Anda di halaman 1dari 17

SIMULASI ROUTING (INTERCONNECT-NETWORK)

I. TEORI DASAR
1. Apa Itu Routing?

Routing adalah proses dalam jaringan yang berfungsi untuk meneruskan paket,
dari jaringan satu ke jaringan yang lainnya melalui Internet. Proses routing ini dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah perutean.

Selain merujuk ke istilah untuk proses meneruskan paket pada jaringan, routing atau
perutean juga bisa diartikan sebagai beberapa jaringan yang terhubung. Jaringan yang
terhubung ini membuat jaringan Internet dapat dikirimkan atau dengan istilah sistem
informasi, ditransmisikan ke jaringan yang lain.

Dalam prinsipnya routing atau perutean ini dapat diterapkan prinsipnya pada semua
jaringan, seperti jaringan telepon hingga jaringan pada transportasi umum. Dalam suatu
metode transfer data antar jaringan yang bernama packet-switching, routing akan memilih
jalur untuk paket berupa Internet Protocol (IP) untuk melakukan perjalanan dari asal lalu
ke tujuannya. Keputusan untuk perutean Internet ini dibuat oleh perangkat keras
bernama router.

2. Fungsi Routing

Sebagai orang yang sudah terbiasa dengan dunia sistem informasi, fungsi routing
mungkin sudah dipahami di luar kepala. Namun, bagi sebagian besar orang awam yang
tidak terbiasa dengan istilah-istilah ini, proses routing memiliki beberapa fungsi yang
harus Anda ketahui.

a.Penghubung Jaringan untuk Mengirimkan Paket Data


Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa fungsi utama proses routing adalah untuk
menghubungkan dari jaringan Internet ke jaringan internet lainnya. Dengan memahami
proses atau alur dari routing dapat mempermudah untuk mengetahui dasar-dasar jaringan.

b. Prinsip yang Berguna untuk Komputer Masa Kini


Apabila Anda mempelajari dan memahami proses atau alur dari routing, Anda tentunya
akan bisa melakukan konstruksi dua atau lebih perutean agar bisa saling berhubungan.
Karena proses routing inilah komputer mampu untuk mengirim data dan pesan secara
detail ke komputer lainnya yang pada dasarnya lokasinya sedang berjauhan.

3. Cara Kerja Routing

Sebelum memahami alur kerja dari routing, Anda perlu memahami mengenai beberapa
fungsi aspek dalam routing dan protokol routing. Beberapa fungsi tertentu setiap aspek
pada proses routing adalah sebagai berikut:

1
 Dalam proses ini, tabel routing berfungsi sebagai pencatat jalur yang akan dan harus
diambil paket untuk mencapai tujuannya.
 Router berfungsi sebagai perangkat keras yang dibutuhkan dalam proses routing. Dalam
proses ini berfungsi untuk perangkat aktif yang akan menerima paket Internet,
membaca header paket, memeriksa alamat tujuan dari paket, memilih dan menentukan
jalur yang akan dilewati paket untuk ke tujuan, serta menentukan ke mana
tujuan routing yang sudah sesuai dengan informasi dalam tabel routing sebelumnya.
 TCP/IP ini berfungsi sebagai alamat pengiriman paket data dalam jaringan yang akan
membantu paket data menuju ke alamat utama yang dituju (host). Selain itu, TCP/IP ini
berfungsi untuk menerima paket data mengirimkan paket data lagi yang ada di dalam
sistem.
Kemudian, ada pula routing protocol atau protokol perutean. Protokol perutean ini
memilih rute dalam jaringan untuk menentukan jalur terbaik untuk meneruskan paket.
Setiap router akan berkomunikasi dengan satu sama lain untuk saling mengumpulkan
informasi mengenai jalur yang kemungkinan berbeda ke jaringan tertentu dan akan
disimpan ke tabel routing.

1. Routing Terjadi di Lapisan Jaringan TCP/IP


Pada proses awal routing, di jaringan TCP/IP terjadi pembagian alamat pada
setiap user komputer. Data-data yang akan dikirim dari perangkat akan dibuat dalam
bentuk datagram. Datagram ini adalah paket data yang sering dikenal dengan IP
atau Internet Protocol.

