JOBSHEET 2
ROUTING STATIC
Disusun Oleh :
Nama: Bima Wahyu Akbar
Kelas : TE – 2C
NIM : 4.31.22.2.08
2023
Jobsheet 2
Routing Static
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mempelajari static routing protocol pada jaringan komputer
2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi static routing protocol pada router cisco
B. Dasar Teori
Routing protocol sangat penting dalam mendisain jaringan komputer, yaitu sebagai acuan dari penjalur (router)
untuk menentukan jalur kemana ia akan meneruskan suatu paket berdasarkan alamat tujuannya (destination
address). Routing protocol diterapkan pada router dimana jalur- jalur routing akan ditentukan lewat routing table
yang dibuat berdasarkan routing protokol yang diaplikasikan. Routing table disimpan pada nvram router. Terdapat
2 jenis routing protocol, yaitu routing protocol static dan routing protocol dynamic. Static routing protocol adalah
jenis routing protokol yang statis, maksudnya routing table tidak dipengaruhi oleh update routing table dari router
lainnya dan user harus mendefinisikan alur routing yang tetap secara spesifik. Sedangkan pada dynamic routing
protocol, routing table dipengaruhi oleh update routing table dari router lainnya dan user tidak perlu
mendefinisikan alur routing secara spesifik, tetapi user hanya perlu untuk mendefinisikan alamat-alamat jaringan
yang terhubung langsung pada konfigurasi dynamic routing protocol. Modul ini akan membahas static routing
protocol pada router Cisco dan cara menkonfigurasinya. Sedangkan dynamic routing protocol akan dibahas pada
modul berikutnya.
Routing Table
Routing table atau tabel jalur adalah sebuah tabel yang disimpan pada nvram sebuah router yang berfungsi sebagai
acuan router dalam menentukan jalur terbaik ketika mengirimkan paket-paket dan sebagai acuan kemana router
akan meneruskan paket sesuai dengan tujuannya. Routing table berisi alamat network serta interface keluar/alamat
next hop untuk masing-masing network tujuan.
Gambar 1. Tabel Routing
Gambar diatas adalah contoh routing table, pada routing table terdapat flag, alamat network yang terdaftar dan
next hop/exit interface untuk alamat jaringan (network address) tujuan. Flag berfungsi untuk menunjukkan jenis
routing protocol yang digunakan, pada contoh di atas flag “S” menunjukkan static routing dan flag “C”
menunjukkan network yang langsung terhubung ke interface router (directly connected network). Untuk
menampilkan routing table pada router dapat digunakan syntax : show ip route (pada mode previlege EXEC)
Static routing protocol dapat dikonfigurasi dengan 2 cara, yaitu static routing mendefinisikan alamat next hop
(alamat IP hop selanjutnya) dan konfigurasi static routing dengan mendefinisikan exit interface (interface
keluar).
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan alamat next hop dilakukan dengan mendefinisikan alamat
network tujuan beserta alamat next hop tujuan untuk alamat tersebut. Dimana alamat next hop adalah alamat
interface tujuan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Syntax untuk melakukan static routing by next hop :
(pada global configuration mode)
Konfigurasi static routing dengan mendefinisikan exit interface dilakukan dengan mendefinisikan alamat network
tujuan beserta exit interface pada router yang dikonfigurasi untuk alamat tersebut. Dimana alamat exit interface
adalah interface keluar pada router untuk meneruskan paket sesuai dengan alamat tujuan. Syntax untuk melakukan
static routing by exit interface : (pada global configuration mode)
Pada static routing protocol kita dapat menghapus static routing yang telah kita definisikan sebelumnya.
Syntax yang digunakan :
no ip route [destination network address] [subnet mask] [next hop address/exit interface]
contoh:
no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1
atau
no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Se0/0
d. Summarize IP
Summary route adalah alamat route yang sudah diringkas. Summary route berfungsi untuk meringkas isi routing
table yang otomatis mengecilkan ukuran routing table dalam nvram sebuah router.
Di Summarized menjadi
R3(config)# ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 serial0/0/1
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network tujuan
tertentu tapi tidak terdapat di routing table router yang disinggahi. Jika terdapat default
route yang di-set pada router tersebut, maka paket tersebut akan mengikuti rute default
yang telah ditetapkan, jika tidak ada default route maka paket akan dibuang/discard.
