Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER
DYNAMIC ROUTING

Nama : Vani sohaya


NIM : 13520241004

April 2014

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA (UNY)
2014
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu membangun jaringan dengan Dynamic Routing
2. Mampu memahami konsep Routing dan table Routing
3. Mampu membuat table Routing

B. DASAR TEORI

Router adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau internet menuju tujuannya, yang dikenal dengan istilah routing. Routing terjadi
pada lapis tiga yaitu lapisan jaringan seperti Internet Protocol dari OSI layer. Router berfungi
sebagai penghubung dua jaringan atau lebih untuk meneruskan data dari satu jaringan ke
jaringan yang lain. Router digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP
yang disebut IP Router.

Router juga berfungsi untuk mengkoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan
media atau arsitektur jaringan yang berbeda seperti dari Ethernet ke Token Ring. Fungsi
router yang lain adalah:

 Untuk menghubungkan LAN ke koneksi telekomunikasi seperti telekomunikasi


leased line atau Digital Subscriber Line (DSL)
 Untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1 atau T3
(access server)
 Untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL yang disebut DSL
router

Prinsip kerja router:

 Menyamakan alamat host


 Menyamakan alamat jaringan
 Mencari default entri (default entri normal dalam routing label dengan network ID 0)

Routing yang dilakukan oleh host cukup sederhana. Jika host tujuan berada di jaringan
yang sama atau terhubung langsung maka IP datagram akan langsung dikirim ke tujuan. Jika
tidak, IP datagram akan dikirim ke default router. Router ini akan mengatur pengiriman IP
selanjutnya hingga sampai ke tujuannya yaitu:
1. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan IP address tujuan. Jika ditemukan
maka paket data akan dikirim ke next hop router (gateway) atau interface yang
terhubung langsung dengannya.
2. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan alamat network dari network
tujuan. Jika ditemukan maka paket data akan dikirim ke next hop router tersebut.
3. Mencari di table routing, entry data yang bertanda default. Jika ditemukan maka paket
data akan dikirim ke router tersebut.

Mekanisme routing adalah ketika router mencari routing tabel dan memutuskan
interface yang akan dikirim ke router tersebut.

Dalam suatu table routing terdapat IP address tujuan, IP address next hop router
(gateway), Flag (menyatakan jenis routing) dan interface tempat data dilewatkan. Ada 5 tipe
flag dalam routing yaitu:

 U untuk route up
 G untuk route gateway, jika flag ini tidak diset destinasi dapat langsung terhubung.
Flag ini membedakan antara indirect dan direct route (flag G tidak diset untuk direct
route).
 H untuk route sebagai host, destination complete alamat host. Jika flag ini tidak diset
route, jaringan dan destinasi adalah alamat network dengan destinasi adalah network
address sebuah net ID atau kombinasi dari net ID dan subnet ID
 D route untuk dibuat dengan direct
 M route di modifikasi dengan direct

Berdasarkan bentuknya router dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Router Aplikasi merupakan sebuah aplikasi yang bisa diinstal pada sistem operasi
komputer sehingga sistem operasi komputer tersebut dapat bekerja sebagai router.
Contohnya aplikasi WinGate, WinProxy, Winroute, SpyGate dan lain sebagainya.
b. Router Hardware adalah sebuah hardware yang memiliki kemampuan seperti router
sehingga dapat membagi IP Address dan men-sharing IP Address. Router ini
digunakan untuk membagi jaringan internet pada suatu tempat. Contohnya router
buatan pabrik seperti Cisco dan Planet.
c. Router PC adalah sebuah komputer yang dimodifikasi untuk digunakan sebagai router.
Komputer tersebut harus diinstal dengan sistem operasi khusus untuk router seperti
Windows NT, Windows NT 4.0, Windows 2000 Server, Windows 2003 Sever dan
MikroTik (berbasis Linux).

Secara umum ada dua jenis router yaitu:

a. Static router (router statis) yaitu sebuah router yang mempunyai tabel routing statis
dan disetting secara manual oleh administrator jaringannya. Static router memiliki
kelemahan yaitu tidak mempunyai pilihan jika terjadi perubahan topologi rangkaian
contohnya apabila router tiba-tiba gagal berfungsi.
b. Dynamic router (router dinamis) yaitu sebuah router yang mempunyai tabel routing
dinamis dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan saling berhubungan dengan
router lain.

