DISUSUN OLEH :
Nopember 2021
PERCOBAAN 8
8.1.1 Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik,
daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik
biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan
daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1
Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan : Daya dinyatakan dalam P, Tegangan
dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan Satuan dari
daya adalah Watt (W). Daya secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
P = V. I
Arus listrik mengalir selama t detik, maka energi listrik yang terpakai adalah :
W=P.t
W=V.I.t
Keterangan :
W = energi
P = daya
V = tegangan
I = arus listrik
T = waktu
Untuk pemakaian energi listrik dalam jumlah besar dipakei satuan kilowatt-jam (Kwh).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur daya listrik adalah wattmeter, sedangkan voltmeter
dan amperemeter dapat digabungkan untuk mengukur daya listrik, gabungan ini disebut
dynamometer.
Pada beban impedansi (Z), Daya semu adalah daya yang terukur atau terbaca pada alat ukur. Daya
Semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus
rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif
dan daya reaktif. Satuan daya semu adalah VA (Volt Ampere).
S = V. I
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.
Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain. Daya ini
digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja. Daya aktif disebut
juga daya nyata yaitu daya yang dibutuhkan oleh beban.
P = V. I Cos φ
P = 3 . VL. IL . Cos φ
Daya Reaktif Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya efek induksi
elektromagnetik oleh beban yang mempunyai nilai induktif (fase arus tertinggal / lagging) atau
kapasitif (fase arus mendahului / leading). Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk
fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor,
lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
Q = V. I Sin φ
Q = 3 . VL. IL . Sin φ
Faktor daya (Cos ö) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif
(Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC ataubeda sudut fasa antara V dan I
yang biasanya dinyatakan dalam Cos ö.
Cos ö = P / S
Faktor daya menentukan nilai guna dari daya yang dapat digunakan,Faktor daya
mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen, faktor daya yang
bagus apabila bernilai mendekati satu. Faktor daya yang lagging maupun leading bersifat
memperkecil nilai guna tersebut. Hanya saja umumnya untuk pemakaian tenaga diindustri
sebagian besar bebannya bersifat induktif sehingga faktor daya nya lagging. Untuk mengantisipasi
agar nilai gunanya tidak terlalu merosot jauh, maka sistem tenaga listrik yang ada tersebut
dihubungkan dengan kapasitor (diparalel) atau dengan kata lain memasok daya reaktif (yang
dihasilkan kapasitor) ke beban induktif yang membutuhkan daya reaktif.
∫ = 𝐹 (𝑠 )
∫ ′ = 𝑠 𝐹 (𝑠 )
∫ ′′ = 𝑠 2 𝐹(𝑠)
1
∬(𝜏)𝑑𝜏 => 𝐹(𝑠)
𝑠
𝑑𝑖
𝑉=𝐿
𝑑𝑡
1
𝑉 = 𝑉 𝑑𝑡
𝐿
𝑡
1
∫ 𝑑𝑖 = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
0 𝐿
1
𝑖 (𝑡 ) − 𝑖 (0) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝐿
1
𝑖 (𝑡 ) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡 + 𝑖 (0)
𝐿
1
Apabila i (0) = 0 maka : 𝑖 (𝑡 ) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝐿
Dari persamaan menunjukkan bahwa arus dalam induktansi tidak tergantung pada nilai
sesaat tegangan, melainkan pada nilai sejak awal sampai padasaat tegangan tersebut diamati. Yaitu
integral atau jumlah hasil kali volt .detik untukseluruh waktu sampai waktu pada saat diamati. Daya
pada induktansi dapat dihitung sebagai berikut :
𝑑𝑖 𝑑𝑖
𝑝 = 𝑣𝑖 = 𝐿 . 𝑖 = 𝐿𝑖 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
8.1.8.3 Kapasitansi
Kapasitansi adalah kontanta rangkaian yang memerlukan arus sebanding dengan
perubahan tegangan terhadap waktu, apabila dituliskan dalam bentuk rumus persamaan sebagai
berikut :
𝑑𝑣
𝑖=𝐶
𝑑𝑡
𝑖
𝐶=
𝑑𝑣/𝑑𝑡
Dimana :
C : Kapasitansi (F)
i : Arus (A)
v : Tegangan (V)
t : Waktu (s)
𝑑𝑣
𝑖=𝐶
𝑑𝑡
1
𝑑𝑣 = 𝑖 𝑑𝑡
𝐶
𝑡
1
∫ 𝑑𝑣 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
0 𝐶
1
𝑣 (𝑡 ) − 𝑣 (0) = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝐶
1
𝑣 (𝑡 ) = ∫ 𝑖 𝑑𝑡 + 𝑣(0)
𝐶
1
𝑣 (𝑡 ) = 𝑖 𝑑𝑡
𝐶
𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑝 = 𝑣𝑖 = 𝐶𝑣 𝑑𝑣
𝑑𝑡
3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber arus AC, 2 resistor dan 1
induktor.
