Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI JOBSHEET 3

KONFIGURASI DASAR RIPV1 & RIPV2

PRAKTIK JARINGAN KOMPUTER

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Praktik Jaringan Komputer Tahun Akademik 2023

Disusun oleh :
MALISA NUR KHASANAH
4.31.22.1.15 / TE-2B
KELOMPOK 4

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI S.S.T TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
JOBSHEET 3
KONFIGURASI DASAR RIPV1 & RIPV2

3.1. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mempelajari routing protocol RIP v1 & RIP v2

2. Memahami dan mengimplementasikan RIP v1 & RIP v2

3.2. DASAR TEORI

Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu implementasi dynamic routing
protocol. Dynamic routing protocol sendiri didefinisikan sebagai routing protocol yang
memungkinkan router-router yang dikonfigurasi dapat saling bertukar informasi routing secara
dinamis. Berikut adalah karakteristik dari RIP routing protocol:

1. RIP termasuk routing protocol berjenis distance vector.


2. RIP menggunakan hop count sebagai metric untuk menentukan best path.
3. Network dengan hop count yang bernilai lebih dari 15 dianggap sebagai unreachable
network.
4. Routing update messages disebarkan setiap 30 detik.
5. RIP memiliki administrative distance (AD) sebesar 120.

RIP mengalami perkembangan dari versi 1 (v1) ke versi 2 (v2). RIP v1 merupakan
classful routing protocol, sedangkan RIP v2 adalah classless routing protocol. Salah satu
perbedaan dari keduanya adalah, pada classful routing protocol, informasi subnet mask tidak
disertakan dalam routing updates, sedangkan pada classless routing protocol, informasi subnet
mask disertakan pada routing updates. Perbedaan lainnya, RIPv2 telah mendukung jaringan
dengan metode subnetting VLSM, sedangkan RIPv1 tidak mendukung jaringan dgn subnetting
/ VLSM.

Pada implementasi RIP terdapat istilah automatic summarization. Automatic


summarization merupakan metode dimana network address’ yang ada pada routing table
dikelompokkan ke dalam satu network boundary yang lebih besar. Keuntungan dari automatic
summarization adalah mengurangi ukuran routing update message, serta memungkinkan
routing table lookup dengan lebih cepat. Di sisi lain, kekurangannya adalah tidak didukungnya
discontiguous network. Berikut adalah command yang diperlukan untuk mengkonfigurasi
router R dengan routing protocol RIP v1 & RIPv2.

Konfigurasi RIPv1

R(config)#router rip

R(config-router)# network <networkaddress>

Konfigurasi RIPv2
R(config)#router rip
R(config-router)#version 2
R(config-router)# network <networkaddress>

Dimana networkaddress pada command diatas adalah network address yang terhubung
langsung (directly connected) dengan router R.

Untuk menonaktifkan automatic summarization, dapat digunakan perintah berikut:


R(config-router)# no auto-summary
Melakukan verifikasi

Router#show ip route (verifikasi tabel routing)


Router#debug ip rip (melihat paket RIP)
Router#show ip protocols (melihat protocol routing aktif di interface router)
Untuk perintah show ip route, bisa kita dapatkan hasil seperti dibawah ini
R 192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.2.2, 00:00:23, Serial0/0/0

R menujukkan RIP, 120 menunjukan AD, 2 Metric

Perintah yang sering digunakan

- Untuk merubah dari RIPv2 kembali ke RIPv1


Router(config)#router RIP
Router(config-router)#version 1

- Meredistribute static route


Router(config-router)#redistribute static

RIP versi 2, atau RIPv2, masih memiliki hampir semua keterbatasan-keterbatasan yang
ada pada RIPv1. Metric, convergence time, jangkauan network, dan counting to infinity masih
ada pada RIPv2. Perbedaan antara keduanya adalah pada RIPv2, sudah ada dukungan terhadap
VLSM. Update routing pada RIPv2 berisi informasi subnet mask.

Jika router-router terhubung pada satu network multi-access, biasanya sebuah ethernet,
maka semua host pada network akan menerima update broadcast, meski tidak ditujukan pada
mereka, kemudian me-reject update tersebut. Update multicast hanya dikirimkan kepada host
atau router yang ingin menerima traffik update yang dikirimkan ke address multicast. Hal ini
mengurangi traffik yang dikirimkan ke host.