contoh:
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.1
C. Alat dan Bahan
Router : 1 buah
Switch : 1 buah
Laptop/pc : 1 buah
Kabel konsole : 1 buah
Kabel Serial-USB converter : 1 buah
Kabel UTP straight-through cable : 4 buah
Aplikasi putty
Driver Serial-USB
D. Langkah Percobaan
PRAKTIKUM DI LAB
Network Address R2
192.168.Y.0 /24
1. Buatlah konfigurasi router R1, R2 dan R3 seperti yang ada pada gambar di atas dan
config router tersebut dengan tabel alamat sebagai berikut:
Kelompok 1,2,3
Kelompok 4,5,6
Komponen Interface Alamat IP Subnet Mask Default GW
R1 Fa0/0 10.3.10.1 255.255.255.252 N/A
Fa0/1 192.168.204.1 255.255.255.0 N/A
R2 Fa0/0 10.3.10.2 255.255.255.252 N/A
Fa0/1 192.168.205.1 255.255.255.0 N/A
Se0/0/0 10.4.10.1 255.255.255.252 N/A
R3 Se0/0/0 10.4.10.2 255.255.255.252 N/A
Fa0/0 192.168.206.1 255.255.255.0 N/A
PC1 NIC 192.168.204.40 255.255.255.0 192.168.204.1
PC2 NIC 192.168.205.50 255.255.255.0 192.168.205.1
PC3 NIC 192.168.206.60 255.255.255.0 192.168.206.1
Konfigurasi Interface Router
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Interface Fa0/0)
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int fa0/1
R1(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R1 Interface Fa0/1)
R1(config-if)#no shut
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Fa0/0)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Fa0/1)
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int Se0/0/0
R2(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R2 Interface Se0/0/0)
R2(config-if)#clock rate 64000
R2(config-if)#no shut
R3
R3(config)# int Se0/0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Interface Se0/0/0)
R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#int fa0/0
R3(config-if)#ip add (IP & Subnet Mask di R3 Interface Fa0/0)
R3(config-if)#no shut
R1
R1#conf t
R1(config)#ip route <Network Address R2> <Subnet Mask> <Exit
Interface di R1 ke arah R2> R1(config)#ip route <Network Address R3>
<Subnet Mask> <Exit Interface di R1 ke arah R3>
R1(config)#ip route <Network Address IP WAN R2-R3> <Subnet Mask> <Exit Interface di
R1 ke arah R2-R3>
R2
R2#conf t
R2(config)#ip route <Network Address R1> <Subnet Mask> <Exit
Interface di R2 ke arah R1> R2(config)#ip route <Network Address R3>
<Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R3>
R3
R3#conf t
R3(config)#ip route <Network Address R1> <Subnet Mask> <Exit
Interface di R3 ke arah R1> R3(config)#ip route <Network Address R2>
<Subnet Mask> <Exit Interface di R3 ke arah R2>
R3(config)#ip route <Network Address IP WAN R1 – R2> <Subnet Mask> <Exit Interface di
R3 ke arah R1-R2>
8. Gantilah ip route pada R1, R2 dan R3 menggunakan “default route”
dan ulangi langkah kerja 4 sampai 6.
R2
R2#conf t
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R1 Fa0/0 atau Exit Interface
di R2 ke arah R1> R2(config)#ip route <Network Address R3> <Subnet
Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R3> Atau
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R3 Se0/0/0 atau Exit
Interface di R2 ke arah R3> R2(config)#ip route <Network Address R1>
<Subnet Mask> <Exit Interface di R2 ke arah R1> (Pilih salah satu
konfigurasi di atas)
R3
R3#conf t
R3(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <IP Hop di R2 Se0/0/0 atau Exit Interface di R3 ke
arah R1&R2>
E. Hasil Percobaan
Show IP Route
Ping PC 1 & PC 2
Ping PC 1 & 2 [Exit Interface]
F. Analisa
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan konfigurasi static routing menggunakan
ROUTER dan menjelaskan perintah – perintah yang digunakan dalam melakukan
konfigurasi tersebut. Pertama yang dilakukan pada praktikum ini yakni membuat
topologi jaringan menggunakan router yang terdiri dari beberapa device seperti 2 PC
yang berfungsi sebagai end device, router serta kabel untuk menghubungkan device –
device tersebut antara lain kabel serial DCE dan kabel copper straight-through. Setelah
device dalam topologi jaringan sudah terhubung, selanjutnya melakukan konfigurasi
pada PC dan router di dalamnya yang berfungsi hubungan 2 jaringanatau lebih,
sehingga bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Router
memiliki fungsi sebagai sarana penghubung antara 2 atau lebih jaringan untuk
bisameneruskan data dari sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Sebuah router bisa
berupasuatu device yang dirancang secara khusus untuk memiliki fungsi sebagai
dedicated router,atau juga bisa sebuah PC/Komputer yang digunakan sebagai router
yang lebih dikenal sebagai PC Router.Supaya sebuah Router bisa meneruskan data
dengan tepat, komputer yangterdapat pada jaringan itu harus menugaskan router
tersebut untuk meneruskan data yang dikirimkan. Penugasan itu dilakukan dengan
menambahkan pengaturan komputer default gateway ke router yang dimaksudkan. Jika
tidak melakukan pengaturan default gateway maka bisa dipastikan jaringan LAN itu
tidak dapat terkoneksi dengan jaringan yang lain. Penjelasan tersebut merupakan
beberapa pengertian dari kumpulan dalam konfigurasi pada router statis.
Default gateway darisuatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk
meneruskan paket- paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain. Biasanya LAN
dikonfigurasi hanyamengetahui LAN miliknya dan default gatewaynya. Jika dalam suatu
LAN tidak ada default gatewaynya maka LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan
jaringan lainnya. Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting /Konfigurasi jaringan
perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway. Routing adalah salah satu teknologi
dalam jaringan yang dapat menghungkan perangkat-perangkat yang memiliki jaringan
berbeda. Dengan adanya routing, pembagian alamat dengan jaringan yang berbeda pada
blok LAN dapat dilakukankarena jaringan yang berbeda tersebut nantinya dapat
dihubungkan menggunakan router. Teknologi routing dapat dibuat dengan menggunakan
dedicated router yangmerupakan perangkat buatan pabrik dan memang dibuat untuk
melakuakn proses routing.Pada praktikum, dibuat dua buah topologi jaringan. Topologi
pertama dibuatdengan mengunakan dua router yang terhubung secara peer-to-peer.
Masing-masing router terhubung dengan PC host dengan switch sebagai node-nya,
hubungan ini dapat dikategorikan sebagai topologi star. Topologi kedua dibuat dengan
gabungan dua topologi star, topologi star yang bertama mengubungkan router1 dan
router3 denganPC host masing-masing menggunakan switch sebagai node-nya. Topologi
star yang kedua mengubungkan router1 dengan router3 menggunakan router2 sebagai
node-nya.Konfigurasi IP address, subnetmask, dan default gateway pada PCAda tiga
parameter yang penting pada setting.
G. Kesimpulan
Routing Static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Static routing
(Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting
secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik
murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di
setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu
masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap
router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi
forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang
besar.Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan
multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point,
cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.