan maksimum.
- Mengatur kembali variable dc output jika nilai titik awalanya berubah. Ini
menjanjikan cahaya akan jatuh secara bertahap pada transduser yang telah
memiliki sensitivitas maksimum.
- Memastikan skala tidak berubah selama percobaan.
- Setelah mendapatkan maksimum perpenkundar, pastikan setingan ini tidak
berubah.
- Meninggalkan alat selama lima menit sehingga cahaya secara kontinyu jatuh
di tranduser.
- Mengatur variable dc voltage hingga menunjukan pembacaan arus kira-kira 10
mA.
- Mengukur dan mencatat nilai tegangan serta menjaga tegangan itu agar tetap
konstan, sehingga di posisi iluminasi tertinggi
- Menggerakan lampu ke belakang sumber cahaya agar mendapatkan variasi
iluminasi. Mengamati dan mencatat hasil dalam di table berdasarkan iluminasi
relatif yang.
H. Data hasil percobaan
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.037 387.3 14.33
90 9 0.03 474 14.42
80 8 0.025 578 14.45
70 7 0.021 688.6 14.46
60 6 0.018 806.1 14.50
50 5 0.016 906.8 14.51
40 4 0.014 1037.9 14.53
30 3 0.012 1214.2 14.57
25 2,5 0.012 1215 14.58
20 2 0.01 1463 14.63
10 1 0.01 1463 14.63
0 0 0.001 1627.7 14.65
ℷp = 520 nM
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.003 4686 14.06
90 9 0.003 4690 14.06
80 8 0.003 4690 14.07
70 7 0.003 4690 14.07
60 6 0.002 7040 14.08
50 5 0.002 7040 14.08
40 4 0.002 7040 14.08
30 3 0.001 14090 14.09
25 2,5 0.001 14090 14.09
20 2 0.001 14090 14.09
10 1 0.001 14090 14.09
0 0 0.001 14090 14.09

ℷp = 700 nM
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.006 2362 14.17
90 9 0.006 2362 14.18
80 8 0.006 2362 14.18
70 7 0.006 2366 14.20
60 6 0.005 2846 14.23
50 5 0.005 2848 14.24
40 4 0.009 4753 14.26
30 3 0.003 4753 14.26
25 2,5 0.003 4763 14.29
20 2 0.003 4770 14.31
10 1 0.001 14340 14.34
0 0 0.001 14358 14.35

ℷp = 520 nM
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.003 4686 14.06
90 9 0.003 4690 14.06
80 8 0.003 4690 14.07
70 7 0.003 4690 14.07
60 6 0.002 7040 14.08
50 5 0.002 7040 14.08
40 4 0.002 7040 14.08
30 3 0.001 14090 14.09
25 2,5 0.001 14090 14.09
20 2 0.001 14090 14.09
10 1 0.001 14090 14.09
0 0 0.001 14090 14.09

ℷp = 700 nM
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.006 2362 14.17
90 9 0.006 2363 14.18
80 8 0.006 2363 14.18
70 7 0.006 2366 14.20
60 6 0.005 2846 14.23
50 5 0.005 2848 14.24
40 4 0.009 4753 14.26
30 3 0.003 4753 14.26
25 2,5 0.003 4763 14.29
20 2 0.003 4770 14.31
10 1 0.001 14340 14.34
0 0 0.001 14350 14.35

ℷp = 600 nM
Relative Scale Current Device Voltase
Ilumination (%) Setting (mA) Resistance (Ω) (V)
100 10 0.003 4710 14.13
90 9 0.003 4710 14.13
80 8 0.003 4716 14.15
70 7 0.002 7080 14.15
60 6 0.002 7080 14.16
50 5 0.002 7080 14.16
40 4 0.001 14910 14.16
30 3 0.001 14910 14.16
25 2,5 0.001 14910 14.16
20 2 0.001 14910 14.16
10 1 0.001 14910 14.16
0 0 0.001 14210 14.21

