Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SIMULASI PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK II

SEMESTER GANJIL 2021/2022

DISUSUN OLEH :

Luis Enriqe Simanjutak NIM. 2005541119 (Kelas D)

Regina Caily NIM. 2005541120 (Kelas D)

I Kadek Dana Putra NIM. 2005541121 (Kelas D)

Kadek Dwika Dewanta Wiratama NIM. 2005541122 (Kelas D)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Nopember 2021
PERCOBAAN 8

DAYA PADA RANGKAIAN RLC


8.1. Dasar Teori

8.1.1 Daya

Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik,
daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik
biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan
daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1
Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan : Daya dinyatakan dalam P, Tegangan
dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan Satuan dari
daya adalah Watt (W). Daya secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

P = V. I

Arus listrik mengalir selama t detik, maka energi listrik yang terpakai adalah :

W=P.t

W=V.I.t

Keterangan :

W = energi
P = daya
V = tegangan
I = arus listrik
T = waktu

Untuk pemakaian energi listrik dalam jumlah besar dipakei satuan kilowatt-jam (Kwh).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur daya listrik adalah wattmeter, sedangkan voltmeter
dan amperemeter dapat digabungkan untuk mengukur daya listrik, gabungan ini disebut
dynamometer.

8.1.2 Segitiga Daya

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara


tipe- tipe daya yang berbeda Apparent Power (Daya Semu), Active Power (Daya Aktif) dan
Reactive Power (Daya Reaktif) berdasarkan prinsip trigonometri.

a. Pada listrik satu fasa b. Pada listrik tiga fasa


𝑃 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑 𝑃 = √3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
𝑆 = 𝑉𝑥𝐼 𝑆 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 √3
𝑄 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜑 𝑄 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜑 𝑥 √3
8.1.3 Daya Semu (S)

Pada beban impedansi (Z), Daya semu adalah daya yang terukur atau terbaca pada alat ukur. Daya
Semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus
rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif
dan daya reaktif. Satuan daya semu adalah VA (Volt Ampere).

S = V. I

8.1.4 Daya Aktif (P)

Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.
Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain. Daya ini
digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja. Daya aktif disebut
juga daya nyata yaitu daya yang dibutuhkan oleh beban.
P = V. I Cos φ
P = 3 . VL. IL . Cos φ

8.1.5 Daya Reaktif (Q)

Daya Reaktif Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya efek induksi
elektromagnetik oleh beban yang mempunyai nilai induktif (fase arus tertinggal / lagging) atau
kapasitif (fase arus mendahului / leading). Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk
fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor,
lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.

Q = V. I Sin φ
Q = 3 . VL. IL . Sin φ

8.1.6 Faktor Daya (Power Factor)

Faktor daya (Cos ö) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif
(Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC ataubeda sudut fasa antara V dan I
yang biasanya dinyatakan dalam Cos ö.

Cos ö = P / S

Faktor daya menentukan nilai guna dari daya yang dapat digunakan,Faktor daya
mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen, faktor daya yang
bagus apabila bernilai mendekati satu. Faktor daya yang lagging maupun leading bersifat
memperkecil nilai guna tersebut. Hanya saja umumnya untuk pemakaian tenaga diindustri
sebagian besar bebannya bersifat induktif sehingga faktor daya nya lagging. Untuk mengantisipasi
agar nilai gunanya tidak terlalu merosot jauh, maka sistem tenaga listrik yang ada tersebut
dihubungkan dengan kapasitor (diparalel) atau dengan kata lain memasok daya reaktif (yang
dihasilkan kapasitor) ke beban induktif yang membutuhkan daya reaktif.

