Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 5 JARINGAN KOMPUTER

Arief Taufik Budiman


1613070029
1. Routing Protocol
Jika transport layer digunakan oleh mesin-mesin komputer sebagai penghubung antar
proses/aplikasi maka network layer disini berperan sebagai penghubung antara satu mesin ke
mesin lainnya. Beberapa proses yang terjadi pada layer ini antara lain :
• Pengalamatan logik (IP Address)
• Routing
• Enkapsulasi & Dekapsulasi
Pada network layer terjadi proses routing dimana paket akan “diarahkan” agar sampai ke mesin
tujuan, sehingga meskipun dua mesin masing-masing berada dalam network yang berbeda,
mereka tetap dapat saling berkomunikasi. Proses routing ini diperankan oleh perangkat jaringan
yang kita kenal sebagai Router, perangkat penghubung antara satu network dengan network
lainnya. Dalam perjalannya, paket bisa saja melewati beberapa router sebelum sampai ke mesin
tujuan. Setiap router yang harus dilalui oleh packet disebut sebagai hop.

Kita bisa mengibaratkan proses routing dan router ini sebagai seorang polisi lalu lintas yang
sedang mengatur dan memandu arus lalu lintas antar kota, polantas (router) ini berfungsi untuk
menentukan (proses routing) kemana mobil-mobil (paket) harus diarahkan jika tujuannya adalah
jakarta dan kemana harus diarahkan jika ada mobil yang ingin menuju ke bandung.

Dari sudut pandang komputer pengirim, PDU yang turun dari layer 4 atau layer transport yang
kita kenal sebagai segmen/datagram akan di enkapsulasi dengan header layer network (IP
Header) sehingga menjadi PDU layer 3 atau layer network yang kita kenal sebagai paket.
Diantara informasi yang disertakan dalam header ini adalah informasi IP address dari mesin
pengirim dan penerima.

Sedangkan dari sudut pandang sisi komputer penerima, packet akan di dekapsulasi (menjadi
segmen/datagram) kemudian dibaca informasi pada IP header-nya, jika IP address tujuan paket
tersebut adalah IP address komputer penerima maka paket yang sudah di dekapsulasi menjadi
segmen/datagram tersebut akan dinaikkan ke layer atasnya yaitu layer transport.

Protokol IP
Pada layer transport kita mengenal dua jenis protokol TCP dan UDP sebagai protokol komunikasi,
pada layer Netwrok, IP adalah satu-satunya protokol layer 3 yang digunakan untuk membawa
data user berlalu-lalang melintasi network TCP/IP. IPv4 adalah versi IP yang paling banyak
digunakan saat ini. IPv6 masih dalam tahap pengembangan dan belum banyak dipakai. Beberapa
karakteristik IP antara lain:
• Connectionless – tidak perlu menjalin koneksi sebelum pengiriman data.
• Best Effort (Unreliable) – tidak ada fitur-fitur untuk menjamin data sampai ke tujuan.
• Media Independent – bisa beroperasi pada media apapun yang digunakan pada layer
fisik, ethernet, fiber optik, maupun wireless.

IP mengenkapsulasi segmen/datagram dari layer transport dengan IP Header agar data dapat
dikirimkan ke mesin tujuan. Router membaca informasi pada IP Header ini untuk melihat alamat
network yang dituju oleh paket tersebut kemudian akan melakukan proses routing berdasarkan
alamat network tersebut. Berikut adalah IP Header yang digunakan dalam proses enkapsulasi
layer network.

Ada beberapa fields utama yang perlu kita perhatikan pada IP Header:
• IP Source address, IP address mesin komputer yang dituju (penerima). IP Destination
address, IP address mesin komputer pengirim.
• Time-to-Live (TTL).
o Bilangan biner yang menunjukkan 'sisa hidup' sebuah paket. Nilai ini akan selalu
dikurangi 1 satuan setiap kali paket melewati sebuah router (hop). Ketika nilai TTL
mencapai angka = 0, maka paket akan di drop oleh router. Mekanisme ini untuk
mencegah terjadinya routing loop, sebuah problem routing yang menyebabkan paket
terus-menerus berputar dalam network tanpa henti.
• Type-of-Service (ToS), Digunakan sebagai mekanisme Quality-of-Service (QoS) untuk
menentukan prioritas setiap paket.
• Protocol, Menunjukkan tipe protokol apa yang ada pada segmen yang akan
dienkapsulasi.
• Fragment Offset, jika terjadi proses fragmentation pada layer network, maka field berisi
13 bit ini digunakan untuk mengidentifikasi susunan fragment-fragment paket untuk
proses rekonstruksi ulang paket.

Beberapa field yang lain memiliki peran sebagai berikut:


• Flag, Field 3 bit digunakan untuk mengontrol ada tidaknya proses fragmentation.
• Version, Versi IP yang digunakan, IPv4 atau IPv6.
• Internet Header Length, Menunukkan ukuran header paket.
• Packet Length, Menunjukkan ukuran paket secara keseluruhan termasuk header.
• Header checksum, Mengecek error pada header paket. Paket akan di drop jika terdeteksi
error
• pada header.

