Anda di halaman 1dari 5

ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (AIJ) SMKN3 KALABAHI

A. Suatu route akan berfungsi sempurana jika routing table berisi suatu route untuk setiap setiap
jaringan dalam internetwork. Dalam hal ini, static route dikonfigurasikan secara manual oleh
administrator jaringan. Pada jaringan skala besar, apabila tetap menggunakan routing static akan
sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update tabel routing. Oleh karena
itu routing statis hanya dapat digunakan dalam jaringan skala kecil.

A. Prinsip Kerja Routing Statis


Dalam menerapkan routing statis, anda akan mengisikan entry route pada tabel routing secara
manual disetiap router yang ada dalam jaringan. Sebuah entry routing static yang akan
dimasukan ke tabel routing harus mengandung 3 informasi yaitu:
1. Network Address, informasi ini merupakan network addres dari network yang akan dituju
(remote network)
2. Subnet Mask (prefix), informasi ini merupakan prefix atau subnet mask dari network yang
akan dituju.
3. Next Hop (gateway), informasi ini berguna memberitahukan kepad router tentang bagaimana
mencapai network tujuan yang telah didefenisikan pada poin 1. Next hop merupakan IP
address dari router tetangga yang dapat digunakan untuk mencapai network tujuan (remote
Network)

Keuntungan Static Routing


1. Keamanan network karena static routing hanya mengandung informasi yang telah
dimasukan secara manual.
2. Pebgiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah diketahui terlebih dahulu
3. Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebuh mudah
4. Beban kerja router terbilang ringan karena pada saat konfigurasi router hanya
mengupdate sekali saja IP tabel yang ada
Kerugian Static Routing
1. Waktu konfigurasi lama
2. Harus mengetahui semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next-
hopnya (gatewaynya)
3. Tidak cocok untuk jaringan skala besar
4. Pengembangan network. Jika suatu network ditambah atau dipindahkan static routing
harus diperbaharui oleh administratornya
5. Rentan terhadap kesalahan saat entri data
6. Administrasinya rumit karena banyak router yang akan dikonfigurasi

B. Praktikum

Peralatan Praktikum
1. 2 buah PC sebagai workstation
2. 4 buah router

KD.3.5-4.5 ANALSIS sTATIC ROUTING 1


ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (AIJ) SMKN3 KALABAHI

3. Skema jaringan router dan workstation sebagai berikut

C. Langkah praktikum
1. Konfigurasi IP pada Hoast A (10.1.4.2/24) dan Host B (10.1.9.2/24)
2. Mengkonfigurasi Default Gateway Host A (10.1.4.1) dan Host B (10.1.9.1)
3. Cek koneksi dari Host A ke Host B , Router A, Router B, Router C, Router D

C:\> ping [IP Tujuan]

Dari HOST A Ke Host B

KD.3.5-4.5 ANALSIS sTATIC ROUTING 2


ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (AIJ) SMKN3 KALABAHI

Dari HOST A Ke Router A

Dari HOST A Ke Router B

Dari HOST A Ke Router C

KD.3.5-4.5 ANALSIS sTATIC ROUTING 3


ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (AIJ) SMKN3 KALABAHI

Dari HOST A Ke Router D

4. Mengkonfigurasi Router
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 10.1.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip address 10.1.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit
Router#

Router#sh ip int brief

Cek tabel routing awal


Router#show ip route

Lakukan konfigurasi yang sama untuk Router B, Router C dan Router D dengan
memperhatikan port yang digunakan untuk masing – masing router beserta dengan IP
addressnya.

KD.3.5-4.5 ANALSIS sTATIC ROUTING 4


ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (AIJ) SMKN3 KALABAHI

5. Mengkonfigurasi Router agar dapat saling menjangkau antar router


a. Konfigurasi agar Router A agar dapat menjangkau 10.1.6.0, 10.1.7.0, 10.1.8.0,
10.1.9.0 melalui 10.1.5.2

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#ip route 10.1.6.0 255.255.255.0 10.1.5.2
Router(config)#ip route 10.1.7.0 255.255.255.0 10.1.5.2
Router(config)#ip route 10.1.8.0 255.255.255.0 10.1.5.2
Router(config)#ip route 10.1.9.0 255.255.255.0 10.1.5.2
Router(config)#
b. Konfigurasikan agar router B dapat menjangkau 10.1.4.0 melalui 10.1.5.1 dan
menjangkau 10.1.8.0 melalui 10.1.7.2 serta menjangkau 10.1.9.0 melalui 10.1.6.2
c. Konfigurasikan Pada router C dan D dengan memperhatikan topologi.
d. Cek tabel routing dengan perintah
Router#show ip route
6. Cek konektifitas dari HOST A ke semua router dan Host B
7. Lakukan Analisis rute dari Host A ke Host B
C:\tracert [host B]
8. Lakukan Analisis rute dari Host B ke Host A
C:\tracert [host A]

KD.3.5-4.5 ANALSIS sTATIC ROUTING 5

Anda mungkin juga menyukai