KOMUNIKASI RADIO
Judul Praktikum:
Disusun Oleh:
Rekan Praktik:
Kelas/ Grup:
TELKOM 5D/ 01
Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
1. TUJUAN .................................................................................................................... 1
2. DIAGRAM RANGKAIAN....................................................................................... 1
4. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
8. KESIMPULAN ......................................................................................................... 9
LAMPIRAN..................................................................................................................... 11
I
REJECTION BAND AMPLIFIER
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan setiap praktikan dapat :
2. DIAGRAM RANGKAIAN
1
3. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
• 1 Universal power supply • 1 Resistor 47 KOhm
• 1 Wobble function generator • 3 Resistor 100 KOhm
• 3 Universal patch panel • 1 variable capasitor 5 . . 500
pF
• 1 Oscilloscope
• 1 Capasitor 100 pF
• 1 Multimeter digital
• 4 Capasitor 0,1 µF
• 2 Resistor 100 Ohm
• 1 Capasitor 1 µF
• 1 Resistor 220 Ohm
• 1 Coil 140 µH
• 2 Resistor 1 KOhm
• 1 Diode 1N4148
• 1 Resistor 6,8 KOhm
• 1 Diode AA118, N4007
• 2 Resistor 10 KOhm
• 2 Transistor BC 107, base left
DAFTAR KOMPONEN
Resistor:
R1 = 10 KOhm R7 = 100 Ohm
R2 = 220 Ohm R8 = 100 Kohm
R3 = 100 KOhm R9 = 100 Kohm
R4 = 47 KOhm R10 = 10 Kohm
R5 = 100 Ohm R11 = 6,8 KOhm
R6 = 1 Kohm Tambahan : R1 = 1 Kohm
Kapasitor:
C1 = 5 . . 500 pF Variabel
C2 = 100 Nf
C3 = 100 nF
C4 = 100 nF
C5 = 100 pF
C6 = 1 µF
C7 = 100 nF
Diode:
V2 = 1N4148
2
V3 = AA118
Coil:
L1 = 140 ( SO 5123 – 6R )
Transistor:
V1 = BC 107
V4 = BC 107
4. PENDAHULUAN
Pada penerima-penerima radio AM, penguatannya harus dikendalikan oleh
tegangan rata-rata yang diterima dari suatu transmisi (automatic gain control,
AGC). Ini diperlukan untuk menghindari over-driving pada tingkat HF yang mana
akan dapat menyebabkan distorsi, pada penekanan secara keseluruhan dari
modulasi AM. Alas an berikut dari penggunaan AGC, adalah: menyamakan
keluaran dari tingkat HF untuk level-level yang bervariasi dari masukannya,
mengimbangi perubahan dalam kuat medan suatu transmisi (fading).
Pada umumnya, penguat dikontrol dalam 1 atau 2 penguat IF dan mungkin pada
tingkat HF.
2
Konstanta waktu dari filter menentukan kecepatan dari tanggapan proses
pengendalian. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.1 diatas.
5. LANGKAH KERJA
5.1 Membuat rangkaian seperti yang diperlihatkan pada diagram (bagian 2).
Penguatan rangkaian :
Osiloskop : Channel 1 ke input, channel 2 ke MP2
Potensiometer pada awalnya diputar penuh berlawanan arah jarum jam.
5.1.1 Menset tegangan input Vipp = 100 mV. Memasukan pada penguat,
frekuensi sebesar 1 Mhz.
5.1.2 Memutar P1 perlahan-lahan searah jarum jam, dan menjelaskan efek apa
yang terjadi antara tegangan output.
5.1.3 Menghubungkan channel 2 ke osiloskop MP1. Sekali lagi memutar C1.
Menghubungkan apa yang terjadi antara tegangan-tegangan MP1 dan
MP2?
3
5.1.4 Menghubungkan sebuah voltmeter dan channel 1 osiloskop secara
parallel ke diode (MP3) dan mengamati saat tegangan P1 diubah-ubah.
Menjelaskan mengapa amplitude tegangan control dipengaruhi oleh P1.
Menjelaskan bagaimana fungsi diode.
