Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan manusia akan energi banyak ditopang oleh energy listrik. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan sehari-hari yang banyak menggunakan tenaga listrik, seperti
lampu,alat-alat rumah tangga dari elektronik serta mesin-mesin dipabrik.listrik
dihasilkan dari sumber energi listrik atau pembangkit energy listrik yang lazim disebut
generator. Dari sumbernya, energy listrik disalurkan atau ditransisikan kepada
konsumen, menggunakan kawat penghantar atau kawat transisi yang panjangnya bias
mencapai ratusan kilometer.
Ditinjau dari sifat alirannya listrik dibedakan antara listrik arus searah dan arus bolak
balik. Arus bolak balik (alternating carrent) atau AC merupakan arus dengan tegangan
yang berubah tanda secara berulang. Listrik PLN menggunakan arus bolak balik
berbentuk gelombang sinusoidal.
Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak berupa arus bolak balik dengan
berbagai bentuk gelombang. Akan tetapi bentuk gelombang yang dasar adalah bentuk
sinusoidal. Oleh karena itu menurutt dalil fourier hambir semua bentuk gelombang
dapat diuraikan dalam bentuk deret fourier menggunakan bentuk gelombang sinusoidal.
Ada beberapa cara dalam membahas arus bolak balik. Yang paling umum adalah
metode fungsi eksponensial kompleks. Dengan cara ini aturan yang digunakan pada
arus searah tetap berlaku, asalkan digunakan fasor kompleks. Cara kompleks ini
biasanya digunakan pada rangkain RLC seri dan pararel dengan tekanan pada
pengertian factor kualitas (Q).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimankah mengaplikasikan konsep arus bolak balik serta penerapannya ?
2. Bagaimanakah rangkaian arus bolak - balik pada arus bolak-balik ?
3. Jelaskan daya pada arus bolak – balik ?
C. Tujuan
1. Mampu menagaplikasikan konsep arus bolak balik serta penerapannya.
2. Dapat menentukan rangkaian pada arus bolak balik.
3. Dapat mengetahui daya pada arus bolak balik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Arus bolak balik


Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep
sehingga disebut arus AC (Alternating Current). Pada listrik arus bolak balik, GGl serta
arusnya mempunyai lebih dari satu arah atau arahnya berubah sebagai fungsi waktu.
Sumber Arus bolak balik adalah generator Arus bolak balik. Generator Arus bolak
balik terdiri atas sebuah kumpuran persigi yang diputar dlam medan magnet.
Arus bolak balik dibedakan antara Arus bolak balik yang mempunyai fungsi
atau pola grafik sinusoida dan Arus bolak balik yang non sinusoida seperti pada
gambar.

Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak alik, generator arus bolak
balik terdiri atas sebuah kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya
gerak listrik (GGL) yang dihasilkan oleh generator arus bolak balik berubah secara
periodic menurut fungsi sinus atau cosinus. GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah
kumparan yang berputar dengan laju sudut tetap. Tegangan yang dihasilkan berupa
tegangan sinusoida dengan persamaan sebagai berikut:

Ԑ = NBA ω sin ωt

Atau
Ԑ = Ԑm sin ωt
Dengan :
Ԑm = NBA ω = gaya gerak listrik maksimum
N = Jumlah lilitan kumparan
A = luas kumparan
B = besarnya induksi magnetic
ω = frekuensi sudut putaran kumparan

Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa resistor
(R),kapasitor (C) dan indictor (L).
Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang terukur
merupakan nilai rms (root mean square) atau nilai afektif dari arus,untuk melihat
bentuk arus.untuk melihat bentuk arus sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak
balik, dapat digunakan osiloskop. Monitor sebuah osiloskop terbagi-bagi menjadi baris-
baris dan kolom-kolom sehingga membentuk sebuah kotak seperti pada gambar :

Dari gambar diatas sumbu vertikal menunjukkan nilai tegangan atau arus yang
dihasilkan oleh sumber bolak balik dan sumbu horizontal menunjukkan waktu.
B. Arus Dan Tegangan Listrik Bolak-Balik
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik yang prinsip
kerjanya pada perputaran kumparan dengan kecepatan sudut ω yang berada di dalam
medan magnetik. Sumber ggl bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan
sinusoida berfrekuensi f. Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu
penghantar R dan menghasilkan tegangan maksimum sebesar Vmax, maka tegangan dan
arus listrik yang melewati penghantar.

Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai


fungsi waktu, yaitu :

Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida.


Dengan demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan :

Dengan :
V = Tegangan Listrik AC
I = Arus Listrik AC
Vmax = Tegangan maksimum
Imax = Arus maksimum
ω = Kecepatan sudut (2πf)
C. Rangkaian Arus Bolak-Balik
Rangkaian arus bolak-balik memiliki perbedaan-perbedaan jika dibandingkan
dengan rangkaian arus searah. Perbedaan tersebut bukan hanya pada komponen
besaran-besarannya yang ditinjau secara vektor, tetapi juga pada adanya perbedaan fase
antara arus dan tegangannya. Berikut ini adalah rangkaian arus bolak-balik.

1. Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya mengandung hambatan (R) saja.
Perhatikan gambar berikut.

Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang sama, artinya i dan V mencapai
harga 0 dan maksimum bersama-sama.

Diagram fasor pada rangkaian resistif ditunjukkan pada gambar diatas.

Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari 5okum Ohm
yaitu :

Jika maka I= Imax sin ωt


2. Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik
Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya terdiri atas induktor
(kumparan) dengan mengabaikan hambatan pada kawat kumparan. Bagan rangkaian
induktif ditunjukkan pada gambar berikut.

Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber,


sehingga berlaku :
VL = V = Vmax sin ωt

IL = sin (ωt – )

jika sin (ωt – )=±1 maka = Imax

IL = Imax sin (ωt – ) atau IL = Imax sin (ωt – 90o)

Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus dalam induktor)


dengan V (tegangan sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi,

selisih sudut fase sebesar 90o atau di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan
dengan selisih sudut fase 90o.
Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan
dengan diagram fasor sebagai berikut :
Apabila kita perhatikan persamaan = Imax identik dengan I = pada
hukum Ohm, di mana ωL merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi
induktif yang diberi lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL = ωL = 2πƒL
di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)

Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada
induktor, XLmenyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan maksimum,
dan Vefmenyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :

3. Kapasitor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat
bahwa antara tegangan dan arus memiliki beda fase, di mana arus mendahului tegangan

dengan beda sudut fase sebesar 90o atau .

Rangkaian kapasitor dengan sumber tegangan AC.


Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan
dengan laju perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut yang dinyatakan.

I= di mana q = CV, sehingga

I= = CVmax = cos ωt = CVmax cos ωt

Di mana cos ωt = sin (ωt + 90o) = sin (ωt + )

Maka I = wC Vmax sin (ωt + )= sin (ωt + )

Jika sin (ωt + ) = ± 1 maka Imax = . Hal ini identik dengan hukum Ohm bahwa

I= . Di mana identik dengan sebuah hambatan yang disebut dengan reaktansi

kapasitif yang dilambangkan XC yang besarnya dinyatakan :

di mana :
XC = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)

Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus

mendahului tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o atau dan berlaku hubungan.

Imax =
Grafik arus dan tegangan serta diagram fasor kapasitor pada rangkaian arus bolak-balik

D. Daya Pada Arus Bolak – Balik


Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu
rangkaian listrik. Dalam satuan internasional daya listrik adalah W (Watt) yang
menyatakan besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan
arus listrik tiap satuan waktu J/s (Joule/detik). Berikut ini adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung daya listrik :

Keterangan :
P = Daya (W)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)

 Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik


Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya
aktif adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
listrik Wattmeter.
Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya sebagai
perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya bernilai
positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk mengisi
celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua puncak yang mengisinya.
Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi

Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka
gelombang mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang tegangan dan
gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak negatif
yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari komponen
induktor nya.
Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi
(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar φ = 60o)

Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau daya
yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif
adalah VAR (Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan
dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal
serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor banyak
menggunakan beban berupa motor-motor listrik.

Persamaan daya reaktif :

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Faktor reaktif
3. Daya Semu (S)
Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.
Daya nyata merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya
nyata adalah VA (Volt.Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R),
contoh : lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Peralatan listrik
atau beban pada rangkaian listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat karena
tegangan dan arus listrik se fasa perbedaan sudut fasa adalah 0o dan memiliki
nilai faktor daya adalah 1. Berikut ini persamaan daya semu :

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

E. Segitiga Daya

Gambar segitiga Daya


(daya semu aktif, daya reaktif, dan daya semu)

Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya
reaktif (Q) berbeda sudut sebesar 90o dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah
hasil penjumlahan secara vektor antara daya aktif dengan daya reaktif. Jika mengetahui
dua dari ketiga daya maka dapat menghitung salah satu daya yang belum diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
P = Daya aktif
Q = Daya reaktif
S = Daya semu

Contoh soal :
Sebuah motor listrik dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik 100 V, jika arus
yang mengalir adalah 2 A dan faktor kerjanya 0,8. Berapakah besar nilai daya semu,
daya aktif, dan daya reaktif ?
Diketahui :
V = 100 V
I=2A
cos φ = 0,8
Ditanya :
S=?
P=?
Q =?

Jawab :
Menghitung nilai daya semu (S) :
Menghitung nilai daya aktif (P) :

Menghitung nilai daya reaktif (Q) :


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aliran listrik berdasarkan sifatnya dibedakan antara listrik arus searah (direct
current, DC) dan listrik bolak balik (alternating-current, AC) disebut listrik arus searah
jika arahnya tetap, arus searah yang besarnya tetap disebut arus rata, dan arus searah
yang besarnya berubah disebut dengut atau arus pulsa.
Harga efektif dari listrik arus bolak balik setara dengan besarnya arus rata yang
besar hambatan dan selang wktu yang sama menghasilkan kerja listrik yang sama besar,
sedangkan harga rata-rata dari listrik arus bolak balik setara dengan besarnya arus rata
yang dalam selang waktu memindahkan sejumlah muatan yang sama besarnya.
Keuntungan cara penyelesaian dengan fungsi eksponensial kompleks dan
impedansi kompleks dapat digunakan untuk menyakan fasor dan diterapkan aturan
untuk arus searah.
Untuk resonansi pada rangakaian RLC sumber tegangannya tetap, artinya
nilai rms Vs tidak tergantuk pada arus yang mengalir dalam rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA

Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Untuk SMA Kelas XII. Bandung: Grafindo

Saleh, Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Unismuh

Anda mungkin juga menyukai