Anda di halaman 1dari 43

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Kelompok 4 :
 Naufal madani saputra(073001800038)
 Ronny sapulette (07300180055)
 Taharah incia mulia akbar (073001800060)
 Alkadry (073001900002)
 Salam(073001900001)

Teknik pertambangan
Fakultas teknologi kebumian dan energi
Teknik tenaga listrik
BAB 1

Arus Arus
Searah Bolak-Balik
Pengertian BESARAN listrik
 Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau
dihitung, dinyatakan dengan Angka atau nilai dan  setiap
Besaran pasti memiliki satuan. Contoh-contoh besaran
dalam Ilmu kelistrikan dan Elektronika seperti Tegangan,
Arus listrik, Hambatan, Frekuensi dan Daya Listrik.
 satuan adalah acuan yang digunakan untuk memastikan
kebenaran pengukuran  atau sebagai pembanding dalam
suatu pengukuran besaran. Satuan ini dalam bahasa Inggris
sering disebut dengan Unit. Contoh-contoh satuan dalam
ilmu kelistrikan dan Elektronika seperti Ampere, Volt, Ohm,
Joule, dan Watt.
Potensial Listrik/ tegangan
Potensial di dalam suatu titik dalam medan magnet listrik adalah suatu usaha yang diperlukan
untuk membawa satu-satuan muatan positif dari tempat yang tak terhingga sampai ke titik tersebut
(Volt).
Muatan positif selalu bergerak dari titik berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah.
Sedangkan muatan negatif bergerak dari titik berpotensial rendah ke titik berpotensial lebih tinggi.
Bila antara kedua titik terdapat beda potensial maka akan terjadi perpindahan elektron yang
disebut arus listrik.
Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan
sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.Secara defi nisi tegangan listrik
menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju
tempat bertegangan lebih tinggi.Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor
mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat tingkatan:
 Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)
 Tegangan rendah (low Voltage)
 Tegangan tinggi (high Voltage)
 Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage
• Rumus Dasar Tegangan Antara 2 Titik Adalah :
Va – Vb = ∫E .dI

Va = potensial di titik a   Vb = potensial di titik b


E = medan listrik         I = arus listrik

Berdasarkan penerapannya, beda potensial pada arus listrik searah ( DC ) dan arus bolak – balik
(AC) berbeda.

Pada arus searah


V= √(P.R)
V = tegangan (V)         P = daya (watt)
R = hambatan (Ω)

Pada arus bolak-balik :


V=I.R
V = tegangan (V)         I = Arus (Ampere)
R = hambatan (Ω)
Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya arus listrik yang melalui suatu
penampang kawat penghantar per detik.
Tahanan Listrik
• Besaran tahanan listrik adalah sebanding dengan panjang dan
tahanan jenisnya, dan berbanding terbalik dengan luas
penampangnya.
Pengaruh temperatur pada tahanan listrik :

Pada umunya, tahanan listrik akan berubah bila temperatur


berubah
R adalah hambatan
(Ohm)
Hukum Ohm
V adalah tegangan
(Volt)
I adalah arus
(ampere)
Dalam suatu rangkaian listrik besarnya kuat arus
sebanding dengan jumlah selisih potensial dari kedua
ujung kawat penghantar dan berbanding terbalik dengan
jumlah tahanan penghantar.
V=P/I
atau
V = I. R
Keterangan :
V : Tegangan listrik (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
P : Daya listrik (watt)
Hukum Kirchhoff I (Hukum Titik Simpul)
Dimana Jumlah aljabar dari arus yang mengalir pada suatu titik adalah nol.
Hukum Kirchhoff II
Dimana Penjumlahan aljabar dari semua perubahan potensial dengan arah
tertentu yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup sama dengan nol.
Arus Bolak-Balik
Arus atau tegangan bolak-balik adalah arus atau tegangan yang arahnya selalu
berubah secara periodik.
Rangkaian Arus Bolak-Balik
o Tahanan (R)
Rumus :
U – i.R = 0
U = i.R
o Induktansi (L)
Induktansi (L) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik
yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar
arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet yang
mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat
menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya
elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu.
Secara matematis induktansi pada suatu induktor dengan jumlah lilitan
sebanyak N adalah akumulasi fl ux magnet untuk tiap arus yang melewatinya :

L=Nϕi
Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber, sehingga
berlaku :
VL = V = Vmax sin ωt
IL = sin (ωt – )
jika sin (ωt – ) = ± 1 maka = Imax
IL = Imax sin (ωt – ) atau IL = Imax sin (ωt – 90o)

Apabila kita perhatikan persamaan = Imax identik dengan I = pada hukum Ohm, di
mana ωL merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi
lambang XL yang besarnya dinyatakan :

XL = ωL = 2πƒL

di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang
mengalir pada induktor, XL menyatakan reaktansi induktif, Vmax
menyatakan tegangan maksimum, dan Vef menyatakan tegangan
efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :
o Kapasitor (C)
Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan
laju perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut yang dinyatakan :
I = di mana q = CV, sehingga
I = = CVmax = cos ωt = CVmax cos ωt
Di mana cos ωt = sin (ωt + 90o) = sin (ωt + )
Maka I = wC Vmax sin (ωt + ) = sin (ωt + )
Jika sin (ωt + ) = ± 1 maka Imax = .
Hal ini identik dengan hukum Ohm bahwa I = . Di mana identik dengan sebuah
hambatan yang disebut dengan reaktansi kapasitif yang dilambangkan XC yang
besarnya dinyatakan :

di mana :
XC = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus
mendahului tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o atau dan berlaku
hubungan

