Anda di halaman 1dari 20

1.

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep routing.
2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing static.
2. Peralatan :
PC dengan software Packet Tracer.
3. Dasar Teori
Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan
lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang
mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih jalan terbaik untuk
mencapai tujuan.
Rute Static adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk
meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk
mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".
Rute Static - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator
membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute
statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
Mengkonfigurasi rute static adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak
terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.
Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka
router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke
jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang
berisi NETID dan Default gatewaynya.
192.168.1.5 192.168.2.36
192.168.1/24 192.168.2/24
Router
192.168.1.13
192.168.2.43

Gambar 1. Contoh desain jaringan dengan dua subnet

Berdasarkan gambar 4.5, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari komputer
192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :
1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa
alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar default
gateway pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke
Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan
pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP
192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36
Pentingnya Rute Static
Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk
sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat "gateway"
untuk semua paket yang tidak bisa di"routing".(default route).
"Stub Network"
Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah "stub
network" (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).





Gambar 2. Stub Network
Sebuah "stub network' (kadang di sebut "leaf node") adalah jaringan yang hanya
dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya
untuk keluar masuk jaringan Stub.
"Default route"
Default route" adalah tipe rute statik khusus. Sebuah "default route" adalah rute
yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak
terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.
Pada gambar di bawah, Router B dikonfigurasi untuk meneruskan/forward semua
frame ke network tujuan yang tidak terdaftar secara eksplisit dalam routing tabel Router A.





Gambar 3. Sefault Route
Mengkonfigurasi static routing
Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk
ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang
akan dikonfigurasikan :
Ip route <destination><mask><next_hop_address>
Berikut detail untuk masing-masing opsi :
Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri
Destination : network yang hendak ditambahkan ke routing table
Mask : subnet mask yang digunakan dalam network
Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima
paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain
berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi
secara langsung.
4. PROSEDUR PEROBAAN
a. Percobaan Static Routing
1) Buat jaringan seperti pada gambar berikut dengan Packet Tracer.

2) Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC.
a) Router 2.

Konfigurasi :
PC6 : 192.168.2.1 GW :192.168.2.4
PC7 : 192.168.2.2 GW :192.168.2.4
PC8 : 192.168.2.3 GW : 192.168.2.4
b) Router 0.

Konfigurasi :
PC0 : 192.168.1.1 GW :192.168.1.4
PC7 : 192.168.1.2 GW :192.168.1.4
PC8 : 192.168.1.3 GW : 192.168.1.4
3) Berikan IP address pada masing-masing Router
a. Router 0.
Router>enable
Router#config t
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.4 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config-if)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
b. Router 2
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.4 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if) # exit
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#exit
4) Setting Routing static pada masing masing Router.
Router>enable
Router#configure terminal
Router (config)#ip route <destination><mask><next_hop_address>
a) Router 1
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.1
Router#sh ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.1
b) Router 2.
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router#sh ip route
Router(config)#do sh ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
S 192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
b. Percobaan Default Routing
1) Buat jaringan seperti pada gambar berikut dengan Packet Tracer.

2) Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC.
a) Router 2.

Konfigurasi :
PC6 : 192.168.5.1 GW :192.168.5.4
PC7 : 192.168.5.2 GW :192.168.5.4
PC8 : 192.168.5.3 GW : 192.168.5.4
b) Router 0.

Konfigurasi :
PC0 : 192.168.1.1 GW :192.168.1.4
PC7 : 192.168.1.2 GW :192.168.1.4
PC8 : 192.168.1.3 GW : 192.168.1.4
c) Router 1.

Konfigurasi :
PC0 : 192.168.3.1 GW :192.168.3.4
PC7 : 192.168.3.2 GW :192.168.3.4
PC8 : 192.168.3.3 GW : 192.168.3.4
3) Berikan IP address pada masing-masing Router.
a) Router 0.
Router>enable
Router#config t
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.4 255.255.255.192
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config-if)#interface s0/0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.192
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#exit
Router(config-if)#interface s0/0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.192
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
b) Router 1
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.4 255.255.255.192
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if) # exit
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.192
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if) # exit
c) Router 2
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.5.4 255.255.255.192
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if) # exit
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.192
Router(config-if)#exit
4) Setting Routing static pada masing masing Router.
Router>enable
Router#configure terminal
Router (config)#ip route <destination><mask><next_hop_address>
a) Router 0
Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.192 192.168.4.1
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.192 192.168.2.2
b) Router 1.
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.192 192.168.2.1
Router(config)#ip route 192.168.4.0 255.255.255.192 192.168.2.1
Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.192 192.168.2.1
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.1
c) Router 2.
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.192 192.168.4.2
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.192 192.168.4.2
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.192 192.168.4.2
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.4.2
5) Lakukan perintah show ip route pada masing-masing router.
a) Router 0.

b) Router 1.

c) Router 2.

