Anda di halaman 1dari 8

Integrator dan Diferensiator Op-Amp

TRIAPANI MUKTI GILANG A (1127030069)


FISIKA SAINS
UNIVERSIATAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNGUNG DJ ATI BANUNG
TAHUN 2014
e-mail : tria8394anugrah@gmail.com


Abstrak:
Operational Amplifier atau di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang
popular digunakan dalam berbagai aplikasi
rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular
yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan
dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling
dasar, yakni rangkaian integrator dan diferensiator.

Kata Kunci: Op-Amp , analog , integrator ,
diferensiator

1.PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential
amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua
masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah
dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-
inverting. Op-amp ideal memiliki open loop
gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan
oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik
tipikal open loop gain sebesar 10
4
~10
5
. Penguatan yang
sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah
peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif)
diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi
aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak
terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-
amp LM741 memiliki impedansi input Z
in
= 10
6
Ohm.
Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus
input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa
rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-
amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan golden rule, yaitu :



Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input
v
+
dan v
-
adalah nol (v
+
- v
-
=0 atau v
+
=v
-
)
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol
(i
+
=i
-
=0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang
digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan kali ini adalah :
1. Memahami rngkaian integrator dan
diferensiator
2. Mampu menganalisis cara kerja rngkaian
integrator dan diferensiator .

1.3 Tinjauan Pustaka

Integrator
Opamp bisa juga digunakan untuk membuat
rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi,
misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu
contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3. Rangkaian dasar
sebuah integrator adalah rangkaian op-amp
inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya
(feedback) bukan resistor melainkan menggunakan
capasitor C.

Rangkaian Integrator
Mari kita coba menganalisa rangkaian ini.
Prinsipnya sama dengan menganalisa rangkaian op-
amp inverting. Dengan menggunakan 2 aturan op-

amp (golden rule) maka pada titik inverting akan
didapat hubungan matematis :

i
in
=(v
in
v
-
)/R =v
in
/R , dimana v
-
=0 (aturan1)
i
out
= -C d(v
out
v
-
)/dt =-C dv
out
/dt; v
-
=0
i
in
=i
out
; (aturan 2)

Maka jika disubtisusi, akan diperoleh persamaan :

i
in
=i
out
=v
in
/R =-C dv
out
/dt, atau dengan kata lain

...(3)

Dari sinilah nama rangkaian ini diambil, karena
secara matematis tegangan keluaran rangkaian ini
merupakan fungsi integral dari tegangan input.
Sesuai dengan nama penemunya, rangkaian yang
demikian dinamakan juga rangkaian Miller
Integral. Aplikasi yang paling populer
menggunakan rangkaian integrator adalah
rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya
yang berupa sinyal kotak.
penguatan integrator tersebut dapat
disederhanakan dengan rumus

(4)

Sebenarnya rumus ini dapat diperoleh dengan cara
lain, yaitu dengan mengingat rumus dasar
penguatan opamp inverting
G = - R
2
/R
1
. Pada rangkaian integrator (gambar 3)
tersebut diketahui

(5)

Dengan demikian dapat diperoleh penguatan
integrator tersebut seperti persamaan (5) atau
agar terlihat respons frekuensinya dapat juga
ditulis dengan

(6)


Karena respons frekuensinya yang demikian,
rangkain integrator ini merupakan dasar dari low
pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara
matematis, penguatan akan semakin kecil
(meredam) jika frekuensi sinyal input semakin
besar.
Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator
mesti diparalel dengan sebuah resistor dengan nilai
misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu
yang diinginkan. Ketika inputnya berupa sinyal dc
(frekuensi =0), kapasitor akan berupa saklar
terbuka. J ika tanpa resistor feedback seketika itu
juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian
umpanbalik op-amp menjadi open loop
(penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga
atau sangat besar). Nilai resistor feedback sebesar
10R akan selalu menjamin output offset
voltage (offset tegangan keluaran) sebesar 10x
sampai pada suatu frekuensicutoff tertentu.

Diferensiator

Kalau komponen C pada rangkaian penguat
inverting di tempatkan di depan, maka akan
diperoleh rangkaian differensiator seperti pada
gambar 4. Dengan analisa yang sama seperti
rangkaian integrator, akan diperoleh persamaan
penguatannya :
(7)
Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa
tegangan keluaran v
out
pada rangkaian ini adalah
differensiasi dari tegangan input v
in
. Contoh praktis
dari hubungan matematis ini adalah jika tegangan
input berupa sinyal segitiga, maka outputnya akan
mengahasilkan sinyal kotak.

