DIKTAT
TEKNIK TENAGA LISTRIK
PERTEMUAN 4
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK
Ruliyanta
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Tegagan dan Arus Bolak-Balik”. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu memahamai teori dasar tagangan dan
arus listrik bolak-balik.
2. URAIAN MATERI
2.1 Tegangan dan Arus Bolak Balik
Induksi elektromagnetik menghasilkan arus listrik dalam dua arah yang saling
bergantian. Arus ini disebut arus bolak-bakik (alternating current/AC). Polaritas tegangan
pada ujung-ujung kumparan juga selalu berubah, kadang positip kadang negatip.
Tegangan yang polaritasnya selalu berubah ini disebut tegangan bolak-balik. Besarnya
tegangan dan arus sesaat ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Pola gelombang arus dan tegangan bolak-balikmengikuti pola sinusoida
Persamaan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan sebagai berikut:
(3.1)
Jika tegangan bolak-balik dipasang pada suatu rangkaian, maka arus yang
mengalir pada rangkaian juga merupakan arus bolak-balik yang berubah terhadap waktu
menurut fungsi sinus, sehingga arus bolak-balik dapat dinyatakan dengan persamaan
(3.2)
Dengan:
T = periode (s),
f = frekuensi (Hz),
ω = kecepatan sudut (rad/s)
(3.3)
(3.4)
(3.5)
Jika
(3.6)
𝑑𝑖 𝑑𝑖
Karena 𝑉𝐿 = 𝐿 𝑑𝑡 , maka 𝐿 𝑑𝑡 = 𝑉𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡
𝑉𝑀𝑎𝑥
atau 𝑑𝑖 = 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝐿
(1.8)
𝑉𝑚
Dengan 𝐼𝑀𝑎𝑥 = 𝜔𝐿 (1.9)
Gambar 3.4. (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu (b) Diagram fasor
rangkaian induktor murni
Jika Imax dan Vmax dibagi factor √2, maka diperoleh harga faedah/efektif untuk I dan VL
Sehingga
(1.10)
Faktor ωL bersifat sebagai tahanan untuk arus bolak balik dan umumnya tahanan
ini disebut Reaktansi Induktif dan diberi simbul XL. Sehingga rumus di atas dapat
dirubah:
Dimana:
I = Arus induksi efektif (A)
V = Teg. efektif tegangan sumber yang dihubungkan ke gulungan induksi (V)
L = Koefisien induksi diri dari gulungan (Henry)
ω = Frekwensi putar (rad/dt)
Soal.
1. Sebuah gulungan induksi dengan koefisien induksi sebesar 1000 mH dihubungkan
pada sumber tegangan bolak balik sebesar 125,6 Volt dengan frekuensi 1000Hz.
Tentukan kuat arus yang mengalir?
2. Sebuah gulungan induksi mempunyai induksi diri 500 mH dihubungkan pada
tegangan 100 V dengan frekuensi 50 Hz. Tentukan besarnya arus yang mengalir?
Gambar 3.6. (a) Hubungan VL dan VR, (b) Hubungan antara VTot dan I
Dari gambar 3.6, terlihat
Untuk beban reaktif induktif, arus I akan tertinggal sebesar φ terhadap tegangan
total (VTot). Beban reaktif induktif disebut beban tertinggal (LAGGING). Dalam bentuk
fulsa, dapat digambarkan seperti Gambar 3.7.
(1.14)
Gambar 3.9. (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu (b) Diagram fasor
rangkaian kapasitor murni
Harga Vc maxsimum adalah:
Harga efektifnya,
(3.15)
Dimana:
I = kuat arus bolak balik yang melalui kondensator (A)
V = tegangan bolak-balik yang dipasangkan ke kondensator (Volt)
C = kapasitet kondensator (Farad)
XC = tahanan kondensator (Reaktansi Kapasitif) (Ohm)
Soal.
1. Sebuah kondensator dengan kapasitet 4 uF dihubungkan pada tegangan bolak- balik
sebesar 200 V dengan frekuensi 50 Hz. Tentukan arus bolak-balik yang mengalir
ke dalam kondensator?
(3.16)
Gambar 3.11. (a) Hubungan Vc dan VL (b) Hubungan I dan VTot
Berlaku hubungan
1
𝑋𝐶 = 𝜔 𝐶 (1,17)
(3.18)
Dengan
I = kuat arus bolak balik yang melalui rangkaian (A)
R = Resistensi (Ohm)
Amplitudo
VTot
Time
(1.20)
Dimana:
P = daya rata-rata (Watt)
T = Periode dari siklus (dt)
Tegangan dan arus fungsi sinus dinyatakan sebagai
v(t) = Vm cos ωt (1.21)
(1.23)
2
Harga rata-rata dari fungsi sinusoid yang berubah terhadap waktu untuk satu
periode adalah sama dengan nol, sehingga persamaan p(t) hanya terdapat bentuk 1/2 Vm
Im cos φ yang tidak tergantung waktu. Maka bentuk yang ada,
(3.24)
dimana V dan I adalah harga rms atau harga efektif dari tegangan dan arus.
φ, disebut sudut factor daya. Sudut ini menentukan kondisi terdahulu atau
tertinggal tegangan terhadap arus. Bila sebuah beban diberi tegangan, impedansi dari
beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut fase yang mengalir pada beban
tersebut.Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu bahan.
Misalnya, factor daya beban pertama = 1 dan factor daya beban kedua = 0,5, maka
beban kedua akan membutuhkan 2 kali lebih besar arus beban pertama. Untuk efisiensi
dan operasi diusahakan factor daya mendekati satu.
Untuk lebih mudah memahami tentang faktor daya, dalam sistem kelistrikan
dikenal adanya daya aktif, daya reaktif dan daya nyata
• Daya aktif (P), satuan watt adalah daya yang berguna menjalankan berbagai
macam peralatan listrik
• Daya reaktif (Q), satuan VAR (volt ampere reaktif) merupakan daya tidak berguna
sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses
transmisi energi listrik pada beban.
• Apparent power atau daya nyata (S), satuan VA adalah gabungan dari daya aktif
dan daya nyata
Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya peralatan
yang bersifat induktif.
Gambar 3.13. Ilustrasi daya aktif, daya reaktif dan daya nyata
Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya nyata (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total.
Bila dilihat dengan osiloskop tegangan bolak balik dan tegangan searah
ditunjukkan seperti gambar 3.15. Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-
waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber DC selalu pada satu kutub saja, positif
saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan
menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda. Ada tiga macam rangkaian
penyearah dasar yaitu penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan sistem
jembatan.
T1
D1 R1
CT D1
D2
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai
common ground. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang
penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu
motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup
memadai.