I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan

J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi
L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 26
A. Nomor Praktikum : 26
B. Judul Praktikum : The Semiconduktor Photodiode
C. Tujuan Praktikum :
- Dapat meneliti efek kejadian cahaya pada sifat dari photodiode semikonduktor
- Dapat mengukur pemendaran cahaya dan respon polar pada photodiode
semikonduktor
D. Alat dan Bahan
- Modul Instrumentasi TK2941A 1 buah
- Linear Transducer Test Rig TK294 1 buah
- Lamp Holder 1 buah
- Light Transducer Box TK294 1 buah
- Power supply ±15Vdc 1 buah
- Multimeter 1 buah
- Kabel Penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Pada bagian yang mengandung bahan semi-konduktor terkena cahaya, cahaya foton
membebaskan pembawa muatan dalam bahan yang kemudian bebas untuk
membentuk arus. Mari kita sekarang melihat apa yang akan terjadi jika sambungan
PN diterangi.

Pertama, kita harus mengingat prinsip dari sebuah dioda semikonduktor biasa. Jika P-
type dan N-type semikonduktor bergabung bersama secara kimiawi untuk membentuk
persimpangan, beberapa lubang dan elektron bergabung kembali ke dekat
persimpangan dan membentuk lapisan deplesi tanpa instruksi pembawa. Bahan P-
jenis kehilangan elektron dan dengan demikian menjadi bermuatan negatif; bahan tipe
N kehilangan elektron dan dengan demikian menjadi bermuatan positif di dekat
persimpangan. Sebuah medan listrik akan terdapat di terminal. Jika baterai
dihubungkan melewati terminal, terminal positif ke P-tipe, keadaan ini melemahkan
medan listrik dan jika tegangan meningkat melebihi nilai tertentu, arus akan mengalir.
Ini adalah kondisi bias maju.

Jika baterai terhubung sebaliknya, terminal positif ke N-type, keadaan ini memperkuat
medan listrik dan tidak ada arus mengalir. Ini adalah kondisi reverse bias.
Dngan demikian memiliki penyearah Sebenarnya dengan reverse bias, arus yang kecil
mengalir. Hal ini dikarenakan adanya efek termal yang menghasilkan pasangan
lubang / elektron dalam bahan. Jika pembawa minoritas dihasilkan, atau berdifusi ke
dalam penipisan lapisan, lubang berpindah ke tipe P dan elektron berpindah ke tipe N
pada medan listrik. Mereka kembali ke daerah di mana mereka adalah pembawa
mayoritas dan dengan demikian membentuk suatu arus kecil. Ini dikenal sebagai
kebocoran arus balik. Hal ini bergantung pada temperatur, dan meningkat sedikit
dengan reverse bias, sampai reverse bias terlalu besar dan persimpangan rusak.

Karakteristik ini ditunjukkan pada gambar 26.1 (a).


Jika cahaya diperbolehkan untuk jatuh pada semi-konduktor, foton membebaskan
lubang ekstra / pasangan elektron. Efeknya jauh lebih besar pada pembawa kecil,
karena ada sedikit dari mereka di tempat pertama, dari pembawa muatan mayoritas.
Pembawa minoritas ini disuntikkan berdifusi ke persimpangan, silang, dan
berkontribusi pada arus.

Dengan demikian Anda dapat melihat bahwa arus tambahan dari bentuk yang sama
seperti kebocoran arus. Oleh karena itu karakteristik semakin bergeser ke bawah dari
asal dengan jumlah yang sama dengan arus foton, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 26.1 (b).

Gambar 26.1 karakteristik PN junction diode

Pertama kita akan plot karakteristik ini, kemudian menyelidiki bagaimana


memanfaatkan fenomena ini. Kita dapat membalikkan prasangka dioda dan mengukur
arus yang mengalir. Altenatively, jika dioda dibiarkan terbuka-sirkuit, pembawa
muatan tambahan akan menghasilkan tegangan di atasnya, sebagaimana disebutkan
pada sisi sebelah kanan dari grafik gambar 26.1 (b). Ini efek fotovoltaik dapat lebih
sepenuhnya diperiksa di Asiigment 27. Sementara itu penjelasan yang lebih teoritis
dari efek berikut, dalam rangka untuk menyelesaikan studi. Jika Anda seperti Anda
dapat menghilangkan ini tanpa merugikan dan lanjutkan langsung ke bagian praktis.

