STATIC ROUTING
Routing Table
Routing table atau tabel jalur adalah sebuah tabel yang disimpan pada nvram sebuah router yang
berfungsi sebagai acuan router dalam menentukan jalur terbaik ketika mengirimkan paket-paket
dan sebagai acuan kemana router akan meneruskan paket sesuai dengan tujuannya. Routing table
berisi alamat network serta interface keluar/alamat next hop untuk masing-masing network tujuan.
1
Gambar 1. Tabel Routing
Gambar diatas adalah contoh routing table, pada routing table terdapat flag, alamat network yang
terdaftar dan next hop/exit interface untuk alamat jaringan (network address) tujuan. Flag
berfungsi untuk menunjukkan jenis routing protocol yang digunakan, pada contoh di atas flag “S”
menunjukkan static routing dan flag “C” menunjukkan network yang langsung terhubung ke
interface router (directly connected network). Untuk menampilkan routing table pada router dapat
digunakan syntax : show ip route (pada mode previlege EXEC)
Static routing protocol dapat dikonfigurasi dengan 2 cara, yaitu static routing mendefinisikan
alamat next hop (alamat IP hop selanjutnya) dan konfigurasi static routing dengan
mendefinisikan exit interface (interface keluar).
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan alamat next hop dilakukan dengan
mendefinisikan alamat network tujuan beserta alamat next hop tujuan untuk alamat tersebut.
Dimana alamat next hop adalah alamat interface tujuan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Syntax untuk melakukan static routing by next hop : (pada global configuration mode)
2
Gambar 2. Routing Static dengan 2 Router
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan exit interface dilakukan dengan mendefinisikan
alamat network tujuan beserta exit interface pada router yang dikonfigurasi untuk alamat tersebut.
Dimana alamat exit interface adalah interface keluar pada router untuk meneruskan paket sesuai
dengan alamat tujuan. Syntax untuk melakukan static routing by exit interface : (pada global
configuration mode)
Pada static routing protocol kita dapat menghapus static routing yang telah kita definisikan
sebelumnya. Syntax yang digunakan :
no ip route [destination network address] [subnet mask] [next hop address/exit interface]
contoh:
no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1
atau
no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Se0/0
3
d. Summarize IP
Summary route adalah alamat route yang sudah diringkas. Summary route berfungsi untuk
meringkas isi routing table yang otomatis mengecilkan ukuran routing table dalam nvram sebuah
router.
R3(config)# no ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 serial0/0/1
R3(config)# no ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 serial0/0/1
R3(config)# no ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 serial0/0/1
Di Summarized menjadi
R3(config)# ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 serial0/0/1
4
e. Default Route
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network tujuan
tertentu tapi tidak terdapat di routing table router yang disinggahi. Jika terdapat default
route yang di-set pada router tersebut, maka paket tersebut akan mengikuti rute default
yang telah ditetapkan, jika tidak ada default route maka paket akan dibuang/discard.
contoh:
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.1
5
TUGAS PACKET TRACER
Network Address R2
192.168.Y.0 /24
1. Buatlah konfigurasi router R1, R2 dan R3 seperti yang ada pada gambar di atas
menggunakan packet tracer, dan config router tersebut dengan tabel alamat sebagai
berikut:
6
Konfigurasi Interface Router
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Interface Fa0/0)
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int fa0/1
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Interface Fa0/1)
R1(config-if)#no shut
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Fa0/0)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Fa0/1)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int Se0/0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Se0/0/0)
R2(config-if)#clock rate 64000
R2(config-if)#no shut
R3
R3(config)# int Se0/0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Interface Se0/0/0)
R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#int fa0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Interface Fa0/0)
R3(config-if)#no shut
7
3. Konfigurasi alamat IP untuk masing-masing komputer host.
4. Lakukan test koneksi / ping, dari PC1, PC2 dan PC3 ke “default gateway” nya? Catat
hasilnya dengan SS/Capture.
5. Lakukan pemeriksaan antarmuka & routing di router dengan #show interface brief &
#show ip route untuk masing-masing router? Catat hasilnya dengan SS/Capture.
6. Menggunakan perintah “ping”, periksalah hubungan antara PC1 dengan PC2, PC2 dengan
PC3, PC3 dengan PC1. Jika sudah catat hasilnya dengan SS/Capture.
7. Gantilah ip route pada R1, R2, dan R3 menggunakan “exit interface” dan ulangi langkah
kerja 4 sampai 6.
Menggunakan Exit Interface
R1
R1#conf t
R1(config)#ip route <Network Address R2> <Subnet Mask> <Exit Interface di R1 ke arah R2>
R1(config)#ip route <Network Address R3> <Subnet Mask> <Exit Interface di R1 ke arah R3>
R1(config)#ip route <Network Address IP WAN R2-R3> <Subnet Mask> <Exit Interface di R1 ke arah R2-R3>
R2
R2#conf t
R2(config)#ip route <Network Address R1> <Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R1>
R2(config)#ip route <Network Address R3> <Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R3>
R1
R3#conf t
R3(config)#ip route <Network Address R1> <Subnet Mask> <Exit Interface di R3 ke arah R1>
R3(config)#ip route <Network Address R2> <Subnet Mask> <Exit Interface di R3 ke arah R2>
R3(config)#ip route <Network Address IP WAN R1 – R2> <Subnet Mask> <Exit Interface di R3 ke arah R1-R2>
8. Gantilah ip route pada R1, R2 dan R3 menggunakan “default route” dan ulangi langkah
kerja 4 sampai 6.
Menggunakan Default Route
R1
R1#conf t
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R2 Fa0/0 atau Exit Interface di R1 ke arah R2&R3>
R2
R2#conf t
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R1 Fa0/0 atau Exit Interface di R2 ke arah R1>
R2(config)#ip route <Network Address R3> <Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R3>
Atau
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R3 Se0/0/0 atau Exit Interface di R2 ke arah R3>
R2(config)#ip route <Network Address R1> <Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R1>
(Pilih salah satu konfigurasi di atas)
R3
R3#conf t
R3(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R2 Se0/0/0 atau Exit Interface di R3 ke arah R1&R2>
8
PRAKTIKUM DI LAB
Topologi jaringan dan tahap/langkah sama seperti dengan yang menggunakan packet tracer,
dan alokasi IP-nya adalah sebagai berikut :
Kelompok 1,2,3
Kelompok 4,5,6
9
TUGAS TAMBAHAN UNTUK DIKUMPULKAN MAKS JUMAT, 30 SEPTEMBER
2022 PUKUL 11.50 WIB
Alokasi IP untuk topologi di atas adalah 10.X.0.0 /16 (X = nomor urut +200)
Diketahui topologi jaringan seperti pada gambar di atas, Network Engineer di suatu universitas
ingin membagi IP tersebut ke dalam 4 bagian berdasarkan jumlah host berikut :
1. Sesuai dengan info dan topologi di atas, lakukan pembagian pengalamatan untuk
mengakomodasi seluruh host yang ada.
2. Lakukan pembagian pengalamatan dengan pendekatan VLSM!
3. Isilah table berikut menggunakan alokasi IP yang sudah dihitung menggunakan
Teknik VLSM!
10
R-4 Fa0/0 N/A
Se0/0/0 N/A
1 NIC
P2 NIC
P3 NIC
P4 NIC
P5 NIC
P6 NIC
P7 NIC
P8 NIC
Bacalah mengenai materi summary route dan jawablah pertanyaan di bawah ini
Lakukan Summarization untuk IP IP di bawah ini
11