DYNAMIC ROUTING

Dynamic routing digunakan untuk menangani kelemahan static routing yang tidak
dapat mencari jalur alternatif ketika jalur pengiriman putus sehingga data tidak dapat terkirim.
Secara umum dynamic routing dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

a. Distance Vector

Distance vector adalah proses routing yang berdasarkan arah dan jarak, dalam
penetapan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop (hop count) untuk me-
route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuannya. Routing ini tidak
dapat menganalisis bandwidth. Distance vector mendapatkan informasi dari router yang
berhubungan langsung dengan jaringan router tersebut. Berdasarkan informasi tersebut,
kemudian akan mengolah tabel routing. Yang tergolong Distance vector adalah RIPv1, RIPv2
dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol).

Cara kerja Distance Vector adalah sebuah router awalnya hanya memiliki informasi
tentang jaringan yang terhubung secara langsung dengannya. Kemudian router yang lain akan
saling mengirimkan data jaringan yang ia punya. Setiap router akan melakukan pengecekan
terhadap data-data yang didapat dan dibandingkan dengan tabel routing masing-masing router.
Jika belum ada maka akan dimasukkan, jika sudah dibandingkan jumlah hop.
b. Link State

Link state merupakan routing protocol yang lebih modern dari Distance Vector. Link
state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Link State akan
melakukan penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Dalam Link State
hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter lainnya ikut menentukan
jalur terbaik (the best path) melalui router tetangganya. Untuk mencari router tetangga
tersebut digunakan “hello packet”. Contoh Link State adalah Open Shortest Path First
(OSPF).

Fitur-fitur protokol routing Link State:

a. Link State Advertisements, adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim
antar router.
b. Topologi database, adalah kumpulan informasi dari LSA-LSA yang telah terkumpul.
c. Algorithma SPF (Shortest Path First), adalah hasil perhitungan pada database sebagai
hasil dari SPF tree.
d. SPF Tree. SPF tree dibuat dari algorithma SPF dan database dengan router sebagai
root. Algorithma SPF akan membentuk percabanagn yang akan membantu router
dalam menentukan jalur terbaiknya
e. Menentukan routing table. Routing table berupa daftar rute dan interface. Saat terjadi
perubahan jaringan maka routing table juga akan berubah. Dari table inilah sebuah
router mempelajari router tetangganya beserta router yang ada dalam jaringan.

Cara kerja Link State adalah sebuah router akan mengirimkan hello packet secara
periodik, dari proses ini akan tercipta LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router
tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan
mempelajari dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya.
Informasi ini yang akan digunakan untuk mengupdate routing table. Routing table akan
berubah jika ada router yang mati. Karena Link State menggunakan triggered update maka
tidak perlu menunggu selama waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi ketika
jaringan mengalami perubahan, Link State akan langsung mengupdate table routingnya.
Setiap routing akan menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest Path
First (SPF) dan membentuk tree. Untuk mencapai router yang sama, setiap router mempunyai
tree yang berbeda.
Keunggulan Link State adalah cepat sekali dalam penyatuan jaringan jika dibandingkan
dengan Distance Vector. Selain itu Link State mendukung adanya VLSA dan CIDR sehingga
sangat membantu untuk membuat jaringan yang lebih kompleks. Akan tetapi, Link State
membutuhkan banyak memori dan processor.

Protocol Dynamic Routing

1. Routing Information Protocol (RIP)

RIP merupakan routing protocol sederhana dan termasuk jenis Distance Vector. RIP
menggunakan jumlah lompatan (hop count) untuk menentukan cara terbaik ke sebuah
network remote, yaitu jumlah router yang harus dilalui oleh paket-paket untuk mencapai
alamat tujuannya. Hop count RIP hanya dibatasi sampai 15 hop, selebihnya router akan
memberikan pesan error destination is unreachable. Broadcast pada routing protocol ini
diupdate setiap 30 detik untuk semua RIP counter guna menjaga integritas. RIP bekerja
dengan baik padajaringan kecil akan tetapi dalam jaringan besar dengna link WAN atau
jaringan yang menggunakan banyak router, RIP tidak efisien.