Perlakuan di sini hanya dapat singkat, dan Anda disebut salah satu buku teks standar
untuk penjelasan lebih lengkap.

Ketika p dan n bahan kimia dibawa bersama-sama, elektron dan lubang bergabung
kembali dekat persimpangan untuk membentuk lapisan deplesi seperti yang
ditunjukkan dalam paragraf sebelumnya. Hal ini berlanjut sampai kemungkinan
bahwa tingkat energi yang diberikan ditempati, adalah sama pada setiap sisi
persimpangan. Ini berarti bahwa tingkat Fermi harus sama, dan diagram pita energi
seperti yang ditunjukkan .26.2, jika tidak ada bias yang diterapkan.

Tingkat donor dan akseptor yang sekarang ditampilkan untuk kejelasan.


Gambar 26.2

Dengan demikian medan listrik ada di persimpangan yang agnitude tergantung pada
kesenjangan energi material. Hal ini diwakili pada diagram dengan garis miring
dilapisan deplesi. Dalam diagram, elektron cenderung untuk menjalankan menurun,
dan lubang untuk menanjak. Pembawa minoritas tersebut dihasilkan termal dan
menyebar melintasi persimpangan. Dalam kondisi nol bias, arus hanyut sama dan
berlawanan harus mengalir. Ini terdiri dari beberapa pembawa mayoritas memiliki
energi yang cukup untuk mengatasi penghalang kecil dan di persimpangan.

Jika persimpangan sekarang bias maju, ketinggian penghalang potensial di lapisan


deplesi secara efektif menurun dan ini membuat lebih mudah bagi mayoritas untuk
operator di seluruh persimpangan. Arus yang cukup besar dapat mengalir.

Jika persimpangan sekarang bias balik, ketinggian penghalang secara efektif


meningkat. Hanya pembawa energi yang sangat tinggi mayoritas sekarang dapat
menyeberangi persimpangan, tapi masih akan menjadi arus balik yang kecil mengalir.

Ini adalah kebocoran arus sebaliknya, Io, pembawa minoritas menyebabkan


bythermally dihasilkan sedang menyapu persimpangan oleh medan lapisan deplesi.
Ini saat difusi demikian hampir independen dari reverse bias.

Jika persimpangan sekarang terkena cahaya, foton menghasilkan lubang ekstra /


pasangan elektron dan ini berkontribusi pada arus balik yang karenanya menjadi PLO
di mana p adalah konstanta tergantung pada tingkat iluminasi (jumlah foton).

Efek menjebak disebutkan dalam assigment 25 untuk photoconductors massal tidak


relevan di sini jika cahaya allowes jatuh pada persimpangan, sebagai lapisan deplesi
sangat tipis.

Hal ini dapat ditunjukkan bahwa besarnya maju saat ini tergantung pada jumlah
pembawa mayoritas dengan energi yang lebih besar daripada energi yang dibutuhkan
untuk mengatasi hambatan, hal ini diberikan oleh persamaan:
𝐼𝑓 = 𝐼𝑜 exp(−𝑒𝑉/𝑘𝑇)
Dimana:
𝐼𝑜 adalah kebocoran arus sebaliknya
k adalah konstan Boltzmann (1,3806 x 10-23 joule / OK) T adalah suhu mutlak (OK)
-e adalah muatan elektron (1.6021 x 10-19coulomb)
V adalah perbedaan potensial di persimpangan, positif untuk bias rorward dan negatif
untuk sebaliknya.
Tapi akan selalu ada kebocoran arus 𝐼𝑜 ini.
Jadi arus total yang mengalir 𝐼𝑓 = 𝐼𝑜 atau 𝐼𝑜 = 𝐼𝑑 (exp (-Ev/kT) -1)