Rangkaian Diferensiator
Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan
rangkaian inverting. Sehingga jika berangkat dari
rumus penguat inverting

G =-R
2
/R
1

dan pada rangkaian differensiator diketahui :


maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat
rumus penguat differensiator


(8)

Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan
frekuensi tinggi (high pass filter), dimana besar
penguatan berbanding lurus dengan frekuensi.
Namun demikian, sistem seperti ini akan
menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi
tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat
dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain).
Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor
yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan
diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai
frekuensi cutofftertentu


2 METODE PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 5 Maret 2014 pukul 10.00-12.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Fisika UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalampraktikum
kali ini adalah laptop/notebook dan modul
praktikum .

2.3 Prosedur Percobaan

Membuka software multisim pada laptop atau
notebook
Membuat rangkaian integrator dan diferensiator
pada software multisim
Menganalisis rangkaian berdasarkan input dan
output gelombang

3. DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Rangkaian Integrator
No J enis
Gelombang
Bentuk
Rangkaian
Inpu
-t
Output
1 Sinus Gbr.1 Gbr.
4
Gbr.7
2 Segi Empat Gbr.2 Gbr.
5
Gbr.8
3 Segitiga Gbr.3 Gbr.
6
Gbr.9


Tabel 3.2 Rangkaian Diferensiator
No J enis
Gelombang
Bentuk
Rangkaian
Inpu
-t
Output
1 Sinus Gbr.10 Gbr.
13
Gbr.16
2 Segi Empat Gbr.11 Gbr.
14
Gbr.17
3 Segitiga Gbr.12 Gbr.
15
Gbr.18

Tabel 3.3 Rangkaian Berdasar pada Arus
Masuk
N
o
J enis
Rangkaian
Gambar
Rangkaia
n
Input Out -
put
1 Integrator Gbr.19 Gbr.2
1
Gbr.2
3
2 Diferensiator Gbr.20 Gbr.2
2
Gbr.2
4

Tabel 3.4 Nilai Tegangan Rangkaian
Integrator
No Gelombang Input Output
1 Sinus 288,182 mV 683,029uV
2 Segi Empat 1,000 V 62,702uV
3 Segi tiga -596,800mV -1,065mV
4 Arus DC 1,310 fV 10,301uV

Tabel 3.5 Nilai Tegangan Rangkaian
Diferensiator
No Gelombang Input Output
1 Sinus -37,047mV 3,040V
2 Segi Empat -1000mV 507,763V
3 Segi tiga -
711,824mV
-
166,485mV
4 Arus DC 0 -
865.241kV


Rangkaian differensiator adalah rangkaian
aplikasi dari rumusan matematika yang dapat
dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Pada
percobaan praktikumkali ini , kami membuat satu
buah rangkaian yang terdiri dari satu rangkaian
integrator dan satu rangkaian diferensiator. Saat
Saklar terhubung pada jenis gelombang yang aka
masuk sebagi input , maka rangkaian yang akan
dianalisis harus diaktifkan terlebih dahulu yakni
dengan cara menghubungkan rangkaian pada
masing-masing saklar . Saat saklar pertama
terhubung dengan resistor maka yang kami amati

adalah sebuah rangkaian integrator dan saat
capasitor terhubung dengan saklar maka rangkaian
yang diamati adalah rangkaian diferensiator. Saat
rangkaian A sebagai rangkaian peng-integrator
maka rangkaian B sebagai pen-diferensial , dan
begitu pyla sebaliknya , saat rangkaian A sebagai
pen-diferensiator maka rangkaian B sebgaia peng-
integrator . rangkain terhungung dengan empat
input , masing-masing input memiliki karakteristik
jenis gelombang yang berbeda , input input
tersebut adalah input gelombang sinus , gelombang
segiempat , gelombang segitiga dan arus DC .
Untuk membaca nilai keluaran maka ditampilkan
sebuah osiloskop dengan dua channel , dimana
channel A sebagai pembaca output dan channel B
sebagai input .

Pada gelombang sinus rangkaian integrator, saat
input tegangan memiliki arus AC sebesar 288,182
mV maka output yang dihasilkan rangkaian
sebesar 683,029uV. Gelombang segiempat
rangkaian integrator, saat input tegangan memiliki
arus AC sebesar 1,00V maka output yang
dihasilkan rangkaian sebesar 62,702uV.Gelombang
segitiga rangkaian integrator, saat input tegangan
memiliki arus AC sebesar -596,800mV maka
output yang dihasilkan rangkaian sebesar -
1,065mV. Dan saat tegangan DC sebagai input
maka input yang terbaca pada osiloskop adalah
1,310fV dan outputnya adalah 10,301uV
Pada gelombang sinus rangkaian diferensiator, saat
input tegangan memiliki arus AC sebesar -37,047
mV maka output yang dihasilkan rangkaian
sebesar 3,040mV. Gelombang segiempat
rangkaian diferensiator, saat input tegangan
memiliki arus AC sebesar -1000V maka output
yang dihasilkan rangkaian sebesar
507,763V.Gelombang segitiga rangkaian
diferensiator, saat input tegangan memiliki arus
AC sebesar -711,824mV maka output yang
dihasilkan rangkaian sebesar -166,485mV. Dan
saat tegangan DC sebagai input maka input yang
terbaca pada osiloskop adalah 0V dan outputnya
adalah -865,241kV.