RIPv2 punya kemampuan untuk mengautentikasi proses update routing. Orang lain bisa
saja memalsukan update RIP dengan menggunakan program-program yang mengirimkan
update routing palsu. Metode pertama adalah dengan simple password, menggunaka
password tidak ter-enkripsi yang disertakan dalam update routing. Password yang tidak ter-
enkripsi dapat dibaca dengan memeriksa paket data yang lewat. Metode kedua adalah dengan
message digest, menggunakan password yang sudah ter-enkripsi
PRAKTIKUM DI LAB (RIPv2)
Kelompok 4,5,6

Komponen Interface Alamat IP Subnet Mask Default GW


R1 Fa0/0 10.3.10.1 255.255.255.252 N/A
Fa0/1 172.17.104.1 255.255.255.0 N/A
R2 Fa0/0 10.3.10.2 255.255.255.252 N/A
Fa0/1 172.17.105.1 255.255.255.0 N/A
Se0/0/0 10.4.10.1 255.255.255.252 N/A
R3 Se0/0/0 10.4.10.2 255.255.255.252 N/A
Fa0/0 172.17.106.1 255.255.255.0 N/A
PC1 NIC 172.17.104.40 255.255.255.0 172.17.104.1
PC2 NIC 172.17.105.50 255.255.255.0 172.17.105.1
PC3 NIC 172.17.106.60 255.255.255.0 172.17.06.1

5
1. Buatlah konfigurasi router R1, R2 dan R3 seperti yang ada pada gambar 3, dan config
router tersebut dengan tabel alamat di atas.
2. Tambahkan routing dinamis RIPv2 pada masing – masing router R1, R2, dan R3
3. Konfigurasi alamat IP untuk masing-masing komputer host.
4. Lakukan test koneksi / ping, dari PC1, PC2 dan PC3 ke “default gateway” nya? Catat
hasilnya dengan SS/Capture.
5. Lakukan pemeriksaan antarmuka & routing di router dengan untuk masing-masing
router? Catat hasilnya dengan SS/Capture.
#show ip interface brief
#show ip route
#show ip protocols
#debug ip rip
6. Menggunakan perintah “ping” dan “traceroute”, periksalah hubungan antara PC1
dengan PC2, PC2 dengan PC3, PC3 dengan PC1. Jika sudah catat hasilnya dengan
SS/Capture.
Ping dari PC1 ke PC2 & PC3
Ping dari PC2 ke PC1 & PC3
Ping dari PC3 ke PC1 & PC2

Konfigurasi R1 R2 dan R3 Praktikum di LAB


R1
Router#conf t
Router(config)#hostname R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Fa0/0)
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int fa0/1

6
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Fa0/1)
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network (Network Address di R1 Fa0/0)
R1(config-router)#network (Network Address di R1 Fa0/1)
R1(config-router)#no auto-summary

R2

Router#conf t
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Fa0/0)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int fa0/1

R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Fa0/1)


R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int Se0/0/0

R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Se0/0/0)


R2(config-if)#clock rate 64000
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network (Network Address di R2 Fa0/0)
R2(config-router)#network (Network Address di R2 Fa0/1)
R2(config-router)#network (Network Address di R2 Se0/0/0)
R2(config-router)#no auto-summary

7
R3

Router#conf t
Router(config)#hostname R3
R3(config)# int Se0/0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Se0/0/0)
R3(config-if)#no shut
R3(config)#int fa0/0

R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Fa0/0)


R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#exit
R3(config)#router rip
R3(config-router)#version 2
R3(config-router)#network (Network Address di R3 Se0/0/0)
R3(config-router)#network (Network Address di R3 Fa0/1)
R3(config-router)#no auto-summary

8
3.3. HASIL PERCOBAAN

9
10
3.4. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan, kelompok kami hanya mendapati sedikit kesulitan yakni
memberitahu kan kepada kelompok partner lain. Bahwa kelompok kami sudah selesai,
yang membuat sedikit kesulitan karena jarak antar kelompok yang lumayan jauh, dan di
halangi oleh kelompok lain.
Dan mengalami kesalahan saat melakukan traceroute, yaitu kelompok kami melakukan
traceroute pada software Putty yang dimana seharus nya dilakukan di CMD. Kemudian
kelompok kami dengan cepat melalukan traceroute kembali dengan menggunakan CMD
sebelum kelas selesai.

3.5. ANALISA
Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa, bahwa :
a. Mengonfigurasi router dengan RIPv2
b. Mengatur alamat IP untuk komputer host
c. Menguji koneksi antara host dan router
d. Memeriksa antarmuka dan routing di router untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik

3.6. KESIMPULAN
Praktikum ini memberikan pengalaman dalam mengkonfigurasi protokol routing RIPv2 pada
tiga router dan mengatur alamat IP untuk komputer host yang terhubung ke router. Pengujian
koneksi dan pemeriksaan antarmuka serta routing di router adalah langkah-langkah penting untuk
memastikan bahwa jaringan berfungsi dengan baik. Ini adalah langkah awal dalam memahami dan
mengimplementasikan protokol routing dalam jaringan komputer.

11

Anda mungkin juga menyukai