Dosen Pengajar :
Lis Diana Mustafa S.T.
Oleh :
Kelompok 1
Gita Septiana 2131130003
Imron Pamukti 2131130075
Michelia Agnarista 2131130011
M. Fariz Hafisudin 2131130054
Wicaksana Yosia 2131130063
5.1 TUJUAN :
Osilator dinamakan demikian karena penemunya Max Wien lahir tahun 1866 di Kaliningrad
Rusia dan tinggal di Jerman adalah orang pertama yang mencetuskan ide penggeser phasa 2 tingkat.
Secara utuh bentuk rangkaian tersebut ada pada gambar-3 berikut. Rangkain ini merupakan analogi dari
sistem umpanbalik seperti model gambar-1. Tentu anda sekarang dapat menunjukkan dimana penguat A
dan yang mana umpanbalik dengan penguatan B.
Gambar 5.1
Osilator jembatan wien menggunakan jaringan lead-lag diperlihatkan pada gambar 5.1
Ini yang dikenal dengan sebutab frekuensi resonansi (resonant frequency). Dengan demikian osilator
wien yang dibuat akan menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi resonansi tersebut.
Mengapa rangkaian ini diberi embel-embel jembatan (bridge) ? Dimana jembatannya ? Pertanyaan ini
mungkin sedikit mengganggu pikiran anda yang tidak melihat ada jembatan pada rangkaian gambar-5.1.
Bagaimana kalau gambar-5.1 di buat kembali menjadi gambar-5.2 berikut ini.
Tentu sekarang anda sudah dapat melihat ada jembatannya bukan. Ya, rangkaian yang berbentuk seperti
dioda bridge itulah jembatannya, jembatan Wien.
Distorsi frekuensi resonansi
Untuk mengkompensasi distorsi tersebut, dapat digunakan rangkaian umpanbalik nonlinear. Misalnya
dengan mengganti resistor Rg dengan lampu dc 6volt 1 watt, tentu besar resistor Rf juga harus
disesuaikan agar tetap nilainya lebih kurang 2Rg. Besar arus yang melewati lampu tidak akan
menyalakannya, tetapi cukup untuk memanaskan filamennya. Besar resistansi lampu akan berubah-ubah
karena pasan sesuai dengan besar arus yang melewatinya. Ini yang membuat penguatan op-amp mejadi
tidak liner. Pada rangkaian pembangkit sinyal sinus jembatan Wien yang lebih profesional biasanya
kompensasi ini dibuat dengan menambahkan rangkaian AGC (automatic gain controller).
Pada jaringan lead lag didapatkan fasa frekwensi mendahului dan ketinggalan. Pada frekwensi rendah
meghasilkan sudut fasa mendahulii sedangkan pada frekwensi tinggi menghasilkan sudut fasa ketinggalan
frekwensi fo sudut fasa adalah 0.
Penguatan pada rangkaian lead-lag maksimum pada f 0 diperlihatkan pada gambar 5.3 b ,jadi rangkaian
lead-lag adalah sebuah jaringan resonan,sehingga f 0 disebut sebagai frekuensi resonansi dari rangkaian
lead-lag.
Rangkaian pada gambar 5.1 menggunakan positif dan negative feedback. Feedback positif diaplikasikan
pada jaringan lead lag ke input non inverting. Feedback negative diaplikasikan ke input inverting oleh
voltage divider R1 dan R2. Pada kebanyakan angkaian R1 adalah lampu tungsten kecil. Lampu ini
mempunyai resistansi rendah pada suhu dingin dan tinggi pada suhu panas. Jika rangkaia bersifat on,
pnguatan teganga pada voltage divider dengan R1 rendah kuang dari 0,33. Pada waktu yang bersamaan
jaringan lead-lag mempunyai penguatan tegangan 0,33. Sebagai akibat perbedaan antara positif dan
negative input OP AMP,penguatan adalah tinggi dan rangkaian mulai berosilasi. Pada saat osilasi
meningkat ,R1 panas dan nilai resistansi bertambah. Nilai resistansi adalah sama sekitar stu setengah dari
R2,penguatan voltage divider adalah 0,33. Pebedan dan kesalahn tegangan ntara positif dan negative input
OP AMP mendekati nol dan output level osilator mulai stabil.
Vout
+15V
37
2 4
3 -15V
1KΩ
Gambar 5.5 Rangkaian Pengujian Osilator jembatan Wien
2. Amati dan ukur keluaran osilator dengan osiloskop dengan mengubah VR1 untuk maksimum
undistorted gelombang sinus, gambar bentuk sinyal tersebut.
3. Gunakan osiloskop dan frekuensi counter untuk mengatur frekuensi
keluaran, f=1.578 Hz
4. Hitung besar keluaran osilator jembatan wein tersebut secara teori.
f=1.590 Hz
5.5 Hasil Percobaan
Rangkaian LED leg