Routing Information Protocol (RIP) dibagi menjadi 2, yaitu:

a. RIP versi 1

RIPv1 merupakan bagian dari Distance Vector yang mencari hop terpendek atau router
terbaik dengan menggunakan classfull routing yang berarti semua alat di jaringan harus
menggunakan subnet mask yang sama, karena RIPv1 tidak mengirimkan update informasi
subnet mask di dalamnya.

1. RIP versi 2

RIPv2 merupakan bagian dari Distance Vector yang mencari hop terpendek atau router
terbaik dan merupakan classless routing. RIPv2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix
routing dan dapat mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari
routing.

Keterbatasan yang dimiliki RIP antara lain:

 Metric: Hop count RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count, padahal
belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus dan
bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
 RIP hanya dapat mengatur hop count 15, selebihnya paket akan dibuang. Hal ini
digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
 Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing (/8, /16, /24). RIP tidak
dapat mengatur classless routing.

Untuk menerapkan RIP ke suatu router digunakan perintah sebagai berikut:

Router(config)#router rip

Untuk menerapkan router RIP ke suatu network address digunakan perintah sebagai
berikut:

Router(config-router)#network <network_address>

RIP mempunyai default update setiap 30 detik, selain itu RIP juga mempunyai
beberapa jenis timer antara lain:

 Invalid timer adalah waktu dalam detik yang menyatakan suatu route tidak
berfungsi (invalid).
 Holddown timer adalah interval tertentu dalam detik yang berlaku untuk semua
interface router yang menyatakan bahwa suatu route tidak dapat dicapai.
 Flash timer adalah waktu dalam detik dimana suatu route akan dihapus dari table
routing.
2. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

EIGRP merupakan routing protocol yang termasuk Cisco proprietarty yang berarti
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP( Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol) adalah pengembangan dari IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP
sering disebut sebagai hybrid-distance-vector routing protocol karena EIGRP menggunakan
dua tipe routing protocol yaitu Distance Vector dan Link State. Tetapi pada dasarnya EIGRP
adalah protocol Distance Vector karena router-router yang menjalankan EIGRP tidak
mengetahui topologi network secara menyeluruh seperti Link State.

Karakteristik EIGRP:

 Menggunakan protokol routing enhanced distance vector


 Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
 Menggunakan algortima kombinasi antara Distance Vector dan Link State
 Untuk perhitungan dalam menentukan jalur yang tercepat/terpendek

EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing-Update Algorithm). EIGRP


mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi networknya, yaitu:

a. Neighbor table, berisi data address router tetangga dan interface yang terhubung ke
tetangga.
b. Topology table, berisi semua entri route untuk setiap network destination yang
didapatkan dari setiap neighbor.
c. Routing table, berisi jalur/route terbaik untuk mencapai setiap destination.

Kelebihan EIGRP:

a. Protokol yang menggunakan fitur route backup. EIGRP menyimpan backup terbaik
setiap route-nya sehinga jika terjadi kegagalan di jalur utama maka EIGRP akan
menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
b. Mudah dikonfigurasi seperti RIP.
c. Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
d. EIGRP merupakan satu-satunya protocol yang dapat melakukan unequal load
balancing.
e. Kombinasi terbaik dari protocol Distance Vector dan Link State.
f. Mendukung multiple protocol network (IP, IPX dan lain-lain).

Untuk menerapkan EIGRP ke suatu router digunakan perintah sebagai berikut:

Router(config)#router eigrp <AS_number>

AS_number diganti angka bebas dengan range 1-255.

Untuk menerapkan router EIGRP ke suatu network address digunakan perintah sebagai
berikut:

Router(config-router)#network <network_address>

3. Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF merupakan sebuah protocol standar terbuka yang telah diimplementasikan oleh
sejumlah vendor jaringan. OSPF bekerja dengan algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon
jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, kemudian routing table akan diisi dengan
jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP
saja.

OSPF merupakan routing protocol berjenis IGP (Interior Gateway Routing Protocol)
yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan. OSPF
digunakan dalam Internet Protocol (IP) jaringan. Ini adalah link state routing protocol dan
juga sebagai kelompok interior gateway protocol yang beroperasi dalam satu sistem otonom
(AS). Didefinisikan sebagai OSPF versi 2 dalam RFC 2328 (1998) untuk IPv4 sedangkan
IPv6 ditetapkan sebagai OSPF versi 3 dalam RFC 5340 (2008).

