Anda di halaman 1dari 21

DAYA LISTRIK DAN ARUS BOLAK-BALIK

Daya Listrik Arus Bolak-Balik

A. Pengertian Daya Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam


rangkaian listrik. Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P
dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung
menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang
pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi
mekanik, dan sebaliknya.Misalkan suatu potential v dikenakan ke suatu beban dan
mengalirlah arus i seperti pada gambar 1.3. Energi yang diberikan ke masing-
masing elektron yang menghasilkan arus listrik sebanding dengan v (beda
potensial). Dengan demikian total energi yang diberikan ke sejumlah elektron yang
menghasilkan total muatan sebesar dq adalah sebanding dengan v x dq.

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke
dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik),
cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetic (motor listrik), dan suara
(loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi
seperti baterai.

Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu rangkaian listrik.
Dalam system satuan internasional (SI),satuan daya listrik adalah W (Watt) yang menyatakan
besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan arus listrik tiap satuan
waktu J/s (Joule/detik). Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung daya listrik :

Keterangan :
P=Daya (W)
W=Usaha (J)
t = Waktu (s)

Listrik Arus bolak-balik (listrik AC -- alternating current) adalah arus listrik


dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda
dengan listrik arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubahubah
dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk
gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain
pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau
bentuk gelombang segi empat (square wave).

Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya


(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan
utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi
atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

B. Daya Arus Bolak-balik

Daya dalam arus searah dirumuskan P = V.i, dengan V dan i harganya selalu
tetap.Tetapi untuk arus bolak-balik daya listriknya dinyatakan sebagai : perkalian
antara tegangan, kuat arus dan faktor daya.

Terlihat bahwa rugi-rugi daya transmisi dapat dikurangi dengan beberapa cara,
antara lain:

1. meninggikan tegangan transmisi

2. memperkecil tahanan konduktor

3. memperbesar faktor daya beban

Sehingga untuk mengurangi rugi-rugi daya dilakukan dengan pertimbangan:

1. Jika ingin memperkecil tahanan konduktor, maka luas penampang konduktor

harus diperbesar. sedangkan luas penampang konduktor ada batasnya.

2. jika ingin memperbaiki faktor daya beban, maka perlu dipasang kapasitor
kompensasi (shunt capacitor). perbaikan faktor daya yang diperoleh dengan

pemasangan kapasitor pun ada batasnya.

3. rugi-rugi transmisi berbanding lurus dengan besar tahanan konduktor dan

berbanding terbalik dengan kuadrat tegangan transmisi, sehingga pengurangan

rugi-rugi daya yang diperoleh karena peninggian tegangan transmisi jauh lebih

efektif daripada pengurangan rugi-rugi daya dengan mengurangi nilai tahanan

konduktornya.

Pertimbangan yang ketiga, yaitu dengan menaikkan tegangan transmisi adalah


yang cenderung dilakukan untuk mengurangi rugi-rugi daya pada saluran transmisi.
Kecenderungan itupun dapat terlihat dengan semakin meningkatnya tegangan
transmisi di eropa dan amerika, seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

C. Hambatan Arus Bolak-Balik

1. Rangkaian Hambatan Murni

2. Rangkaian Hambatan Induktif

Sebuah kumparan induktor mempunyai induktansi diri L dipasangkan tegangan


bolak-balik V, maka pada ujung2 kumparan timbul GGL induksi.

Hambatan induktif XL mempunyai harga :

XL = hambatan induktif (Ohm)

3. Rangkaian Hambatan Kapasitif

Sebuah kapasitor dengan kapasitas C dihubungkan dg tegangan bolak-balik


V, maka pada kapasitor itu menjadi bermuatan, sehingga pada plat2nya
mempunyai beda potensial sebesar

Besar hambatan kapasitif XC :


4. Rangkaian R-L Seri

Hambatan seri R dan XL dihubungkan dg teg. bolak-balik V.