Imax =
Rangkaian R dan L Seri
Jika VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung hambatan (R), VL menyatakan
tegangan pada ujung-ujung induktor, maka dalam rangkaian ini nilai V R sefase dengan
arus listrik, sedangkan VL mendahului arus sebesar 90o. Sehingga besarnya tegangan V
dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VL secara vektor (fasor) yaitu :

V=

Sedangkan :
VR = I R
VL = I IL
Maka :

V=

V=
Sesuai dengan hukum Ohm bahwa V = I.R bahwa nilai merupakan suatu
jenis hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, dilambangkan Z dan
ditulis:

Z=

Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan:

Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RL tidak lagi
sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o, di mana tegangan mendahului arus.
Rangkaian R dan C Seri
Manfaat besaran listrik

• Membantu dalam menghitung, menganalisis, dan merancang


sebuah rangkaian listrik.
• Dengan menggunakan besaran listrik kita dapat mengetahui
besar nilai pengukuran arus, tegangan, daya listrik, besar
hambatan, dsb.
Apabila VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung hambatan (R), VC menyatakan
tegangan pada ujung-ujung induktor, maka dalam rangkaian ini nilai VR sefase dengan
arus listrik, sedangkan VC tertinggal arus sebesar 90o. Sehingga besarnya tegangan V
dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VC secara vektor (fasor) yaitu :

V=

Sedangkan :
VR = I R
VL = I X C
Maka :

V=

V=I
Sesuai dengan hukum Ohm V = I.R bahwa nilai merupakan suatu jenis
hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, dilambangkan Z dan ditulis:

Z=

Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan:

Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RC tidak
lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o di mana tegangan tertinggal terhadap
arus.
Hubungan Komponen-
Komponen
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik
yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit
mempunyai satu lintasan
tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian
Listrik terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah
terminal atau kutub pada kedua ujungnya. Untuk elemen atau komponen
yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata kuliah Elektronika.
Rangkaian R, L, dan C Seri
Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menggunakan
diagram fasor sebagai berikut :
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
VL = Imax XL sin (ωt + 90o) = Vmax sin (ωt + 90o)
VC = Imax XC sin (ωt – 90o) = Vmax sin (ωt – 90o)

Jika sudut ωt kita pilih sebagai sumbu x, maka diagram fasor untuk I, V R, VL,
dan VC dapat digambarkan dengan gambar diatas. Dan besarnya tegangan jepit
pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari V R, VL, dan
VC menjadi :

V=
di mana :
V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)
VR = tegangan pada hambatan (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)
Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut
fase sebesar θ yang dapat dinyatakan dengan :

Besarnya arus yang melewati rangkaian RLC adalah sama, sehingga besarnya
tegangan pada masing masing komponen R, L, dan C dapat dinyatakan : VR = I R , VL =
I XL dan VC = I XC

Berdasarkan hukum Ohm bahwa = R, akan tetapi dalam rangkaian arus AC

besaran = Z yang disebut dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun seri
dinyatakan :

Z =
di mana :
Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω)
R = hambatan (Ω)
XL = reaktansi induktif (Ω)
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
Rangkaian C Paralel dengan R dan L Seri
U = UC = UR + UL
I = I1 + I
Penjumlahan arus ini dalam penjumlahan vektoris.

Catatan :
Rangkaian C paralel dengan R dan L seri sangat banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, kurang lebih dalam penggunaan lampu TL, antara lain
sering digunakan untuk motor-motor listrik, yaitu sebagai kompensasi dari faktor
daya. Untuk memperbaiki motor-motor listrik sering digunakan kondensator.

Besaran arus bolak-balik adalah besaran vektoris artinya mempunyai besar


dan arah sehingga dalam melakukan penjumlahan atau superposisi antara
besaran-besaran arus bolak-balik merupakan suatu penjumlahan vektoris.
Daya Kerja dan Faktor Kerja (Power Factor)
Dalam arus bolak-balik, besar daya ada 3 yaitu daya semu, daya nyata, dan daya buta.
Beda sudut antara daya semu dan daya buta disebut sudut daya ( ), sedangkan cosinus
dari sudut ini (cos ) disebut faktor daya.

dimana :
P = daya aktif dalam KW
S = daya buta dalam KVA

Umumnyaa faktor daya listrik ini disebut juga coshinus phi. ( cos φ ).
HUBUNGAN KETIGA DAYA LISTRIK TERSEBUT,
SECARA MATEMATIKA DAPAT DINYATAKAN
SEBAGAI BERIKUT :
Transformasi A-Y
Transformasi Y-A
Teori Thevenin
Untuk suatu rangkaian arus searah, kita dapat melakukan penggantian
sesuatu rangkaian listrik yang mempunyai sumaber tegagan dan tahanan yang
konstan dengan sumber baru Eo yang diserikan dengan tahanan pengganti Ro.
Tegangan Eo didapatkan bila terminal dalam keadaan hubungan terbuka
(open circuit), sedangkan tahanan Ro adalah tahanan ekivalen pada terminal
yang sama bila sumber tegangan dihubungkansingkatkan.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa :
“Setiap Rangkaian linear yang terdiri dari beberapa tegangan dan resistor dapat
digantikan dengan hanya satu tegangan tunggal dan satu resistor yang
terhubung secara seri”.
Menurut Thevenin, sebuah rangkaian aktif dua terminal dapat diganti
dengan sebuah sumber tegangan UT dan Resistan RT yang terhubung seri.

Anda mungkin juga menyukai