8.1.7 Fungsi Transfer


Fungsi transfer didefinisikan sebagai perbandingan transformasi Laplace sinyal output
terhadap transformasi Laplace sinyal input dengan menganggap seluruh kondisi mulanya nol.
Dengan mengetahui fungsi transfer sistem, maka kita dapat mengetahui “relasi” langsung antara
masukan dan keluaran dari sistem. Untuk menurunkan fungsi transfer sistem yang dimodelkan
dengan persamaan diferensial, kita memanfaatkan sifat transformasi Laplace berikut :

∫ = 𝐹 (𝑠 )

∫ ′ = 𝑠 𝐹 (𝑠 )

∫ ′′ = 𝑠 2 𝐹(𝑠)

1
∬(𝜏)𝑑𝜏 => 𝐹(𝑠)
𝑠

8.1.8 Rangkaian RLC


Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor
(L) dan kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusunsecara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut
reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan tersebut ketika digabungkan dalam disebut
impedansi (Z) atau hambatan total.
Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama sehingga diagram
fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (VR) berada pada fasa yang sama dengan
arus, tegangan (VL) pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan tegangan
(VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º.
Gambar 2.1 Rangkaian RLC
8.1.8.1 Resistansi (R)
Resistansi (tahanan) adalah konstanta rangkaian yang memerlukan tegangan sebanding
dengan arus yang mengalir didalamnya, apabila ditulis dalam bentuk rumus persamaan (Hukum
Ohm), sebagai berikut :
𝑉
R=
𝐼

R : Resitansi dalam Ohm (Ω)


V : Tegangan dalam volt (V)
I : Arus dalam ampere (A)
8.1.8.2 Induktansi (L)
Induktansi adalah konstanta rangkaian yang memerlukan tegangan sebanding dengan
kecepatan perubahan arus yang melaluinya, apabila ditulis dalam bentuk rumus persamaan sebagai
berikut :
𝑑𝑖
V=L
𝑑𝑡
𝑣
V=L
𝑑𝑖/𝑑𝑡

L : Induktansi dalam Henry (H)


V : Tegangan dalam volt (V)
I : Arus dalam ampere (A)
T : Waktu dalam detik (s)

𝑑𝑖
𝑉=𝐿
𝑑𝑡
1
𝑉 = 𝑉 𝑑𝑡
𝐿
𝑡
1
∫ 𝑑𝑖 = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
0 𝐿
1
𝑖 (𝑡 ) − 𝑖 (0) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝐿
1
𝑖 (𝑡 ) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡 + 𝑖 (0)
𝐿
1
Apabila i (0) = 0 maka : 𝑖 (𝑡 ) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝐿

Dari persamaan menunjukkan bahwa arus dalam induktansi tidak tergantung pada nilai
sesaat tegangan, melainkan pada nilai sejak awal sampai padasaat tegangan tersebut diamati. Yaitu
integral atau jumlah hasil kali volt .detik untukseluruh waktu sampai waktu pada saat diamati. Daya
pada induktansi dapat dihitung sebagai berikut :

𝑑𝑖 𝑑𝑖
𝑝 = 𝑣𝑖 = 𝐿 . 𝑖 = 𝐿𝑖 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡

8.1.8.3 Kapasitansi
Kapasitansi adalah kontanta rangkaian yang memerlukan arus sebanding dengan
perubahan tegangan terhadap waktu, apabila dituliskan dalam bentuk rumus persamaan sebagai
berikut :

𝑑𝑣
𝑖=𝐶
𝑑𝑡
𝑖
𝐶=
𝑑𝑣/𝑑𝑡

Dimana :
C : Kapasitansi (F)
i : Arus (A)
v : Tegangan (V)
t : Waktu (s)
𝑑𝑣
𝑖=𝐶
𝑑𝑡
1
𝑑𝑣 = 𝑖 𝑑𝑡
𝐶
𝑡
1
∫ 𝑑𝑣 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
0 𝐶
1
𝑣 (𝑡 ) − 𝑣 (0) = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝐶

1
𝑣 (𝑡 ) = ∫ 𝑖 𝑑𝑡 + 𝑣(0)
𝐶

Apabila tegangan awal v (0) = 0, maka :

1
𝑣 (𝑡 ) = 𝑖 𝑑𝑡
𝐶

Daya pada kapasitansi dapat dihitung sebagai berikut :

𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑝 = 𝑣𝑖 = 𝐶𝑣 𝑑𝑣
𝑑𝑡

8.1.9 Daya Rata-rata


Daya Rata – Rata (P) Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif
resistor yang merupakan daya yang terpakai atau terserap. Kalau kita perhatikan supply dari PLN
ke rumah-rumah maka daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau sering
disebut juga sebagai daya nyata yang akan dibayarkan oleh pelanggan. Simbol : P Satuan : Watt
(W) Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan efektif,
arus efektif, dan koefisien faktor dayanya.

