DISUSUN OLEH :
NAMA : ARINI QURRATA A’YUN
NIM : H21114307
KELOMPOK : TIGA (III)
TANGGAL PRAKTIKUM : 10 MARET 2016
ASISTEN : MUHAMMAD FAUZI M
(a) (b)
Gambar II.2 Hubungan umpan balik pada masukan dan penguat dasar (a)
perbandingan seri (b) pencampuran simpul
II.2 Pengaruh Balikan Terhadap Tanggapan Frekuensi
Misalkan tanggapan amplitudo suatu penguat dengan lingkar terbuka
(tanpa balikan) seperti pada gamabar II.3 [3].
( ) ( )
Fungsi alih yang dinyatakan pada persamaan (2.1) tak lain adalah fungsi
alih untuk tapis lolos tinggi. Pada daerah tinggi fungsi alih kompleks penguat
adalah [3]:
( )
( ) ( )
( )
( ) adalah fungsi alih kompleks penguat dengan lingkaran tertutup. Diamana
dianggap merupakan bilangan nyata yaitu balikan negatif [3].
Maka akan didapatkan pengaruh balikan terhadap frekuensi potong atas
[3] :
( ) ( )
( )
( ) ( )
adalah frekuensi potong atas penguat denga lingkar tertutup, yaitu terjadi
apabila dipasang balikan. Dengan dipasangnya baliakn negatif, penguatan pada
daerah frekuensi tengah turun dan frekuensi potong atas naik [3].
Dengan cara ini pula dapat ditunjukkan bahwa fungsi alih kompleks pada
daerah frekuensi rendah adalah [3] :
( ) ( )
( )
( )
( )
Jika kedua sisi memilki banyak ungkapan oleh karena nilai kemudian
( )
( )
( )
( )
(a) (b)
Gambar III.9 (a) Sketsa rangkaian umpan balik (b) Rangkaian umpan balik
2. Menyambungkan rangkaian yang telah jadi pada osiloskop, sinyal
generator dan catu daya.
3. Menghubungkan jumper pada di titik a, kemudian mengamati sinyal
input dan outputnya. Pada kondsi ini rangkaian yag terbentuk adalah
rangkaian tanpa balikan.
4. Mengukur penguatan yang terjadi pada rangkaian dan menuliskannya pada
tabel data.
5. Melakukan hal yang sama dengan mengganti besar resistansi rangkaian
dimana sebelumnya 120 ohm menjadi 270 ohm dan kemudian 1 K ohm.
III.3.2 Rangkaian Penguat dengan Balikan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan merangkain
komponen pada papan rangkaian seperti pada gambar III.9.
2. Menyambungkan rangkaian yang telah jadi pada osiloskop, sinyal
generator dan catu daya.
3. Menghubungkan jumper pada di titik b, kemudian mengamati sinyal
input dan outputnya. Pada kondsi ini rangkaian yag terbentuk adalah
rangkaian dengan balikan.
4. Mengukur penguatan yang terjadi pada rangkaian dan menuliskannya pada
tabel data.