Karakteristik OSPF:

a. Merupakan routing protocol standar terbuka


b. Mendukung VLSM dan CIDR
c. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
d. Tidak mempunyai batasan hop
e. Metric ditentukan berdasarkan bandwidht (defaulrnya= 108/bandwidth)
f. Terdapat tabel-tabel: neighbors table, topology table dan routing table
g. Jika terjadi perubahan pada internetwork hanya akan dikirim partial update. Full
update akan dikirim pada interval waktu 30 menit(defaultnya)
h. Terdapat 3 macam tipe network pada interface OSPF yaitu broadcast multi access,
non-broadcast multi access dan point-to-point.

Kelebihan OSPF adalah waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat dan cocok
digunakan dalam jaringan besar. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan basis data
yang besar dan lebih rumit.

Untuk menerapkan OSPF ke suatu router digunakan perintah sebagai berikut:

Router(config)#router ospf <process_ID>

Untuk menerapkan router OSPF ke suatu network address digunakan perintah sebagai
berikut:

Router(config-router)#network <address> <wildcard_mask> area<area>


Keterangan:

 Process-id digunakan untuk menentukan nomer dari OSPF yang digunakan, yaitu
antara nomer 1-65535 yang ditentukan oleh system administrator. Dalam satu
topologi jaringan digunakan process-id yang sama agar memudahkan dalam
konfigurasi.
 Wildcard mask adalah kebalikan dari netmask. Contohnya netmask 255.255.0.0 maka
wildcard-nya 0.0.255.255
 Area-id merupakan nilai antara 0 - 4294967295 yang ditentukan oleh system
administrator. Arena-id digunakan sebagai identitas untuk setiap router dengan area-id
yang sama untuk berbagi tentang informasi link-state.

Jenis-jenis area dalam OSPF:

a. Backbone Area, atau disebut dengan Area 0 karena sering ditandai dengan angka 0.
Backbone area merupakan area dimana seluruh area-area lain dalam jaringan OSPF
bertemu.
b. Standar Area, adalah area selain area 0 tanpa disertai konfigurasi apapun. Semua
router dalam area ini akan mengetahui informasi yang sama dan memiliki topology
database yang sama akan tetapi routing table-nya bisa saja berbeda.
c. Stub Area, adalah area yang terletak paling ujung dan tidak memiliki cabang apapun.
Jadi, arena ini tidak mempunyai jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan
segmen lain. Dalam Stub Area, router hanya menerima informasi dari router-router
lain yang ada di satu area, tidak ada informasi routing baru di router. Untuk menerima
dan memasukkan semua informasi yang ingin keluar dari area ini digunakan default
route.
d. Totally Stub Area, merupakan area yang tidak akan pernah menerima informasi
routing apapun dari jaringan di luar jaringannya. Area ini juga menggunakan default
route untuk dapat menjangkau dunia luar.
e. Not So Stubby Area (NSSA) merupakan stub yang memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi yang didapat hanya
dari external route yang diterimanya bukan dari backbone route.
4. Redistributed Routing Protocol

Redistribute digunakan untuk mendapatkan informasi routing yang telah ada dalam satu
routing dan mendistribusikannya ke protokol routing yang berbeda, sehingga memungkinkan
redistribusi protokol pertama ke jaringan protokol routing kedua. Redistribute dipengaruhi
oleh karakteristik protokol routing, seperti metric, administrasi jarak, classful dan classless
capability.

Prinsip redistribute adalah router yang menjadi penghubung antara network dengan
routing protocol yang berbeda akan menggunakan routing protocol yang sesuai dengan
routing protocol yang digunakan oleh kedua network tersebut. Sebagai contoh, interface
Fa0/0 pada router menggunakan RIP maka router tersebut harus menggunakan RIP dan pada
Fa0/1 menggunakan OSPF maka router tersebut juga harus menggunakan OSPF sesuai
dengan network interface yang terhubung. Agar routing table yang dibentuk RIP bisa
diteruskan ke OSPF maka digunakan redistribute RIP dan untuk OSPF ke RIP digunakan
redistribute OSPF.

