Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

SIMULASI DESIGN FILTER ANALOG

Dosen Pengajar :
Lis Diana Mustafa S.T.

Oleh :
Kelompok 1
Gita Septiana 2131130003
Imron Pamukti 2131130075
Michelia Agnarista 2131130011
M. Fariz Hafisudin 2131130054
Wicaksana Yosia 2131130063

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
UNIT 5

OSILATOR JEMBATAN WEIN

5.1 TUJUAN :

 Mempelajari cara kerja Osilator Jembatan Wein


 Mempelajari pengoperasian Osilator Jembatan Wein

5.2 ALAT DAN BAHAN :

 Kapasitor = 0,01µF 2 buah


 Resistor = 10 KΩ 2 buah
 Resistor = 1 KΩ 2 buah
 Resistor = 270 Ω 1 buah
 Kapasitor = 0,1µF 2 buah
 Op-Amp
 Osiloskop
 Multimeter
 Proto board
 Test probe adaptor
 Kabel penghubung

5.3 TEORI DASAR

Osilator dinamakan demikian karena penemunya Max Wien lahir tahun 1866 di Kaliningrad
Rusia dan tinggal di Jerman adalah orang pertama yang mencetuskan ide penggeser phasa 2 tingkat.
Secara utuh bentuk rangkaian tersebut ada pada gambar-3 berikut. Rangkain ini merupakan analogi dari
sistem umpanbalik seperti model gambar-1. Tentu anda sekarang dapat menunjukkan dimana penguat A
dan yang mana umpanbalik dengan penguatan B.
Gambar 5.1

Osilator jembatan wien menggunakan jaringan lead-lag diperlihatkan pada gambar 5.1

Ini yang dikenal dengan sebutab frekuensi resonansi (resonant frequency). Dengan demikian osilator
wien yang dibuat akan menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi resonansi tersebut.

Mengapa rangkaian ini diberi embel-embel jembatan (bridge) ? Dimana jembatannya ? Pertanyaan ini
mungkin sedikit mengganggu pikiran anda yang tidak melihat ada jembatan pada rangkaian gambar-5.1.
Bagaimana kalau gambar-5.1 di buat kembali menjadi gambar-5.2 berikut ini.

Gambar 5.2 : jembatan Wien

Tentu sekarang anda sudah dapat melihat ada jembatannya bukan. Ya, rangkaian yang berbentuk seperti
dioda bridge itulah jembatannya, jembatan Wien.
Distorsi frekuensi resonansi

Untuk mengkompensasi distorsi tersebut, dapat digunakan rangkaian umpanbalik nonlinear. Misalnya
dengan mengganti resistor Rg dengan lampu dc 6volt 1 watt, tentu besar resistor Rf juga harus
disesuaikan agar tetap nilainya lebih kurang 2Rg. Besar arus yang melewati lampu tidak akan
menyalakannya, tetapi cukup untuk memanaskan filamennya. Besar resistansi lampu akan berubah-ubah
karena pasan sesuai dengan besar arus yang melewatinya. Ini yang membuat penguatan op-amp mejadi
tidak liner. Pada rangkaian pembangkit sinyal sinus jembatan Wien yang lebih profesional biasanya
kompensasi ini dibuat dengan menambahkan rangkaian AGC (automatic gain controller).

Gambar 5.3 jaringan lead-lag

Pada jaringan lead lag didapatkan fasa frekwensi mendahului dan ketinggalan. Pada frekwensi rendah
meghasilkan sudut fasa mendahulii sedangkan pada frekwensi tinggi menghasilkan sudut fasa ketinggalan
frekwensi fo sudut fasa adalah 0.

Penguatan pada rangkaian lead-lag maksimum pada f 0 diperlihatkan pada gambar 5.3 b ,jadi rangkaian
lead-lag adalah sebuah jaringan resonan,sehingga f 0 disebut sebagai frekuensi resonansi dari rangkaian
lead-lag.

