Static VS Dynamic
No 1 Waktu konfigurasi Static Routing Lebih lama (manual) admin harus menentukan jalur yang digunakan / entry manual Dinamic Routing Lebih cepat cukup konfigurasi ip add, interface router dan aktifkan protokol dan mengenalkn jar yang terhubung lgsg dg router. Langsung adaptasi jika ada perubahan jaringan Kemungkinan kesalahan konfigurasi kecil Mendukung jaringan skala besar
Adaptasi
Perubahan dilakukan pada setiap router (maintenance lama) Kemungkinan lebih besar Jaringan kecil
3 4
Static VS Dynamic
No 5 Resource Static Routing Lebih rendah tdk menjalankan algoritma sht dk perlu router dg kapasitas cpu dan memori besar Dinamic Routing Lebih besar protokol menjalankan algoritma routing shg butuh database jar sampai dengan urusan update routing, shg butuh cpu dan memori lebih besar Relatif kurang aman karena router yang menentukan sendiri entry route, bisa mengakibatkan routing loop dan dapat dimasukkan entry-entry alsu oleh pihak2 yang tdk bertanggung jawab Butuh kemampuan yang lebih handal
Keamanan
Lebih aman ditentukan oleh admin, maka jalur akan tetap dan pasti shg tidak akan terjadi routing loop yang dapat mengakibatkan paket yg dikirim tidak akan pernah sampai Lebih mudah
Kemudahan konfigurasi
Routing Dinamis
Router sendiri yang memasukkan entry route ke dalam tabel routing. Router menggunakan protokol :
RIPV1 dan V2 OSPF IGRP dan EIGRP BGP ISIS
R1 .1 192.168.1.0/24
Saya adalah R1. Saya punya network 192.168.1.0/24
10.10.10.0/24 .1 .2
R2 .1 192.168.2.0/24
Saya dapat menjangkau 192.168.1.0/24 melalui R1
Pada static routing, memasukkan entry route secara manual berupa IP remote network dan IP GW. Pada dynamic, hanya mengaktifkan protokol pada masingmasing router. Protokol routing bekerja menggunakan algoritma routing.
R1 .1 192.168.1.0/24
Saya dapat menjangkau 192.168.2.0/24 melalui R2
10.10.10.0/24 .1 .2
R2 .1 192.168.2.0/24
Saya adalah R2. Saya punya network 192.168.2.0/24
Pada static routing, memasukkan entry route secara manual berupa IP remote network dan IP GW. Pada dynamic, hanya mengaktifkan protokol pada masingmasing router. Protokol routing bekerja menggunakan algoritma routing.
Algoritma Protokol
Distance Vector Link State
bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork.
bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Distance Vector
Distance Vector
Distance Vector
Distance Vector
1.
Link State
Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Setiap router memperkenalkan diri, dengan mengirimkan paket hallo Setiap router akan tahu tetangga berdasarkan paket hallo beserta biayabiaya, dimasukkan database Setiap router mengirimkan basis datanya ke tetangganya dalam paket LSA (Link State Advertisement) Router yang menerima paket LSA harus meneruskan ke sel. Tetangga sebelahnya Paket LSA dimasukkan database jika infonya lebih baru Awalnya terjadi flooding karena setiap router jika ada update data akan mengirimkan sampai convergen Selanjutnya setiap router menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest Path First, dan terbentuklah tree. Rute terbaik akan dimasukkan ke dalam tabel routing.
Dynamic Protokol
RIP (Routing Information Protokol) EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protokol) OSPF (Open Shortest Path First)
Protocol dynamic routing yang didasarkan distance vektor (penyalinan table routing dari router ke router), biasanya digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
protokol routing dinamis yang berkerja berdasarkan algoritma link-state (Algoritma yang memperbaiki informasi database dari informasi topologi)
Labsheet Jarkom. (2012). FT UNY. Iwan Sofana. (2012). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung : Informatika. Rendra T. (2012). Konsep & Implementasi Routing dengan Router MIKROTIK : 100% Connected!. Palembang : Jasakom. Muhammad Zen Samsono Hadi. Modul Protocol Routing.