C. SEKENARIO PRAKTIKUM

Dalam sebuah perusahaan terdapat tiga buah divisi yang berbeda IP address dan
dihubungkan menggunakan beberapa router. Bagaimana seorang network administrator
dalam perusahaan tersebut membuat ketiga divisi tersebut dapat berkomunikasi?
Dari kebutuhan pada sekenario praktikum tersebut di atas, seorang network
administrator membuat simulasinya pada packet tracer dengan dynamic routing
menggunakan protocol RIPv2, OSPF, dan EIGRP.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Software Packet Tracert
2. PC/Laptop

E. LANGKAH KERJA
1. Simulasi penggunaan protokol RIPv2

Tabel routing dari gambar desain diatas :

Router A

Router B
Router C

a. Konfigurasi Router A
1) Double klik Router A kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router A eth0 (contoh pada fa0/0) ke switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router A eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahakan informasi pada table routing pada Router A

Router(config)#router rip

Router(config-router)#version 2

Router(config-router)#network 192.168.1.0

Router(config-router)#network 192.168.2.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A

Router#show ip route

b. Konfigurasi Router B
1) Double klik Router B kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router B eth0 (contoh pada fa0/0) ke Router A

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router B eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router C

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Setting IP Address Router B eth2(contoh pada et0/0/1) ke Switch

Router(config)#interface ethernet0/0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.4.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

5) Tambahkan informasi pada table routing pada router B

Router(config)#router rip

Router(config-router)#version 2

Router(config-router)#network 192.168.2.0

Router(config-router)#network 192.168.3.0

Router(config-router)#network 192.168.4.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

6) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B

Router#show ip route

c. Konfigurasi Router C
1) Double klik Router C kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router C eth0 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1
Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router C eth1(contoh pada fa0/0) ke Switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.5.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahkan informasi pada table routing pada router C

Router(config)#router rip

Router(config-router)#version 2

Router(config-router)#network 192.168.3.0

Router(config-router)#network 192.168.5.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B

Router#show ip route

d. Cek hasil pada computer client

Jika dari kesemua computer tersebut dapat saling berkomunikasi makan konfirgurasi
dengan dynamic routing dengan RIPv2 sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan
ping juga menggunakan perintah tracert “ip address target”
Hasil ping dari 192.168.1.1 ke IP Address 192.168.4.1

Hasil Ping dari 192.168.5.2 ke 192.168.4.1

2. Simulasi Menggunakan Protokol OSPF


Tabel Routing dari Gambar Desain Diatas :

Router A

Router B

Router C
a. Konfigurasi Router A
1) Double klik Router A kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router A eth0 (contoh pada fa0/0) ke switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router A eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahakan informasi pada table routing pada Router A

Router(config)#router ospf 1

Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A

Router#show ip route
b. Konfigurasi Router B
1) Double klik Router B kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router B eth0 (contoh pada fa0/0) ke Router A

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router B eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router C

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Setting IP Address Router B eth2(contoh pada et0/0/1) ke Switch

Router(config)#interface ethernet0/0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.4.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

5) Tambahkan informasi pada table routing pada router B

Router(config)#router ospf 1

Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0


Router(config-router)#network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

6) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B

Router#show ip route

c. Konfigurasi Router C
1) Double klik Router C kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router C eth0 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router C eth1(contoh pada fa0/0) ke Switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.5.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahkan informasi pada table routing pada router C

Router(config)#router ospf 1

Router(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#network 192.168.5.0 0.0.0.255 area 0


Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router c

Router#show ip route

Keterangan command diatas :

1. Router ospf 1

Angka 1 adalah Process-id merupakan nomor antara 1-65535 yang ditentukan oleh
sistem administrator. Proccess-id digunakan untuk menentukan nomor dari OSPF yang
digunakan. Biasanya dalam suatu topologi jaringan digunakan process-id yang sama agar
memudahkan dalam konfigurasi.

2. Network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0

Angka 0.0.0.255 adalah wildcard-mask. Wildacard-mask merupakan kebalikan dari


subner mask. Jika subnet mask adalah 255.255.255.0, maka wildcard-masknya adalah
0.0.0.255. Angka binary 0 pada subnet mask diubah menjadi angka binary 1 pada wildcard
mask.

