Disusun oleh :
MALISA NUR KHASANAH
4.31.22.1.15 / TE-2B
KELOMPOK 4
Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu implementasi dynamic routing
protocol. Dynamic routing protocol sendiri didefinisikan sebagai routing protocol yang
memungkinkan router-router yang dikonfigurasi dapat saling bertukar informasi routing secara
dinamis. Berikut adalah karakteristik dari RIP routing protocol:
RIP mengalami perkembangan dari versi 1 (v1) ke versi 2 (v2). RIP v1 merupakan
classful routing protocol, sedangkan RIP v2 adalah classless routing protocol. Salah satu
perbedaan dari keduanya adalah, pada classful routing protocol, informasi subnet mask tidak
disertakan dalam routing updates, sedangkan pada classless routing protocol, informasi subnet
mask disertakan pada routing updates. Perbedaan lainnya, RIPv2 telah mendukung jaringan
dengan metode subnetting VLSM, sedangkan RIPv1 tidak mendukung jaringan dgn subnetting
/ VLSM.
Konfigurasi RIPv1
R(config)#router rip
Konfigurasi RIPv2
R(config)#router rip
R(config-router)#version 2
R(config-router)# network <networkaddress>
Dimana networkaddress pada command diatas adalah network address yang terhubung
langsung (directly connected) dengan router R.
RIP versi 2, atau RIPv2, masih memiliki hampir semua keterbatasan-keterbatasan yang
ada pada RIPv1. Metric, convergence time, jangkauan network, dan counting to infinity masih
ada pada RIPv2. Perbedaan antara keduanya adalah pada RIPv2, sudah ada dukungan terhadap
VLSM. Update routing pada RIPv2 berisi informasi subnet mask.
Jika router-router terhubung pada satu network multi-access, biasanya sebuah ethernet,
maka semua host pada network akan menerima update broadcast, meski tidak ditujukan pada
mereka, kemudian me-reject update tersebut. Update multicast hanya dikirimkan kepada host
atau router yang ingin menerima traffik update yang dikirimkan ke address multicast. Hal ini
mengurangi traffik yang dikirimkan ke host.
RIPv2 punya kemampuan untuk mengautentikasi proses update routing. Orang lain bisa
saja memalsukan update RIP dengan menggunakan program-program yang mengirimkan
update routing palsu. Metode pertama adalah dengan simple password, menggunaka
password tidak ter-enkripsi yang disertakan dalam update routing. Password yang tidak ter-
enkripsi dapat dibaca dengan memeriksa paket data yang lewat. Metode kedua adalah dengan
message digest, menggunakan password yang sudah ter-enkripsi
PRAKTIKUM DI LAB (RIPv2)
Kelompok 4,5,6
5
1. Buatlah konfigurasi router R1, R2 dan R3 seperti yang ada pada gambar 3, dan config
router tersebut dengan tabel alamat di atas.
2. Tambahkan routing dinamis RIPv2 pada masing – masing router R1, R2, dan R3
3. Konfigurasi alamat IP untuk masing-masing komputer host.
4. Lakukan test koneksi / ping, dari PC1, PC2 dan PC3 ke “default gateway” nya? Catat
hasilnya dengan SS/Capture.
5. Lakukan pemeriksaan antarmuka & routing di router dengan untuk masing-masing
router? Catat hasilnya dengan SS/Capture.
#show ip interface brief
#show ip route
#show ip protocols
#debug ip rip
6. Menggunakan perintah “ping” dan “traceroute”, periksalah hubungan antara PC1
dengan PC2, PC2 dengan PC3, PC3 dengan PC1. Jika sudah catat hasilnya dengan
SS/Capture.
Ping dari PC1 ke PC2 & PC3
Ping dari PC2 ke PC1 & PC3
Ping dari PC3 ke PC1 & PC2
6
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Fa0/1)
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network (Network Address di R1 Fa0/0)
R1(config-router)#network (Network Address di R1 Fa0/1)
R1(config-router)#no auto-summary
R2
Router#conf t
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Fa0/0)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int fa0/1
7
R3
Router#conf t
Router(config)#hostname R3
R3(config)# int Se0/0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Se0/0/0)
R3(config-if)#no shut
R3(config)#int fa0/0
8
3.3. HASIL PERCOBAAN
9
10
3.4. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan, kelompok kami hanya mendapati sedikit kesulitan yakni
memberitahu kan kepada kelompok partner lain. Bahwa kelompok kami sudah selesai,
yang membuat sedikit kesulitan karena jarak antar kelompok yang lumayan jauh, dan di
halangi oleh kelompok lain.
Dan mengalami kesalahan saat melakukan traceroute, yaitu kelompok kami melakukan
traceroute pada software Putty yang dimana seharus nya dilakukan di CMD. Kemudian
kelompok kami dengan cepat melalukan traceroute kembali dengan menggunakan CMD
sebelum kelas selesai.
3.5. ANALISA
Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa, bahwa :
a. Mengonfigurasi router dengan RIPv2
b. Mengatur alamat IP untuk komputer host
c. Menguji koneksi antara host dan router
d. Memeriksa antarmuka dan routing di router untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik
3.6. KESIMPULAN
Praktikum ini memberikan pengalaman dalam mengkonfigurasi protokol routing RIPv2 pada
tiga router dan mengatur alamat IP untuk komputer host yang terhubung ke router. Pengujian
koneksi dan pemeriksaan antarmuka serta routing di router adalah langkah-langkah penting untuk
memastikan bahwa jaringan berfungsi dengan baik. Ini adalah langkah awal dalam memahami dan
mengimplementasikan protokol routing dalam jaringan komputer.
11