Anda di halaman 1dari 21

RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK & DAYA ARUS BOLAK BALIK

KELOMPOK 6:
Dewi Niken
Lili Sukma Melati
M. Abdilah
Marshella Novelita P
Varisa Utami
Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

 Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya


mengandung hambatan (R) saja. Perhatikan gambar berikut.

 Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang sama, artinya


i dan V mencapai harga 0 dan maksimum bersama-sama.
 Diagram fasor pada rangkaian resistif
ditunjukkan pada gambar diatas.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat
dinyatakan dari hukum Ohm yaitu :

Jika :
 Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik
Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya
terdiri atas induktor (kumparan) dengan mengabaikan
hambatan pada kawat kumparan. Bagan rangkaian
induktif ditunjukkan pada gambar berikut.
 Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama
dengan tegangan sumber, sehingga berlaku :
VL = V = Vmax sin ωt
IL =  sin (ωt –  )
jika sin (ωt –  ) = ± 1    maka     = Imax
IL = Imax sin (ωt – )     atau     IL = Imax sin (ωt – 90o)

Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus


dalam induktor) dengan V (tegangan sumber) terlihat
bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi
selisih sudut fase sebesar 90o atau  di mana kuat arus
ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut
fase 90o.
 Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan
pada induktor dapat digambarkan dengan
diagram fasor sebagai berikut :
 Apabila kita perhatikan persamaan  
= Imax identik dengan I =   pada hukum Ohm,
di mana ωL merupakan suatu hambatan yang
disebut dengan reaktansi induktif yang diberi
lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL = ωL = 2πƒL
di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
 Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan
kuat arus yang mengalir pada
induktor, XLmenyatakan reaktansi
induktif, Vmax menyatakan tegangan
maksimum, dan Vefmenyatakan tegangan
efektif tegangan sumber arus AC berlaku
hubungan :
 Besarnya kuat arus listrik yang mengalir
dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan
laju perpindahan muatan listrik pada
keping kapasitor tersebut yang dinyatakan :
I =   di mana q = CV, sehingga
I =   = CVmax    = cos ωt
= CVmax cos ωt
Di mana cos ωt = sin (ωt + 90o) = sin (ωt +
π/2   )
Maka I = wC Vmax sin (ωt + π/2  ) =   sin
(ωt + π/2   )
 Jika sin (ωt + π/2  ) = ± 1 maka Imax =  . Hal
ini identik dengan hukum Ohm bahwa I =  .
Di mana identik dengan sebuah hambatan
yang disebut dengan reaktansi kapasitif yang
dilambangkan XC yang besarnya dinyatakan :
di mana :

XC = reaktansi induktif (Ohm = Ω)


C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
 Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus
mendahului tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o dan berlaku
hubungan :

Grafik arus dan tegangan serta diagram fasor kapasitor pada rangkaian


arus bolak-balik
Daya dalam rangkaian arus bolak balik

Daya resistif dan reaktif dalam rangkaian arus


bolak balik
Tenaga listrik mempunyai kedudukan yang
vital dalam kehidupan masyarakat karena
menyangkut hajat hidup orang banyak, tenaga
listrik sebagai hasil pengolahan sumber daya
energi mempunyai fungsi vital sebagai sarana
penghidupan dan prasarana pembangunan
sosial ekonomi.
 Didalam sebuah rangkaian listrik arus bolak-balik (alternating current, ac) satu
phasa, sumber tegangan 220 Volt, 50 Hz dengan beban resistif akan
mendisipasi daya seperti yang diperlihatkan oleh Gbr.1  di bawah ini:

 Dalam contoh ini, arus yang mengalir ke beban resistif murni sebesar 4,4
Ampere kuadrat arus(rms), Irms. Disipasi daya pada beban akan menjadi
968 Watt. Karena beban resistif murni (tidak ada reaktansi), arus dalam
rangkaian memiliki phasa yang sama dengan tegangan dan dalam
perhitungan tampak seperti setara rangkaian arus searah(direct current, dc).
 Jika kita plot bentuk gelombang arus, tegangan dan daya pada rangkaian ini,
akan terlihat seperti dalam Gbr.2 di bawah ini. Dalam Gbr.2 tampak bahwa
bentuk gelombang daya akan selalu positif dan tak pernah negatif untuk
rangkaian resistif. Ini artinya bahwa selalu terjadi disipasi daya pada beban
resistif, dan tidak pernah kembali ke sumber seperti halnya dengan beban
reaktif.
 Jika sumber adalah generator mekanik, rangkaian ini
akan menyerap sebanyak 968 watt energi mekanik atau
sekitar 1,3 kali tenaga kuda (1,3 PK) untuk memutar
poros.
Juga tampak bahwa gelombang daya tidak pada
frekuensi yang sama terhadap gelombang tegangan
ataupun arus tapi sebaliknya, frekuensi daya dua kali
lipat dari bentuk gelombang tegangan atau arus.