Area 0 adalah area id. Area id pada OSPF merupakan nilai antara 0-4294967295 yang
ditentukan oleh sistem administrator. Area id menjadi identitas untuk setiap router dengan
area id untuk berbagi infirmasi link-state. Router dengan area id yang sama pasti memiliki
informasi link-state yang sama di database link-statenya, Area id dapat di setting menjadi
single area (area 0 saja) atau multi area yang menjadi core network. Area 0 digunakan
sebagai backbone area atau area yang menjadi core network. Sedangkan area lain menjadi
support area, biasanya area dengan jaringan kecil.

d. Cek hasil pada computer client

Jika dari kesemua computer tersebut dapat saling berkomunikasi makan konfirgurasi
dengan dynamic routing dengan OSPF sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan
ping juga menggunakan perintah tracert “ip address target”.
Hasil ping dari 192.168.1.1 ke 192.168.4.1

Hasil Ping dari 192.168.4.2 ke 192.168.5.1

3. Simulasi Menggunakan Protokol EIGRP


Tabel Routing dari Gambar di Atas:

Router A

Router B

Router C

a. Konfigurasi Router A
1) Double klik Router A kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal


2) Setting IP Address Router A eth0 (contoh pada fa0/0) ke switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router A eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahakan informasi pada table routing pada Router A

Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#network 192.168.1.0

Router(config-router)#network 192.168.2.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit

5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A

Router#show ip route

b. Konfigurasi Router B
1) Double klik Router B kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal


2) Setting IP Address Router B eth0 (contoh pada fa0/0) ke Router A

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router B eth1 (contoh pada fa0/1) ke Router C

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Setting IP Address Router B eth2(contoh pada et0/0/1) ke Switch

Router(config)#interface ethernet0/0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.4.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

5) Tambahkan informasi pada table routing pada router B

Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#network 192.168.2.0

Router(config-router)#network 192.168.3.0

Router(config-router)#network 192.168.4.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit
6) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B

Router#show ip route

c. Konfigurasi Router C
1) Double klik Router C kemudian pilih CLI

Router> enable

Router# configure terminal

2) Setting IP Address Router C eth0 (contoh pada fa0/1) ke Router B

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

3) Setting IP Address Router C eth1(contoh pada fa0/0) ke Switch

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.5.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

4) Tambahkan informasi pada table routing pada router C

Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#network 192.168.3.0

Router(config-router)#network 192.168.5.0

Router(config-router)#exit

Router(config)#exit
5) Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router c

Router#show ip route

d. Cek hasil pada computer client

Jika dari kesemua computer tersebut dapat saling berkomunikasi makan konfirgurasi
dengan dynamic routing dengan EIGRP sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan
ping juga menggunakan perintah tracert “ip address target”

Hasil Ping dari 192.168.1.1 ke 192.168.4.2

Hasil Ping dari 192.168.4.1 ke 192.168.5.1

F. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING

Permasalahan :

Jaringan yang berbeda protokol routing tidak dapat terhubung. Bagaimana caranya
menghubungan beberapa network yang berbeda protokol routing melalui beberapa router?
Troubleshooting :

Redistribute adalah cara untuk meredistribusikan kembali routing tabel yang dibentuk
oleh suatu routing protocol untuk diteruskan ke routing protocol lain. Dengan redistribute kita
bisa membentuk routing tabel yang lengkap dari suatu topologi walaupun menggunakan
routing protocol yang berbeda. Pada prinsipnya router yang menjadi penghubung antara
network dengan routing protocol yang berbeda akan menggunakan routing protocol sesuai
dengan routing protocol yang dipergunakan oleh kedua network tersebut.

Pada topologi yang menggunakan lebih dari satu protokol routing, router di titik
redistribusi bertugas melakukan fungsi route redistribution, yaitu mengadvertise informasi
route yang ada di routing table.

R6 sebagai titik redistribusi memiliki informasi route dari OSPF dan EIGRP. Tugas R6
adalah melakukan redistribusi route OSPF ke domain EIGRP dan sebaliknya sehingga R7
memiliki informasi route 10.2.1.0/24 dan R8 memiliki informasi route 10.1.1.0/24,
10.1.2.0/24 dan 10.1.3.0/24, redistribusi ini disebut Mutual Redistribution.

