Anda di halaman 1dari 12

MENULIS MAKALAH MENGEVALUASI ROUTING STATIS DAN

MENGKONFIGURASI ROUTING STATIS

NAMA KELOMPOK :
NUR HAPIPAH NASUTION
ZAHIRA QURATUL AIN SALSABILA
 Pengertian roting statis
Routing statis adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelolaanjaringan untuk
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Semua
router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.

Jika menggunakan routing statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara


manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika
terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan
routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk
melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan
untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis biasa di terapkan di jaringan
skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator.

 Prinsip dan cara kerja routing statis


Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah Router memiliki
kemampuan Routing, artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah di tujukan untuk host lain yang
satu network ataukah berada di network yang berbeda.

Jika paket-paket di tunjukkan untuk host pada network lain maka router akan
meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditunjukkan untuk
host yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.

Cara kerja roting statis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:


1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.
2. Router melakukkan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.

 Perintah dasar routing statis


Perintah dasar routing statis meliputi konfigurasi nama router, password, nama
interface, konfigurasi interface, serta menghapus konfigurasi atau yang lebih dikenal
dengan mode konfigurasi global.
1. router>enable
Tanda “>” (lebih dari)adalah user sehingga untuk bisa masuk sebagai
administrator harus menggunakan perintah enable, setelah di enter maka
akan berubah menjadi tanda “#” (tagar).
2. router#show ?
Digunakan untuk dapat mengetahui daftar kelnjutan dari perintah
“show”yang dapat di eksekusi.
3. router#show running-config
Digunakan untuk menampilkan semua konfigurasi yang telah dilakukkan
pada router yang tersimpan di RAM.
4. router#show running-config
Digunakan untuk menampilkan file startup yang tersimpan pada NVRAM
(Non valatile random access memory) , disimpan tanpaharus hilang
walaupun listrik mati.
5. router#copy running statup-config
Berfungsi untuk menyimpan semua konfigurasi pada NVRAM, sehingga
setiap router di jaankan kembali, konfigurasi awal masi ada.
6. router#erase startup-config
Digunakan untuk menghapus seluruh konfigurasi pada NVRAM.
7. router#copy runing-cnfig fttp
Digunakan apabila sobat hendak menyimpan hasil konfigurasi secara
Jarak jauh menggunakan protokol tftp.
8. router#show users
Untu menampilkan jumlah orang yang terhubung ke router.
9. router#show arp
Digunakan untuk menampilkan tabel ARP atau alamat resolution
Protokol yang memetakan ke alamat MAC .ARP dikenal juga dengan
Istilah ARP cache.
10. router#show history
Perintah yang berfungsi untuk menampilkan riwayat yang telah di
Eksekusi sebelumnya.
11. router#show interfaces
Digunakan untu menampilkan informasi terkait data interface baik fisik
Maupun data link,pengaturan bandwidth,pengaturan,delay.
12. router#show host
Perintah yang digunakan untuk menampilkan cache dari host yang
Tersedia.
13. router#show flash
Perintah ini digunakan untuk menampilkan informasi menenai memory
Flash yang ada pada perangkat packet tracer.
14. router#shoe protocols
Perintah ini digunakan untuk mengetahui protokol layer ketiga,sebagai
sarana fungsional dan proseural.
15. router#show ip interface
Digunakan untuk mengetahui IP address pada interface secara lengkap.
16. router#show ip interface brief
Perintah ini digunakan untuk menampilkan output dari sebuah IP address
pada interface.
17. router#show ip protocol
Perintah ini digunakan untuk menampilkan saat protokol pada routing
dinamis dijalankan.
18. router#show ip route
Perintah yang berfungsi untuk menampilkan tabel routing IP saat itu.
19. router#show logging
Digunakan untuk melakukkan verifikasi pada beberapa hal yang dianggap
tidak sesuai, dapat mengakses log danmenampilkanya.
20. router#show lock
Untuk menampilkan waktu dari sistem yang aktif saat itu.
21. router#ping
Perintah yang digunakkan untuk melakukkan verifikasi keterhubungan
antara host ke host melalui protokol ICMP
22. router#traceroute
digunakan untuk melakukkan verifikasi operasi jaringan dengan
mengirimkan pada jalur yang telah ditentukkan, pada prinsipnnya hampir
sama dengan perintah “ping”
23. router#show version
Digunakkan untuk menampilkan versi cisco
24. router#configure terminal
Perintah ini adalah perintah awal yang harus dilakukan untuk dapat
mengkonfigurasi cisco, dengan ditandai berubahnya tanda “>” menjadi
“#”.yang artinya sobat semua sudah berubah dari user menjadi admin.
25. router#hostname
Digunakkan untuk mengganti nama dari host, yang secara default bahwa
host bernama “router”. Cara penulisanya misal akan di ubah menjadi
“kampus” sintak perintahnya adalah “router#hostname kampus”. Maka
nama host sudah berubah dari router menjadi kampus.
26. router#banner motd
Digunakkan untuk menambah MotD (Message Of the day) sebagai banner
atau pesan yang akan tampil antar muka.
27. router#no banner motd
digunakkan untuk menghapus pesan MotD.
28. router(config)#enable password
digunakkan untuk mengaktifkan fitur password.
29. router(config)#line console
Digunakan untuk masuk ke line console mode, dengan masuk ke line
console kalian bisa mengatur berbagai pengaturan global.
30. router(config-line)#password admin
Digunakan untuk memberikan password pada cisco.
31. router(config-lline)#login
Digunakan untuk mengaktifkan fitur login saat user masuk ke mode
konfigurasi, sehingga akan aman dari jangkauan orang yang tidak betaggung
jawab.
32. router#(config-line)#exec-timeout 1 30
Perintah “router(config-line)#exec-timeout 1 30” dapat di gunakkan untuk
mengatur fitur auto log off (apabila fitur login di aktifkan), nilai “1” pada
perintah tersebut merupakan nilai “menit”sedangkan nilai “30” merupakan
nilai “detik”, artinya pengguna akan secara otomatis log off apabila tidak ada
aktifitas selama 1 menit 30 detik, untuk mengatur agar pengguna tidak log
off otomatis, maka perintah yang di jalankan adalah “router(config-
line)#execc-timeout 0 0”.

