Anda di halaman 1dari 5

Rangkaian Arus Bolak-Balik

College Loan Consolidation Wednesday, March 11th, 2015 - Kelas XII


Rangkaian arus bolak-balik memiliki perbedaan-perbedaan jika dibandingkan dengan
rangkaian arus searah. Perbedaan tersebut bukan hanya pada komponen besaran-besarannya
yang ditinjau secara vektor, tetapi juga pada adanya perbedaan fase antara arus dan
tegangannya. Berikut ini adalah rangkaian arus bolak-balik.

Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya mengandung hambatan (R) saja. Perhatikan
gambar berikut.

Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang


sama, artinya i dan V mencapai harga 0 dan maksimum bersama-sama.

Diagram fasor pada rangkaian resistif ditunjukkan pada


gambar diatas.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu :

Jika

maka I= Imax sin t

Contoh soal:

Dalam rangkaian AC seperti ditunjukkan pada gambar, R = 50 Ohm, em = 100 volt .


Frekuensi sumber tegangan = 50 Hz. Anggap tegangan pada ujung-ujung resistor V = 0 saat t
= 0 sekon. Tentukan arus melalui resistor saat t = 1/75 sekon ! Jawab :

Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya terdiri atas induktor (kumparan) dengan
mengabaikan hambatan pada kawat kumparan. Bagan rangkaian induktif ditunjukkan pada
gambar berikut.

Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama


dengan tegangan sumber, sehingga berlaku :
VL = V = Vmax sin t

IL =

sin (t

jika sin (t

)=1

IL = Imax sin (t

maka
atau

= Imax
IL = Imax sin (t 90o)

Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus dalam induktor) dengan V (tegangan
sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar
90o atau

di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut fase 90o.

Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan
diagram fasor sebagai berikut :

Apabila kita perhatikan persamaan


= Imax identik dengan I = pada hukum Ohm, di
mana L merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi
lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL = L = 2L
di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm = )
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
= frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada induktor, XL
menyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan maksimum, dan Vef menyatakan
tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat bahwa antara
tegangan dan arus memiliki beda fase, di mana arus mendahului tegangan dengan beda sudut
fase sebesar 90o atau

Rangkaian kapasitor dengan sumber tegangan AC.


Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan laju
perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut yang dinyatakan :

I=

di mana q = CV, sehingga

I=

= CVmax

= cos t = CVmax cos t

Di mana cos t = sin (t + 90o) = sin (t +


Maka I = wC Vmax sin (t +

Jika sin (t +

)=

) = 1 maka Imax =

sin (t +

. Hal ini identik dengan hukum Ohm bahwa I =

Di mana
identik dengan sebuah hambatan yang disebut dengan reaktansi kapasitif yang
dilambangkan XC yang besarnya dinyatakan :

di mana :
XC = reaktansi induktif (Ohm = )
C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
= frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus mendahului tegangan
dengan beda sudut fase sebesar 90o atau

dan berlaku hubungan :

Imax =

Grafik arus dan tegangan serta diagram fasor kapasitor pada rangkaian arus bolak-balik

Anda mungkin juga menyukai