Pada mutual redistribution dapat terjadi masalah, yaitu jika informasi route suatu
domain diadvertise kembali masuk ke domain tersebut tanpa difilter. Masalah ini disebut
Route Feedback.
Jika R6 melakukan route summarization terhadap informasi route 10.1.1.0/24,
10.1.2.0/24 dan 10.1.3.0/24. R6 akan mengadvertise route summary ini ke R8, yang
kemudian akan diadvertise kembali ke R7 sebagai External Route.

Tanpa filtering, R7 akan menerima informasi routing dari domain EIGRP sebagai
External Route (E1 atau E2), disinilah route feedback terjadi. R7 memiliki informasi route
tambahan pada routing table menuju 10.1.1.0/24, 10.1.2.0/24 dan 10.1.3.0/24, yaitu route
summary hasil advertise dari R8. Masalah akan terjadi jika ada link menuju 10.1.1.0/24 mati,
R7 akan melihat pada routing table terdapat summary route menuju 10.1.1.0/24 , kemudian
paket dikirim melalui domain EIGRP dan kembali ke OSPF sebelum dinyatakan unreachable.

G. BAHAN DISKUSI

1. Apakah ke semua protocol dynamic routing RIPv2, OSPF, dan EIGRP dapat
dihubungkan dengan static routing seperti pada gambar diatas?
Jawab :
Semua protocol dynamic routing RIPv2, OSPF, dan EIGRP dapat dihubungkan
dengan static routing dengan menggunakan perintah REDISTRIBUTE. Apa itu redistribute?
Redistribute adalah perintah untuk menyebarkan network antar routing protocol yang berbeda.
Pada topologi seperti gambar diatas dapat dihubungkan dengan konfigurasi seperti berikut :
Konfigurasi R1 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R1
R1(config)#interface Ethernet0/0/0
R1(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#interface FastEthernet0/0
R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#interface FastEthernet0/1
R1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.0
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.0
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network 192.168.3.0
R1(config-router)#redistribute connected
Konfigurasi R2 :
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R2
R2(config)#interface Ethernet0/0/0
R2(config-if)#ip address 192.168.3.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
R2(config)#interface FastEthernet0/0
R2(config-if)#ip address 192.168.8.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#interface FastEthernet0/1
R2(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#interface FastEthernet1/0
R2(config-if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdow
R2(config-if)#exit
R2(config)#interface FastEthernet1/1
R2(config-if)#ip address 192.168.11.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.4.0
R2(config-router)#network 192.168.5.0
R2(config-router)#redistribute ospf 1 metric 1
R2(config-router)#redistribute eigrp 1 metric 1
R2(config-router)#exit
R2(config)#router ospf 1
R2(config-router)#network 192.168.8.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#redistribute rip
% Only classful networks will be redistributed
R2(config-router)#redistribute eigrp 1
% Only classful networks will be redistributed
R2(config-router)#exit
R2(config)#router eigrp 1
R2(config-router)#network 192.168.11.0 0.0.0.255
R2(config-router)#redistribute rip metric 10000 100 255 1 1500 (menggunakan
Default metrik)
R2(config-router)#redistribute ospf 1 metric 10000 100 255 1 1500 (menggunakan
Default metrik)
Konfigurasi R3:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R3
R3(config)#interface FastEthernet0/1
R3(config-if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R3(config-if)#no shutdown
R3(config-if)#exit
R3(config)#interface FastEthernet0/0
R3(config-if)#ip address 192.168.6.1 255.255.255.0
R3(config-if)#no shutdown
R3(config-if)#exit
R3(config)#router rip
R3(config-router)#version 2
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.6.0
Konfigurasi R4:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R4
R4(config)#interface FastEthernet0/1
R4(config-if)#ip address 192.168.5.2 255.255.255.0
R4(config-if)#no shutdown
R4(config-if)#exit
R4(config)#interface FastEthernet0/0
R4(config-if)#ip address 192.168.7.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shutdown
R4(config-if)#exit
R4(config)#router rip
R4(config-router)#version 2
R4(config-router)#network 192.168.5.0
R4(config-router)#network 192.168.7.0
R4(config-router)#
Konfigurasi R5:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R5
R5(config)#interface FastEthernet0/0
R5(config-if)#ip address 192.168.8.2 255.255.255.0
R5(config-if)#no shutdown
R5(config-if)#exit
R5(config)#interface FastEthernet0/1
R5(config-if)#ip address 192.168.9.1 255.255.255.0
R5(config-if)#no shutdown
R5(config-if)#exit
R5(config)#router osp
R5(config)#router ospf 1
R5(config-router)#network 192.168.8.0 0.0.0.255 area 0
R5(config-router)#network 192.168.9.0 0.0.0.255 area 0
Konfigurasi R6:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R6
R6(config)#interface FastEthernet0/1
R6(config-if)#ip address 192.168.9.2 255.255.255.0
R6(config-if)#no shutdown
R6(config-if)#exit
R6(config)#interface FastEthernet0/0
R6(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
R6(config-if)#no shutdown
R6(config-if)#exit
R6(config)#router ospf 1
R6(config-router)#network 192.168.9.0 0.0.0.255 area 0
R6(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
R6(config-router)#
Konfigurasi R7:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R7
R7(config)#interface FastEthernet0/1
R7(config-if)#ip address 192.168.11.2 255.255.255.0
R7(config-if)#no shutdown
R7(config-if)#exit
R7(config)#interface FastEthernet0/0
R7(config-if)#ip address 192.168.12.1 255.255.255.0
R7(config-if)#no shutdown
R7(config-if)#exit
R7(config)#router eigrp 1
R7(config-router)#network 192.168.11.0 0.0.0.255
R7(config-router)#network 192.168.12.0 0.0.0.255
R7(config-router)#redistribute ospf 1
R7(config-router)#redistribute rip
Konfigurasi R8:
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R8
R8(config)#interface FastEthernet0/0
R8(config-if)#ip address 192.168.12.2 255.255.255.0
R8(config-if)#no shutdown
R8(config-if)#exit
R8(config)#interface FastEthernet0/1
R8(config-if)#ip address 192.168.13.1 255.255.255.0
R8(config-if)#no shutdown
R8(config-if)#exit
R8(config)#router eigrp 1
R8(config-router)#network 192.168.12.0 0.0.0.255
R8(config-router)#network 192.168.13.0 0.0.0.255
Hasil ping dari PC0 (IP 192.168.1.2) ke PC (IP 192.168.10.2)

