Anda di halaman 1dari 39

JARINGAN KOMPUTER

DASAR
Dosen:
Uli Basa, S.Kom., M.Pd
Adi Widarma, S.Si., M.Kom
Link dowload CPT

https://cloud.unimed.ac.id
/index.php/s/tQKo8IsC2K
nPceo
Pertemuan 11 & 12

Protokol Routing
Pendahuluan
 Fungsi utama dari layer network adalah
pengalamatan dan routing
 Routing adalah proses membawa packet data
dari satu host ke host yang lain tetapi
berbeda subnet.
 Routing merupakan fungsi yang bertanggung

jawab membawa data melewati sekumpulan


jaringan dengan cara memilih jalur terbaik
 Tugas Routing akan dilakukan device jaringan

yang disebut sebagai Router


Konsep Pengiriman Paket melalui
Router
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN ROUTER

 Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau


alamat host yang akan dirouting
 Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber

(router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan


memberikan jalur sampai ke tujuan.
 Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang

mungkin diambil sampai ke tujuan.


 Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk

sampai ke tujuan.
 Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk

menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui


dan paling sering dilalui.
Tabel Routing
 Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana
sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan
pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel
ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan
untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
 Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly
connected) di router, Router sudah langsung
mengetahui port yang harus digunakan untuk
meneruskan paket.
 Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan
router, Router harus mempelajari rute terbaik yang
akan digunakan untuk meneruskan paket.
Cara Membangun Tabel Routing

◦ Static Routing
◦ Dynamic Routing
Static Routing

 Merupakan sebuah mekanisme pengisian


tabel routing yg dilakukan oleh admin secara
manual pd tiap2 router
 Rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh

user untuk meneruskan paket dari sumber ke


tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator
untuk mengontrol perilaku routing dari IP.
Keuntungan Static Routing

 Meringankan kerja prosesor yg ada pd router


 Tidak ada Bandwidth yang digunakan untuk

pertukaran informasi isi tabel routing antar


router
 Tingkat keamanan lebih tinggi
Kerugian Static Routing
 Admin harus mengetahui informasi tiap2
router yg terhubung jaringan
 Jika terdapat penambahan/perubahan

topologi jaringan admin harus mengubah isi


tabel routing
 Tidak cocok untuk jaringan yang besar
Perintah Static Routing
Pada dasarnya routing static menggunakan perintah
sebagai berikut:

#ip route <destination> <subnet mask> <next hop


address>

Parameter pada sintak ip route :


- ip route = perintah untuk membuat routing static
- destination = network tujuan yang akan ditambahkan
- subnet mask = subnet mask yang digunakan pada
network
- next hop address = alamat dari router yang
meghubungkan antar router/ router tujuan
Sintak Dasar Cisco
Router>enable --> masuk ke route

Router#configure --> mengkonfigurasi router 

Router(config)#interface fa 0/0 --> konfigurasi interface


fastethernet 0/0 

Router(config-if)#ip address 192.168.1.1


255.255.255.0 --> memberi ip dan netmask 

Router(config-if)#no shutdown --> mengaktifkan


interface
Contoh
Perintah:
1. Ada 2 router, 2 switch, setiap switch 2 host
2. Gunakan router 2811, switch 2960 dan
host PC
3. Sambungkan antara pc ke switch
4. Sambungkan antara switch0 ke router0
fa0/0
5. Sambungkan antara switch1 ke router1
fa0/0
6. Sambungkan antara router0 (fa0/1) ke
router1 (fa0/1)
Perintah:
7. Setting network A 192.168.1.0/24
PC0
Ip address:192.168.1.2
netmask :255.255.255.0
Gateway :192.168.1.1

Setting juga untuk PC1

8. Setting network B 192.168.2.0/24 untuk


PC2 dan PC3
Perintah:
Setting Router0
 Router>enable
 Router#configure t
 Router(config)#interface fastEthernet 0/0
 Router(config-if)#ip address 192.168.1.1
255.255.255.0
 Router(config-if)#no shutdown
 Router(config-if)#exit
 Router(config)#interface fastEthernet 0/1
 Router(config-if)#ip address 172.16.1.1
255.255.255.252
Perintah:
Setting Router1
 Setting juga untuk Router1 untuk
menambahkan ip address di masing2
interface
 Pastikan semua koneksi aktif dengan ditandai

warna hijau di setiap interface semua


perangkat
Perintah Static Routing
Router0
 Router(config)#ip route 192.168.2.0
255.255.255.0 172.16.1.2

Router1
 Router(config)#ip route 192.168.1.0
255.255.255.0 172.16.1.1

 Untuk memastikan berhasil proses routing dari PC0 gunakan


perintah ping ke ip PC2/3
 Jika terjadi reply maka proses routing berhasil, selanjutnya
lakukan juga sebaliknya.
Tabel Routing
 Router0