 Aturan-aturan routing statis


Semua remot site diarahkan menuju center site. Router central site memilliki route
ke semua subnet dimasing-masing remote site.
1. Membutuhkan informasi network destination
2. Setiap destination di-setting manual
3. Digunakan oleh organisasi kecil
4. Sebagai backup dynamic route
5. Cocok digunakan di network yang memiliki bandwith lambat misalnya dialup
6. Memiliki administrative distance 0 atau 1

 Prosedur dan teknik konfigurasi routing statis


Router digunakkan untuk proses pengambilan sebuah paket dan sebuah alat dan
mengrimkan melalui network ke alat lain di sebuah network yang berbeda. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Alamat tujuan
2. Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang
network remote
3. Router yang mungkin ke semua network remote
4. Router terbaik untuk setiap network remote
5. Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana
menemukan network-network remote.
Teknik konfigurasi untuk melakukkan routing static pada cisco adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian IP pada interface
2. Mengaktifkan interface
3. Menentukan route static ada 3 cara, antara lain sebagai berikut :
a) Menggunakan exit interface
b) Menggunakan next-hop IP address
c) Menggunakan exit interface dan next-hop IP address

 Studi kasus routing statis


Sebuah topologi jaringan dengan 2 buah gedung menggunakan 2 buah
Router cisco untuk menghubungkan keduagedung tersebut.
Langkah-langkah konfigurasi antara lain sebagai berikut:
a. pemberian IP addres pada masing-masing laptop.
b. konfigurasi pada router anda
1. tampilan awal CLI pada outer.
2. Pilih NO saja agar tidak mengonfigurasi secara
Wizard.
3. Pemberian host name pada router
4. Pemberian IP address pada router.
5. Mengaktifkan interface pada router.
6. Memasukan IP router static-nya.

c. Perintahnya yang dilakukan adalah sebagai


Berikut:
Router>enable
Router#conf t
Router(config)#hostname gedung-A
Gedung-A(config)#interface fa0/1
Gedung-A(config)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Gedung-A(config)#no sh
Gedung-A(config)#int fa0/0
Gedung-A(config)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
Gedung-A(onfig)#no sh
Gedung-A(config)#exit
Gedung-A(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0

d. Pengetesan hasil konfigurasi


 Prosedur pembuatan laporan dan konfiguras routing statis

Menyiapkan Perangkat Jaringan


Untuk memulai percobaan, kamu harus membuka aplikasi cisco packet tracer dan
menyiapkan beberapa perangkat jaringan sebagai berikut ini:
2 Buah Router
2 Buah Switch
8 Buah PC
kemudian susunlah perangkat jaringan seperti gambar berikut ini:

Selanjutnya, hubungkan perangkat diatas dengan ketentuan sebagai berikut:


- Hubungkan PC dengan Switch menggunakan kabel Straight
- Hubungkan Switch dengan Router menggunakan kabel Straight
- Hubungkan Router0 dengan Router1 menggunakan kabel Serial DCE

Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Notes:
Untuk mempermudah percobaan, kita lakukan pemetaan jaringan seperti gambar diatas.
Tahapan lengkapnya dapat dilihat pada video ini.