P = Veff. I eff cosθ


8.2 Cara Kerja
8.2.1 Cara Kerja 8.1 dan Cara Kerja 8.2
Pada simulasi percobaan 8.1, aplikasi yang saya digunakan untuk melakukan percobaan
adalah aplikasi LTSpice. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Buka aplikasi LTSpice yang sudah terinstal di laptop/PC.
2. Buat rangkaian sesuai dengan soal percobaan, yaitu rangkaian RL, seperti gambar berikut:

3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber arus AC, 2 resistor dan 1
induktor.
4. Pada arus AC masukan input 10 cos 80 0t. A, dengan cara seperti dibawah ini.

5. Lalu masukan nilai R1 = 100 Ω, R2 = 200 Ω, dan L1= 0,5 H, dengan cara seperti gambar dibawah
ini.

6. Lalu sambungkan komponen sesuai dengan rangkaian.


7. Jika rangkaian sudah jadi, untuk mendapatkan daya rata-rata dan segitiga dayanya pada
rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.

8.2.3 Cara Kerja 8.3


Pada simulasi percobaan 8.3, aplikasi yang saya digunakan untuk melakukan percobaan
adalah aplikasi LTSpice. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Buka aplikasi LTSpice yang sudah terinstal di laptop/PC.
2. Buat rangkaian sesuai dengan soal percobaan, yaitu rangkaian RL, seperti gambar berikut:

3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 1 resistor
dan 1 inductor.
4. Pada tegangan AC masukan input 25e-t cos 2t, dengan cara seperti dibawah ini.
5. Lalu masukan nilai R1 = 5 Ω dan L1= 2 H, dengan cara seperti gambar dibawah ini.

6. Lalu sambungkan komponen sesuai dengan rangkaian.

7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa untuk menambahkan ground, untuk mendapatkan
arus R1 pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.
8.2.4 Cara Kerja 8.4
Pada simulasi percobaan 8.3, aplikasi yang saya digunakan untuk melakukan percobaan
adalah aplikasi LTSpice. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Buka aplikasi LTSpice yang sudah terinstal di laptop/PC.
2. Buat rangkaian sesuai dengan soal percobaan, yaitu rangkaian RL, seperti gambar berikut:

3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 2 resistor
dan 2 induktor, dan 1 kapasitor.
4. Lalu masukan nilai R1 = 3 Ω, R2 = 3 Ω, L1= 1 H, L2= 1H, dan C1 = 1, dengan cara seperti
gambar dibawah ini.
5. Lalu sambungkan komponen sesuai dengan rangkaian.

6. Tambahkan Vin dan Vsen seperti gambar dibawah.

7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa tambahkan ground, untuk mendapatkan fungsi
transfer i terhadap v pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.

8.2.3 Cara Kerja 8.3


Pada simulasi percobaan 8.3, aplikasi yang saya digunakan untuk melakukan percobaan
adalah aplikasi LTSpice. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Buka aplikasi LTSpice yang sudah terinstal di laptop/PC.
2. Buat rangkaian sesuai dengan soal percobaan, yaitu rangkaian RL, seperti gambar berikut:

3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 2 resistor
dan 1 inductor.