Ini adalah persamaan dioda standar. Perhatikan bahwa memberikan hasil sebagai
berikut:
Dengan bias nol (V negatif), kuantitas eksponensial sangat kecil dan
𝐼 ≈ 𝐼𝑜

Jadi kebocoran arus reverse hampir independen dari tegangan reverse diterapkan
tetapi lebih tergantung pada suhu. Persamaan ini berlaku untuk tegangan rendah
sampai rincian sebaliknya terbalik, dan untuk arus maju rendah sampai perlawanan
dari dioda atau kontak mulai berpengaruh.

Kita sekarang dapat mempertimbangkan rangkaian setara dioda. Jika kita


mengabaikan resistansi seri kita dapat mewakili arus foton oleh generator arus
konstan dari IP besarnya (= PIO) secara paralel dengan dioda ideal. Juga di
persimpangan adalah kapasitor. Lapisan deplesi secara efektif kapasitor seperti itu.
Layar Proses efektivnya sebuah kapasitor dimana terdiri dari dua pengisian perbedaan
yang dipisahkan sebuah layer dari material/benda. Kapasitansi

bergantung pada tegangan yang diterima, tetapi di berbagai aplikasi ini bisa
diabaikan. 𝑅𝐿 adalah sebuah resistor beban yang dapat dihubungkan.
Arus beban 𝐼𝐿 = 𝐼𝑝 − 𝐼𝑑

Subtitusi 𝐼𝐿 = 𝑝𝐼𝑜 − 𝐼𝑜 [exp (-eV/kT)-1]

𝐼𝐿 = 𝐼𝑜 [p+1 – exp (-eV/kT)]

Dengan rangkaian arus beban, bentuk photodiode ini kita akan menyelidiki, V=O dan
arus beban 𝐼𝐿 adalah rangkaian arus pendek 𝐼𝑆𝐶
Jadi, meletakkan V = O pada rumus:

𝐼𝑆𝐶 = 𝐼𝑜 [p+1 – exp (0)]


∴ 𝐼𝑆𝐶 = 𝑝𝐼𝑜

Jadi ISC berbanding lurus secara langsung dengan p, sebagai contoh arus pendek
rangkaian dengan langsung berbanding lurus dengan level pencahayaan. Keadaan ini
mengasumsikan bahwa IO konstan . Jadi, photodioda sensitive terhadap suhu.
Dengan rangkaian bebean terbuka. Materi tentang photovoltaic bisa diselidiki secara
lengkap pada Percobaan 27. Disini tidak ada arus yang mengalir dan IL = 0 dan kita
dapat mendapatkan hasil dari rangkaian tegangan terbuka VOC dengan membuat
persamaan dengan 0

Contoh: 0=IO [P+1-exp(eVoc/Kt] Atau exp (-EvOC/kT) = P+1

Dengan logaritma natural dari kedua sisi:


e Voc/kT = loge ( p + 1 )

Voc = 𝑘𝑇/-e . loge ( p + 1 )

Jadi tegangan sirkuit terbuka adalah fungsi logaritmik dari tingkat pencahayaan.
Seperti yang di ungkapan tidak termasuk Io dan T timbul di pembilangnya, sel surya
kemungkinan tidak menjadi seperti suhu sensitif seperti sensor photodiode. Untuk
resistor beban di antara kedua situasinya itu lebih kompleks. Di sini kita bertujuan
untuk menghasilkan output daya maksimum. Resistor beban pilihan tergantung pada
bias reverse (jika dioperasikan sebagai photodiode) dan kebalikanpada tingkat
iluminasi cahaya yaitu lebih dibutuhan resistensi yang lebih rendah untuk output
maksimum. Matematika yang kompleks diperlukan untuk menunjukkan hal ini yang
berada di luar cakupan panduan ini. Rumus empiris dapatditurunkan untuk
memberikan hasil yang memuaskan, dan salah satunya adalah :
Roptimum = 0.86 𝑉𝑜𝑐/Isc