 Router1
Latihan 1
LATIHAN 2
LATIHAN 3
Administrative Distance (AD)
 Pada umumnya protocol routing mempunyai struktur
metric dan algoritma yang berbeda dengan protocol yang
lain. Pada jaringan yang memiliki beberapa routing
protocol, pertukaran informasi routing dan kemampuan
untuk memilih jalur terbaik sangatlah penting.
 Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki

oleh router untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat


dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua
routing protocol yang berbeda. Administrative distance
menyatakan “reliability” dari sebuah routing protocol.
Tiap routing protocol diprioritaskan terhadap yang lain
dengan bantuan besaran/nilai Administrative Distance
(AD).
Pemilihan Jalur Tebaik [The Best Path]
 Administrative distance adalah kriteria pertama yang digunakan oleh
router untuk menentukan routing protocol yang harus dijalankan, jika
terdapat dua routing protocol yang menyediakan jalur untuk tujuan
yang sama. AD adalah sebuah ukuran “trustworthiness” dari source of
routing information. AD hanya mempunyai local significance, dan
tidak melakukan advertise dalam routing update.
 Nilai AD yang lebih kecil, lebih dipercaya/reliable. Contoh, Jika

sebuah router menerima informasi tentang jalur menuju jaringan


tertentu dari Open Shortest Path First (OSPF) (default administrative
distance - 110) dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) (default
administrative distance - 100), Router akan memilih IGRP karena IGRP
lebih dipercaya/reliable karena memiliki AD yang lebih kecil
dibandingkan OSPF.
 Jika source address untuk IGRP hilang atau tidak dikenal, maka router

akan memilih/menjalankan routing OSPF sampai IGRP aktif kembali.


Tabel Nilai Default Administrative
Distance (AD) pada Router Cisco
Dynamic Routing
 Dynamic Routing  mekanisme
Routing dimana table routing berubah
secara dinamik mengikuti kondisi
suatu jaringan.
 Kategori algoritma dinamik :
 Distance Vector (vektor jarak)  RIP, IGRP
 Link State (keadaan link)OSPF
 Hybrid (Gabungan dua protokol diatas) 
EIGRP
Keunggulan routing dinamik
◦ Distribusi yaitu memperbolehkan simpul menerima
beberapa informasi dari satu router tetangga atau
lebih yang terhubung langsung
◦ Iterasi, yaitu proses perubahan informasi akan
diteruskan sampai keadaan tidak ada informasi
yang diberitakan lagi
◦ Asinkronisasi yaitu tidak memerlukan langkah
keamanan satu dengan lainnya.
Distance Vector
 Routing distance vector bertujuan untuk
menentukan arah atau vector dan jarak ke
link-link lain dalam suatu internetwork.
 Router mendapatkan informasi dari router
yang berhubungan dgn dia secara langsung
tentang keadaan jaringan router tersebut.
 Berdasarkan informasi tetangga tersebut
mengolah tabel routing
 Informasi yang dihasilkan adalah jumlah
jarak/hop yang dipakai untuk mencapai
suatu jaringan
Cara Kerja Distance Vector

10.1.1.0/24 RTA 10.1.2.0/24 RTB 10.1.3.0/24


.1 .1 .2 .1
e0 s0 s0 e0

Routing Table Routing Table

Net. Hops Ex-Int Net. Hops Ex-Int


10.1.1.0/24 0 e0 10.1.2.0/24 0 s0
10.1.2.0/24 0 s0 10.1.3.0/24 0 e0

 Asumsi router keadaan baru menyala


 Awal router hanya punya informasi ttg

jaringan yang terhubung secara langsung


dengan dia
Cara Kerja Distance Vector…

 Router akan saling mengirimkan informasi


yang dia punya.
 Router RTA mengirimkan data ttg jaringan

yang terhubung dia secara langsung


 Router RTB juga mengirimkan data jaringan

yang terhubung dia secara langsung


Cara Kerja Distance Vector…

 Setiap router melakukan pemeriksaan thd


data yang didapat, dibandingkan dengan
tabel routing masing-masing router
 Bila belum ada dimasukkan, jika sudah

dibandingkan jumlah hop


RIP
(Routing Information Protocol)
Routing Information Protocol (RIP)…

 Proses kerja routing RIP garis besarnya adalah sbb:


 Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update

routing dari gateway.


 Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika

menerima update routing .


 Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing

table .
 Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai

acuan.
 Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada

update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu


 Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing

pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung


Routing Information Protocol (RIP)…

 Ketentuan RIP garis besarnya adalah sbb:


 Hanya hop count yang dipakai untuk pengukuran
 Jika hop count lebih besar dari 15 , data akan
didiscard
 Default, Update data setiap 30 detik
 Invalid timer: waktu sebuah jalur dinyatakan tak
berfungsi = 90 detik
 Hold down timer: interval waktu yang berlaku untuk
antar muka router yang menyatakan bahwa suatu
jalur tidak dapat dicapai = 180 detik
 Flush timer: waktu suatu jalur dihapus dari tabel =
240 detik
Contoh
Perintah:
1. Konfigurasi semua ip address pada setiap interface
semua perangkat
2. Konfigurasi RIP untuk Router0
 Router(config)#router rip
 Router(config-router)#version 2 -> untuk

mengaktifkan RIPv2
 Router(config-router)#network 192.168.1.0 - >

memasukan alamat network atau net ID yang


terhubung langsung dengan R1
 Router(config-router)#network 172.16.1.0
 Router(config-router)#exit

Router(config)#exit
Perintah:

3. Lakukan konfigurasi RIP pada Router1


4. Untuk memastikan apakah RIPv2 sudah
berfungsi, ketikkan perintah pada R0 dan
R1
Router#show ip route
Tabel Routing
 Router0

 Router1

Anda mungkin juga menyukai