Hukum Ohm I :

VR = beda potensial antara ujung2 R

VL = beda potensial antara ujung2 XL

Besar tegangan total V ditulis secara vektor :

Hambatan R dan XL juga dijumlahkan secara vektor :

Z = impedansi (Ohm)

Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah :

5. Rangkaian R-C Seri

Hambatan seri R dan XC dihubungkan dg teg. bolak-balik V.

Hukum Ohm I :

VR = beda potensial antara ujung2 R

VC = beda potensial antara ujung2 XC

6. Rangkaian R-L-C Seri

Hambatan seri R, XL dan XC dihubungkan dg teg. bolak-balik V.

Hukum Ohm I :

VR = beda potensial antara ujung2 R


VC = beda potensial antara ujung2 XC

VL = beda potensial antara ujung2 XL

7. Rangkaian Resonansi

n Hubungan antara harga maksimum dan efektif

Vef = tegangan efektif (V)

Vm = tegangan maksimum (V)

ief = arus efektif (A)

im = arus maksimum (A)

n Hubungan antara harga maksimum dan rata-rata

Vr = tegangan rata-rata (V)

Vm = tegangan maksimum (V)

ir = arus rata-rata (A)

im = arus maksimum (A)

D. Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor


Sebelum membahas tentang perbaikan faktor daya dengan menggunakan
kapasitor, ada baiknya kita mengingat kembali tentang pengertian umum dari Daya
Semu, Daya Aktif dan Daya Reaktif.

Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal,
khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:

Daya semu (S, VA, Volt Amper)

Daya aktif (P, W, Watt)

Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)

Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoida,
besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata
diukur dengan satuan Watt,Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu dan
dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif
(daya poros, daya yang sebenarnya) yang

digunakan oleh beban untuk melakukan tugas tertentu.

Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere (disingkat, VA),


menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan
generator dan transformator. Pada suatu instalasi, khususnya di pabrik/industri juga
terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk lain dari
daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata
lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux
magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena
efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan

A. Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik


Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif
adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.

Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung induktor grafik
gelombangtegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya sebagai perkalian tegangan dan arus
menghasilkan dua gelombang yang keduanya bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa
puncak dibagi menjadi dua untuk mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua
puncak yang mengisinya.
Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi
Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian disebabkan oleh beban
yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka gelombang mendahului gelombang arus sebesar
. Perkalian gelombang tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar
dan dua puncak negatif yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari
komponen induktor nya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi


(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar = 60 o)
Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
cos = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau daya yang
ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR (Volt.Amper Reaktif).
Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang
memiliki beban bersifat induktif. Hal serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang mengunakan
motor banyak menggunakan beban berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin = Faktor reaktif

3. Daya Semu (S)


Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik. Daya nyata
merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya nyata
adalah VA (Volt.Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), contoh : lampu pijar,
setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Peralatan listrik atau beban pada rangkaian listrik
yang bersifatresistansi tidak dapat dihemat karena tegangan dan arus listrik se fasa perbedaan sudut
fasa adalah 0o dan memiliki nilai faktor daya adalah 1. Berikut ini persamaan daya semu :

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

B. Segitiga Daya

Gambar segitiga Daya


(daya semu aktif, daya reaktif, dan daya semu)
Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif (Q) berbeda sudut
sebesar 90o dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah hasil penjumlahan secara vektor
antara daya aktifdengan daya reaktif. Jika mengetahui dua dari ketiga daya maka dapat menghitung
salah satu daya yang belum diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
P = Daya aktif
Q = Daya reaktif
S = Daya semu

E. Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan
daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya
semu/daya total (lihat gambar 1). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan
sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya
selalu lebih kecil atau sama dengan satu.

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik
memiliki faktor daya satu, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan
kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika
faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik
menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran
kW yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan

daya total (VA).

Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya
semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban
tinggi. Perbaikan

faktor daya ini menggunakan kapasitor.


