“ STATIC ROUTING ”
OLEH :
ANDREW DWI SAPUTRA (42621007)
2A TMJ
B. Teori Dasar
Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya,
dengan menggunakan tabel routing untuk memilih jalur terbaik mana yang akan dilalui oleh
paket data dalam jaringan tersebut untuk mencapai tujuan.
Pada routing static, router akan meneruskan paket dengan menggunakan informasi rute
yang telah administrator masukkan secara manual dari tabel routing. Pada static routing
admin harus mengatur secara manual jalur yang akan dilalui antara dua router dan pengaturan
tersebut bersifat tetap. Apabila ada perubahan pengaturan pada router, admin harus
mengkonfigurasi ulang perangkat tersebut, berbeda dengan routing dinamis yang dapat
bekerja secara otomatis. Namun static routing lebih sedikit menggunakan bandwidth
dibandingkan dengan routing dinamis. Selain itu tidak memerlukan CPU cycles untuk
menghitung dan menganalisa pembaruan jalur.
Penggunaan static routing tidak cocok untuk skala jaringan yang besar, karena apabila
terdapat perubahan jaringan maka static routing tidak dapat menyesuaikan dan harus diatur
kembali secara manual. Sehingga static routing hanya cocok untuk lingkup jaringan komputer
yang kecil.
1. Pengertian Tabel Routing
Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan. Semakin kecil nilai metric maka semakin baik jalur/rute yang dilewati.
Terdapat beberapa parameter metric, seperti: hop count, bandwidth, delay, load,
dan realibility.
Penjelasan:
Pada contoh diatas merupakan jalur dari jaringan ke sebuah “stub network”
yaitu sebuah jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain sehingga untuk
mengakses jaringan ini hanya dapat melalui satu rute. Seringkali, static route
digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk stub network.
Contoh selanjutnya adalah penggunaan static route yang diatur pada Router B
dengan menggunakan default route:
Sebuah "default route" adalah rute default yang digunakan router dalam
meneruskan paket ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika
tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan maka
paket akan dilewatkan ke default route.
Adapun format perintah static routing:
C. Peralatan
5. Switch
6. Router
D. Prosedur Praktikum
a) Percobaan 1
1. Buat topologi jaringan berikut ini dengan Software Cisco Paket Tracer dan
konfigurasi menggunakan static routing.
2. Lakukan konfigurasi pada PC dengan pengaturan alamat IP sebagai berikut:
192.168.3.2
192.168.3.1
show running-config
show interface
show ip interface brief
show ip route
6. Lakukan tes ping dan traceroute dari Router0 - PC1 dan Router1 - PC0.
7. Lakukan tes ping dan tracert dari PC0 – PC1 dan sebaliknya.
b) Percobaan 2
1. Buatlah topologi jaringan berikut dengan Software Cisco Paket Tracer dan
konfigurasi menggunakan static routing.
6. Lakukan perintah ping dari PC host ke PC Host antar jaringan cabang lalu catat
hasilnya di buku laporan.
7. Jalankan perintah dibawah ini:
show running-config
show interfaces
show ip interface brief
show ip route
Bone
Soppeng
Wajo
Pinrang
Makassar
E. KESIMPULAN
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address
tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table
dengan harapan menemukan kecocokan entri–suatu entri yang menyatakan kepada router kemana paket
selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak
ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting
untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Berdasarkan hasil praktikum dan analisa diatas dapat ditarik beberapa poin sebagain berikut:
3. Host pada jaringan perlu di konfigurasi yang mengarah ke default route dan gateway
untuk mencocokan dengan IP Address dari Interface local router.
7. Static router memiliki kelemahan yaitu apabila jaringan terlalu besar maka akan
menyulitkan administrator untuk melakukan konfigurasi manual di setiap router
dengan mengetahui IP yang tidak sejaringan dan alamat IP router terdekat yang
dilalui. Hal tersebut juga menyusahkan administrator apabila terjadi perubahan
alamat IP karena harus diatur manual kembali.
8. Dalam melakukan entri data static route, administrator diharap lebih hati-hati dan
teliti, karena dalam pengentrian data dengan static route rentan terjadi kesalahan