Rangkaian pada gambar 5.1 menggunakan positif dan negative feedback. Feedback positif diaplikasikan
pada jaringan lead lag ke input non inverting. Feedback negative diaplikasikan ke input inverting oleh
voltage divider R1 dan R2. Pada kebanyakan angkaian R1 adalah lampu tungsten kecil. Lampu ini
mempunyai resistansi rendah pada suhu dingin dan tinggi pada suhu panas. Jika rangkaia bersifat on,
pnguatan teganga pada voltage divider dengan R1 rendah kuang dari 0,33. Pada waktu yang bersamaan
jaringan lead-lag mempunyai penguatan tegangan 0,33. Sebagai akibat perbedaan antara positif dan
negative input OP AMP,penguatan adalah tinggi dan rangkaian mulai berosilasi. Pada saat osilasi
meningkat ,R1 panas dan nilai resistansi bertambah. Nilai resistansi adalah sama sekitar stu setengah dari
R2,penguatan voltage divider adalah 0,33. Pebedan dan kesalahn tegangan ntara positif dan negative input
OP AMP mendekati nol dan output level osilator mulai stabil.

5.4 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Jaringan lead lag


1. Hubungkan rangkaian seperti gambar berikut ini

Signal Generator 10Vp-p

Vout

Gambar 5.4 Rangkaian penguji Lead-Lag


2. Hitung besar frekuensi osilasi dengan menggunakan

Set besar Vin=10 Vpp dengan frekuensi fo.


3. Gambar bentuk sinyal yang terjadi pada Vout.
4. Hubungkan channel A osiloskop ke Vin serta channel B ke Vout.
Set generatorfrekuensi ke fo. Amati apa yang terjadi. Jelaskan.
5. Ubah besar frekuensi pada generator frekuensi sampai diperoleh gambar yang terhimpit.
Ukur besar fo=1.590 Hz.Ubah keluaran frekuensi generator beberapa ribu KHz di atas
dan di bawah fo. Apa yang terjadi.

B. Osilator Jembatan Wein


1. Hubungkan rangkaian seperti gamar berikut ini

+15V
37

2 4
3 -15V
1KΩ
Gambar 5.5 Rangkaian Pengujian Osilator jembatan Wien

2. Amati dan ukur keluaran osilator dengan osiloskop dengan mengubah VR1 untuk maksimum
undistorted gelombang sinus, gambar bentuk sinyal tersebut.
3. Gunakan osiloskop dan frekuensi counter untuk mengatur frekuensi
keluaran, f=1.578 Hz
4. Hitung besar keluaran osilator jembatan wein tersebut secara teori.
f=1.590 Hz
5.5 Hasil Percobaan
Rangkaian LED leg

Gambar 5.6 sinyal freakuensi 600 Hz

Gambar 5.7 gambar sinyal frekuensi 1590 Hz


Gambar 5.8 Sinyal frekuensi 5000 Hz

Gambar 5.9 Sinyal frekuensi 10.000 Hz

Rangkaian Jembatan Wien


5.6 Analisa
 Pada percobaan kali ini rangkaian osilator dibuat menggunakan kapasitor, resistor, dan op
amp sebagai komponen penyusunnya.
 Rangakain osilator memiliki bentuk keluaran berupa gelombang sinusoidal. Semakin besar
kapasitansi yang digunakan pada rangkaian osilator, maka semakin besar pula frekuensi
osilator yang dihasilakan.
 Pada frekuensi 600 Hz, 5 KHz dan 10 KHz akan mengalami beda fasa 90° , Sedangkan pada
frekuensi 1,59 KHz (fo) akan mengalami beda fasa 0°.
 Pada frekuensi >1,59 KHz outputnya akan mendahului dari pada input, pada frekuensi 1,59
KHz gelombang yang dihasilkan berhimpit satu sama lain, sedangkan pada frekuensi <1,59
KHz inputnya akan mendahului dari pada output.
5.7 Kesimpulan
 Rangakain lead leg frekuensinya tergantung dari R1 dan C1 dimana syarat R1=R2, C1=C2 dan
dirangkai R1 C1 seri dengan R2 C2 paralel.
 Rangkaian lead leg sinyal yang dihasilkan output akan mendahului dibawah frekuensi fo dan
akan tertinggal di atas frekuensi fo.
 Rangkaian osilator jembatan wien berfungsi sebagai pembangkit frekuensi tergantung pada
nilai R dan C pada rangkaian lead leg dan penguatan A=3 dimana Rf=2 Rg.
 Frekuensi yang dihasilkan 1/(2x3,14xRxC) tergantung pada nilai Rf = 2 Rg untuk memenuhi
syarat A=3

Anda mungkin juga menyukai