Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PERANCANGAN ELEKTRONIKA 2

FILTER DAN OSILATOR

SOLICHANA YUSUF

1316030050

TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


Jenis-Jenis Filter

a. Butterworth Filter
Butterworth Filter adalah salah satu jenis signal processing yang dirancang untuk menghasilkan
frekuensi respon yang sedatar mungkin pada passband. Jenis filter ini pertama kali diperkenalkan
pada 1930 oleh fisikawan Inggris Stephen Butterworth, dalam paper yang berjudul "On the Theory
of Filter Amplifiers".
Butterworth menghasilkan kerataan passband yang maksimal. Karena nya, sebuah low-pass
Butterworth sering digunakan sebagai filter anti-aliasing pada aplikasi data konverter dimana
dibutuhkan level sinyal yang tepat pada seluruh passband.

Keuntungan:

 Flat pada Pass Band & Stop Band


 Mudah dirancang

Kerugian :

 Memerlukan orde yang lebih tinggi untuk memenuhi spesifikasi tertentu.

Ciri-ciri Butterworth :

 w = T→Frekuensi setengah daya


 Memiliki nilai redaman (attenuation) yang lebih kecil dari chebyshev
 Nilai Q lebih kecil
 Phasa lebih linier

b. Filter Chebyshev

Filter Chebyshev menghasilkan gain rolloff yang lebih tinggi di atas Fc. Gain passband tidak
monoton, tapi mengandung ripple dari magnitud konstan. Untuk orde filter yang diberikan, semakin
tinggi ripple passband, semakin tinggi pula rolloff filter

Dengan meningkatnya orde filter, pengaruh dari magnitud ripple pada rolloff filter berkurang.
Setiap ripple dihitung tiap detik untuk satu tingkat orde filter. Filter dengan jumlah orde genap
menghasilkan ripple di atas 0 dB, sementara filter dengan orde ganjil menghasilkan ripple di bawah
0 dB.

Filter Chebyshev sering digunakan pada bank filter, dimana sinyal frekuensinya lebih penting
daripada penguatan konstan.

Keuntungan:

 Memerlukan orde yang lebih dari butterworth untuk memenuhi spesifikasi tertentu

Kerugian:

 Terdapat ripple pada Passband


 Lebih sulit dirancang

Ciri – ciri dari Chebyshev:

 W = 1 → akhir dan ripple untuk frekuensi setengah daya untuk chebyshev


 Memiliki nilai redaman (attenuation) yang lebih besar dari butterworth
 Nilai Q lebih besar
 Karakteristik dari phasa bertambah sifat non linearitasnya

c. Filter Bessel
Filter Bassel mempunyai respon fase yang linear melalui rentang frekuensi yang lebar, yang
menghasilkan grup delay yang konstan di dalam rentang frekuensi tersebut. Bassel juga
menghasilkan sifat transmisi gelombang kotak. Bagaimanapun, gain passband pada bassel tidak
serata seperti Butterworth, dan transisi dari passband ke stop band tidak setajam pada filter
Chebyshev.
E
OSILATOR
1. DASAR TEORI
a. Osilator OP AMPLIFIER
Phase shift adalah suatu rangkaian oscillator yang ditandai dengan adanya rangkaian high-pass
filter sebanyak 3 pasang . Oscilator ini terdiri dari rangkaian RC cascade sebagai rangkaian
feedbacknya. Hal ini menyebabkan adanya pergeseran fasa sebesar 180°. Rangkaian feedback
adalah rangkaian dengan sebagian hasil output dikembalikan ke input penguat. Penguatnya
menggunakan inverting amplifier, maka ada beberapa sinyal yang diproses terbalik (invert) dengan
beda 180° ke output.

Gambar Phase Shift Oscillator.

Formula yang digunakan:


Frekuensi center :

Hz

Desibel Gain :
= 29

b. Osilator Jembatan Wien


Oscilator ini ditemukan oleh Max Wien yang lahir pada tahun 1866 di Kaliningrad Rusia
dan tinggal di Jerman, beliau merupakan orang pertama yang mencetuskan ide penggeser fasa 2
tingkat, perhatikan Gambar 1. dibawah ini.