4. Pada arus AC masukan input 10 cos 80 0t. A, dengan cara seperti dibawah ini.
5. Lalu masukan nilai R1 = 100 Ω, R2 = 200 Ω, dan L1= 0,5 H, dengan cara seperti gambar dibawah
ini.
3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 1 resistor
dan 1 inductor.
4. Pada tegangan AC masukan input 25e-t cos 2t, dengan cara seperti dibawah ini.
5. Lalu masukan nilai R1 = 5 Ω dan L1= 2 H, dengan cara seperti gambar dibawah ini.
7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa untuk menambahkan ground, untuk mendapatkan
arus R1 pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.
8.2.4 Cara Kerja 8.4
Pada simulasi percobaan 8.3, aplikasi yang saya digunakan untuk melakukan percobaan
adalah aplikasi LTSpice. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Buka aplikasi LTSpice yang sudah terinstal di laptop/PC.
2. Buat rangkaian sesuai dengan soal percobaan, yaitu rangkaian RL, seperti gambar berikut:
3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 2 resistor
dan 2 induktor, dan 1 kapasitor.
4. Lalu masukan nilai R1 = 3 Ω, R2 = 3 Ω, L1= 1 H, L2= 1H, dan C1 = 1, dengan cara seperti
gambar dibawah ini.
5. Lalu sambungkan komponen sesuai dengan rangkaian.
7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa tambahkan ground, untuk mendapatkan fungsi
transfer i terhadap v pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.
3. Komponen yang digunakan untuk rangkaian di atas yaitu sumber tegangan AC, 2 resistor
dan 1 inductor.
4. Lalu masukan nilai R1 = 4 Ω, R2 = 4 Ω dan L1= 2 H, dengan cara seperti gambar dibawah
ini.
7. Jika rangkaian sudah jadi jangan lupa untuk menambahkan ground, untuk mendapatkan
transfer function pada rangkaian tersebut. Dilakukan Simulate => Run
8. Setelah Run maka tab baru akan muncul dan hasil ukur rangkaian akan terlihat pada
simulasi.
8.3 Data Hasil Simulasi
8.3.1 Data Hasil Simulasi Percobaan 8.1
Dengan phasor :
10
Sehingga : P = I eff R 2.R = (
). 87,9 = 4395 W
√2
8.4.2 Analisa Data Rangkaian Percobaan 8.2
Tentukan segitiga dayanya !
Dengan phasor :
(200)+𝑗400).100 447,2∠ 63,4°.100 °
Zp =(200+𝑗400)+100 = = 89,44∠10,3 = 87,9 + j15,9
500∠ 53,1°
Sehingga :
10 2
P = I eff R 2.R = ( 2) .87,9 = 4395 W
√
10 2
Q = I eff R 2.X = ( 2) .15,9 = 795 W
√
10 2
S = I eff R 2.Z = ( 2) .89,44 = 4472 W
√
Analisa :
s = - 1 + j2
ZR (s) = 5
ZL (s) = sL = 2s
ZT (s) = 5 + 2s
V = 25e-t cos 2t = 25∠0o
V(s) 25∠0° 25∠0°
I(s) = Z (s) = 5+2s = 5+2(−1+j2) = 5∠-53,1o
T
I(t) = 5e-tcos (2t – 53,1°) A
Analisa :
3+𝑠
Z1(s) =
𝑠 2 +3𝑠 +1
𝐼(𝑠) 1
H(s) = = 3+𝑠
𝑉(𝑠) 3+𝑠+ 2
𝑠 +3𝑠 +1
𝑠 2 +3𝑠+1
H(s) =
𝑠 3 +6𝑠 2+11𝑠+6
𝑠 2 +3𝑠+1
H(s) =
(𝑠+2)(𝑠+3)(𝑠+1)
Pertama serikan R1 dan R2, lalu ubah rangkain menjadi seperti berikut:
Rs = 4+4 = 8 Ω
SxL
= S x L+8
Diagram bodenya
SxL
H(s) = S x L+R
S/R/L
= 1+S/L/R
S/8Ω/2H
=
1+S/8Ω/R
S/4
= 1+S/4
S
=
4+S
𝑗𝑊/𝑅/𝐿
Jika S = jW, maka H(jW) = 𝐼+𝑗𝑊/𝑅/𝐿
𝑗𝑊/8Ω
=
𝐼+𝑗𝑊/8Ω/2 H
𝑗𝑊/4
=
𝐼+𝑗𝑊/4
𝑗𝑊 4
= x
4 4+𝑗𝑊
𝑗𝑊
=
4+𝑗𝑊
8.5 Kesimpulan
8.5.1 Percobaan 8.1