5.2 Kurva Karakteristik Kontrol
Membuat prosedur berikut, kita akan memeriksa ketergantungan peguatan
pada tegangan kontrol DC yang melewati diode (MP4). Sampai disini,
tegangan input diatur sedemikian rupa sehingga untuk setiap pengukuran,
tegangan input diatur sedemikian rupa sehingga untuk setiap pengukuran,
tegangan outputnya merupakan nilai yang konstan. Alat-alat yang di
5.2.1 Memeriksa jajaran pada penguat yang ditala (tuned amplifier).
Mengukur tegangan input untuk tanggapan DC yang diberikan pada
MP4, U4, untuk tegangan output konstan dari Vopp = 16 Volt.
Memasukan nilai-nilainya kedalam tabel.
5.2.2 Menghitung penguatan tegangan G, untuk setiap nilai-nilai hasil
pengukuran dan memasukan ke dalam tabel.
Membuat kurva karakteristiknya.
5.2.3 Dari hasil pengukuran, menentukan daerah kontrol dalam dB.
5.3 Automatic Gain Control (AGC).
Alat-alat yang dipergunakan seperti pada percobaan 5.1. mengganti P1
dengan suatu rangkaian pengikut emitter (pengubah impedansi) seperti yang
terlihat pada diagram. Mengganti R1 dengan 1 KOhm.
5.3.1 Mengatur tegangan generator untuk menghasilkan nilai-nilai yang
diberikan tegangan output (MP2) dan mengukur tegangan referensi
yang berhubungan, pada MP5, dengan voltmeter (DC, 20 V).
Memasukan hasilnya ke dalam tabel.
Menjelaskan apa hubungan antara tegangan output dan tegangan
pada MP5.
5.3.2 Menggunakan tegangan DC variabel ( 0 . . . +15 V ) ke input
sekaligus juga, mengamati pada MP4, serta ketegangan input dan
output. Menjelaskan apakah tujuan pemakaian impedance converter
stage.
4
5.3.3 Menghubungkan MP5 ke input dari converter stage (input A).
menghubungkan osiloskop ke input dan output penguat dan merubah
tegangan inputnya.
Menjelaskan apa pengaruh perubahan ini pada rangkaian, pada
amplitudo tegangan output bila tegangan input berubah.
5.3.4 Menjelaskan fungsi dari impedance converter stage dan dioda pada
rangkaian, bila tegangan inputnya bertambah.
5.3.5 Pengukuran control response
Mengukur tegangan output pada nilai-nilai yang diberikan tegangan
input pada kondisi sebagai berikut :
a) Tanpa kontrol (lepas hubungan MP5 – titik A).
b) Dengan kontrol
Memasukan hasilnya ke dalam tabel.
5.3.6 Menggambar grafik yang memperlihatkan hubungan antara
tegangan output dengan input, untuk hasil-hasil pengukuran yang
ditunjukan pada 5.3.5. (menggunakan dua warna yang berbeda).
5
6. HASIL PERCOBAAN
Lembar Kerja 1
Untuk 5.1.2.
Pengaruh P1 : Tegangan input mengalami penurunan secara perlahan saat P1
diposisi minimum 100 mV, dan saat jarum diputar searah jarum jam (max)
tegangan input 88 mV.
Untuk 5.1.3.
Hubungan Antara tegangan pada MP1 dan MP2 : C1 tidak mempengaruhi
tegangan pada titik MP1 dan MP2. Komponen yang mempengaruhinya ada P1.
Pada saat P1 diputar searah jarum jam, tegangan input dan output mengalami
penurunan.
Untuk 5.1.4.
Fungsi diode, D2 : Dioda, membias maju melalui P1 sehingga resistansi
tegangan terbagi.
Lembar Kerja 2
Untuk 5.2.1. dan 5.2.2.
Pengukuran karakteristik kontrol
Fo = 1 MHz, Vopp = 10 V = konstan
U4/V 0.1 3 6 8 12 15
Vipp/V 0.12 3.28 6.4 9.8 13 16
𝑽𝒐𝒑𝒑
G= 42.498 13.764 7.958 4.257 1.803 0
𝑽𝒊𝒑𝒑
Kurva Gain
6
Untuk 5.2.3.