Dimana:
Voc adalah tegangan rangkaian terbuka.
Isc adalah arus short-circuit untuk tingkat maksimum pencahayaan di mana perangkat
ini untuk dioperasikan.
F. Gambar modul/Skematik Diagram

G. Langkah Kerja
- Nyalakan power supply dan periksa bahwa lampu menyala. Putar perakitan
detektor optik sampai voltmeter pada output dari penguat menunjukkan
maksimum. Hal ini memastikan cahaya yang jatuh tegak lurus pada transduser
dan kami memiliki sensitivitas maksimum. Jangan bergerak skala ini selama
percobaan Anda.
- Sekarang gunakan kontrol potensiometer pada bagian penguat operasional
TK2941A untuk mengatur tegangan dc variabel dalam langkah-langkah ke 0,,
-1 - 2, -5, -10 dan-15V dan membaca tegangan keluaran penguat pada setiap
langkah.
- Rekam pembacaan Anda dalam copy Anda sendiri dari tabel yang
ditunjukkan. karena resistor umpan balik dari penguat adalah 1MΩ masukan
saat ini di μA secara numerik sama dengan tegangan output dalam volt dan
Anda dapat merekam nilai secara langsung dalam kolom saat ini.
H. Data hasil percobaan
Reverse Bias Arus Balik (µA) untuk nilai dari Pencahayaan (%) Volt
(V)
100 80 60 40 25 10
0 3.27 2.59 2.25 1.66 1.03 0.87 3.107

-1 3.43 2.77 2.36 1.79 1.14 0.912 3.315


-2 3.58 2.89 2.55 2.08 1.26 0.98 3.472
-5 3.72 2.89 2.55 2.27 1.38 1.06 3.364
-10 3.91 3.43 2.62 2.45 1.42 1.15 3.396
-15 4.41 3.66 3.23 2.66 1.54 1.21 3.441
ℷp = 520 nM
Reverse Bias Arus Balik (µA) untuk nilai dari Pencahayaan (%) Volt
(V)
100 80 60 40 25 10
0 2.75 2.52 2.39 2.08 1.87 1.43 2.886

-1 2.82 2.71 2.28 2.19 2.01 1.64 3.158


-2 3.08 2.89 2.51 2.35 2.16 1.98 3.242
-5 3.24 2.95 2.73 2.57 2.38 2.20 3.267
-10 3.57 3.32 2,85 2.77 2.63 2.44 3.313
-15 3.39 3.55 3.16 2.89 2.75 2.61 3.354

ℷp = 700 nM
Reverse Bias Arus Balik (µA) untuk nilai dari Pencahayaan (%) Volt
(V)
100 80 60 40 25 10
0 1.98 1.81 1.63 1.49 1.24 1.09 2.806

-1 2.24 2.06 1.93 1.68 1.47 1.21 2.840


-2 2.39 2.24 2.15 2.07 1.83 1.43 2.971
-5 2.61 2.50 2.38 2.21 2.81 1.67 3.115
-10 2.78 2.67 2.53 2.43 2.23 1.95 3.184
-15 2.39 2.88 2.67 2.59 2.39 2.17 3.222
I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan

J. Analisa percobaan

K. Contoh aplikasi
L. Kesimpulan

M. Daftar Pustaka
JOB DESK 28
A. Nomor Praktikum : 28
B. Judul Praktikum : The Phototransistor
C. Tujuan Praktikum :
- Dapat mengukur iluminasi dan respon kutup dari sebuah fototransistor
- Dapat mengamati pengaruh cahaya dating terhadap fototransistor
D. Alat dan Bahan
- Module Instrumentasi TK2941A 1 buah
- Linear Transducer Test Rig TK294 1 buah
- Lamp Holder 1 buah
- Light Transducer Box TK294 1 buah
- Power supply ±15Vdc 1 buah
- Multimeter 1 buah
- Kabel Penghubung secukupnya
E. Dasar Teori
Phototransistor menggabungkan kemampuan untuk mendeteksi cahaya dan
menguatkan dengan suatu alat tunggal. Hal ini mirip dengan transistor bipolar
konvensional, kecuali bagian dari alat yang diekspos ke cahaya melalui suatu celah
atau lensa. Seperti suatu rancangan yang sama dengan suatu transistor biasa dengan
suatu photodiode yang dihubungkan antara collector dan base, sebagaimana
ditunjukan dalam gambar dibawah bersama dengan symbol rangkaian biasa.

Ketika suatu photodioda reverse-bias diiluminasi, cahaya foton menghasilkan arus


balik tambahan yang mana berbanding lurus dengan iluminasi. Dalam operasi normal
penghubung collector-base suatu phototransistor di reverse- bias dan ini menghasilkan
arus foton. Arus foton ini mengelilingi ke dalam bagian base sebagai suatu transistor
normal yang menerima arus base dari arus biasnya. Arus ini kemudian dikuatkan oleh
transistor normal.
Jadi, kita dapat mengharapkan untuk dapat menggambarkan karakteristik normal
transistor, menggunakan iluminasi sebagai sebuah parameter selain untuk arus base.
ini akan menuntun kita untuk menggambarkan karakteristik iluminasi.
Pada koneksi emmiter yang biasanya, arus output rangkaian yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
IC=hFE IB + hOE VCE
Dimana simbol-simbol tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri.
Sekarang jika hOE VCE sangat kecil
IC=hFE IB
Dan hFE adalah gain arus dari transistor.
Pada phototransistor, junction collector-base di reverse-biaskan dan menghasilkan
arus base yang linier dengan iluminasi.
Kemudian kita dapat memperkirakan IC untuk memvariasikan secara linier dengan p
(iluminasi) dan menjadi lebih besar dibanding arus diode oleh factor hFE.
IC = hFE p IO
Ini mengasumsikan bahwa transistor selalu mengkonduksi dan kita akan
menginvestigasi secara grafik efek dari perbedaan beban resistansi.
Pertama kita akan menggambarkan standar dari karakteristik output transistoruntuk
membedakan nilai-nilai dari iluminasi.
Meskipun sudah dijelaskan pada job 24 dan sebagaimana anda tahu, cahaya tidak
mempunyai efek apa pun, memastikan bahwa tranduser anda tidak dihadapkan
langsung ke jendela atau sumber cahaya lain, karena cahaya sekecil apa pun dapat
mempengaruhi pembacaan anda. Lensa pada phototransistor membantu untuk
mengurangi efek cahaya dari luar.
F. Gambar modul/Skematik Diagram
G. Langkah Kerja
Praktek 28.1
- Pasang lamp holder pada Linier Tranducer Test Rig dan hubungkan kedua pin
nya ke 0V dan +15V pada socket modul.
- Posisikan light transducer box pada Linier Transducer Test Rig untuk
mengeset lubang yang dekat dengan lampu, dengan lubang lensa berada di
depan transducer menghadap lampu. Pastikan bahwa infra merah diserap kaca,
yang pada sifat pembawanya, dibuang dari dalam box.
- Hubungkan rangkaian seperti gambar 6.28.2 dengan phototransistor
dibelakang lubang lensa pada light box. Jangan hubungkan terminal base pada
phototransistor.