F. Kapasitor untuk Memperbaiki Faktor Daya

Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya
pada sistim distribusi listrik/instalasi listrik di pabrik/industri. Kapasitor bertindak
sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya
reaktif, juga daya

semu yang dihasilkan oleh bagian utilitas.

B. Metoda Pemasangan Instalasi Kapasitor

Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Global compensation

Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel ( MDP ). Arus yang
turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan
transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan
demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak
terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang
Delta Voltagenya masih cukup besar.

2. Sectoral Compensation

Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor
dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas
beban terpasang besar sampai ribuan kva dan terlebih jarak antara panel MDP dan
SDP cukup berjauhan.

3. Individual Compensation

Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban
khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif dan
lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus menyediakan
ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga
mengurangi nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan
buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas

Komponen-komponen utama yang terdapat pada panel kapasitor antara lain:

1. Main switch / load Break switch

Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel.
Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya (dari)
MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch adalah peralatan pemutus
dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam
keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya
dioperasikan pada saat tidak berbeban .

2. Kapasitor Breaker.

Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker


ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan
sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir. Untuk menghitung besarnya
arus dapat digunakan rumus:

I n = Qc / 3 . VL

3. Magnetic Contactor

Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol. Beban kapasitor


mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor. Untuk
pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal ( pada AC
3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih
tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.

5. Kapasitor Bank

Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan
berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5
KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt atau Kapasitor.

6. Reactive Power Regulator

Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif yang
akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan.
Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada sisi utama Breaker
maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan regulator inilah yang akan
mengatur kapan dan berapa daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai
bermacam macam steps dari 6 steps , 12 steps sampai 18 steps .

G. Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor

Keuntungan perbaikan faktor daya melalui pemasangan kapasitor adalah:

1. Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:


Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan

kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.

Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:

(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas

sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang dan

(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat

dihindarkan.

Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.

Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan

kinerja motor.

2. Bagi utilitas pemasok listrik

Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir

berkurang.

Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan

arus.

Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat, mengurangi

kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.

H. Masalah Penerapan Tegangan Tinggi Pada Transmisi

Pada penerapannya, peninggian tegangan transmisi harus dibatasi karena dapat


menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
1. Tegangan tinggi dapat menimbulkan korona pada kawat transmisi. korona ini
pun akan menimbulkan rugi-rugi daya dan dapat menyebabkan gangguan terhadap
komunikasi radio.

2. Jika tegangan semakin tinggi, maka peralatan transmisi dan gardu induk akan
membutuhkan isolasi yang volumenya semakin banyak agar peralatan-peralatan
tersebut mampu memikul tegangan tinggi yang mengalir. Hal ini akan
mengakibatkan kenaikan biaya investasi.

3. Saat terjadi pemutusan dan penutupan rangkaian transmisi (switching


operation), akan timbul tegangan lebih surja hubung sehingga peralatan sistem
tenaga listrik harus dirancang untuk mampu memikul tegangan lebih tersebut. Hal
ini juga mengakibatkan kenaikan biaya investasi

4. Jika tegangan transmisi ditinggikan, maka menara transmisi harus semakin tinggi
untuk menjamin keselamatan makhluk hidup disekitar trasnmisi. Peninggian
menara transmisi akan mengakibatkan trasnmisi mudah disambar petir. Seperti
telah kita ketahui, bahwa sambaran petir pada transmisi akan menimbulkan
tegangan lebih surja petir pada sistem tenaga listrik, sehingga peralatan-peralatan
sistem tenaga listrik harus dirancang untuk mampu memikul tegangan lebih surja
petir tersebut.

5. Peralatan sistem perlu dilengkapi dengan peralatan proteksi untuk


menghindarkan kerusakan akibat adanya tegangan lebih surja hubung dan surja
petir. Penambahan peralatan proteksi ini akan menambah biaya investasi dan
perawatan.

kelima hal diatas memberi kesimpulan, bahwa peninggian tegangan


transmisi akan menambah biaya investasi dan perawatan, namun dapat megurangi
kerugian daya. Namun jika ditotal biaya keseluruhan, maka peninggian tegangan
transmisi lebih ekonomis karena member biaya total minimum, dan tegangan ini
disebut tegangan optimum.

Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan pengetahuan yang


pasti mengnai jenis, besaran dan durasi tekanan elektrik yang akan dialami bahan
isolasi tersebut, dan disamping itu juga perlu untuk mempertimbangkan kondisi
sekitar dimana isolasi akan ditempatkan. selain itu, perlu juga untuk mengetahui
sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih bahan-bahan yang tepat untuk
suatu sistem isolasi, dengan demikian akan dihasilkan

suatu rancangan yang paling ekonomis.

Fungsi yang penting dari suatu bahan isolasi adalah:

1. Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya.


Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa lainnya, atau konduktor fasa
dengan tanah.

2. Untuk menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi,

3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Tekanan yang diakibatkan oleh medan listrik, gaya mekanik, thermal dan reaksi
kimia dapat saja terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama dari
semua parameter tersebut, dengan kata lain suatu bahan isolasi dinyatakan
ekonomis jika bahan tersebut dapat menahan semua tekanan tersebut dalam
jangka waktu yang lama.

I. Faktor-Faktor Dalam Pembangkitan

1. Faktor Beban

Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban rata-rata untuk


selang waktu tertentu terhadap beban puncak tertinggi dalam selang waktu yang
sama (misalnya satu hari atau satu bulan). Sedangkan beban rata-rata untuk suatu
selang waktu tertentu adalah jumlah produksi kWh dalam selang waktu tersebut
dibagi dengan jumlah jam dari selang waktu tersebut.

Dari uraian diatas didapat:

faktor beban = beban rata-rata/beban puncak

bagi penyedia listrik, faktor beban sistem diinginkan setinggi mungkin karena faktor
beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistemnya, sehingga tingkay
pemanfaatan alat-alat yang ada dalam sistem tersebut dapat diusahakan setinggi
mungkin.
2. Faktor Kapasitas

Faktor kapasitas sebuah unit pembangkit menggambarkan seberapa besar


sebuah unit pembangkit itu dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan (8760 jam)
didefinisikan sebagai:

faktor kapasitas = Produksi kWh setahun/(daya terpasang MW x 8760 jam)

Dalam praktiknya, faktor kapasitas tahunan untuk unit PLTU hanya dapat mencapai
angka antara 60% - 80% karena adanya masa pemeliharaan dan jika adanya
gangguan atau kerusakan yang dialami oleh unit pembangkit tersebut. Untuk PLTA,
faktor kapasitas tahunannya berkisar antara 30% - 50%, hal ini berkaitan dengan
ketersediaan air.

J. Konduktor dan Kawat Tanah Pada Saluran Transmisi Udara

Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari


Pembangkit listrik ke Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat
tower-tower. Konduktor pada tower tension dipegang oleh tension clamp,
sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Dibelakang
clamp tersebut dipasang rencengan isolator yang terhubung ke tower.

Sedangkan Kawat Tanah atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media
untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas kawat
fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap petir
menyambar dari atas kawat.

K. Energi Listrik

Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi
listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:

Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor
listrik.
Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.

Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.

Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa

penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).

Jika arus listrik mengalir pada suatu penghantar yang berhambatan R, maka sumber
arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada:

Beda potensial pada ujung-ujung penghantar (V).

Kuat arus yang mengalir pada penghantar (i).

Waktu atau lamanya arus mengalir (t).

Berdasarkan pernyataan di atas, dan karena harga V = R.i, maka persamaan energi
listrik dapat dirumuskan dalam bentuk :

W = V.i.t = (R.i).i.t

W = i^2.R.t (dalam satuan watt-detik)

dan karena i = V/R, maka persamaan energi listrik dapat pula dirumuskan dengan:

W = i^2.R.t = (V/R^2.R.t

W = V^2.t/R (dalam satuan watt-detik)

Keuntungan menggunakan energi listrik:

a. Mudah diubah menjadi energi bentuk lain.

b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.

Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah
menjadi panas (kalor) pada penghantar. Besar energi listrik yang berubah menjadi
panas (kalor) dapat dirumuskan:

Q = 0,24 V i tkalori

Q = 0,24 i^2 R t..kalori

Q = 0,24 V^2.t/R.kalori

Jika V, i, R, dan t masing-masing dalam volt, ampere, ohm, dan detik, maka panas
(kalor) dinyatakan dalam kalori.

Konstanta 0,24 didapat dari percobaan joule, Di dalam percobaannya Joule


menggunakan rangkaian alat yang terdiri atas kalorimeter yang berisi air serta
penghantar yang berarus listrik. Jika dalam percobaan arus listrik dialirkan pada
penghantar dalam waktu t detik, ternyata kalor

yang terjadi karena arus listrik berbanding lurus dengan:

a. Beda potensial antara kedua ujung kawat penghantar (V)

b. Kuat arus yang melalui kawat penghantar (i)

c. Waktu selama arus mengalir (t).

dan hubungan ketiganya ini dikenal sebagai "hukum Joule"

Karena energi listrik 1 joule berubah menjadi panas (kalor) sebesar 0,24 kalori. Jadi
kalor yang terjadi pada penghantar karena arus listrik adalah:

Q = 0,24 V.i.t kalori


L. Pemanfaatan Energi Listrik

Di antara peralatan listrik di rumah anda, anda mungkin mempunyai pengering


rambut, beberapa lampu, pesawat TV, stereo, oven microwave, kulkas dan kompor
listrik. Masing-masing mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain, misalnya
energi cahaya, energi kinetik, energi bunyi, atau energi panas. Berapa besarnya
energi listrik yang diubah menjadi energi bentuk lain? dan berapa lajunya? Energi
yang di catu pada rangkaian dapat digunakan dengan beberapa cara yang berbeda.
Motor merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Lampu listrik merubah energi
listrik menjadi cahaya. Sayangnya tidak semua energi yang diberikan ke motor atau
ke lampu dapat dimanfaatkan. Cahaya, khususnya cahaya lampu pijar menimbulkan
panas. Motor terlalu panas untuk disentuh. Dalam setiap kasus, ada sejumlah
energi yang diubah menjadi panas.

M. Tegangan, Arus, dan Daya Listrik

1. Tegangan Listrik

Tegangan atau beda potensial atau voltage (Bahasa Inggris) adalah kerja yang
dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar 1 Coulomb) pada elemen
atau komponen dari satu kutub ke kutub lainnya, atau pada kedua kutub akan
mempunyai beda potensial jika digerakkan atau dipindahkan muatan sebesar 1
Coulomb dari satu kutub ke kutub lainnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
gambar di bawah ini.

022509-2101-teganganaru1Keterangan gambar:

Dua bola yang bermuatan positif dan bermuatan negatif, karena muatan keduanya
sangat lemah dimana beda potensial antara keduanya mendekati nol, maka kedua
bola tidak terjadi interaksi, kedua bola hanya diam saja (gambar a).

Dua buah bola yang masing-masing bermuatan positif, dan negatif. Dengan muatan
berbeda kedua bola akan saling tarik menarik. Untuk memisahkan kedua bola,
diperlukan usaha F1 (gambar b).

Kejadian dua buah bola bermuatan positif dan negatif, dipisahkan jaraknya dua kali
jarak pada contoh (b), untuk itu diperlukan usaha F2 sebesar 2 kali usaha F1
(gambar c).

Ada empat bola, satu bola visual tegangan bermuatan positif dan satu bola
bermuatan negatif, dua bola lainnya tidak bermuatan. Jika dipisahkan seperti
contoh no.3, diperlukan usaha F2 sebesar 2 kali usaha F1 (gambar d).
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang
dikeluarkan, sehingga tegangan adalah energi per satuan muatan. Secara
matematis, pengertian tegangan dapat dituliskan sebagai berikut:

Dengan,

V : tegangan, satuannya adalah Volt

W : usaha (kerja) yang bergantung satuan muatan, satuannya adalah Nm = Joule

Q : muatan, satuannya adalah Coulomb

Satuan tegangan adalah Volt (V).

Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik pada saat melakukan usaha
sebesar satu joule untuk memindahkan muatan listrik sebesar satu coulomb.

Satu Coulomb adalah total muatan yang mengandung 6,25 x 10^-18 elektron.

N. Arus Listrik

Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (berasal dari bahasa Perancis:
intensite). Dengan kata lain, arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan
tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka
arus pun akan hilang.

Muatan akan bergerak jika memperoleh energi luar yang mempengaruhinya.


Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau subbagian dari atom. Di mana dalam
teori atom modern, dinyatakan bahwa atom terdiri dari partikel inti (proton
bermuatan (+) dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-),
normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif
dan muatan negatif. Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik)
atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan
positif apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima
elektron dari partikel lain.

Secara matematis, arus (i) didefinisikan sebagai baerikut:

022509-2101-teganganaru3

Dengan,
Q = muatan konstan

q = muatan tergantung satuan waktu

muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 Coulomb

1 Coulomb = -6,24 x 1018 elektron

Dalam teori rangkaian listrik, arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika
terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus di
mana arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah
arus negatif mengalir sebaliknya. Satuan arus listrik adalah Ampere (A).

O. Macam-macam arus :

Arus searah (Direct Current/DC)

Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama

022509-2101-teganganaru4

Arus Bolak-balik (Alternating Current/AC)

Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu
dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu
(mempunyai perida waktu : T).

022509-2101-teganganaru5

P. Daya listrik pada alat listrik rumah tangga

Pada alat listrik rumah tangga umumnya tertulis spesifikasi daya dan
tegangannya. Sebagai contoh pada lampu pijar tertulis 60 W/220 V, artinya lampu
pijar tersebut akan memiliki daya 60 Watt jika terpasang pada tegangan 220 Volt,
dikatakan lampu menyala normal, jika lampu pijar terpasang pada tegangan lebih
kecil dari 220 Volt lampu akan meredup, sebaliknya jika lampu terpasang pada
tegangan lebih besar dari 220 Volt, maka lampu akan menyala lebih terang.
Tegangan 220 V pada alat listrik tersebut merupakan tegangan efektif. Pada bohlam
24 W/ 12 V, tegangan 12 V maksimum, karena sumbernya berasal dari arus DC.
Daya sesungguhnya yang digunakan oleh suatu alat listrik memenuhi persamaan:

P2 = . P1

di mana :

P1 = daya tertulis pada alat listrik

P2 = daya sesungguhnya

V1 = tegangan tertulis pada alat listrik

V2 = tegangan uang terpakai

Pemakaian daya listrik di rumah atau di kantor dibatasi oleh pemutus daya
yang dipasang bersama dengan KWh meter. Pemutus daya tersebut memiliki
spesifikasi arus tertentu: 2A, 4A. 6A, 10A, 15A. Pemutusan daya 2A digunakan untuk
membatasi pemakaian 440 W, pemutusan daya 6A digunakan untuk membatasi
pemakaian daya 220 x 6 = 1320 Volt dan seterusnya.

Jika arus listrik melebihi ketentuan maka dengan adanya pemutusan daya
secara otomatis akan menurunkan saklar. UntuK keamanan pada alat-alat listrik
rumah tangga biasanya pada masing-masing alat dipasang sekering (fuse).

Pemasangan sekering pada alat listrik untuk mengantisipasi adanya arus


yang tibatiba

membesar yang memungkinkan alat listrik dapat rusak atau terbakar. Dengan

adanya sekering, jika arus tiba-tiba membesar maka sekering akan putus dan alat

listrik tidak rusak. Sekering di pasaran memiliki nilai tertentu yaitu: 3 A, 5 A, 13 A,


15

Anda mungkin juga menyukai