Melakukan Konfigurasi Jaringan


Setelah melakukan pembagian network dan labeling, langkah selanjutnya adalah
melakukan:
- Konfigurasi IP pada komputer
- Konfigurasi Interface Router
- Konfigurasi Static Routing

Melakukan konfigurasi IP komputer


Untuk memulai konfigurasi IP komputer, kita perlu melakukan klik pada end device PC,
sehingga akan muncul popup sebagai berikut:

Masuklah ke bagian Desktop>IP Configuration maka akan tampil halaman sebagai berikut:
Untuk dapat melakukan konfigurasi IP static, kita dapat melakukannya dengan mengisikan IP
Address, Subnet Mask, dan Default Gateway.
Notes:
Lakukan konfigurasi IP seperti langkah-langkah diatas pada 7 buah PC lainnya..
Konfigurasi Interface Router
Untuk memulai tahapan konfigurasi interface Router, pertama-tama kita perlu mengetahui
port mana saja yang digunakan untuk menghubungkan jaringan. Selanjutnya kegiatan
melakukan konfigurasi interface yang dapat dilakukan dengan tahapan berikut ini:

Untuk melakukan konfigurasi pada FastEthernet, kita dapat melakukannya dengan


memasukan alaman IP Address dan Subnet Mask, kemudian mengaktifkan port status
seperti yang terlihat pada Gambar 5. Konfigurasi Router A pada interface FastEthernet0/0.
Untuk melakukan konfigurasi interface Serial DCE, kita perlu menentukan ClockRate, IP
Address, Subnet Mask, kemudian mengaktifkan Port Status pada Router.
Notes:
Lakukan konfigurasi yang sama pada Router B
Konfigurasi Static Routing
Pertama-tama kita perlu melakukan pengecekan router tabel yang tersedia pada Router A.
Untuk dapat melakukan pengecekan routing tabel tersebut, kita dapat menjalankan
perintah berikut ini:

Melakukan Pengecekan Tabel Routing diatas, dapat kita ketahui bahwa “Router A” telah
terhubung ke jaringan dengan network 10.0.0.0/8 dan 192.168.1.0/24. Jaringan yang tidak
tersedia pada routing tabel tidak akan dikenali oleh router, maka dari itu kita dapat
memenfaatkan konfigurasi static routing untuk dapat mendaftarkan tabel routing pada
network tertentu.
Untuk memulai penyetelan konfigurasi Static Routing, kita perlu membuka router dengan
cara mengakses menu “Config>Routing>Static”. Sehingga akan tampil halaman seperti
gambar berikut ini:

Selanjutnya, kita dapat mengisikan data Network, Mask, dan Next Hop untuk mendaftarkan
sebuah network kedalam IP table pada “Router A”. Didalam konfigurasi routing static ini,
kita harus aware terhadap Next Hop yang akan digunakan supaya jaringan dapat
terkonfigurasi dengan baik. Pada tahapan diatas, kita perlu menekan button Add untuk
menambahkan konfigurasi tabel static routing kita.

Setelah menambahkan konfigurasi Routing Static, kita perlu melakukan pengecekan pada IP
table dengan menjalankan perintah sebagai berikut:

Setelah melakukan konfigurasi Static Routing, maka IP Table akan berubah, dan jaringan
pada Router A dapat mengenali network 192.168.2.0.
Notes:
Lakukan konfigurasi yang sama untuk Router B
Melakukan Ujicoba
Jika “Router A” dan “Router B” telah menerapkan Static Routing, langkah selanjutnya adalah
melakukan ujicoba pengiriman paket PDU. Berikut adalah hasil percobaan yang telah
dilakukan:

Pada percobaan pertama kali, proses pengiriman paket akan gagal, setelah dilakukan
pengiriman kedua kali (dengan tujuan yg sama), paket telah berhasil dikirimkan.
Sekian artikel kali ini, semoga dapat bermanfaat buat semuanya..

Anda mungkin juga menyukai