Range control
Gmaks = ………………… = 42.498 dB
Gmain = ………………… = 0 dB
G = 42.498 – 0 = 42.498 dB
Lembar Kerja 3
Untuk 5.3.1.
Teg. Output Vopp/V 2 4 6 8 12
Teg. Referensi Vr/V 0.24 1.6 0.4 0.4 0.4
Untuk 5.3.2.
Kegunaan dari impedance converter : Menjadikan tegangan keluaran di MP4
lebih kecil dari pada tegangan input.
Untuk 5.3.3.
Pengaruh dari feed back tegangan referensi : Pada amplitude tegangan output
menghasilkan tegangan output.
Untuk 5.3.4.
Vi meningkat
Tegangan referensi meningkat dengan diikuti peningkatan pada titik A dan
MP4.
Untuk 5.3.5.
Hubungan antara Vi dan Vo (Sebelum R9)
Fo = 1 Mhz = konstan.
7
Vipp/mV 220 240 260 280 300
a) Tanpa control Vopp/mV 680 712 800 820 920
b) Dengan control Vopp/mV 660 740 760 820 900
Untuk 5.3.6.
Hubungan yang dapat dilihat antara tegangan MP1 dan MP2 ketika
potensiometer (P1) diputar searah jarum jam, maka nilai tegangan pada MP1
lebih besar daripada tegangan pada MP2. Begitu pula ketika P1 diputar
berlawanan arah jarum jam. Hal ini dikarenakan tegangan pada MP2 telah
mengalami peningkatan yang disebabkan oleh transistor yang telah dilewati
yaitu U1.
8
Dioda pada rangkaian berfungsi untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya.
Dari hasil perhitungan gain atau penguatannya maka dapat dilihat bahwa
grafiknya akan berbentuk low pass filter, yaitu turun lalu konstan dan
kemudian naik kembali.
Ketika MP5 dihubungkan dengan input dari converter stage (input A) maka
tegangan output akan semakin besar bila nilai tegangan input yang diberikan
juga semakin besar. Ini merupakan pengaruh dari feed back tegangan referensi.
Tegangan output akan meningkat apabila tegangan input yang diberikan
semakin besar, baik dengan control ( menghubungkan MP5 ke titik A) maupun
tanpa control (melepas hubungan MP5 dengan titik A).
Dari hasil penggambaran grafik hubungan antara tegangan output dan tegangan
input dapat dilihat bahwa hubungan antara keduanya adalah berbanding lurus.
8. KESIMPULAN
Amplitudo tegangan control dipengaruhi oleh potensiometer P1.
9
Tegangan akan semakin besar apabila potensiometer P1 diputar arah jarum
jam.
Tegangan akan meningkat apabila melewati sebuah transistor. Hal ini
terjadi karena Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan,atau modulasi sinyal.
Dioda pada rangkaian berfungsi untuk memperbolehkan arus listrik
mengalir dalam suatu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya.
Dari hasil perhitungan gain atau penguatannya maka dapat dilihat bahwa
grafiknya akan berbentuk low pass filter, yaitu turun lalu konstan dan
kemudian naik kembali. Hal ini bergantung pada tegangan control DC
yang melewati diode (MP4) yang diberikan.
Kegunaan dari impedance converter pada rangkaian adalah untuk
mengubah impedansi pada rangkaian, yaitu dengan pemberian sebuah
transistor BC 107 yang mengakibatkan tegangan output akan mengalami
peningkatan.
Ketika MP5 dihubungkan dengan input dari converter stage (input A)
maka tegangan output akan semakin besar bila nilai tegangan input yang
diberikan juga semakin besar. Ini merupakan pengaruh dari feed back
tegangan referensi.
Tegangan output akan meningkat apabila tegangan input yang diberikan
semakin besar, baik dengan control ( menghubungkan MP5 ke titik A)
maupun tanpa control (melepas hubungan MP5 dengan titik A).
Hubungan antara tegangan output dan tegangan input adalah berbanding
lurus.
DAFTAR PUSTAKA
http://labkomrad.blogspot.com/
10
LAMPIRAN
Lembar Kerja 1
Lembar Kerja 2
11
Lembar Kerja 3
12
13
Lember Kerja 4
14