AUDIO RECEIVER
Nama Praktikan :
Anggota Kelompok :
Kelas / Kelompok :
Teknik Telekomunikasi 5A / 1
1
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
Lampiran ........................................................................................................... 13
2
AUDIO RECEIVER
1. TUJUAN
a. Menentukan fungsi dua transistor pada sebuah rangkaian Audio Reclifier.
b. Mengerti bentuk filter HF dan mengeluarkan fungsinya.
c. Membuka ketergantungan titik kerja dari transistor audio terhadap
besarnya sinyal input.
d. Menjelaskan pengaruhnya pada audio saat transistor over drive.
e. Menjelaskan alas an mengapa demodulator tidak bekerja saat titik kerja
transistor tidak tepat.
2. DIAGRAM RANGKAIAN
3
Nama Komponen Spesifikasi Jumlah
Universal Power Supply 1
Function Generator 1
Universal Patch Panels 3
Dual Trace Oscilloscope 1
Digital Multimeter 1
Resistor 300 Ω 1
Resistor 1 KΩ 1
Resistor 4,7 KΩ 1
Resistor 100 KΩ 1
Resistor 220 KΩ 1
Potentiometer 100 KΩ 1
Variable Capacitor 5 – 500 pF 1
Capacitor 10 pF 1
Capacitor 470 pF 1
Capacitor 1 nF 1
Capacitor 2,2 nF 1
Capacitor 10 nF 1
Capacitor 0,1 uF 1
Ferrita Antena 1
Loud Speaker 1
AF Amplifier 1
Transistor BC 107, base left 2
4
Daftar Komponen :
Resistor
R1 = 100 KOhm
R2 = 1 KOhm
R3 = 100 KOhm
R4 = 330 Ohm
R5 = 4,7 KOhm
R6 = 220 KOhm
Capacitor
C1 = 5. . . 50 pF, variable
C2 = 10 pF
C3 = 10 nF
C4 = 470 pF
C5 = 2,2 nF
C6 = 1 nF
C7 = 100 nF
C8 = 100 nF
Transistor
V1 = V2 = BC 107
Ferrita Antena
L1 = SO 5123-6W
Potensiometer
P1 = 100 KOhm, linier
AF amplifier
SO 5124-3A
Loudspeaker
SO 5124-2M
5
4. PENDAHULUAN
Audio receiver adalah sebuah rangkaian demodulator yang dipakai untuk
penyearahan pada titik base-emiter dari transistor. Pada saat transistor tersebut
bekerja ( lihat gambar 1a ). Transistor tersebut beroperasi sebagai sebuah penguat
linier. Pada masing-masing setengah siklus akan dikuatkan. Pada saat setengah siklus
positif, ( gambar 1b ) terdapat perubahan arus pada collector. Tegangan yang terdapat
pada hambata merupakan nilai rata-rata dari anvelope sesudah frekuesin tinggi
tersebut difilter.
Keburukan dari rangkaian ini adalah adanya over driving pada transistor,
sehingga IC max = Uo/Rc. Penyearahan juga terjadi pada titik base-emiter.
Pada gambar 1a jika transistor over drive, capasitor copling akan berubah
selama setengah siklus positif.
6
5. LANGKAH KERJA
Hubungkan rangkaian seperti pada gambar. Dapatkan sedikitnya satu
pemancar radio pada penerima ini, untuk menunjukkan bahwa rangkaian ini benar.
5.1 Fungsi tiap-tiap tingkat Generator : gelombang sinus, F = 1 MHz, tanpa
modulasi hubungkan ke input antenna, lepas C5
5.1.1 Hubungkan oscilloscope ke MP1. Atur C1 hingga dicapai
resonansi. Atur tegangan output generator hingga tegangan pada
MP1 adalah 3 Vpp.
5.1.2 Modulasikan carrier dengan frekuensi 800 Hz. Modulasi maksimum
= 30 %. Tunjukkan sinyal pada test point MP1.
Berikan keterangan bentuk sinyal yang terdapat pada masing-
masing test point jika MP3 sukar dilhat. Atur P1 dan hubungkan
C5.
5.1.3 Jelaskan fungsi masing-masing transistor V1 dan V₁
7
6. DATA HASIL PERCOBAAN
Untuk 5.1.2
MP1
MP2
MP3
8
MP4
Untuk 5.1.3
Fungsi V1: Transistor 1 berfungsi sebagai penguat dan sebagai stabilitas tegangan.
9
Fungsi V2: Transistor 2 berfungsi sebagai penguat dan sebagai stabilitas tegangan.
Untuk 5.2.2
Vipp/V 0 1.16 2 3 4 5
Vbe/V - 14.29 14.30 14.30 14.31 14.32
Hasilnya : Tegangan pada basis dan emitor stabil, tetapi ketika input tidak diberi nilai
maka tegangan Vbe tidak ada.
Untuk 5.2.3
Untuk 5.2.4
Untuk 5.2.5
Pemilihan titik kerja saat operasi audio : Harus diatur agar saat C4 dilepas tegangan
BE sebesar 0,6 V.
10
7. ANALISA
Pada percobaan 5.2.2 dari hasil percobaan yang didapatkan bahwa titik
kerja transistor berada pada titik 14,3 V, dimana saat Vipp 3 V, Vbe naik mencapai
1 V, dan dapat diketahui pada hasil percobaan bahwa kenaikan Vipp berbanding
lurus dengan kenaikan Vbe.
Pada percobaan 5.2.4 menunjukkan keadaan saat AF tanpa distorsi dan saat
AF tak tampak dimana nilai yang didapatkan Vbe yang cukup besar saat AF tak
tampak, AF menjadi tidak tampak diakibatkan potensiometer yang berpengaruh
pada AF yang apabila potensiometer semakin tinggi menyebabkan AF tak tampak.
8. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan Audio Receiver ini adalah sebagai
berikut:
Transistor dapat beroperasi sebagai penguat dan stabilitas tegangan.
Titik kerja transistor dapat beroperasi secara ideal sebagai audio receiver
adalah saat Vipp >3 V.
Kenaikkan Vipp diikuti dengan kenaikan Vbe karena berbanding lurus.
Pengaruh tegangan drive adalah jika transistor over drive, kapasitor
coupling akan berubah selama setengah siklus positif.
11
Semakin besarnya nilai potensiometer menjadi salah satu faktor AF tidak
tampak.
9. DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum. http://labkomrad.blogspot.com/
12
LAMPIRAN
13
14
15
16