Gambar 4. Rangkaian dasar oscilator Wien Bridge

Berdasarkan gambar 4. Maka secara lengkap rangkaian oscilator Wien Bridge seperti gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian oscilator Wien Bridge menggunakan Op-Amp

Berdasarkan Gambar 2, 3 dan 5 maka dapat diketahui dimana letak penguat α dan yang
mana feedback dengan penguatan β. Gain tegangan dari rangkaian penguat HARUS sama
dengan tiga (Gain = 3) agar rangkaian dapat meng-osilasi. Nilai ini ditentukan oleh jaringan
resistor umpan balik yakni Resistor feedback (Rf) dan Resistor gain (Rg). Resistor feedback (Rf)
HARUS sama dengan dua kali Resistor gain (Rf = 2Rg). Sehingga dengan demikian besar
penguat α = 3.

Dengan hasil ini, untuk memenuhi syarat terjadinya osilasi dimana αβ = 1 maka β
penguatannya harus 1/3. Berikut merupakan penjelasannya:
αβ = 1 ..................................................... (2)
α = 1/β .................................................... (3)
α = 1/ Rg /(Rg + Rf)............................... (4)
α = (Rf + Rg)/Rg ................................. (6)

Karena keterbatasan ruang, kita dapat menganalisa sendiri rangkaian penggeser phasa
pada Gambar 5. dengan pesyaratan osilasi yaitu:

Vout 1 ..................................................(7)
Vin  3

Gambar 6. Kurva Respon Rangkaian

Oscialtor Wien Bridge (Asad : 4)

Dari pemaparan diatas bahwa rangkaian penggeser phasa tersebut akan mencapai nilai maksimum
pada satu frekuensi tertentu. Nilai maksimun ini akan tercapai jika:

ω = 1/RC ............................................ (8)


ω = 2πf ................................................. (9)
2πf = 1/RC ........................................... (10)

Berdasarkan persamaan 8, 9 dan 10 maka apabila diuraikan dapat diketahui besar frekuensi ini
yakni:

1
f 
2 RC ...................................(11)
Inilah yang dikenal dengan sebutan frekuensi resonansi (resonant frequency). Dengan
demikian osilator wien akan menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi resonansi tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi untuk membangun rangkaian osilator jembatan wien ini adalah
penentuan besarnya Resistor dan Kapasitor pada β. Berdasarkan Gambar 5. harga dari R1 harus
sama dengan R2, dan C1 harus sama dengan C2.

R1 = R2 , C1 =
.............................
C2 (12)
Frekuensi yang dihasilkan oleh oscilator jembatan wien adalah dari range 1 Hz sampai 1
MHz. Sehingga besar R dan C tersebut diatur sedemikian rupa sehingga frekuensi outputnya dapat
menunjukkan minimal sebesar 1 KHz. Sebab bila kurang dari 1 KHz maka akan menyebabkan
rangkaian menjadi tidak stabil, akibatnya pembacaan menjadi tidak akurat dan terpengaruh waktu
(s).

Sedangkan bila pengaturan frekuensi bila diatas 1 MHz maka frekuensi akan terpotong, hal ini
karena keterbatasan gain dari OP-AMP. Dalam kasus ini maka diperlukan Op-Amp khusus yang
dapat bekerja pada frekuensi tinggi.

c. Osilator Amstrong

Oscilator Armstrong merupakan hasil penerapan rangkaian tangki (tank circuit) kapasitor dan
induktor LC. Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan bias maju pada sambungan emitor-basis
dan bias mundur pada kolektor. Pemberian bias tegangan ke basis, emitor dan kolektor dilakukan
lewat resistor R3 . Resistor R1 dan R2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan. Osilator
Armstrong menggunakan gandengan transformator untuk sinyal umpan baliknya. Dari
transformator inilah dapat mengenali rangkaian dasar osilator Armstrong dari bentuknya yang
bermacam-macam. Osilator Armstrong ini jarang digunakan Karena sebagian besar perancang akan
menghindari penggunaan transformator. (Barmawi, Malvino. 1985: 235)
Saat awal transistor diberi daya, resistor R1 dan R2 membawa transistor ke titik
pengoperasian Q pada bagian tengah garis beban seperti pada gambar kurva karakteristik dibawah.
Keluaran transistor (pada kolektor) secara ideal adalah 0 volt. Saat terjadi aliran arus awal pada saat
dihidupkan, terjadi derau (noise) yang akan muncul pada kolektor. Namun biasanya berharga sangat
kecil. Misalnya kita mempunyai isyarat -1 mV yang nampak pada kolektor. Transformator T1 akan
membalik tegangan ini dan menurunkannya dengan faktor 10 (perbandingan jumlah lilitan primer-
sekunder 1:10). Isyarat sebesar +0,1 mV akan diterima oleh C1 pada rangkaian basis.

