Anda di halaman 1dari 19

1

A. LATAR BELAKANG
Routing protocol merupakan suatu aturan pertukaran informasi routing yang
bertujuan untuk mencari jalur tersingkat untuk mencapai tujuan. Sedangkan routing
adalah suatu proses dimana router meneruskan paket-paket ke jaringan yang dituju.
Routing sendiri berfungsi untuk menghubungkan antar Local Area Network (LAN)
yang berbeda jaringan, dan berfungsi untuk memecah jaringan yang besar menjadi
jaringan yang lebih kecil untuk mengurangi delay pada jaringan. (Abu Raihan)
Routing information protocol (RIP) adalah protokol routing dinamik yang
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector. Penggunaan
Routing Information Ptotocol biasa digunakan untuk jaringan menengah yang
mempunyai 4 samapai 12 router, dikarnakan Routing Information Protocol hanya
bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.
Kelebihan dari Routing Information Protocol tidak terlalu rumit dalam mengatur
routing, dan memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer
belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh
perubahan tersebut (triggered update).
Pada jaringan PT. Hanjung ada beberapa kantor yang tidak dapat terhubung pada
jaringan, sehingga apabila karyawan ingin mengirim atau meminta data dilakukan
dengan cara manual menggunakan flasdisk untuk mengirim dan meminta data ke
kantor yang dituju, dan beberapa kantor lainnya yang dapat terkoneksi pada jaringan
2



menggunakan network address yang sama, sehingga menurunkan kinerja pada
jaringan.
Dengan menggunakan Routing Information Protocol diharapkan dapat
menghubungkan kantor-kantor yang terisolasi ke jaringan, dan dapat mengurangi
delay pada jaringan dengan memecah jaringan menjadi beberapa bagian untuk
mengurangi beban pada jaringan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengimplementasikan Routing Information Protocol (RIP) pada
jaringan local area network.

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi agar menjadi sistematis, mudah dimengerti, dan tidak
menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup
penelitian, yaitu pada :
1. Implementasi menggunakan software Paket Tracer untuk menggambarkan
jaringan aslinya.
2 Diterapkan pada Local Area Network PT. Hanjung.



3



D. TUJUAN PENELITIAN
Mengimplementasikan algoritma distance vector menggunakan Routing Information
Protocol pada PT. Hanjung Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIAN
Maanfaat penelitian ini bagi PT. HANJUNG INDONESIA untuk mengurangi delay
pada jaringan dengan memecah jaringan menjadi beberapa jaringan kecil, dan
menghubungkan LAN yang terisolasi agar dapat terkoneksi pada jaringan.


F. LANDASAN TEORI
F.1 Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol merupakan protokol routing interior dengan
algoritma distance vector. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu
angka metrik kepada routing apabila melewati satu gateway. Satu kali data
melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau dengan
kata lain naik satu hop). Routing Information Protocol (RIP) hanya bisa
menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat
dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka Routing Information Protocol (RIP)
tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah jaringan yang besar. Dasar Routing
4



Information Protocol (RIP) diterangkan dalam RFC 1058, dengan
karakteristik sebagai berikut:
- Routing protokol distance vector
- Metric berdasarkan jumlah lompatan (hopcount) untuk pemilihan jalur
- Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
- Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

F.2 Algoritma Routing
Algoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi
jaringan berubah karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau
terdapat masalah di jaringan, maka router akan mengetahui perubahan
tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara akurat untuk melihat
topologi yang baru. Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya
sudah sama semua berarti dapat dikatakan internetwork dalam keadaan
konvergen (converged). Keadaan konvergen yang cepat sangat diharapkan
karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk mengambil
keputusan routing yang tidak benar. Sebagian besar algoritma routing dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori berikut:
- Distance vector
- Link-state


5



F.3 Algoritma Routing Distance Vector
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari
router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling
berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector
juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Setiap router menerima table
routing dari router tetangga yang terhubung langsung

F.4 Algoritma Routing Link-State
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma
shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari
informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak
spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router.
Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router
dan bagaimana mereka inter-koneksi.

F.5 Cisco Packet Tracer 5.3
Cisco Paket Tracer 5.3 adalah sebuah solusi bagi para pembelajar cisco untuk
membuat konsep jaringan sementara, mungkin bisa juga di terapkan untuk
implementasi sebenarnya sebelum membuat jaringan yang benar-benar nyata.
Packet tracer melengkapi kurikukum Networking Academy di cisco untuk
mempermudah pengajaran, menunjukkan konsep teknis yang rumit dan
6