Network
Salah satu peran network layer adalah menyediakan mekanisme pengalamatan (IP address) dan
juga pengelompokan device ke dalam satu network spesifik. Network yang besar juga bisa kita
pecah lagi menjadi beberapa kelompok sub-network/subnet yang lebih kecil, proses ini kita kenal
sebagai subnetting. Pengelompokan ini dapat dilakukan berdasarkan lokasi, manfaat dan tujuan
network, kepemilikan dan kewenangan, dan lain-lain. Sedangkan manfaat pengelompokan ini
antara lain:
• Performa, semakin besar ukuran sebuah jaringan komputer akan menghasilkan semakin
banyak trafik broadcast, semakin banyak trafik broadcast semakin berkurang jumlah
bandwidth yang bisa kita pakai untuk komunikasi data.
• Keamanan, sebuah divisi kerja seharusnya berada dalam network tersendiri terpisah dari
divisi kerja yang lain.
• Management address.

Routing
Komputer-komputer yang berada dalam satu network yang sama dapat saling berkomunikasi
dengan tanpa menggunakan perangkat layer network sebagai perantara.

Sedangkan komputer-komputer yang berada dalam network yang berbeda memerlukan


perangkat layer network sebagai perantara untuk dapat berkomunikasi. Perangkat layer network
ini misalnya adalah router sebagai gateway menuju network lain.

Agar dapat menjalankan proses routing, router memerlukan informasi routing (route) yang
mendefinisikan kemana paket harus di kirim untuk dapat sampai ke network yang menjadi tujuan.
Dalam proses routing, router menentukan kemana paket harus di kirim (forward) berdasarkan
informasi network tujuan yang ada pada IP Header paket. Jika network yang dituju oleh paket
tersebut merupakan network yang terhubung langsung (directly connected) pada router, maka
paket tersebut akan di forward langsung ke komputer (host) yang dituju. Namun jika network yang
dituju bukan network directly connected, maka paket akan di forward ke router lain (next-hop
router).

Gateway atau default gateway diperlukan untuk mengirimkan data keluar dari network lokal.
Gateway ini merupakan router yang salah satu lan-card/interface-nya terhubung ke network lokal
(internal) dan interface yang lain terhubung ke network luar (external). Gateway harus memiliki
network portion yang sama dengan IP address komputer-komputer dalam network lokal. Ketika
komputer internal ingin mengirimkan paket ke network luar (external), maka host akan
mengirimkannya ke IP address default gateway.
• Gunakan perintah ipconfig dan route untuk mengetahui konfigurasi IP address dan default
• gateway pada OS windows.
• Pada UNIX atau Linux gunakan perintah ifconfig dan route atau netstat -nr.

Informasi Routing (Route)


Untuk mem-forward paket ke network tujuan, router memerlukan informasi routing (route) tentang
network yang dituju tersebut. Route menunjukkan informasi :
next-hop-address, yakni IP address dari next-hop router dimana paket harus diserahkan agar
bisa sampai ke network tujuan. Dan/atau, exit interface, lan-card/interface yang terhubung ke
router lain (next-hop-router). Semua informasi routing akan disimpan dalam sebuah table yang
disebut tabel routing. Secara default, router akan menambahkan informasi routing tentang
network-network yang terhubung langsung (directly connected) meskipun router belum
dikonfigurasi routing apapun.

Table Routing
Semua informasi routing (route) oleh router akan disimpan dalam tabel routing. Informasi routing
dalam tabel routing berisi :
• Network tujuan
• Next-hop address
• Metric
Informasi routing network yang terhubung langsung (directly connected) akan otomatis
ditambahkan oleh router ke dalam tabel routingnya. Informasi routing dalam tabel routing dapat
dibangun dengan 2 cara :
• Static Routing, Informasi routing ditambahkan secara manual kedalam tabel routing oleh
network admin/engineer.
• Dynamic Routing :
o Dengan memanfaatkan protokol routing, router-router dapat saling bertukar informasi
routing satu sama lain.
o Update perubahan informasi routing pada satu router juga akan disebarkan ke router-
router yang lain.
o Contoh protokol routing : RIP, EIGRP, OSPF, ISIS.

2. Deskripsi
3. Berikut adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6:
Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung
terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar
memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya
menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah
yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat
pada IPv4 secara permanen.

Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing.
Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki
kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih
dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan
lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung
perkembangan aplikasi-aplikasi.

Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec
merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam
standar implementasi IPv6.

Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat
bervariasi.

IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification,
Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke
3), sehingga menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end.
Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih
lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket
dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat
fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan
dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara
manual.

IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke
sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header
traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan
kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.

Anda mungkin juga menyukai