6) Cek koneksi dengan malakukan perintah ping dari PC
a) Ping PC ke PC pada router 2.


b) Ping PC ke PC pada Router 0.


c) Ping PC ke PC pada Router 1.


7) Cek koneksi PC antar Router.
a) Ping PC6 ke PC0

b) Ping PC6 ke PC3.

c) Ping PC1 ke PC4.

d) Ping PC1 ke PC7.

e) Ping PC5 ke PC2

f) Ping PC5 ke PC8

c. percobaan Router Redundant
1) Buatlah jaringan seperti berikut;

a) Router 3.
Router>en
Router#config t
Router(config)#ip route 172.18.0.0 255.255.0.0 172.17.0.0
Router(config)#ip route 172.18.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0 250
Router(config)#exit
Router#sh ip route

b) Router 4
Router>en
Router#config t
Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.17.0.1 250
Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0
Router(config)#exit
Router#sh ip route

d. Configurasi hostname dan password Router.

1) Perintah untuk memberi atau merubah nama router, perintah untuk membuat
password untuk akses ke router lewat console dan perintah untuk membuat Virtual
terminal (VTY) password untuk akses dengan telnet ke router.
router>enable
router#configure terminal
router(config)#hostname nurhikma
nurhikma(config)#line console 0
nurhikma(config-line)#password cisco
nurhikma(config-line)#login
nurhikma(config-line)#line vty 0 4
nurhikma(config-line)#password cisco
nurhikma(config-line)#login
nurhikma(config-line)#exit
2) Untuk melihat konfigurasi yang sedang berjalan menggunakan perintah show
running config.
nurhikma#sh running-config
line con 0
password cisco
login
line vty 0 4
password cisco
login
e. Melihat versi-versi pada router.
1) Versi Boostrap

2) versi IOS

3) Number and type of interfaces

4) Number and type of interfaces

5) Amount of NVRAM

6) Amount of Flash

4. Analisa dan Kesimpulan
Pada percobaan pertama (Static Routing) diatas IP yang digunakan dibagi menjadi 4
subnet dengan jaringan yang berbeda. Setelah konfigurasi ip address pada masing-masing PC
dan router, PC tersebut dapat berkoneksi ke PC lainnya baik dalam satu jaringan maupun ke
jaringan yang berbeda. Pada routing static kita harus memahami bagaimana internetwork dan
setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar, Jika
sebuah network ditambahkan ke internetwork, kita harus menambahkan sebuah route
kesemua routersecara manual. Hasil route pada percobaan tersebut dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
Untuk router 0, hasil ip route seperti berikut :
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.1
Directly connected (c) artinya jaringan yang terhubung langsung dengan router 0 sedangkan
(s) merupakan jaringan yaang tidak terhubung langsung dengan router tersebut diamana
untuk terhubung ke router itu dia melalui IP address 192.168.2.1.
Untuk router 1,hasil IP route sebagai berikut :
S 192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
Ada beberapa percobaan diatas yang tidak bisa secara langsung berkoneksi dengan PC
yang lain itu disebabkan oleh kesalahan konfigurasi router dan kesalahan dalam penentuan
IP address tiap-tiap komputer/jaringan.
Hasil ip route pada percobaan default routing sebagai berikut :
Untuk Router 0 :

Untuk router 1 :

Untuk router 2 :

perintah Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.4.2
artinya kemanapun jalur yang dituju oleh router itu pasti melewati ip address 192.168.4.2.
default routing ini digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual, menambahkan
router ke sebuah network tujuan yang tidak terhubung langsung dengannya yang tidak ada
di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya
memiliki satu jalur keluar.
Pada percobaan redundant terdapat perintah Router(config)#ip route
172.16.0.0 255.255.0.0 172.17.0.1 250 artinya ip address 172.17.0.1
merupakan jalur kedua yang digunakan untuk berkoneksi dengan jaringan lain, sedangkan
Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0 merupakan jalur utama yang
sedang digunakan. Contohnya dapat dilihat pada table routing hasil dari route pada router 1,
sebagai berikut :

Dan router 2, sebagai berikut :

Nilai 250 ini merupakan salah satu nilai AD (Administrative distance) yaitu sebuah
bilangan integer 0 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak
akan ada lalu lintas data yang akan melalui route ini. Jika kedua route yang di-advertised
memiliki AD yang sama, maka jumlah hop atau bandwidth yang tersambung dari routing
protocol akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Kalau masih
sama kedua AD dan metric, maka digunakan load-balance (pengimbangan beban).
Dari kejadian tersebut,dapat disimpulkan bahwa koneksi yang baik pada suatu
perancangan jaringan komputer ditentukan oleh beberapa factor,yaitu :
a. Penentuan Subnet/ Subnetting.
b. Konfigurasi tiap-tiap komponen.
c. penggunaan kabel untuk menguhubungkan komponen secara fisik.

Anda mungkin juga menyukai