Kurva karakteristik transistor pada osilator Armstrong


2. PERANCANGAN
2.1. Deskripsi singkat dan Spesifikasi
a. Osilator OP AMPLIFIER
Osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal, misalnya digunakan sebagai osilator local
untuk mengubah sinyal RF ke IF sinyal di penerima, menghasilkan pembawa RF pemancar,
menghasilkan jam di system digital, dan sebagai sirkuit menyapu di T dan CRO. Pada percobaan
ini kami menggunakan sebuah Op-Amp, 3 buah kapasitor bernilai 1 nF, 3 buah resistor bernilai
10 kΩ dan sebuah resistor bernilai 290 kΩ agar menghasilkan penguatan sebesar 29.
b. Osilator Jembatan Wien
Oscilator ini ditemukan oleh Max Wien yang lahir pada tahun 1866 di Kaliningrad Rusia
dan tinggal di Jerman, beliau merupakan orang pertama yang mencetuskan ide penggeser fasa 2
tingkat. . Pada percobaan ini kami menggunakan sebuah Op-Amp, 2 buah kapasitor bernilai 100
nF dan 1nF , 3 buah resistor bernilai 10 kΩ dan sebuah resistor bernilai 1 kΩ.
c. Osilator Amstrong
Oscilator Armstrong merupakan hasil penerapan rangkaian tangki (tank circuit) kapasitor
dan induktor LC. Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan bias maju pada sambungan
emitor-basis dan bias mundur pada kolektor. Pada percobaan ini kami menggunakan sebuah Op-
Amp, 2 buah kapasitor bernilai 100 nF dan 1nF , 3 buah resistor bernilai 10 kΩ dan sebuah
resistor bernilai 1 kΩ.

2.2. Diagram Block


a. Osilator OP AMPLIFIER
Dibawah ini merupakan gambar diagram blok dari rangkaian Osilator dengan OP AMP.

OSILATOR
INPUT DENGAN OP AMP OUTPUT

b. Osilator Jembatan Wien


Dibawah ini merupakan gambar diagram blok dari rangkaian Osilator dengan Jembatan Wien.

OSILATOR
INPUT DENGAN OUTPUT
JEMBATAN WIEN

c. Osilator Amstrong
Dibawah ini merupakan gambar diagram blok dari rangkaian Osilator Amstrong.

OSILATOR
INPUT AMSTRONG OUTPUT
2.3. Penentuan dan Pembahasan Komponen atau Blok
a. Osilator OP AMPLIFIER
Untuk mendapatkan hasil Osilator dengan OP Amplifier, komponen-kompomen yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut :
1. Osilloscope : 1 buah
2. Frequency Counter : 1 buah
3. OP Amp : 1 buah
4. Resistor : 10 kΩ (3 buah), 290 kΩ (1 buah)
5. Kapasitor : 1 nF (3 buah)
6. Ground : 1 buah

b. Osilator Jembatan Wien


Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Osilloscope : 1 buah
2. Frequency Counter : 1 buah
3. Transistor : 1 buah
4. Resistor : 4,7 kΩ; 2,4 kΩ; 2,5 kΩ (variabel)
5. Kapasitor variabel : 0,01 µF; 10 µF; 0,047 µF
6. Transformator : 1 buah
7. Transistor NPN : 1 buah
8. Ground : 5 buah
c. Osilator Amstrong
Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Osilloscope : 1 buah
2. Frequency Counter : 1 buah
3. Op-Amp : 1 buah
4. Resistor : 10 kΩ (3 buah); 1 kΩ
5. Kapasitor variabel : 100 nF; 1 nF
6. Ground : 1buah
2.4. Gambar Skematik dan Rangkaian
XSC1

Ext Trig
+
R4 _
A B

290kΩ + _ + _

VEE
-12V
4 U1 XFC1
C1 C2 C3
123
2

1nF 1nF 1nF 6

R1 R2 R3 7 1 5
10kΩ 10kΩ 10kΩ 741
VCC
12V

Gambar rangkaian RC osilator dengan OP AMP


R1
1kΩ
C2 XSC1

VCC Ext T rig


100nF
5% 15V +

Key=A _
7 1 5 U1 A B
+ _ + _
3
6
XFC1
C3 2 123

R2
10kΩ 1nF 4 741
50%
Key=A VEE
-15V R4

R3 10kΩ
10kΩ

Gambar rangkaian RC Jembatan Wien


Gambar rangkaian RC Osilator Amstrong

2.5. Hasil Simulasi dan Perhitungan


a. Osilator OP AMPLIFIER
Hasil simulasi rangkaian osilator dengan OP AMP
Perhitungan untuk RC Osilator dengan OP AMP
b. Osilator Jembatan Wien
Simulasi osilator jembatan wien

Perhitungan :

F=

F=

F = 5,032 KHz
c.Osilator Amstrong
Simulasi Rangkaian Osilator Armstrong
Kami melakukan simulasi sesuai rangkaian diatas menggunakan software multisim.

3.6. Analisa
a. Osilator OP AMPLIFIER
Pada percobaan ini kami menggunakan sebuah Op-Amp, 3 buah kapasitor bernilai 1 nF, 3
buah resistor bernilai 10 kΩ dan sebuah resistor bernilai 290 kΩ agar menghasilkan penguatan
sebesar 29 dB. Dan pada saat penguatan sebesar 29 dB, frekuensi yang didapatkan sebesar 6,5
KHz. Vrms yang didapatkan sebesar 9,7 Volt. Dari hasil perhitungan secara teori dan hasil
simulasi terjadi sedikit perbedaan terhadap nilai frekuensi, dimana nilai frekuensidi perhitungan
lebih besar daripada nilai frekuensi disimulasi. Namun, perbedaan tersebut tidak mempengaruhi
gain yang akan di dapat.
Untuk rangkaian yang menentukan frekuensi kerja dari osilator frekuensi pembawa, dengan
menggunakan komponen L dan C, maka semakin tinggi frekuensi maka semakin kecil harga
komponen yang digunakan. Semakin tinggi nilai feedback maka distorsi yang terjadi akan
semakin tinggi juga. Percobaan kali ini termasuk berhasil karena frekuensi yang diukur
menggunakan frekuensi counter hamper mendekati dengan frekuensi pada saat simulasi. Nilai
frekuensi pada saat simulasi sebesar 5,9 KHz, sedangkan pada saat perhitungan sebesar 6,5 KHz.
b. Osilator Jembatan Wien
Pada osilator jembatan wien, syarat yang memenuhi untuk membentuk sebuah osilator
jembatan wine adalah nilai hambatan R1 harus sama dengan R2 begitupula untuk kapasitor C1
harus memiliki nilai yang sama dengan C2. hal ini dikarenakan agar osilator jembatan wine
menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi resonansi. Pada gambar rangkaian diatas tidak
memenuhi syarat jembatan wien karena nilai R1 tidak sama dengan R2 begitupula dengan C1
tidak sama dengan C2.

Selain itu range frekuensi pada jembatan wine adalah 1 Khz . Jika kurang dari
1 Khz maka akan menyebabkan rangkaian menjadi tidak stabil, akibatnya pembacaan menjadi
tidak akurat. Sedangkan jika lebih dari 1 MHz maka frekuensi akan terpotong. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan gain pada OP-AMP. Pada rangkaian diatas Frekuensi yang
dihasilkan sebesar 5 Khz sehingga frekuensi tersebut masih memenuhi range frekuensi tersebut
hanya saja rangkaian tersebut tidak memenuhi syarat osilator jembatan wien sehingga terdapat
kecacatan pada sinyal outputnya.
c. Osilator Amstrong
 Apabila transistor pada rangkaian oscilator armstrong diatas memiliki β = 100. dengan
+0,1 mV berada pada basis, Q1 akan memberikan isyarat keluaran sebesar -10 mV pada
kolektor. Perubahan polaritas dari + ke – pada keluaran akibat adanya karakteristik dasar
penguat common emitor. Tegangan keluaran sekali lagi akan mengalami penurunan oleh
transformator dan diberikan pada basis Q1. Isyarat kolektor sebesar -10 mV sekarang
akan menyebabkan terjadinya tegangan sebesar + 1 mV pada basis. Melalui penguatan
transistor, tegangan kolektor akan segera menjadi -100 mV. Proses ini akan berlangsung,
menghasilkan tegangan kolektor sebesar -1 V dan akhirnya -10 V. Pada titik ini, transistor
akan membawa garis beban sampai mencapai kejenuhan (perhatikan daerah ini pada garis
beban). Sampai pada titik ini tegangan kolektor tidak akan berubah.
 Dengan tidak adanya perubahan Vc pada kumparan primer T1 oscilator , tegangan pada
kumparan sekunder secepatnya akan menjadi nol. Tegangan basis akan kembali pada titik
Q dengan cepat. Penurunan tegangan basis ke arah negatif ini (dari jenuh ke titik Q)
membawa Vc ke arah positif. Melalui transformator, ini akan nampak sebagai tegangan
ke arah positif pada basis. Proses ini akan berlangsung melewati titik Q sampai berhenti
pada saat titik cutoff dicapai. Transformator selanjutnya akan berhenti memberikan
masukan tegangan ke basis. Transistor segera akan berbalik arah. R1 dan R2
menyebabkan tegangan basis naik lagi ke titik Q. Proses ini akan terus berulang: Q1 akan
sampai di titik jenuh – kembali ke titik Q – ke cutoff – kembali ke titik Q. Dengan
demikian tegangan AC akan terjadi pada kumparan sekunder dari transformator.
 Frekuensi osilator Armstrong ditentukan oleh nilai C1 dan S (nilai induktasi diri
kumparan sekunder) dengan mengikuti persamaan frekuensi resonansi untuk LC.
Komponen C1 dan S membentuk rangkaian tangki dengan mengikutkan sambungan
emitor-basis dari Q1 dan R1 . Keluaran dari osilator Armstrong seperti pada gambar
diatas dapat diubah dengan mengatur harga R3. Penguatan akan mencapai harga tertinggi
dengan memasang R3 pada harga optimum. Namun pemasangan R3 yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan terjadinya distorsi, misalnya keluaran akan berupa gelombang kotak
karena isyarat keluaran terpotong.
3.7. Gambar Tata Letak Komponen
a. Osilator OP AMPLIFIER

Gambar rangkaian skematik Osilator OP AMPLIFIER


b. Osilator Jembatan Wien

Gambar rangkaian skematik Osilator Jembatan Wien


c. Osilator Amstrong
Gambar rangkaian skematik Osilator Amstrong

2.8. Gambar Layout PCB


a. Osilator OP AMPLIFIER

Gambar Layout PCB OP AMPLIFIER

b. Osilator Jembatan Wien

Gambar Layout PCB Jembatan Wien


c. Osilator Amstrong
Gambar Layout PCB Amstrong

3. KESIMPULAN
 Jenis-jenis filter ada 3 yaitu: Butterworth Filter, filter chebyshev, dan filter bessel.
 Butterworth Filter adalah salah satu jenis signal processing yang dirancang untuk
menghasilkan frekuensi respon yang sedatar mungkin pada passband.
 Filter Chebyshev menghasilkan gain rollof yang lebih tinggi di atas Fc. Gain passband mengandung
ripple dari magnitud konstan. Untuk orde filter yang diberikan, semakin tinggi ripple passband,
semakin tinggi pula rollof filter
 Filter Bassel mempunyai respon fase yang linear melalui rentang frekuensi yang lebar, yang
menghasilkan grup delay yang konstan di dalam rentang frekuensi tersebut. Bassel juga
menghasilkan sifat transmisi gelombang kotak.
 Ada 3 macam Osilator, yaitu: Osilator OP-AMP, Osilator jembatan wien, dan Osilator
Amstrong
 Osilator op-amp digunakan untuk menghasilkan sinyal, misalnya digunakan sebagai
osilator local untuk mengubah sinyal RF ke IF sinyal di penerima, menghasilkan pembawa
RF pemancar, menghasilkan jam di system digital, dan sebagai sirkuit menyapu di T dan
CRO.
 Pada percoban osilator op-amp, dari hasil perhitungan secara teori dan hasil simulasi
terjadi sedikit perbedaan terhadap nilai frekuensi, dimana nilai frekuensidi perhitungan lebih
besar daripada nilai frekuensi disimulasi. Namun, perbedaan tersebut tidak mempengaruhi
gain yang akan di dapat.
 Oscilator jembatan wien ini ditemukan oleh Max Wien yang lahir pada tahun 1866 di
Kaliningrad Rusia dan tinggal di Jerman, beliau merupakan orang pertama yang
mencetuskan ide penggeser fasa 2 tingkat. .
 Range frekuensi pada osilator jembatan wine adalah 1 Khz . Jika kurang dari
1 Khz maka akan menyebabkan rangkaian menjadi tidak stabil, akibatnya pembacaan
menjadi tidak akurat. Sedangkan jika lebih dari 1 MHz maka frekuensi akan terpotong. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan gain pada OP-AMP.
 Oscilator Armstrong merupakan hasil penerapan rangkaian tangki (tank circuit) kapasitor
dan induktor LC.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30075652/PENGUJIAN_TRAINER_OSCILATOR_WIEN_BRIDGE_J
EMBATAN_WIEN_DENGAN_MENGGUNAKAN_OSCILOSKOP_DAN_FREKUENSI_COUN
TER
http://www.sentra-edukasi.com/2009/08/materi-elektro-jembatan-wien.html#.Wjnyh1WWbIV
.

Anda mungkin juga menyukai