merancang sistem jaringan dengan jumlah perangkat yang hampir tak terbatas,
mendorong praktik, penemuan, dan pemecahan masalah. Siswa dapat
membangun, mengkonfigurasi, dan atasi masalah jaringan menggunakan
peralatan virtual dan koneksi disimulasikan, sendiri atau bekerja sama dengan
siswa lain. Yang paling penting, Packet Tracer membantu siswa dan instruktur
menciptakan dunia mereka sendiri jaringan virtual untuk eksplorasi,
eksperimen, dan penjelasan tentang konsep dan teknologi jaringan. Versi saat
ini dari Packet Tracer mendukung sebuah array dari simulasi protokol lapisan
Aplikasi , serta dasar routing dengan RIP, OSPF, dan EIGRP, sejauh yang
diperlukan oleh kurikulum CCNA saat ini. Sementara Packet Tracer bertujuan
untuk memberikan simulasi realistis dari jaringan fungsional, aplikasi ini
hanya menggunakan sejumlah kecil dari fitur yang ditemukan dalam
perangkat keras yang sebenarnya menjalankan Cisco IOS saat ini. Dengan
demikian pengusut Paket yang cocok untuk jaringan produksi model. Dengan
diperkenalkannya versi 5.3, beberapa fitur baru yang ditambahkan, termasuk
BGP. BGP bukan bagian dari kurikulum CCNA. Ini adalah bagian dari
kurikulum CCNP.

F.6 Pengertian Router
Router adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk memperluas atau
memecah jaringan dengan melanjutkan paket-paket dari satu jaringan logika
ke jaringan yang lain. Router banyak digunakan di dalam internetwork yang
7



besar menggunakan keluarga protocol TCP/IP dan untuk menghubungkan
semua host TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke internet. Saat ini
banyak perusahaan menggunakan router untuk mengkoneksikan dua buah
LAN (WAN dengan anggota dua LAN), LAN ke Internet Service Provider
(ISP). Koneksi seperti ini menyebabkan semua workstation dapat terkoneksi
ke internet selama 24 jam. Router berisi table-tabel informasi internal yang
disebut tabel routing yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat
jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui. Router membuat
jalur paket-paket berdasarkan lintasan yang tersedia dan waktu tempuhnya.
Karena menggunakan alamat paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika
protocol yang dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP.

F.7 Pengertian Routing
Routing adalah proses dimana suatu router meneruskan paket ke jaringan
yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang
dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk
mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar
bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing
dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan
routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi
tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan
adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual,
8



administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika
terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan
routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan
untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya
mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil, sedangkan routing dinamis
biasa diterapkan di jaringan skala besar.

F.8 Jenis-jenis Konfigurasi Routing
Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu:
1. Minimal Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling
sederhana tapi mutlak diperlukan.

2. Statik Routing
dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway,
umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada
masingmasing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil
dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang
dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel
routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang
seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan
bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang.
Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya
9



harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static
routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh usaha
yang besar untuk mengupdatenya.

3. Dinamik Routing
Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute
untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing.
Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan
dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan
biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit
merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat
tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer. Pada
layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk
membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:

- Internet Gateway Routing Protocol (IGRP)
- Routing Information Protocol (RIP)
- Open Shortest Path First (OSPF)
- Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
- Border Gateway Protocol (BGP)



10



F.9 Command Line Interface (CLI) Router Cisco
Command Line Interface (CLI) dapat diakses dengan beberapa cara. Secara
umum, Command Line Interface (CLI) diakses melalui terminal console.
Console menggunakan koneksi serial kecepatan rendah yang dihubungkan
langsung dari router ke PC. CLI juga bisa diakses melalui remote koneksi
dialup modem ke router lewat AUX port. Cara ketiga adalah melalui telnet ke
router. Untuk akses melalui telnet ini, paling tidak satu interface router sudah
dikonfigurasi alamat jaringannya (IP address), dan virtual terminal harus
dikonfigurasi untuk login dan password. CLI pada cisco mempunyai struktur
hirarki. Struktur ini berguna untuk melakukan jenis-jenis perintah ke router.
Contoh, untuk mengkonfigurasi interface router, user harus masuk ke
configuration mode. Semua konfigurasi yang dimasukkan ke interface tadi
hanya berlaku untuk inetrface yang dikonfigurasi saja. IOS menyediakan
interpreter service yang dikenal dengan command executive (EXEC). Setelah
masing-masing perintah dimasukkan, EXEC akan memvalidasi dan
menjalankan perintah.

F.10 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat
IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP
harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika
11



DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung
di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh
DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur
client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat,
yakni DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang
dapat menyewakan alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada
semua klien yang memintanya
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak
klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi
dengan DHCP Server.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk
didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien
kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang
ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada
server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

12



F.11 Level Akses Cisco Internetworking Operating System (IOS)
Cisco IOS dibagi menjadi dua level akses, yaitu user EXEC mode dan
privileged EXEC mode. Privileged EXEC mode juga dikenal sebagai enable
mode. Di bawah ini adalah fitur-fitur dari user EXEC mode dan privileged
EXEC mode :

- user EXEC mode hanya memiliki perintah-perintah terbatas.
Biasanya hanya meliputi perintah-perintah yang bersifat monitoring
atau view. User EXEC tidak mengijinkan user untuk melakukan
perubahan konfigurasi pada router. User EXEC mode ini ditandai
dengan prompt >

- privileged EXEC mode berisi perintah=perintah untuk akses ke
router. Mode ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasi password.
Dan biasanya mode ini sering digunakan oleh administrator untuk
perintah-perintah yang bersifat konfigurasi dan manajemen. Global
configuration mode dan mode konfigurasi lainnya hanya dapat
dilakukan melalui mode ini. Privileged EXEC mode ditandai dengan
prompt #
Untuk akses ke level privileged EXEC mode, user yang berada pada level user
EXEC harus mengetikkan perintah enable pada prompt >, jika password yang
dimasukkan benar maka prompt akan berubah menjadi #. Ini menunjukkan
bahwa user sekarang berada pada level privileged EXEC. Pada saat
13



dimasukkan perintah ?, maka akan tampil perintah-perintah apa saja yang
boleh dilakukan pada saat itu.