Penguat integrator mengintegrasikan tegangan
masukan terhadap waktu. Sebuah integrator dapat
juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan
dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif. Dan
rangkaian diferensiator mendiferensiasikan sinyal
hasil pembalikan terhadap waktu. Pada dasarnya
diferensiator dapat juga dibangun dari integrator
dengan cara mengganti kapasitor. Diferensiator
dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan
dapat digunakan sebagai tapis aktif. Pada
rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp
ini ada sedikit perubahan yaitu penambahan
tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk
menfilter sinyal masukan Sinyal masukan dan
keluaran inverting mempunyai kemiripan dengan
sinyal masukan dan sinyal keluaran dari integrator,
begitu pula dengan penguat non-inverting dan
diferensiator , karena pada dasarnya rangkaian
integrator dan diferensial dibangun dengan konsep
yang sama yakni beraal dari rangkaian inverting
dan non inverting , hanya perbedaannya terdapat
perbedaan pada penambahan kapasitor saja.


4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam percobaan kali ini
ialah :
Rangkaian Integrator, dapat dibangun dengan
menggunakan dua buah komponen pasif, yaitu
resistor dan kapasitor yang dihubungkan secara
seri. Fungsi dari rangkaian integrator adalah
sebagai pengubah tegangan kotak menjadi
tegangan segitiga, atau dapat juga digunakan
sebagai rangkaian filter lulus bawah-LPF-low pass
filter. Rangkaian Diferensiator, dapat dibangun
dengan menukar posisi kapasitor dan resistor.
Fungsi dari rangkaian diferensiator adalah untuk
mengubah tegangan segitiga menjadi tegangan
persegi (kotak), atau dapat juga digunakan sebagai
rangkaian filter lulus atas-HPF-high pass filter.
Penguat integrator mengintegrasikan tegangan
masukan terhadap waktu .Dan rangkaian
diferensiator mendiferensiasikan sinyal hasil
pembalikan terhadap waktu.

4.2 Saran
Adapun saran dalam percobaan kali ini ialah
sebaiknya dilakukan percobaan secara hardware
sehingga praktikan mampu mnegetahui perbedaan
rangkaian integrator dan diferensiator , selain itu
diharapkan kami mampu menganalis secara
perhitungan juga agar kami lebih mampu
memahami prinsip kerja rangkaian yang
sebenarnya jika diterapkan secara matematis .

DAFTAR PUSTAKA


Sutrisno Elektronika Teori dan Penerapannya
2 . Penerbit ITB, Bandung, 1987
No-nameAplikasi Rangkaian. PPPPTK VEDC
,Malang, 2005
Modul praktikum Elektronika Dasar 2 Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Gunug Djati Bandung 2014.
http://www.electroniclab.com/index.php/labanal
og/13-karakteristik-opamp-2 diunduh pada Hari
Selasa 11 Maret 2014 Pukul 18.30 WIB

Lampiran


Gbr.1 Rangkaian Integrator Gel.Sinus

Gbr.2 Rangkaian Integrator Gel.Segiempat

Gbr.3 Rangkaian Integrator
Gel.Segitiga

Gbr.4 Input Integrator Gel.Sinus


Gbr.5 Input Integrator Gel.Segiempat

Gbr.6 Input Integrator Gel.Segitiga



Gbr.7 Output Integrator Gel.Sinus


Gbr.8 Output Integrator Gel.Segiempat

Gbr.9 Output Integrator Gel.Segitiga


Gbr.10 Rangkaian Diferensiator Gel.Sinus


Gbr.11 Rangkaian Diferensiator Gel.Segiempat


Gbr.12 Rangkaian Diferensiator Gel.Segitiga


Gbr.13 Input Diferensiator Gel.Sinus



Gbr.14 Input Diferensiator Gel.Segiempat


Gbr.15 Input Diferensiator Gel.Segitiga


Gbr.16 Output Diferensiator Gel.Sinus


Gbr.17 Output Difrensiator Gel.Segiempat


Gbr.18 Output Diferensiator Gel.Segitiga

Gbr.19 Rangkaian Integrator Arus DC


Gbr.20 Rangkaian Diferensiator Arus DC



Gbr.21 Input Integrator Arus DC


Gbr.22 Input Diferensiator Arus DC

Gbr.23 Output Integrator DC


Gbr.24 Output Diferensiator DC

Anda mungkin juga menyukai