Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO

NO. PERCOBAAN : 06
JUDUL PERCOBAAN : AUDIO RECEIVER

KELAS/GROUP : TT 5D/01
NAMA PRAKTIKAN : AURORA GUSTI NUGRAH
NAMA KELOMPOK : 1. AURORA GUSTI NUGRAH
2. HELMI ALIEFIYATNA
3. NISRINA PUSPITA SARI
4. TAVANA MARADANI

TANGGAL PERCOBAAN : 13 NOVEMBER 2017


TGL. PENYERAHAN LAP. : 26 NOVEMBER 2017
NILAI :
DOSEN :
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
AUDIO RECEIVER

1. TUJUAN

a. Menentukan fungsi dua transistor pada sebuah rangkaian Audio Reclifier.

b. Mengerti bentuk filter HF dan mengeluarkan fungsinya.

c. Membuka ketergantungan titik kerja dari transistor audio terhadap besarnya sinyal input.

d. Menjelaskan pengaruhnya pada audio saat transistor over drive.

e. Menjelaskan alas an mengapa demodulator tidak bekerja saat titik kerja transistor tidak
tepat.

2. DIAGRAM RANGKAIAN

3. ALAT/KOMPONEN

1 Universal Power supply, + 15 V, DC

1 AM Function Generator

3 Universal Patch Panel

1 Dual Trace Oscilloscope


1 Digital Multimeter

1 Resistor 300 Ohm

1 Resistor 1 KOhm

1 Resistor 4,7 KOhm

1 Resistor 100 KOhm

1 Resistor 220 KOhm

1 Potensiometer 100 KOhm, lin

1 Variable Capasistor 5500 pF

1 Capasistor 10 pF

1 Capasistor 470 pF

1 Capasistor 1 nF

1 Capasistor 2,2 nF

1 Capasistor 10 nF

1 Capasistor 0,1 F

1 Ferrita Antena

1 Loud Speaker

1 AF amplifier

2 Transistor DC 107, base left

Resistor

R1 = 100 KOhm

R2 = 1 KOhm

R3 = 100 KOhm

R4 = 330 Ohm

R5 = 4,7 KOhm
R6 = 220 KOhm

Capacitor

C1 = 5. . . 50 pF, variable

C2 = 10 pF

C3 = 10 nF

C4 = 470 pF

C5 = 2,2 nF

C6 = 1 nF

C7 = 100 nF

C8 = 100 nF

Transistor

V1 = V2 = BC 107

Ferrita Antena

L1 = SO 5123-6W

Potensiometer

P1 = 100 KOhm, linier

AF amplifier

SO 5124-3A
Loudspeaker

SO 5124-2M

4. PENDAHULUAN

Audio receiver adalah sebuah rangkaian demodulator yang dipakai untuk penyearahan
pada titik base-emiter dari transistor. Pada saat transistor tersebut bekerja ( lihat gambar 1a ).
Transistor tersebut beroperasi sebagai sebuah penguat linier. Pada masing-masing setengah
siklus akan dikuatkan. Pada saat setengah siklus positif, ( gambar 1b ) terdapat perubahan arus
pada collector. Tegangan yang terdapat pada hambata merupakan nilai rata-rata dari anvelope
sesudah frekuesin tinggi tersebut difilter.

Keburukan dari rangkaian ini adalah adanya over driving pada transistor, sehingga IC
max = Uo/Rc. Penyearahan juga terjadi pada titik base-emiter.

Pada gambar 1a jika transistor over drive, capasitor copling akan berubah selama
setengah siklus positif.

5. LANGKAH KERJA

Hubungkan rangkaian seperti pada gambar. Dapatkan sedikitnya satu pemancar radio pada
penerima ini, untuk menunjukkan bahwa rangkaian ini benar.

5.1 Fungsi tiap-tiap tingkat

Generator : gelombang sinus, F = 1 MHz, tanpa modulasi hubungkan ke input


antenna, lepas C5
5.1.1 Hubungkan oscilloscope ke MP1. Atur C1 hingga dicapai resonansi.
Atur tegangan output generator hingga tegangan pada MP1 adalah 3
Vpp.

5.1.2 Modulasikan carrier dengan frekuensi 800 Hz. Modulasi maksimum =


30 %. Tunjukkan sinyal pada test point MP1.

Berikan keterangan bentuk sinyal yang terdapat pada masing-masing


test point jika MP3 sukar dilhat. Atur P1 dan hubungkan C5.

5.1.3 Jelaskan fungsi masing-masing transistor V1 dan V

5.2 Prinsip Audio

Sinyal input seperti sebelumnya.

5.2.1 Hubungkan oscilloscope ke MP1. Hubungkan multimeter digital (20


V DC) ke MP2. Lepas C4, atur P1 hingga tegangan base-emiter 0,6
V (V2)

5.2.2 Pasang C4 dan berikan tegangan input seperti pada table. Ukur semua
tegangan base-emitor pada V2. Berikan secara singkat tentang
hasilnya.

5.2.3 Selain dari tegangan bias base, hasil setting P1 disini masih terdapat
tegangan DC lain. Mengapa hal ini terjadi? Apa fungsi C4!