4. Lalu masukan nilai R1 = 4 Ω, R2 = 4 Ω dan L1= 2 H, dengan cara seperti gambar dibawah
ini.

5. Lalu sambungkan komponen sesuai dengan rangkaian.

6. Tambahkan Vin dan Vsen seperti gambar dibawah

7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa untuk menambahkan ground, untuk mendapatkan
transfer function pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.
8.3 Data Hasil Simulasi
8.3.1 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.1

Gambar 8.3.1 Rangkaian Percobaan 8. 1

Gambar 8.3.2 Hasil Simulasi Rangkaian Percobaan 8.1

8.3.2 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.2

Gambar 8.3.3 Rangkaian Percobaan 8. 2


Gambar 8.3.4 Hasil Simulasi Rangkaian Percobaan 8.2

8.3.3 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.3

Gambar 8.3.5 Rangkaian Percobaan 8. 3


Gambar 8.3.6 Hasil Simulasi Rangkaian Percobaan 8.3

8.3.4 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.4

Gambar 8.3.7 Rangkaian Percobaan 8. 4


Gambar 8.3.8 Hasil Simulasi Rangkaian Percobaan 8.4

8.3.5 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.5

Gambar 8.3.9 Rangkaian Percobaan 8. 5

Gambar 8.3.10 Hasil Simulasi Rangkaian Percobaan 8.5


8.4 Analisa Data
8.4.1 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.1
Tentukan daya rata-ratanya!

Gambar 8.4.1 Soal Rangkaian Percobaan 8.1

Dengan phasor :

10
Sehingga : P = I eff R 2.R = (
). 87,9 = 4395 W
√2
8.4.2 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.2
Tentukan segitiga dayanya !

Dengan phasor :
(200)+𝑗400).100 447,2∠ 63,4°.100 °
Zp =(200+𝑗400)+100 = = 89,44∠10,3 = 87,9 + j15,9
500∠ 53,1°

Sehingga :
10 2
P = I eff R 2.R = ( 2) .87,9 = 4395 W

10 2
Q = I eff R 2.X = ( 2) .15,9 = 795 W

10 2
S = I eff R 2.Z = ( 2) .89,44 = 4472 W

8.4.3 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.3


Tentukan arus i yang mengalir dari rangkaian berikut :

Analisa :
s = - 1 + j2
ZR (s) = 5
ZL (s) = sL = 2s
ZT (s) = 5 + 2s
V = 25e-t cos 2t = 25∠0o
V(s) 25∠0° 25∠0°
I(s) = Z (s) = 5+2s = 5+2(−1+j2) = 5∠-53,1o
T
I(t) = 5e-tcos (2t – 53,1°) A

8.4.4 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.4


Tentukan fungsi transfer I terhadap V pada rangkaian berikut :

Analisa :
3+𝑠
Z1(s) =
𝑠 2 +3𝑠 +1

𝐼(𝑠) 1
H(s) = = 3+𝑠
𝑉(𝑠) 3+𝑠+ 2
𝑠 +3𝑠 +1
𝑠 2 +3𝑠+1
H(s) =
𝑠 3 +6𝑠 2+11𝑠+6
𝑠 2 +3𝑠+1
H(s) =
(𝑠+2)(𝑠+3)(𝑠+1)

8.4.5 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.5

Pertama serikan R1 dan R2, lalu ubah rangkain menjadi seperti berikut:
Rs = 4+4 = 8 Ω

Mencari fungsi transfer :


SxL
H(s) = S x L+R

SxL
= S x L+8

Diagram bodenya
SxL
H(s) = S x L+R
S/R/L
= 1+S/L/R

S/8Ω/2H
=
1+S/8Ω/R
S/4
= 1+S/4

S
=
4+S

𝑗𝑊/𝑅/𝐿
Jika S = jW, maka H(jW) = 𝐼+𝑗𝑊/𝑅/𝐿

𝑗𝑊/8Ω
=
𝐼+𝑗𝑊/8Ω/2 H
𝑗𝑊/4
=
𝐼+𝑗𝑊/4
𝑗𝑊 4
= x
4 4+𝑗𝑊
𝑗𝑊
=
4+𝑗𝑊
8.5 Kesimpulan
8.5.1 Percobaan 8.1

8.5.2 Percobaan 8.3


8.5.3 Percobaan 8.5

Anda mungkin juga menyukai