- Posisikan lamp holder pada posisi yang sesuai hingga 100% relative iluminasi
oleh referensi yang ada di tabel pada job 24.
- Cek bahwa variable dc pada level minimum, dengan control potensiometer
pada Operational Amplifier set to 0, dan switch on-kan power supply. Lampu
seharusnya menyala.
- Secara perlahan naikkan variable dc. Meter harus menunjukkan adanya arus.
Ketika pembacaan mendapatkan antar 8 dan 10mA, matikan. Lalu putar
Optical Transducer Assembly terhadap skala, di atas transducer box. Sehingga
pembacaan millimeter anda mencapai maximum. Anda mungkin perlu untuk
menambahkan output variable dc output control jika anda masih sulit untuk
menginisialisasi. Ini memastikan bahwa cahaya jatuh secara tegak lurus pada
tranducer dan kita telah memiliki sensitivitas yang maksimum. Jangan
tambahkan skala ini selama eksperimen.
- Kembalikan variable dc ke zero dan gambar sebuah tabel untuk hasilnya
seperti pada gambar. tambahkan variable dc output voltage per step seperti
ditunjukan pada tabel dan setiap langkah catat aliran arus. Geser bulb ke
belakang untuk memvariasikan iluminasi pada tranduser terhadap tabel jarak
yang diberikan di job 24. Pada setiap harga iluminasi, 80%, 60%, 40%, 25%,
dan 10%, ulangi pengukuran di atas dan catat nilai pada colom yang tersedia
di tabel anda.
- Catat pembacaan anda secepat mungkin karena hal variasi cahaya siang hari.
Juga jaga tangan anda dari rig ketika pembacaan karena hal ini dapat
menyebabkan refleksi cahaya yang tidak diinginkan pada tranduser.
Praktek 28.2
- Pertama, biarkan rangkaian terhubung. Dengan hanya miliammeter di
rangkaian collector, ini terhubung ke resistant beban zero.
- Kembalikan jarak bulb-tranducer ke 100% relative iluminasi. tambahkan
variable dc voltage ke 14V dan putar transduser untuk pembacaan maksimum
pada rangkaian miliammeter collector. Anda harus menemukan bahwa
pembacaan ini sama seperti yang anda kerjakan sebelumnya., asalkan cahaya
ambient belum berubah. Jangan tambahkan variable dc control selama
eksperimen ini.
- Amati pencegahan yang sama seperti sebelumnya. Variasikan nilai dari
relative iluminasi dengan menaikkan jarak bulb-transduccer. Pada setiap
langkah, baca arus collector dan catat pembacaannya di tabel anda seperti pada
gambar.
- Switch off power suplai dan hubungkan rangkaian meliputi resistor pada
collector seperti di gambar. pertama pilih resistor 1.5 KΩ. ini berhubungan
terhadap modul yang dirangkai seperti gambar.
- Switch in power suplai dan ulangi eksperimen dengan variable dc control diset
ke 14V. simpan pembacaan di kolom tabel anda.
- Ganti resistor 1.5KΩ dengan 10KΩ pada modul dan ulangi eksperimen lagi
dengan suplai 14V. simpan pembacaan anda pada tabel.
H. Data hasil percobaan
Tegangan Arus (mA) nilai Relative Illumination
bias (V)
Relative 100 80 60 40 25 10
Illumination
(%)
Skala setting 90.0 84.0 75.5 61.0 40.0 32.0
(mm) (Hole
Position 1)
0 0 0 0 0 0 0

0.1 0.52 0.31 0.32 0.23 0.15 0.07

0.2 3.31 2.92 2.41 2.20 1.61 0.78

0.3 4.89 4.56 3.75 3.54 2.45 1.63

0.4 5.58 4.83 4.34 3.72 2.58 1.71

0.5 6.17 5.17 4.67 3.96 2.82 1.86

1.0 6.92 6.45 5.89 4.78 3.94 1.95

2.0 8.95 9.08 7.93 6.47 4.71 2.11

5.0 13.54 12.54 10.23 8.39 4.98 2.17

10.0 17.32 14.35 11.65 9.08 5.43 2.23

12.0 18.81 17.11 12.47 9.45 5.59 2.30

14.0 19.67 17.87 13.53 9.94 5.70 2.38


I. Pertanyaan dan jawaban pertanyaan
J. Analisa percobaan
K. Contoh aplikasi

L. Kesimpulan
M. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai