Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjelaskan Dana Alokasi
Umum (DAU) hanya ditunda pembayarannya, bukan tak dibayarkan, sehingga tak perlu
dipermasalahkan. Apalagi penundaan DAU ini tidak akan mengganggu perencanaan otonomi
daerah.
"Saya kira Dana Alokasi Umum ini kan hanya ditunda pembayarannya. Dan ini saya kira
tidak akan mengganggu perencanaan. Khusus untuk gaji saya kira tidak terganggu. Gaji tetap
teralokasi," ucap Tjahjo usai rapat persiapan SEA Games 2016 di Menko Pembangungan
Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
"Pemerintah daerah dan DPRD saya kira akan arif untuk merevisi kembali guna menunda
kembali beberapa proyek rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Saya kira ini harus
realistis," ucap Tjahjo.
"Kemarin sudah saya kumpulkan semua ketua DPRD se-Indonesia dan sepakat. Yang penting
skala prioritas infrastruktur, kesejahteraan rakyat, dan hal-hal yang berkaitan gaji pegawai
tidak. Hanya pengurangan rapat-rapat, itu saja," imbuh Tjahjo.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan peraturan
tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2016.
Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
125/PMK.07/2016.
"Masalah wilayah kita tidak bisa di atasi hanya dengan pendekatan keamanan atau militer
saja, prosperity approach juga harus dilakukan agar warga perbatasan merasakan hadirnya RI
disana," tuturnya saat dikonfirmasi media di Jakarta, Minggu (3/7/2016).
Otonomi Daerah Menggerogoti Ekonomi Nasional
REPUBLIKA.CO.ID
Pelaksanaan otonomi daerah di era reformasi ini seperti pedang bermata dua. Di satu
sisi,otonomi daerah diterapkan dengan harapan bahwa pemerintah daerah di seluruh
indonesia memiliki kewenangan atau otonomi untuk mengembangkan ekonomi dan potensi
daerahnya masing – masing yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya, tetapi di sisi lain, pemberian otonomi daerah ternyata berkembang menjadi
pundi-pundi uang bagi koruptor. Kekuasaan atau otonomi yang diberikan kepada para kepala
daerah merangsang para pengusaha, birokrasi dan politisi untuk berlomba-lomba meraih
posisi strategis ini, Akibatnya,terdapat fenomena banyaknya kepala daerah yang dipenuhi
oleh orang-orang yang tidak kompeten dan tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada
publik.
Permasalahan tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri
yang dipublikasikan pada bulan Mei 2012, terdapat sekitar 173 kepala daerah yang
tersangkut kasus korupsi. Dan pada bulan November 2012,data dari Mahkamah konstitusi
menyebutkan bahwa ada sekitar 240 kepala daerah yang memiliki permasalahan hukum.
Dari 30 Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), dua Peraturan Presiden dan enam
Permendagri, beberapa di antaranya sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Sekertaris Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kemendagri, Susilo mengatakan, ada
beberapa PP yang ditargetkan selesai pada Desember mendatang. Selebihnya akan
dirampungkan maksimal pada Oktober 2016.
Ada pun target yang akan diselesaikan tahun ini, yakni sembilan PP, di antaranya tentang
Penataan Daerah, Desain Besar Penataan Daerah, Perangkat Daerah, Standar Pelayanan
Minimal, Urusan Pemerintahan, Pemberian Insentif dan atau Kemudahan Kepada Masyarakat
dan atau Investor, Partisipasi Masyarakat, Urusan Pemerintahan Umum, dan Evaluasi
Rancangan Perda tentang Tata Ruang Daerah.
Ahok akan Buktikan Kewajiban Cuti Kampanye Langgar Konstitus
"Makanya nanti akan saya buktikan di konstitusi, saya ini belum menyelesaikan jabatan.
Beda dengan kepala daerah yang karena penggabungan Pilkada maka masa jabatannya sudah
selesai lalu itu pake Plt atau Pjs dari Mendagri, itu betul secara Undang-Undang," katanya di
Gedung MK, Senin (22/8).
Ahok menilai jabatannya masih sah disandang hingga 2017 atau tepatnya di bulan Februari.
Sehingga ia merasa aturan cuti kampanye tak tepat diterapkan.
"Masa jabatan saya masih oke 2017 loh, dan kita sudah pernah Pilkada bareng tahun 2015,
nah itu sistemnya apa? kalau kampanye, tidak kampanye (itu) tidak cuti (pejawatnya),"
jelasnya.
"Konstitusi harus dapat menyesuaikan diri dengan konsepsi kekinian dan masa depan
bernegara. Perwujudan konstitusi modern dan demokratis tidak bisa lepas dari peran serta
ikhtiar kita bersama saat ini," ujar Zulkifli, saat memberi sambutan dalam Rapat Luar Biasa
Senat Universitas Lampung dalam rangka acara Dies Natalis ke-51 Universitas Lampung,
Bandar Lampung, Kamis (22/9).
Akan tetapi, Zulkifli menyebut pihaknya harus benar-benar memikirkan dengan matang agar
fungsi dan kewenangan antar lembaga negara mendapat kekuatan. Untuk menindaklanjuti
gagasan perubahan UUD 1945, tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.
Upaya Kementerian Membangun Daerah Pinggiran
INFO NASIONAL - Program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dijalankan untuk mendukung pencapaian agenda strategis
prioritas presiden dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-
2019. Kegiatan tersebut juga mengimplementasikan Nawa Cita ketiga, yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan.
Salah satu unit kerja Kemendesa PDTT ialah Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu (Ditjen PDTu), yang dibentuk secara khusus untuk menjalankan program-program
unggulan yang terdiri atas lima karakteristik daerah tertentu. Mulai pengembangan daerah
perbatasan, pengembangan daerah pulau kecil dan terluar, hingga penanganan daerah rawan
pangan, daerah rawan bencana, dan daerah pasca-konfl ik. Upaya meningkatkan derajat
kehidupan berlandaskan tiga pendekatan utama, yaitu kedaulatan, kesejahteraan, dan
pertumbuhan dengan memberdayakan dan mendayagunakan semua potensi.
"Hambatan pertama telah mulai teratasi. Terutama setelah UU Pilkada mewajibkan KPUD
melakukan pengujian uji kompetensi calon kepala daerah," ujar Farouk Muhammad dalam
diskusi "Peran DPD RI dalam mendorong Pembangunan Daerah" di Lombok, Nusa
Tenggara Barat, Jumat 12 Juni 2015.
"Namun DPD mengkritisi politik anggaran pemerintah pusat yang 30% anggaran diarahkan
untuk transfer daerah. Walau juga diturunkan ke daerah tapi istilahnya ekornya dipegang.
Sehingga tidak ada keleluasaan pemerintah daerah untuk mengelola," kata dia.
Farouk menyatakan sistem presidensial yang dianut Indonesia punya andil besar dalam
persoalan itu.
"Sistem presidensial kita tidak murni. Pemerintah membuat RUU, lalu dibahas legislatif.
Nah, dengan pola ini, anggaran akan lebih banyak di pusat daripada daerah," tegas senator
dari NTB ini.
Indonesia-Korsel Jalin Kerja Sama Pembangunan Daerah
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia kembali menjalin kerja sama
dengan Korea Selatan. Kali ini kedua negara 'bergandeng tangan' terkait bidang
pembangunan daerah.
Hal ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Sekretaris Jenderal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT),
Anwar Sanusi dan Wakil Menteri Administasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik
Korea Chung Chae Gun.
Anwar menyambut baik terjalin kerjasama ini. Sebab, hal tersebut tidak cuma ada di satu
bidang tapi 5 sektor sekaligus.
Fajarnews.com, MAJALENGKA-
Ketua Umum PMII Cabang Majalengka, Fauzi Akbar mengatakan, pelaksanaan PKD
diharapkan akan menjadi wadah silaturahmi mahasiswa PMII Cabang Majalengka
khususnya, dan PMII Jawa Barat pada umumnya. Selain itu pelaksanaan PKD merupakan
sistem kaderisasi dan bagian dari proses pendidikan, mengurus, membina dan mengawal
anggota. Agar potensi yang dimiliki oleh kader PMII Majalengka kedepan dapat
dipersiapkan,sebagai generasi yang akan melanjutkan estafet organisasi.
“Dengan PKD inilah, pengkaderan PMII harus mempunyai kualitas dan kuantitas kader agar
mampu menjawab problem yang terjadi pada masa yang dihadapinya,” kata Fauzi, Minggu
(18/9).