KELAS TE2B
KELOMPOK PRAKTEK:
2. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Dapat mengukur konstanta primer dan konstanta sekunder saluran transmisi
b. Dapat mengukur impedansi karakteristik saluran transmisi
3. LANDASAN TEORI
Saluran unbalance
Saluran unbalance adalah saluran yang dibuat dari 2 konduktor, dengan konstruksi
satu konduktor sebagai feeder diletakkan didalam konduktor lainnya yang berfungsi
sebagai (shielding). Dengan konstruksi tersebut maka pada shielding hanya terjadinya
medan magnit, karena medan listrik terjadi di dalam konduktor shielding sedangkan pada
feeder terdapat medan listrik dan medan magnit, ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Saluran Unbalance
Pada gambar 2.2, pada shielding hanya memiliki medan magnit (garis putus putus
warna merah) dan tidak memiliki medan listrik, sehingga tidak mungkin terjadi pelepasan
RF ke udara. Didalam shielding terdapat medan listrik dan medan magnit, sehingga
kemungkinan melepaskan RF mungkin terjadi, tetapi begitu RF lepas akan ditangkap
shielding, sehingga RF tidak akan pernah lepas ke udara. Sehingga saluran unbalance
sangat sesuai digunakan pada frekuensi tinggi sampai gelombang mikro orde MHz sampai
40 GHz.
Saluran transmisi mempunyai elemen-elemen rangkaian yang berupa R,L,G,C yang
tersebar di sepanjang saluran transmisi dengan susunan elemen rangkaian sebagai berikut
Keterangan :
(Persamaan 2.1)
Keterangan :
Z0 : Impedansi (Ω)
L : Induktansi (H/m)
C : Kapasitansi (F/m)
Z0 bersifat resistif. Karena R dan G diabaikan, maka koefisien redaman dapat
dianggap sama dengan 0, sehingga koefisien rambatan hanya dipengaruhi oleh koefisien
pergeseran phasa yang menyebabkan saluran transmisi bersifat induktif atau kapasitif
sesuai panjang potongan saluran transmisi dan kondisi ujungnya (terbuka atau tertutup)
atau (End Open or End Short) sehingga bisa dicari nilai impedansi inputnya (Zin)
dengan persamaan berikut.
Gambar 2-4. Saluran transmisi tanpa rugi dengan ujung tertutup dan hubung singkat
Keterangan :
Zin = Impedansi input (Ω) berupa reaktansi (X)
Zo = Impedansi Karakteristik saluran (Ω)
β = Koefisien pergeseran phasa (derajat/lamda)
l = Panjang lossless line (lamda)
Gambar 2-5
Saluran transmisi tanpa rugi dengan ujung terbuka dan hubung singkat
Keterangan :
Zin = Impedansi input (Ohm) berupa reaktansi (X)
Zo = Impedansi Karakteristik saluran (Ohm)
Β = Koefisien pergeseran phasa (derajat/lamda)
l = Panjang lossless line (lamda)
Dari persamaan Zin pada ujung terbuka dan ujung tertutup, jika panjang
saluran berubah, maka nilai impedansi input (Zin) juga berubah yang digambarkan
pada Gambar 2-6 berikut.
Gambar 2-6 Perubahan impedansi terhadap panjang saluran, pada lossless line
Berdasarkan persamaan Zin diatas, maka untuk saluran coaxial panjang 100
meter, dengan ujung dihubung singkat, pada frekuensi 50,5 MHz diperoleh sifat Zin
adalah kapasitif, sedangkan jika frekuensi diturunkan menjadi 50 MHz, maka sifat Zin
adalah induktif. Yang ditampilkan pada Gambar 2-7.
persamaan :
Komponen reaktif kecil, bila frekuensi digunakan untuk pengukuran adalah 20 KHz.
Penghalang untuk faktor Q dapat dicapai apabila : Q = wL/R. Sekarang pemakaian secara
komersial dari jembatan RLC tidak sesuai untuk pengukuran ini.
4. ALAT DAN BAHAN
5. RANGKAIAN
6. LANGKAH PERCOBAAN
Pengukuran Resistansi Hubung Singkat
1) Membuat rangkaian seperti gambar 1
2) Menghubungkan kabel BNC dari CH 2 osiloskop ke terminal output pada modul
3) Mengatur generator fungsi
- Mengubah frequensi menjadi 1 KHz
- Mengubah amplitudo = 4 Vpp
4) Menghubungkan function generator ke kanal 1 osiloskop, mengatur agar
mendapatkan gambar sinyal yang jelas
5) Menghubungkan generator fungsi dan kanal 1 osiloskop ke terminal input
6) Menghubungkan kanal 2 osiloskop ke terminal Uy1. R2 potensiometer diatur, agar
Uy1 minimum. Serta mencatat nilai Uy1 minimum
7) Melepaskan R2 potensio, mengukur nilai tahanannya atau resitensintat nilainya R2 =
...
8) Menghitung Rx = (R2.R3)/R4 Rx = (R2 . 100) / 100 = R2
9) Mengulangi percobaan untuk terminal output dibiarkan terbuka, akan diperoleh R
dalam.
10) Menghitung Resitansi saluran =R dalam + Rx
Pengukuran Induktansi
1) Memasang C = 10 nF paralel dengan R4
2) Menghubungkan kabel BNC dari osiloskop ke terminal output pada modul
3) Mengatur generator fungsi V = 4 VPP dan frekuensi 1 KHz
4) Menghubungkan chanel 1 osiloskop dengan generator fungsi, dan menghubungkan
ke input rangkaian
5) Menghubungkan chanel 2 osiloskop ke Uy1
6) Mengatur R2 potensio, agar Uy1 minimum. Catat Uy1 minimum
7) Melepaskan R2, mengukur dengan ohm meter (multimeter difungsikan pada ohm)
mencatat R2 =...
8) Menghitung Lx = R2.R3.C = R2.100.10.10-9
9)
Pengukuran Kapasitansi
1) Mengganti R4 dengan Rpotensio 1 KΩ
2) Mengatur R2 potensio dan R4 potensio sehingga Uy1 minimum. Mencatat Uy1
minimum
3) Melepaskan R2 potensio dan R4 potensio, mengukur dengan Ohm meter. Mencatat
nilai R2 dan R4
4) Menghitung Gx = 1/Rx Rx = (R2.R3) / R4
5) Menghitung Impedansi karakteristik saluran
W=2
PERCOBAAN 1 RESISTNSI HUBUNG SINGKAT
Frek : 1 kHz
V : Vpp
C : nF
R2 : Ω
R3 : Ω
PERCOBAAN 3 PENGUKURAN INDUKTANSI
R2 R4
Frek : 2 kHz
V : 4 Vpp
C : 10 nF
R2 : Ω
R3 : Ω
R4 : Ω