Gambar F.1 Level user mode pada router



Gambar F.2 Perubahan dari user EXEC ke privileged EXEC








14



G. RENCANA PENELITIAN
G.1 Metode Pengembangan Jaringan
Adapun langkah-langkah penelitian yang dikerjakan guna untuk
mengembangkan jaringan komputer yang telah ada, akan dijelaskan melalui
bagan alir berikut ini :













Menganalisis
Sistem
Membuat Rancangan
Topologi Jaringan Berjalan
Membuat Rancangan
Topologi jaringan yang baru
Membuat Simulasi
Jaringan yang baru
Menguji Simulasi yang
telah dibuat.
Perbandingan
Kesimpulan
Gambar G.1 Langkah-langkah Penelitian
Membuat Simulasi
Jaringan Berjalan
Menguji Simulasi
Jaringan Berjalan
15



Penjelasan :
1. Menganalisis sistem
Analisis sistem dilakukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan siapa
yang akan menggunakan jaringan, berapa banyak kantor pada perusahaan,
berapa banyak user setiap kantor, berapa jarak antar kantor. Pada tahapan ini
pembuat jaringan melakukan observasi dan pengamatan kemudian
mengidentifikasi dan mengembangkan konsep untuk sebuah jaringan
yang baru.
2. Jaringan yang berjalan
Jaringan yang berjalan disini, yaitu keadaan jaringan yang sedang berjalan
saat ini pada PT. Hanjung Indonesia sebelum dikembangkan topologi jaringan
yang baru.
3. Membuat simulasi jaringan yang berjalan
Simulasi jaringan yang berjalan adalah topologi yang ada saat ini pada PT.
Hanjung
4. Menguji simulasi yang berjalan
Pengujian dilakukan pada jaringan yang berjalan dilakukan agar dapat
dibandingkan dengan simulasi jaringan yang baru.

16



5. Membuat rancangan topologi jaringan yang baru
Pada tahap ini membuat rancangan topologi jaringan dan mengelompokannya
sesuai departemen masing-masing.
6. Membuat simulasi jaringan yang baru
Tahap ini merupakan pengembangan dari jaringan yang menirukan kerja dari
jaringan yang nyata.
7. Perbandingan
Membandingkan jaringan yang lama ada dengan jaringan yang baru dibangun.
8. Kesimpulan
Merupakan tahapan akhir yang dihasilkan dari seluruh proses yang telah
dilakukan sebelumnya dan merupakan deskripsi dari keseluruhan hasil yang
diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dilapangan.









17



G.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode untuk
mendapatkan informasi dan data yang terkait dengan pembahasan ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari
Literatur yang terkait dengan masalah yang akan dibahas.
2. Studi lapangan
Studi lapangan yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan pada
Jaringan PT. Hanjung Indonesia
3. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara
langsung kepada pihak perusahaan mengenai data yang dibutuhkan
pada penelitian ini.







18



G.3 Jadwal Penelitian
No AKTIFITAS/KEGIATAN
Tahun 2012
juli sept okt nov
1 Menganalisis Jaringan

2 Jaringan yang berjalan

3 Membuat rancangan topologi jaringan

4 Membuat simulasi jaringan

5 Menguji simulasi jaringan

6 Perbadingan

7 Kesimpulan











19



DAFTAR PUSTAKA
Cisco Academy. 2003.CCNA 4 Wan Technologies v3.1 Student Lab Manual.
Penerbit Cisco System, USA.
Cisco Academy. 2003.CCNA 2 Router and Routing Basics v3.1 Student Lab Manual.
Penerbit Cisco System, USA.
Allan Johnson. 2008.LAN Switching and Wireless CCNA Exploration Labs and
Study Guide Instructors Edition. Penerbit Cisco System, USA.
Cisco Academy. 2007.CCNA Discovery 3 : Introducing and Switching in the
Enterprise v4.0 student Packet Tracer Manual. Penerbit Cisco System, USA.
Cisco Academy. 2008.CCNA Discovery 4.1.3 :Working at Small to Medium
Business or ISP Student Packet Tracer Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.
Cisco Academy. 2007.CCNA Exploration 4.0.4.0 Network Fundamentals Student
Packet Tracer Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.
David Hucaby.CCIE* No.4594, Steve McQuerry.CCIE*No.6108, Andrew &
Whitaker. 2010.Cisco Router Configuration Handbook. Penerbit Cisco System, USA.
Dodi Heriadi.2012. Solusi Cerdas Menguasai Internetworking Paket Tracer. Penerbit
Andi Publisher, yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai