Anda di halaman 1dari 11

Nama : Angga Setiawan Wahyudin

NPM 177002052

Kelas :B

1. A. Signal Source : Adalah komponen pembaca sensornya .

B. Tranduser : Bagian sensing menerima nilai yang diukur dan diubah

menjadi sinyal listrik, ada berbagai macam sinyal listrik yang digunakan, yaitu

: tegangan, arus, perubahan resistansi, induktansi, kapasitansi.Jadi transduser

adalah peralatan yang merubah nilai yang diterima dari bagian sensing (sensor)

menjadi sinyal listrik.

C. Signal Conditioning : Mengkondisikan sinyal keluaran sensor sedemikian

rupa sehingga sinyal tersebut dapat diproses oleh elemen pemroses sinyal.

Elemen pengkondisi sinyal dapat berbentuk rangkaian penguat tegangan,

penguat arus, pengkonversi impedansi, filter, ataupun penggeser level sinyal.

D. Analog To Digital Converter : Sebuah pengubah analog-ke-digital (bahasa

Inggris: analog-to-digital converter, disingkat ADC) adalah suatu kalang

elektronik yang mengubah informasi/isyarat analog menjadi isyarat digital.

2. Sebagai contoh, untuk membuat sebuah LPF dengan Komponen Resistor dan

Kapasitor, kita memerlukan kapasitor keramik dengan nilai 10nF dan Resistor

yang bernilai 1KΩ kemudian kita rangkai seperti pada rangkaian diatas

(Rangkaian LPF RC Filter).Rumus LPF RC Filter Rumus yang digunakan untuk

menemukan titik cut-off Frekuensi dari rangkaian RC adalah :

f = 1/2πRC
Dimana :

f = Frekuensi dalam satuan Hz

π = 3.14

R = Nilai Resistor dalam satuan Ohm (Ω)

C = Nilai Kapasitor dalam satuan Farad

(F)

Diketahui

π = 3.14

R = 1KΩ atau 1000Ω

C = 10nF atau 10 x 10-9 atau 0.000000001F

f=?

Penyelesaian

f = 1/2πRC

f = 1/2 (3.14)(1000)(0.000000001)

f = 15.923,57 Hz atau sekitar 15,9KHz

Dengan perhitungan ini, berarti semua frekuensi diatas 15,9kHz akan dihambat

atau diblokir, semakin tinggi frekuensi dari 15,9kHz semakin besar pula

penghambatannya. Sedangkan Frekuensi dibawah 15,9kHz akan dilewati atau

diteruskan ke rangkaian selanjutnya.


3. A. LPF RC : sebuah komponen di dalam elektronika yang berfungsi untuk

menyaring sinyal listrik yang berfrekuensi tinggi dan hanya meloloskan sinyal

listrik frekuensi rendah. Contoh sinyal yang disaring oleh LPF yaitu sinyal

perubahan tegangan dan audio. Sebuah penyaring lewat rendah atau penyaring

tapis bawah ini dikatakan ideal, apabila tidak meloloskan sinyal yang frekuensinya

melebihi frekuensi cut off, sekecil apapun nilainya. Pada prakteknya, sinyal listrik

yang frekuensinya lebih tinggi dibandingkan nilai cut off, akan dibuat lemah. Hal

ini menyebabkan terbentuknya suatu pita transisi atau transition band. Pita transisi

tersebut memiliki satuan berupa dB/dekade atau dB/oktaf. Nilai dari orde filter

berdampak langsung terhadap kemiringan pita transisi. Apabila nilai orde filter

semakin besar, kemiringan pada transition band pun nilainya akan bertambah dan

posisinya semakin curam.

B. HPF RC : Prinsip kerja dari filter high pass atau filter lolos atas adalah dengan

memanfaatkan karakteristik dasar komponen C dan R, dimana C akan mudah

melewatkan sinyal AC sesuai dengan nilai reaktansi kapasitifnya dan komponen R

yang lebih mudah melewatkan sinyal dengan frekuensi yang rendah. Prinsip kerja

rangkaian filter lolos atas atau high pass filter (HPF) dengan RC dapat diuraikan

sebagai berikut, apabila rangkaian filter high pass ini diberikan sinyal input dengan

frekuensi diatas frekuensi cut-off (ωc) maka sinyal tersebut akan di lewatkan ke

output rangkaian melalui komponen C. Kemudian pada saat sinyal input yang

diberikan ke rangkaian filter lolos atas atau high pass filter memiliki frekuensi di

bawah frekuensi cut-off (ωc) maka sinyal input tersebut akan dilemahkan dengan

cara dibuang ke ground melalui komponen R.


4. A. Inverting : Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki

beda fasa sebesar 180o. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa

tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga.

B. Non Inverting : Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena

masukan dari penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak

seperti penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal

masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah

penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak

terhingga.

5. Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam berbagai jenis

sirkuit listrik. Di bawah ini ada beberapa penggunaan umum dari penguat operasional

dalam contoh sirkuit :

A. Penguat Pembalik ( Inverting amplifier )

Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda

minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil

nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif.

B. Penguat Tak pembalik (Non Inverting Amplifier )

Penguat Non Inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting,dimana

Input dimasukkan pada input non inverting sehingga polaritas output akan sama

dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya

Rfeedback dan Rinput.


C.Komparator (rangkaian pembanding )

Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkanpenguatan terbuka (open-loop

gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional khusus

yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari

penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan komparator .

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk

menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. di mana Vs adalah tegangan catu

daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan −Vs.)

D. Buffer Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil

outputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu

berpenguatan = 1.Rangkaiannya.Nilai R yang terpasang gunanya untuk

membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya tergantungdari indikasi dari

komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai

dengan kemampuan op-ampnya.

E. Adder / Penjumlah

Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang

dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya

adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian

inverting.Rangkaian penjumlah dengan menggunakan non inverting sangat

suah dilakukan karena


tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada, sehingga

susah terjadi proses penjumlahan.

F. Subtractor / Pengurang.

Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan

memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi

sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 3 macam yaitu :

a. Rangkaian dengan 1 op-amp

Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting

dan kaki noninverting.

b. Rangkaian dengan 2 op-amp

Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu

opamp, yaitu salah satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke

rangkaian pengurang

c. Rangkaian dengan 3 op-amp

G. Differensiator

Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara

mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga

induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga

dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.

H. Penguat Integrator (Integrator Amplifier )

Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat

digunakan untuk rangkaian tapis aktif.


6. Dalam industri, sinyal arus DC sering digunakan sebagai preferensi untuk sinyal

tegangan DC sebagai representasi analog dari besaran fisik. Arus dalam rangkaian

seri benar-benar sama di semua titik di rangkaian itu terlepas dari resistansi

kabelnya, sedangkan tegangan dalam rangkaian yang terhubung paralel dapat

bervariasi dari ujung ke ujung karena resistansi kawat, membuat pensinyalan arus

lebih akurat dari "transmisi" ke instrumen "menerima".Sinyal tegangan relatif mudah

dihasilkan langsung dari perangkat transduser, sedangkan sinyal arus yang akurat

tidak. Op-amp dapat digunakan untuk "mengubah" sinyal tegangan menjadi sinyal

arus dengan cukup mudah. Dalam mode ini, op-amp akan mengeluarkan tegangan

berapapun yang diperlukan untuk menjaga arus melalui rangkaian pensinyalan pada

nilai yang tepat.

7. Dalam dunia Pemrosesan Sinyal Digital, ada suatu proses untuk mendapatkan data

digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik (diambil) secara

diskrit dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. Nah agar tidak terjadi kesalahan

(yang kemudian diberi nama aliasing), pak Nyquist memberikan aturan bahwa

frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali lipat frekuensi maksimum yang dikandung

sinyal yang bersangkutan. Untuk memahami hal tersebut, mari kita persiapkan dulu

sinyal sinusoidal dengan frekuensi 2 Hz. Kita gunakan frekuensi cuplik 1000 Hz atau

periode 0.001 detik

8. ADC jenis Counter Ramp


Comparator membandingkan antara tegangan masukkan analog dengan tegangan D/A

Converter, apabila tegangan masukkan yang akan dikonversi belum sama dengan

tegangan keluaran dari D/A converter maka keluaran comparator =“1”(A>B) sehingga

clock dapat memberikan masukkan counter dan hitungan counter naik. Bila diperoleh

masukan A = B maka output comparator 0, dan clock berhenti, dan inilah nilai digit-

digit yang dibaca oleh ADC.

9. Kelebihan Filter Digital

a. Digital filter dapat diprogram, operasinya ditentukan oleh program yang

tersimpan pada memori processor. Ini berarti filter digital dapat dengan mudah

berubah tanpa mempengaruhi sirkuitnya ( hardware). Sebuah filter analog hanya bisa

berubah dengan mendesain ulang rangkaian filter.

b. Filter digital mudah didesain ulang, diuji, dan diimplementasikan

dalam general-purpose-computer atau workstation.


c. Karakteristik sirkuit filter analog (terutama yang mengandung komponen

aktif) adalah sebagai subjek drift dan tergantung pada suhu. Filter digital tidak

mengalami masalah ini, dan begitu juga sangat stabil terhadap kedua waktu dan suhu.

d. Tidak seperti sinyal analog, filter digital dapat menangani sinyal frekuensi

rendah secara akurat. Saat kecepatan teknologi DSP terus meningkat, filter digital

yang diterapkan untuk sinyal frekuensi tinggi dalam domain RF (frekuensi radio),

yang di masa lalu merupakan exclusive-preserve dari teknologi analog.

e. Filter digital sangat jauh lebih fleksibel dalam kemampuan mereka untuk

memproses sinyal dalam berbagai cara; ini termasuk kemampuan beberapa

jenis filter digital untuk beradaptasi dengan perubahan karakteristik sinyal.Daerah

kerja yang lebar dengan mengatur frekuensi pencuplikan. Bisa bekerja pada VLF.

f. Prosesor DSP cepat dapat menangani kombinasi yang kompleks dari filter

secara paralel atau cascade (seri), membuat persyaratan hardware yang relatif

sederhana dan kompak dibandingkan dengan sirkuit analog setara.

g. Dapat memberikan respon fase yang linier.

h. Respon frekuensi dapat dirubah otomatis . karena menggunakan

programmable processor.

i. Beberapa input data dapat difilter dengan satu filter digital

j. Sinyal masukan dan sinyal keluaran dapat disimpan


Kekurangan Filter Digital

a. Keterbatasan kecepatan

b. Efek finite worldlength. Pemotongan menyebabkan noise/kebocoran energi

10. Salah satu sifat yang paling penting dari filter FIR adalah kemampuan untuk

memiliki respons fase linier yang tepat

Penundaan fase atau penundaan grup dari filter memberikan ukuran yang berguna

tentang bagaimana filter memodifikasi karakteristik fase dari sinyal.

10. A : Implementasi Filter Digital FIR (Finite Impulse Response) Pada Field

Programmable Gate Arrays (FPGA) FPGA merupakan salah satu hardwareyang

dapatmengaplikasikan Filter FIR.Kelebihan memakai FPGA untuk pemrosesan sinyal

digital antara lain adalah mempunyai kemampuan untuk menangani beban komputasi

yang berat karena FPGA bekerja secara paralel. Hasil pengujianFilter FIRyang telah

diimplementasikan pada FPGA menunjukkan ketika filter digital FIR diberi masukan

sinyal sinusoida 20-22.000 Hz, maka sinyal dibawah 20.000 Hz tetap diloloskan,

sedangkan sinyal diatasnya akan teredam. Hal ini menunjukkankinerja dari filter FIR,

baik dengan metode Hamming window, Blackman window maupun Hanning

window, filter akan meloloskan sinyal yang frekuensi nya lebih rendah dari frekuensi

cut-off yaitu sebesar 20KHz, dan akan meredam frekuensi diatasnya

B.Aplikasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Untuk Menghilangkan Noise Pada

Suara Manusia Menggunakan Graphical User Interface (GUI) Pemrograman Matlab


.Suara merupakan salah satu media komunikasi yang paling sering dan paling umum

digunakan oleh manusia. Suara yang dikeluarkan harus sampai ke tujuan dengan jelas

dan dapat dimengerti, hanya saja lingkungan suara tidak selalu mendukung dalam

penyampaian informasi suara, karena adanya noiseyang mengganggu datangnya

suara. Noisemengakibatkan suara yang diterima mengalami kerusakan bahkan

menghilangkan informasi suara yang dibawa. Hal ini tentu saja mengakibatkan

kualitas suara yang diterima menjadi kurang bagus, sehingga diperlukan pengolahan

sinyal suara untuk menghilangkan noisetersebut. Salah satu permasalahan pengenalan

suara yang sangat rentan dengan noiseadalah pengenalan suara rekaman kalimat

pembicaraan seseorang, karena noisedapat mengganggu dalam proses pengenalan

suara yang keluarkan, sehingga suara yang diterima menjadi kurang bagus. Salah satu

alternatif penyelesaian masalah sinyal suara yang terganggu oleh noisedapat

diselesaikan oleh sebuah filter digital, yaitu Finite Impulse Response(FIR).Metode

penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan simulasi perancangan dengan

menggunakan pemrograman Matlab (Matrix Laboratory). Hasil yang diinginkan

adalah keluaran sinyal suara yang bersih dari noise. Besarnya noiseyang telah

dihilangkan bisa dilihat melalui nilai Signal to Noise Ratio(SNR) dan pendekatan

visual berupa gambar keluaran sinyal suara.

Anda mungkin juga menyukai