5.2.4 Pasang tegangan HF : 1 Vpp, atur modulasi 30 %. Tunjukkan sinyal


pada MP3 dan Mp4 !

a. Atur P1 hingga AF tanpa distorsi !

b. Naikkan P1 hingga AF tak terlihat. Untuk masing-masing keadaan,


ukur tegangan B-E pada V2. Mengapa sinyal AF tidak timbul pada
keadaan b !

5.2.5 Bagaimana titik kerja pada transistor harus diset agar rangkaian dapat bekerja
sebagai rangkaian audio !
6. DATA HASIL PERCOBAAN

Untuk 5.1.2

Gambar pada titik pengukuran:

MP1:

2,64 V

MP2:

2,64 V
MP3:

2,72 V

MP4:

3,12 V

Untuk 5.1.3

Fungsi V1: Fungsi Transistor V1 dimana basis terhubung dengan resistor


100 K dan collector terhubung dengan resistor 1 K adalah sebagai
penguat RF, dimana transistor juga dapat beroperasi sebagai penguat linier.
Fungsi V2: Fungsi Transistor V2, adalah transistor V2 digunakan sebagai
penyearah pada titik base-emitter dari transistor.

Untuk 5.2.2

Ketergantungan titik kerja pada tegangan input

Vipp/V 0,1 1,08 2,08 3,04 4,04 5,04


Vbe/V 0,16 0,4 0,72 1,04 1,32 1,68

Hasilnya: Transistor bekerja semakin baik berbanding lurus dengan kenaikan Vipp,
dimana saat Vipp 3 V, Vbe naik mencapai 1 V, dapat disimpulkan bahwa titik kerja
transistor pada 3 V

Untuk 5.2.3

Bagaimana pengaruh tegangan drive: Berdasarkan percobaan tidak ditemukan pengaruh yang
cukup signifikan, melainkan hanya sedikit peningkatan pada Vout, hal ini mungkin dapat
disebabkan oleh beberapa komponen atau perangkat yang tak bekerja secara maksimal
sehingga menyebabkan tidak terlihatnya pengaruh tegangan drive

Untuk 5.2.4

a) AF Tanpa Distorsi Vbe = 1,6 V


b) AF Tak Tampak Vbe = 1,42 V

Sebab: Dikarenakan resistansi terlalu tinggi yang menyebabkan AF tidak tampak.

Untuk 5.2.5

Pemilihan titik kerja saat operasi audio: titik kerja transistor yang di-set agar dapat bekerja
sebagai rangkaian audio receiver adalah > 3 Vpp
7. ANALISA

Praktikum Audio Receiver yang dilaksanakan menggunakan 2 transistor dengan


masing-masing fungsinya, dimana berdasarkan hasil percobaan pada 5.1.3, dilihat bahwa
transistor V1 berfungsi sebagai penguat RF, dan transistor V2 sebagai penyearah, hal ini
membuktikan teorinya bahwa transistor berfungsi sebagai penyearah dan dapat beroperasi
sebagai sebuah penguat linier.

Selanjutnya pada percobaan 5.2.2 membuktikan ketergantungan titik kerja pada


tegangan input, dari hasil percobaan yang didapat tersimpulkan bahwa titik kerja transistor
berada pada titik 3 V, dimana pada saat Vipp 3 V, Vbe melonjak naik mencapai 1 V, dan dapat
dikonklusikan transistor bekerja mulai optimal mulai dari saat Vipp 3 V, akan lebih baik jika
diatas 3 V, dimana dapat diperhatikan pada hasil percobaan bahwa kenaikan Vipp berbanding
lurus dengn kenaikan Vbe

Percobaan Audio Receiver ini juga untuk mengabsahkan kebenaran teori tentang
pengaruh tegangan drive dimana jika transistor over drive, kapasitor coupling akan berubah
selama setengah siklus positif, tetapi dalam percobaan tidak dapat dilihat pengaruh yang cukup
relevan untuk meyakinkan teori tersebut, dimana probabilitas penyebabnya dapat mungkin
akibat terdapat komponen atau perangkat yang tidak bekerja secara maksimal.

Selanjutnya pada 5.2.4 menerangkan keadaan saat AF tanpa distorsi dan saat AF tak
tampak dimana Vbe mengecil saat AF tak tampak, AF menjadi tidak tampak diakibatkan
resistansi yang tinggi dari potensiometer yang menyebabkan AF tak tampak.

8. KESIMPULAN

Konklusi yang diperoleh dari percobaan Audio Receiver ini adalah sebagai berikut:

Transistor dapat beroperasi sebagai penyearah dan juga sebagai penguat linier
Titik kerja transistor dimana transistor dapat beroperasi secara ideal sebagai audio
receiver adalah saat Vipp >3 V
Kenaikkan Vipp diikuti dengan kenaikan Vbe
Pengaruh tegangan drive mengacu pada teorinya adalah jika transistor over drive,
kapasitor coupling akan berubah selama setengah siklus positif
Semakin besarnya resistansi menjadi salah satu faktor AF tidak visible
9. LAMPIRAN:

Anda mungkin juga menyukai