H. KESIMPULAN

Router adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau internet menuju tujuannya, yang dikenal dengan istilah routing. RIP merupakan
routing protocol sederhana dan termasuk jenis Distance Vector. RIP menggunakan jumlah
lompatan (hop count) untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, yaitu jumlah
router yang harus dilalui oleh paket-paket untuk mencapai alamat tujuannya. EIGRP
merupakan routing protocol yang termasuk Cisco proprietarty yang berarti hanya bisa
digunakan sesama router cisco saja. EIGRP( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
adalah pengembangan dari IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). OSPF merupakan
sebuah protocol standar terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.
OSPF bekerja dengan algoritma Dijkstra. Sedangkan redistribute Rip merupakan proses
ketika Routing sebuah router mengambil informasi yang telah ditemukan dalam suatu routing
protocol dan mendistribusikan keprotocol routing yang berbeda dalam local dan wide area
network dengan menggunakan routing vector.

I. DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. “Fungsi dan Jenis Router.” http://www.anneahira.com/router-17908.htm
(diakses tanggal 20 April 2014 jam 16.54 WIB)
Anonim. “Routing Protokol Link State dan Distance Vector”
http://raytkj.blogspot.com/2012/04/konsep-routing-protokol-link-state-dan.html
(diakses tanggal 20 April 2014 jam 16.56 WIB)
Deje. “Modul Sistem Jaringan Komputer.”
http://deje.files.wordpress.com/2007/12/sisjarkom-modul-6.pdf (diakses tanggal 20
April 2014 jam 17.30 WIB)
Rezye. “Makalah Routing Dynamic.” http://www.slideshare.net/Rezye/makalah-routing-
dynamic (diakses tanggal 21 April 2014 jam 17.12 WIB)
Ramadhan, Fauzi. 2012. Route Redistribution : Route Feedback, (Online),
(http://ctrlaltnix.net/2012/01/route-redistribution-route-feedback/, diakses tanggal 21
April 2014, pukul 17.12 WIB)

Anda mungkin juga menyukai