BESARAN LISTRIK
Oleh
Dimana :
I = arus (A)
V = tegangan (V)
R = hambatan (Ω)
2. Tegangan
Pengertian : Perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.
Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Simbol : V
Satuan : Volt (V)
Alat ukur : Voltmeter
Rumus : V = I x R
3. Resistansi
Pengertian : Kemampuan suatu benda untuk menahan atau menghambat aliran arus
listrik.
Simbol : R
Satuan : Ohm (Ω)
Alat ukur : Ohmmeter
V
Rumus : R = I
Rumus dasar tegangan antara 2 titik adalah :
Va – Vb = ∫E .dI
Dimana :
Va = potensial di titik a
Vb = potensial di titik b
E = medan listrik
I = arus listrik
Berdasarkan penerapannya, beda potensial pada arus listrik searah ( DC ) dan arus
bolak – balik (AC) berbeda.
4. Muatan Listrik
Pengertian : Muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami
gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya
kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan
bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau
kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi atau atom
merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral,
jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya
(membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).
Simbol : Q
Satuan : Coulomb
Alat ukur : Eletrometer
Rumus : Q = I x t
Dimana :
Q = muatan listrik (Coulomb)
I = arus listrik (Ampere)
t = waktu (detik)
5. Kapasitansi
Pengertian : Kapasitansi adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau
dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan.
Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah
kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di
lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan
listrik antar lempeng/pelat/keping.
Simbol : C
Satuan : Farad (F)
Alat ukur : Kapasitansimeter
Q
Rumus : C = V
Dimana :
C = kapasitansi (farad)
Q = muatan (Coulomb)
V = voltase (Volt)
Dimana :
E = kuat medan listrik (N/C)
Q = muatan sumber (C)
r = jarak muatan uji dengan muatan sumber (m)
7. Fluks Listrik
Pengertian : Fluks Listrik ɸ yang kita ketahui secara singkatnya adalah medan
listrik yang melalui sebuah permukaan tertutup. Sedangkan Muatan
yang terjadi diluar permukaan tertutup tidak berpengaruh pada fluks
listrik.
Simbol : ɸ
Satuan : Nm2/C
Rumus : ɸE = E.A
Dimana :
Φ = fluks listrik (Nm2/C)
E = medan listrik
A = luasan (m2 )
8. Induktansi
Pengertian : Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen
yang menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat
perubahan arus yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat
perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan
secara magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance). Pada
kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan medan
magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.
Simbol : L
Satuan : Henry
Alat ukur : Induktansimeter
𝚫I
Rumus : ε = - L 𝚫t
Dimana :
ε = induksi magnetik (Henry)
I = arus sesaat (A)
- = ggl yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus
L = konstanta kesebandingan
9. Energi
Pengertian : Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang
menimbulkan medan listrik statis atau bergeraknya elektron pada
konduktor (pengantar listrik) atau ion (positif atau negatif ) pada zat
cair atau gas.
Simbol : E
Satuan : Watthour
Alat ukur : Whmeter
Rumus : W = Q x V
Q=Ixt
W=VxIxt
W=Pxt
Dimana :
P = daya listrik (Watt)
W = energi (Wh)
t = waktu (hour)
Q = muatan listrik (Coulomb)
V = beda potensial (Volt)
10. Daya
Pengertian : Besaran listrik yang menyatakan besarnya energi yang digunakan
untuk mengaktifkan komponen atau peralatan listrik (elektronik).
Simbol : P
Satuan : Watt
Rumus : P = V x I
Atau
P = I2 x R
𝑉2
P= 𝑅
Dimana :
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (A)
R = hambatan (Ω)
Macam-Macam Daya
Dalam sistem kelistrikan AC atau Arus Bolak-Balik, terdapat 3 (tiga) jenis daya
yang dikenal, khususnya untuk beban-beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:
Dari penjelasan ketiga macam daya diatas tersebut, dikenal juga dengan Segitiga
Daya. Dimana Pengertian umum dari Segitiga Daya adalah suatu hubungan antara
daya nyata, daya semu, dan daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada
gambar berikut :
Dimana :
P = S x Cos Ø (Watt)
S = √(P2 + Q2) (VA)
Q = S x Sin Ø (VAR)
V V
I = Ratau R = I atau V = I . R
Daya listrik sebenarnya ada 2 jenis, yaitu daya listrik semu dan daya listrik nyata.
Perbedaannya yakni :
I = 15,953 A
Maka dengan demikian dapat menggunakan MCB 3 phasa sebesar 16 ampere.
Hubungan Watt, Volt, dan Ampere
Hubungannya P (watt) = I (ampere) x V (volt) x cos Phi dimana cos Phi adalah
power factor dari motor listrik, harganya sekitar 0,8 ~ 0,9.
Untuk motor listrik 1000 watt membutuhkan arus sekitar 5 ~ 5,6 Ampere pada
tegangan 220 V (1 fasa). Bila menggunakan MCB sebenarnya cukup 6 A, tapi
mungkin akan sering trip atau jatuh karena saat start motor listrik menarik arus 1,5
~ 2 kali dari keadaan jalan dan berbeban penuh. Lebih baik menggunakan MCB 10
A. Jika motornya 1000w maka arus nominalnya = 1000/220 = 4,6a. Jika pasang
mcb harus 2,5 kali dari arus nominal maka 2,5 x 4,6 = 11,36 ampere. Jadi gunakan
mcb yang 10 ampere itu menurut PUIL (persyaratan umum instalasi listrik).
Qc
C=
−V 2 x𝛚
Dimana :
C = kapasitor
Qc = daya reaktif (Var)
V = Volt (V)
Ω = 2πf
Tabel Besaran Listrik
11. Torsi
Pengertian : Gaya yang digunakan untuk menggerakkan sesuatu dengan arah dan
jarak tertentu
Simbol : t
Satuan : Nm
Rumus : t = F x l
Dimana :
t = torsi (Nm)
F = gaya (N)
l = jarak (m)
Hubungan torsi dengan daya :
P=wxt
Dimana :
w = kecepatan sudut (Rad/s)
Kecepatan sudut dalam motor listrik :
2𝑥𝑝𝑥𝑛
w=
60
Dimana :
n = kecepatan putar motor (rpm)