2. Pemeriksaan Alamat Paket oleh IP


Datagram yang sudah disiapkan telah memiliki alamat tujuan masing-masing. Setelah itu
IP akan memeriksa alamat-alamat pada paket data tersebut untuk disampaikan kepada
perangkat tujuan (host). Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan :

 Apabila alamat tujuan dari datagram berada di jaringan yang sama atau perangkat asal,
maka datagram akan langsung disampaikan ke perangkat tujuan.
 Namun berbeda lagi bila alamat tujuan dari datagram tidak berada di jaringan yang sama,
maka datagram akan diteruskan ke router lain yang dianggap lebih tepat.

4. Jenis-Jenis Routing

Dalam proses routing terdapat tiga jenis routing yang harus Anda ketahui perbedaannya.
Berikut adalah jenis-jenis routing beserta dampaknya.

1. Static Routing
Static routing atau perutean statis yang sesuai namanya yaitu bersifat statis.
Jenis routing ini menggunakan sedikit router dan konfigurasi pada proses routing-nya
tidak berubah dalam jangka waktu yang lama, maka dari itu dinamakan perutean statis.

Perutean statis ini memiliki kelebihan dapat diimplementasikan dengan mudah. Perutean
statis ini juga dinilai sebagai perutean yang paling aman karena administratornya yang

2
terpusat, hal ini menyebabkan router yang dipakai tidak akan memberikan informasi ke
perute lainnya.

Static routing tidak membutuhkan banyak sumber daya, seperti memori atau CPU, malah
Anda bisa menggunakan router yang lebih terjangkau untuk perutean statis ini.

2. Dynamic Routing
Dynamic routing atau perutean dinamis adalah kebalikan dari perutean statis, yang
mana router memungkinkan untuk mempelajari informasi mengenai router lainnya yang
dilakukan secara dinamis. Informasi dari router lain ini bisa ditambahkan ke
tabel routing milik router yang dipakai.

Tujuan utama dari perutean dinamis ini adalah untuk menemukan jaringan jarak jauh dan
memelihara informasi perutean yang terkini. Selain itu, perutean dinamis juga secara
otomatis akan memilih jalur terbaik untuk sampai ke jaringan tujuan, sekaligus dapat
memilih jalur baru apabila jalur yang dipilih tidak tersedia.

Kelebihan dari perutean dinamis ini adalah router dapat bekerja untuk semua jenis
jaringan. Selain itu, proses perutean ini dapat secara otomatis merutekan ulang traffic jika
ada suatu kegagalan dan dapat membangung kembali tabel routing.

3. Default Routing
Default routing adalah jenis routing yang hanya menggunakan single router atau
satu router saja, yang mana metode routing-nya hanya akan menggunakan konfigurasi
untuk mengirim seluruh paket data ke satu router saja.

Jenis routing yang satu ini juga biasa disebut dengan istilah gateway of last resort, karena
sistem routing-nya yang dipakai sebagai router rintisan untuk menjangkau semua
jaringan lain agar semua paket data tersampaikan ke jaringan tertentu. Kelebihan
dari default routing ini dapat digunakan ketika belum ada rute yang ditentukan
sebelumnya dalam tabel routing.

II. ALAT PRAKTIKUM


CISCO PACKET TREASER

3
III. LANGKAH LANGKAH PRAKTIKUM

a. PERSIAPAN
Persiapan simulasi routing dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 2 workstation, 2
switch, dan 1 router sehingga terlihat seperti gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Dua Jaringan Berbeda dan Saling Terkoneksi via Router

Lakukan konfigurasi pada workstation (tanda merah berarti ID host berdasarkan mask):

Pada PC0 : Pada PC1 :


IP Address : 192.168.1.1 IP Address : 10.0.0.1
Subnet Mask : 255.255.255.0 Subnet Mask : 255.0.0.0
Default Gateway : 192.168.1.5 Default Gateway : 10.0.0.5

Sehingga dapat diilustrasikan penjelasan untuk gambar 1.1 adalah seperti terlihat pada gambar
1.2 di bawah ini. Router0 memiliki dua interface, yaitu:

1) Interface dengan IP address 192.168.1.5 yang terhubung secara fisik ke


network address 192.168.1.0
2) Interface dengan IP address 10.0.0.5 yang terhubung secara fisik ke
network address 10.0.0.0

4
Gambar 1.2 Ilustrasi Untuk Dua Jaringan Berbeda Terhubung dengan Router0

b. MULAI SIMULASI
1. Double-klik Router0 hingga muncul jendela properties Router0. Pilih tab Config. Pada
menu sebelah kiri, klik FastEthernet0/0 (di bawah judul submenu Interface) untuk
melakukan konfigurasi IP address pada interface 1 Router0. Isikan IP address yang sesuai
dengan network address yang terhubung secara fisik dengan interface tersebut. Misalkan
FastEthernet0/0 terhubung secara fisik ke network address 192.168.1.0, maka
FastEthernet0/0 yang akan mendapatkan IP gateway 192.168.1.5. Setelah itu aktifkan
interface dengan cara mencentang pilihan On pada field Port Status. Begitu juga dengan
interface 2 Router0 (FastEthernet0/1) yang terhubung secara fisik dengan network
address 10.0.0.0 akan mendapat IP gateway 10.0.0.5. Pada gambar 1.3 dapat dilihat hasil
konfigurasi salah satu interface, sebagai berikut.

Gambar 1.3 Konfigurasi Routing Pada Interface FE0/0 Router0

5
Jangan lupa mengkonfigurasi interface Router0 yang lainnya. Sehingga semua jaringan dapat
terkoneksi dengan benar.

2. Pastikan semua telah terkoneksi dengan cara memeriksa routing table. Untuk memeriksa
routing table, pada jendela utama perangkat lunak Cisco Packet Tracer sebelah kiri, pilih
menu Inspect (dengan gambar kaca pembesar) atau tekan hotkey I (i) pada keyboard. Jika
kursor mouse telah berubah menjadi gambar kaca pembesar, arahkan kursor ke Router0,
klik Router0, dan pada menu yang muncul, pilih Routing table. Jika semua telah
dilakukan dengan benar, akan terlihat ada entry pada routing table Router0 seperti terlihat
pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Routing Table Router0

Dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat baris 1): Jika ada IP address yang melewati
Router0 dan akan menuju Network 10.0.0.0 dengan mask /8 (255.0.0.0) --dengan kata
lain menuju jaringan atau host 10.* (* = berapapun)-- maka akan melaui port interface
FastEthernet0/1. Type C berarti Connected atau alamat yang dituju terhubung langsung
dengan Router0 tersebut sehingga tidak membutuhkan Next Hop IP (IP router lain).
Begitu juga untuk baris dibawahnya.

KONFIGURASI ROUTER VIA CLI CISCO IOS


Cisco IOS (Internetwork Operating System) adalah sistem operasi yang berfungsi
menjalankan dan mengontrol Router dan beberapa Switch milik Cisco. Dengan adanya IOS,
sistem operasi pada Switch/Router Cisco, segala sesuatu di dalamnya dapat dengan mudah
diatur oleh manusia untuk tujuan tertentu (manageable).

6
Pada perangkat lunak Cisco Packet Tracer juga terdapat simulasi IOS dalam bentuk CLI
(Command Line Interface). Bisa dilihat pada gambar 2.1, ketika Router pertama kali
dinyalakan.

Gambar 2.1 CLI Cisco IOS

Untuk mengkonfigurasi Router0 pada contoh awal, akan dicoba mengkonfigurasi Router0
tersebut via CLI IOS.
1. Double-klik Router0 hingga muncul jendela properties Router0. Kemudian klik tab CLI
sehingga tampilan seperti gambar 2.1.
2. Ketik “n” pada prompt Continue with configuration dialog? [yes/no]: agar IOS langsung
masuk ke CLI.
3. Tekan tombol “ENTER” ketika tulisan Press RETURN to get started! muncul.
4. Kemudian muncul prompt Router>. Mulai dari sini, disebut sebagai user mode. Anda bisa
mengetikkan perintah-perintah dasar –biasanya dipakai untuk melihat statistik yang ada
pada Router—

7
5. Untuk masuk ke mode privileged, ketikkan “enable” setelah prompt Router> 6. Kalau
muncul prompt Router# (tanda “>” pada prompt telah berubah menjadi tanda “#”), berarti
anda telah memasuki mode priviledged.
7. Untuk kembali ke user mode, tinggal mengetikkan perintah “disable”
8. Untuk keluar dari console, ketikkan perintah “logout”
9. Anda akan memulai mengkonfigurasi Router0. Ketikkan “config” pada mode
priviledged. Akan ada pertanyaan Configuring from terminal, memory, or network
[terminal]? Tekan “ENTER” langsung untuk memilih opsi default –yang berada dalam
kurung siku (terminal)-