5. Melakukan hal yang sama dengan mengganti besar resistansi rangkaian
dimana sebelumnya 120 ohm menjadi 270 ohm dan kemudian 1 K ohm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
Tabel IV.1 Hasil Pengukuran dengan Hambatan Divariasikan
Tanpa Umpan balik Dengan Umpan Balik
No. Penguatan Penguatan
( )
(Volt) (Volt) (Kali) (Volt) (Volt) (Kali)
1 120 1,4 3 2,14 1,4 2,9 2,07
2 270 1,4 3 2,14 1,4 2,8 2,00
3 1K 1,4 3 2,14 1,4 2,4 1,71
( )
( )
( )
( )
( )
( )
IV.3 Gambar
1. Rangkaian Tanpa Umpan Balik
(a) (b)
Gambar IV.1 (a) Isyarat masukan tanpa umpan balik (b) Isyarat keluaran tanpa
umpan balik ketika
2. Rangkaian dengan Umpan Balik
(a) (b)
Gambar IV.4 (a) Isyarat masukan dengan umpan balik (b) Isyarat keluaran dengan
umpan balik ketika
(a) (b)
Gambar IV.5 (a) Isyarat masukan dengan umpan balik (b) Isyarat keluaran dengan
umpan balik ketika
(a) (b)
Gambar IV.6 (a) Isyarat masukan dengan umpan balik (b) Isyarat keluaran dengan
umpan balik ketika
IV.4 Pembahasan
Berdasarkan praktikum di atas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari
rangkaian penguat tanpa umpan balik tidak menunjukkan adanya perubahan besar
tegangan keluaran ( ( ) ( ) ( )) walaupun besarnya hambatan
divariasikan. Hal ini menunjukkan bahwa pada rangkaian tersebut tidak terdapat
hubungan antara besarnya hambatan dengan penguatan yang terjadi.
Dilihat pula pada rangkaian penguat dengan umpan balik besarnya
hambatan yang diberikan akan mempengaruhi penguatan tegangan. Dimana untuk
sebesar 120 ohm menghasilkan besar penguatan 2,07 kali, untuk sebesar
270 ohm menghasilkan penguatan sebesar 2,00 kali dan sebesar 1K ohm
menghasilkan penguatan yang lebih kecil yaitu sebesar 1,71 kali. Dari data ini
dapat dilihat bahwa pada rangkaian umpan balik besar penguatan bergantung
dengan besar hambatan yang diberikan pada rangkaian. Dimana semakin besar
hambatan yang diberikan maka penguatan yang terjadi semakin kecil.
Dalam praktiknya seperti yang telah dibahas pada bab II, rangkaian umpan
balik ini tidaklah bekerja sendiri. Artinya, rangkaian umpan balik ini selanjutnya
akan digunakan dalam berbagai rangkaian penguat lainnya. Dimana, dalam
praktikum kali ini digunakan dalam rangkaian penguat tegangan. Dalam
rangkaian ini dapat memperbesar atau memperkecil nilai hambatan yang
mempengaruhi besar kecilnya penguatan tegangan yang akan terbentuk serta
terjadi perbaikan yang cukup berarti dalam tanggapan frekuensi dari rangkaian
penguat tegangan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Setelah rangkaian penguat diberikan balikan maka keluaran pada
rangkaian tersebut mengalami penurunan tegangan, dan berbanding lurus
dengan pertambahan hambatan pada rangkaian balikan.
2. Pada rangkaian penguat pengaruh balikan cukup signifikan pada
penguatan tegangannya.
3. Tanggapan amplitudo menurun seiring dengan penambahan nilai
hambatan pada rangkaian balikan.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium untuk melengkapi alatnya.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Saran untuk asisten, agar tetap menjadi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Millman, Halkias, M. Barmawi, M.O. Tjia 1986, Elektronika Terpadu
Rangkaian dan Sistem Analog dan Digital, Erlangga, Jakarta.
[2] Millman, jacob, Sutrisno 1992,Microelektronika Sistem Digital dan
Rangkaian Analog,Erlangga, Jakarta.
[3] Sutrisno 1987, Elektronika Teori dan Penerapannya, Penerbit ITB, Bandung.
[4] Allen, B.W 1995, Analogue Electronics for Higher Studies,Macmillan Press
LTD, London.
[5] Abdullah, Bualkar, Arifin, Bidayatul Armynah, Penuntun Praktikum
Elektronika Dasar II, UNHAS, Makassar.
[6] Joiner, K.L. , F. Palmero, R. Carretero-Gonzalez, ‘Optoelectronic Chaos in a
Simple Light Activated Feedback Circuit’, International Journal of
Bifurcation and Chaos World Scientific Publishing Company, hh 1-10,