Prinsip potensiometrik digunakan secara luas meskipun keterbatasannya banyak. Efisiensi listriknya
sangat tinggi dan memberikan suatu keluaran yang cukup untuk memperbolehkan operasi pengontrolan
tanpa penguatan selanjutnya. Alat ini bisa dieksitasi dari AC ataupun DC dan dengan demikian dapat
melayani cakupan pemakaian yang luas. Karena gesekan mekanis dari kontak geser terhadap elemen
tahanan, umurnya adalah terbatas dan derau bisa ditimbulkan jika elemen menjadi aus. Pergeseran-
pergeseran yang besar biasanya diperlukan untuk menggerakan kontak geser sepanjang permukaan kerja
dari potensiometer. (W D Coopera0
Tranducer potensiometrik adalah jenis tranducer perpindahan yang populer. Untuk mengukur
measurement itu sebenarnya tidak lebih dari potensiometer geser., untuk mengukur rotasi berputar
potensiometer bisa digunakan. Biasaya potensiometer adalah wire-wounnd untuk mencapai akurasi yang
lebih baik, koefisien suhu, dll. Namun, batasan tranducer perpindahan kawat adalah hubungan resolusi
nya terbatas, resolusi maksimal R = x / Ax sama dengan jumlah belokan di tubuh potensiometer,
sedangkan potensiometer film metal tidak memiliki batasan ini. Kerugian dari semua tranducer tipe
potensiometri adalah bahwa keausan mekanik dan korosi kimia dapat merubah karakteristik transfer
1
selama masa tranducer. Tipe lain sensor perindahan resistif memanfaatkan fakta bahwa resitansi listrik
konduktor bergantung pada dimensi konduktor. Resistansi R adalah fungsi dari luas penampang
konduktor, pangjangnya l dan resistivitasnya r.
𝑅 = 𝑅(𝐴 𝑙 𝑝)
Jika konduktor secara mekanik ditarik (strain) atau ditekan, parameter A, l, dan sebagai sebuah
konsekuensi R akan berubah. Hal ini memungkinkan untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil
Ganbar 2a menunjukkan sepotong kawat (strain gauge) yang menanjang karena menggunakan tegangan
tarik , kemudian Gambar 2b menunjukkan pengaduk pengukur regangan foil logam dibuat ekstra lebar
saat mereka berbalik, untuk mengurangi sensitivitas strain gauge agar regangan tegak lurus terhadap
poros utama operasi. Jika selain besarnya regangan, pengukuran arah regangan, kombinasi alat pengukur
regangan digunakan, disusun dalam pola geometris tertentu, misalnya 3 regangan alat pengukur yang
berorientasi pada sudut 120 derajat berkenaan satu sama lain. Pengaturan ini dikenal sbeagai sebauh strain
gaube rosette.
Gambar 2 (a) Kawat regangan tarikan bebas. (b) Pengukur regangan logam foil
2
II. Tranducer Capasitive
Kapasitansii dari sebuah kapasitor pelat paralel diberikan oleh
𝑘 𝐴 ∈0
𝐺= 𝑑
(farad)
Karena kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak kedua pelar paralel, setiap variasi dalam d
menyebabkan variasi yang berkaitan pada kapasitansi. Prinsip ini diterangkan pada tranducer kapasitif
pada Gambar 3. Sebuah gaya yang diberikan pada diafragma yang berfungsi sebagai salah satu pelat
sebuah kapasitor sederhana, menguabah jarak antara diafragma dan pelat yang diam. Perubahan
kapasitansi yang dihasilkan ini dapat diukur oleh sebuah jembatan AC, tetapi biasanya itu diukur dengan
sebuah rangkaian osilator. Tranduces, sebagai bagian dari rangkaian osilator, menyebabkan perubahan
frekuensi osilator. Perubahan frekuensi ini merupakan ukutan besarnya gaya yang dipasang.
Tranducer kapasitif memiliki respons frekuensi yang sangat baik dan dapat mengukur fenomena statik
dan dinamik. Kekurangannya adalah kepekaan terhadap variasi temperatur dan kemungkinan sinyal-
sinyal yang tak teratur atau cacat (distorsi) karena kawat yang panjang. Juga instrumentasi pencatatan bisa
besar dan rumit, dan sering membutuhkan osilator kedua dengan frekuensi yang tetap untuk tujuan
pencampuran frekuensi (heterodyning). Jadi frekuensi selisih yang dihasilkan dapat dibaca oleh sebuah
alat keluaran yang sesuai seperti halnya pencacah elektronik. (W D Cooper)