Kelompok 2
DINAMIS
Apostolos Joni (03)
Arif Setiawan (04)
Baharudin Setiawan (05)
Rayhan Athala (24)
Regina Patricia (25)
ROUTING ?
Definisi Routing :
o Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute (route)
dari satu jaringan ke jaringan yang lain.
o Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork.
o Untuk dapat menerapkan protokol routing dibutuhkan sebuah perangkat jaringan
yang disebut “Router”.
ROUTER ?
Definisi Router :
o Router adalah sebuah perangkat keras dalam jaringan yang digunakan untuk
menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda.
o Di Router ini lah proses routing akan dijalankan.
o Router dapat mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang
kemudian ditempatkan pada tabel routing.
ROUTER ?
o Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router
dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
o Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
o Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
o Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah
diketahui dan paling sering dilalui.
Jenis-jenis Routing
o Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing hanya mengandung informasi
yang telah dimasukkan secara manual.
o Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan
maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
o Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat
konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
o Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
o Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router
yang perlu dikonfigurasi secara manual.
o Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static routing tidak akan memperbaharui
informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
o Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
o Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway
nya)
o Jika ada perubahan topolgi maka administrator harus mengubah tabel routing secara manual
Konfigurasi Static Routing
1. Tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address. Address bisa saja interface local atau
next hop address yang menuju tujuan.
3. Ketik perintah dengan prefix dan mask yang diikuti dengan address seperti yang sudah ditentukan
di langkah 1 ip route.
5. Gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang
aktif ke NVRAM.
2. Ketik perintah ip route dengan 0.0.0.0 sebagi prefix dan 0.0.0.0 sebagai mask. Alamat
tambahan untuk routing default dapat berupa address dari local interface yang terhubung
langsung ke jaringan luar atau IP address dari next-hop router.
Definisi :
o Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol
mengijinkan router – router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi
antar router. Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic
routing.
o Routing dinamis merupakan routing protocol yang digunakan untuk menemukan
network serta untuk melakukan update routing table pada router secara otomatis.
o Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara
otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat.
Dynamic Routing Protocol
2. Link state.
Definisi :
o Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik
(the best path) hanya melibatkan jumlah hop (hop count) & alamat next hop saja
untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan.
o Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth.
o Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, IGRP, EIGRP untuk IPv4 dan
RIPng, EIGRP IPv6 untuk IPv6.
o Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.
Algoritma Routing Distance-vector
o Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router.
Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi
perubahan topologi.
Proses Discovery Routing Distance-Vector
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung.
Contoh :
Definisi :
o Link-State berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the
best path) melibatkan jumlah hop (hop count), alamat next hop, kapasitas
bandwidth, dan parameter-parameter lainnya untuk me-route paket data dari satu
alamat network ke alamat network tujuan.
o Yang tergolong kategori ini antara lain OSPF, EIGRP, & IS-IS
Fitur-fitur Link-State
o Link-state advertisement (LSA) – adalah paket kecil dari informasi routing yang
dikirim antar router
o Topological database – adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA
o SPF algorithm – adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon
SPF
o Routing table – adalah daftar rute dan interface
Algoritma Routing Link-State
o Router membangun logical topologi seperti pohon (tree), dengan router itu sendiri sebagai
root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam
protokol link-state internetwork.
o Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik
dari interface ke jaringan yang dituju akan disimpan dalam table routing.
Proses Discovery Routing Link-State
Jenis-jenis Dynamic Routing Protocol
RIP
Kelebihan RIP :
1. Menggunakan metode Triggered Update.
2. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan
informasi routing.
3. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang
cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan RIP :
1. Jumlah host Terbatas
2.RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
3.RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Contoh Konfigurasi RIP
Router 2
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 10.0.0.0
Router(config-router)# network 192.168.1.0
Router 3
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 10.0.0.0
Router(config-router)# network 172.16.0.0
IGRP
– Kelebihan
support = 255 hop count
– Kekurangan
Jumlah Host terbatas
EIGRP
- Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
memerlukan lebih sedikit memori dan proses
memerlukan fitur loopavoidance
- Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
Contoh Konfigurasi EIGRP
Router R-A
Router(config)# router eigrp 3
Router(config-router)# network 10.10.3.0
Router(config-router)# network 192.168.3.0
Router R-B
Router(config)# router eigrp 3
Router(config-router)# network 10.10.3.0
Router(config-router)# network 172.16.3.0
OSPF
- Kelebihan
tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
- Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
Contoh Konfigurasi OSPF
Router RTR-A
Router(config)# router ospf 4
Router(config-router)# network 10.10.3.0 0.0.0.3
area 4
Router(config-router)# network 192.168.3.0 0.0.0.255
area 4
Router RTR-X
Router(config)# router ospf 4
Router(config-router)# network 10.10.3.0 0.0.0.3
area 4
BGP
- Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi
- Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
Contoh Konfigurasi BGP
Router RTR-B
Router(config)# router bgp 200
Router(config-router)# neighbor 10.10.10.5 remote-as 100
Router(config-router)# network 10.10.10.4 mask
255.255.255.252
Router(config-router)# network 172.16.4.0 mask
255.255.255.0
Router RTR-X
Router(config)# router bgp 100
Router(config-router)# neighbor 10.10.10.6 remote-as 200
Router(config-router)# network 10.10.10.4 mask
255.255.255.252