 Frekuensi yang berbeda ini menyebabkan kita tak


dapat menyatakan daya dengan menggunakan notasi
komplex (rectangular atau polar) seperti halnya yang
digunakan pada notasi tegangan, arus dan impedansi
karena bentuk ini menyiratkan simbolisme matematika
hubungan phasa yang tidak berubah.
 Ketika frekuensi tidak sama, maka hubungan phasa perubahan
terus-menerus sehingga cara terbaik untuk melanjutkan
perhitungan listrik arus bolak-balik adalah dengan menggunakan
notasi skalar dan untuk menangani hubungan phasa yang
relevan adalah dengan menggunakan notasi trigonometri.
 Sebagai perbandingan, mari kita perhatikan sebuah rangkaian
arus bolak-balik sederhana dengan beban reaktif murni seperti
pada Gbr.3 di bawah ini. Jika di plot bentuk gelombang dari arus,
tegangan dan daya dari rangkaian tersebut akan terlihat seperti
dalam Gbr.4 di bawah ini. Perhatikan bahwa daya berubah secara
seimbang antara siklus positif dan negatif.
 Isyarat ini menyatakan bahwa daya sedang bergantian di serap
dari dan kembali ke sumbernya. Jika sumber adalah generator
mekanik, hampir tidak ada energy yang terserap dari jaringan
mekanik untuk memutar poros, karena tidak ada daya yang
digunakan oleh beban. Poros generator akan mudah berputar,
dan induktor tidak menjadi panas sebagaiman sebuah resistor.
 Sekarang, mari kita asumsikan rangkaian arus bolak-balik
dengan beban yang terdiri dari induktansi dan resistansi
seperti diperlihatkan pada Gbr.5 di bawah ini:
 Pada frekuensi 50 Hz, induktansi 150 mH memberikan
reaktansi induktif sebesar 47,145 Ω. Reaktansi induktif ini
bergabung dengan resistif 50 Ω, membentuk impedansi
beban total 50 + j47,145 Ω, atau 68,722 Ω ∠ 43,315o.
 Jika kita mengabaikan sudut phasa, kita dapat
menghitung arus yang mengalir di dalam rangkaian
tersebut dengan mengambil besaran polar dari sumber
tegangan 220 Volt dan membaginya dengan besaran
polar impedansi 68,722 Ω. Dengan tegangan listrik 220
Volt rms, beban saat ini adalah sebesar 3,201 A.
 Besaran ini akan diindikasikan oleh sebuah ampere
meter rms jika dihubungkan secara seri dengan resistor
dan induktor. Kita telah ketahui bahwa komponen
reaktif tidak mendisipasi daya, karena komponen ini
sama-sama menyerap daya dari dan kembali ke sumber
daya pada seluruh rangkaian. Oleh karena itu, setiap
beban reaktansi induktif juga tidak mendisipasi daya.
Satu-satunya komponen yang mendisipasi daya di sini
adalah bagian beban impedansi resistif.
 Jika kita perhatikan plot dari bentuk
gelombang tegangan, arus dan daya total pada
rangkaian ini dapat diketahui bagaimana
kombinasi ini bekerja, seperti tampak pada
Gbr.6 di bawah ini.
 Pada plot bentuk gelombang daya, tampak bahwa
gelombang di sisi positif lebih besar dari pada di
sisi negatif, ini menunjukkan bahwa ada daya yang
terserap lebih oleh beban dari pada yang kembali
ke rangkaian. Adapun daya yang kembali
kerangkaian tersebut terjadi karena adanya
reaktansi induktif, ketidak seimbangan gelombang
daya positif terhadap negatif ini disebabkan oleh
resistensi yang menghamburkan daya keluar dari
rangkaian dan biasanya dalam bentuk panas. Jika
sumber daya adalah generator mekanik maka
jumlah energi mekanik yang diperlukan untuk
memutar poros akan menjadi jumlah daya rata-rata
antara siklus daya positif dan siklus daya negatif.
 Secara matematis yang mewakili daya dalam rangkaian
arus bolak-balik menjadi sebuah pekerjaan yang menarik,
karena gelombang daya tidak pada frekuensi yang sama
terhadap tegangan atau arus. Selanjutnya, sudut phasa daya
sangat berbeda dari sudut phasa tegangan ataupun arus,
sedangkan sudut phasa tegangan atau arus diwakili oleh
 pergeseran waktu relative antara dua gelombang, sudut
phasa daya merupakan rasio antara disipasi daya yang
dihamburkan terhadap daya yang kembali ke sumber.
 Karena menggunakan cara yang berbeda dalam
menentukan daya, tegangan atau arus  dalam rangkaian
listrik arus bolak-balik, hal ini sesungguhnya untuk lebih
memudahkan dalam menghitung besaran daya dari angka-
angka kuantitas scalar dari tegangan, arus, hambatan dan
reaktansi dari pada mencoba menurunkannya
dari vektor atau bilangan kompleks dari tegangan, arus dan
impedansi.
Kesimpulan:

 Dalam rangkaian resistif murni, semua daya dalam


rangkaian didisipasikan oleh resistor.  Tegangan dan arus
dalam phasa yang sama. Dalam rangkaian reaktif murni,
tidak ada daya dalam rangkaian yang didisipasikan oleh
beban. Sebaliknya, daya bergantian diserap dari dan kembali
ke sumber. Tegangan dan arus berbeda phasa
sebesar 90o antara satu sama lain.
 Dalam sebuah rangkaian yang terdiri dari impedansi
campuran, resistansi dan reaktansi, akan ada lebih banyak
daya yang dihamburkan oleh beban dibandingkan yang
kembali ke sumber, tetapi beberapa daya pasti akan
dihamburkan dan beberapa hanya akan diserap dan
dikembalikan. Tegangan dan arus dalam rangkaian tersebut
akan berbeda phasa antara 0o dan 90o.

Anda mungkin juga menyukai