10. Prompt CLI akan berubah menjadi Router(config)#


11. Ketikkan perintah "interface FastEthernet0/0” setelah prompt Router(config)# untuk
mulai mengkonfigurasi FastEthernet0/0.
12. Prompt CLI akan berubah menjadi Router(config-if)#
13. Ketikkan perintah “ip address 192.168.1.5 255.255.255.0”. Ini untuk setting ip address
pada interface tersebut menjadi 192.168.1.5 dengan subnet mask 255.255.255.0
14. Selanjutnya ketikkan perintah “no shutdown”, sehingga interface FastEthernet0/0
tersebut menjadi On. Pada konfigurasi cara biasa, ini sama halnya dengan mencentang
field Port Status.
15. Ketikkan “exit” sehingga prompt CLI kembali berubah menjadi Router(config)#
16. Sampai tahap ini selesai untuk konfigurasi interface 1 Router0. Lakukan hal yang sama
untuk FastEthernet0/1.
Jika kedua interface telah dikonfigurasi, maka seharusnya kedua network sudah dapat
terhubung langsung. Tidak dibutuhkan entry route manual karena koneksi antara dua
network ini adalah bertipe “C” atau Connected.

MELAKUKAN PING KE HOST DI NETWORK LAIN


Untuk menguji kebenaran dari routing table Router0, bisa dengan melakukan “ping” dari host
satu ke host lainnya. Untuk contoh kali ini akan dilakukan ping request dari PC0 (192.168.1.1)
menuju ke PC1 (10.0.0.1).

Lakukan "ping" dengan cara mengetikkan: ping [ip_address_tujuan]


Untuk melakukan ping menuju PC1 yang memiliki IP address 10.0.0.1 adalah dengan cara
mengetikkan: ping 10.0.0.1
Dari hasil perintah yang anda lakukan akan dihasilkan output seperti ini:

8
Gambar 2.2 dihasilkan output

IV. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Koneksi antar dua host atau lebih yang berbeda segmen jaringannya membutuhkan
peran dari Router/Gateway.
2. Router selalu memiliki interface yang terhubung secara fisik dengan network lainnya.
3. Next Hop Router dimanfaatkan jika Router tidak terkoneksi secara fisik dengan alamat
tertentu. Sehingga selain sebagai gateway, router juga berperan sebagai tempat relay
paket.
V. EKSPERIMEN
Coba buat interkoneksi antara 3 buah network yang terhubung pada sebuah router. Di
network-1 terdapat DNS Server dan 1 workstation, di network-2 terdapat HTTP Server
(pada domain ilkomupi.com) dan 1 workstation, di network-3 terdapat HTTP Server
(pada domain pendilkomupi.com) dan 1 workstation. Lakukan konfigurasi sedemikian
sehingga setiap workstation bisa mengakses layanan server-server yang ada pada tiga
network tersebut. Ilustrasi pada gambar 2.3!

9
Gambar 2.3 Ilustrasi Untuk Soal Eksperimen

Gambar 2.4 Eksperimen

10
Gambar 2.5 IP Configuration PC0

Gambar 2.6 IP Configuration Server0

Gambar 2.7 IP Configuration PC1

11
Gambar 2.8 IP configuration Server1

Gambar 2.9 HTTP Server1

Gambar 2.10 IP Configuration PC2

12
Gambar 2.11 IP Configuration Server2

Gambar 2.12 HTTP Server2

Gambar 2.13 Hidupkan DNS pada server0

13
Gambar 2.14 Atur Router sesuai dengan kabel yang terhubung

Gambar 2.15 Atur Router sesuai dengan kabel yang terhubung

Gambar 2.16 Atur Router sesuai dengan kabel yang terhubung

14
Gambar 2.17 Tekan kaca pembesar atau tekan tombol “i”, jika sudah berhasil akan seperti diatas

Gambar 2.18 Web Browsing pada PC0

Gambar 2.19 Web Browsing pada PC0

15
Gambar 2.20 Web Browsing pada PC1

Gambar 2.21 Web Browsing pada PC1

Gambar 2.22 Web Browsing pada PC2

16
Gambar 2.23 Web Browsing pada PC2

17

Anda mungkin juga menyukai