Anda di halaman 1dari 18

PROKLAMASI

A. Persiapan Menjelang Proklamasi


1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi
bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan.
Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan
golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya
kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang
tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh
Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat
kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan
Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus.
Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu
adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya.
Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa
termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara
manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke
tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia
Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang
dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat
perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus
terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945
seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat
itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada
prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua
dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk
mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke
Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh

1 PROKLAMASI INDONESIA
ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari
pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu
untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan
Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para
golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada
pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan
muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia
untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera
setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih
segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi
kepada kawan kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad
Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili
golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat
dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu
kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad
Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno
Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan
selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di
rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba
di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional,
Depdiknas)

b. Penyusunan Tesk Proklamasi


Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi
dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura
untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan.
Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada
Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah.
Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah Jepang tidak

2 PROKLAMASI INDONESIA
menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan
dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah
Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan
Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan
B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo
membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep
yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno
yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka
bersama sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil
bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar
yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu
disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta
kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan
naskah hasil tulisan tanganya dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di
Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen
Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan
terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang
maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni
jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jumat tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c. Detik Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah
diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin
bangsa Indonesia masing masing meninggalkan rumah Laksamana
Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing masing untuk

3 PROKLAMASI INDONESIA
mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi,
Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan
bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong bondong
datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan
para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara
Jepang berusaha untuk menghalang halanginya dengan menjaga
Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan
tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia
mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di
Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro
segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak
buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa
pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara
pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa
orang anak buahnya untuk berjaga jaga di sekitar rumah Soekarno
dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin
Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00
telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
dr. Buntaran Martoatmodjo
Mr. Latuharhary
Anwar Tjokroaminoto
Otto Iskandardinata
Sam Ratulangi
Mr. Sartono
Pandu Kartawiguna
dr. Muwardi
Mr. A. A Maramis

4 PROKLAMASI INDONESIA
Abikusno Tjokrosuyoso
Harsono Tjokroaminoto
Ki Hajar Dewantara
K.H Mas Mansyur
Sayuti Melik
M. Tabrani
A.K Pringgodigdo, dll

d. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah
dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah
menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke
seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian
Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang),
Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan
Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk
menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut turut. Teks
proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan
radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan.
Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus
menyiarkan setiap setengah jam sampai dengan pukul 16.00
Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat
berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar
radio dan para pegawai radio dilarang masuk. Para pemuda membuat
pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti
Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang
dipakai untuk siaran diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu
dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31
para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I,

5 PROKLAMASI INDONESIA
dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan
lewat pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945,
hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita Proklamasi dan
UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat
Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan
bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.

2. Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia


a. Pembentukan BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak
dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke
tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan,
kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai
wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan,
dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944
Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik
simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang
Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada
mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang
bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan
mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintaan
Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh bangsa
Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas
sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis
tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono
dan seorang lagi dari pihak Jepang.

6 PROKLAMASI INDONESIA
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang
dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar militer Jepang,
yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang
menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas
Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia
merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang
mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof.
Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan
dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima
rancangan dasar yang diajukan itu, adalah;
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejagteraan sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda
persidangan hingga bulan juli 1945. namun pada tanggal 22 juni
1945, sembilan orang anggota, yaitu:
a. Soekarno f. Moh. Hatta
b. Mr.Muh. Yamin g. Mr. Ahmad Soebardjo
c. Mr.A.A. Maramis h. Abduljahar Muzakar
d. Wachid Hasyim i. H. Agus Salim
e. Abikusno Tjokrosujoso
Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan
sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini menghasilkan dokumen yang
berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka. Dokumen ini
dikenal sebagai Piagam Jakarta.

7 PROKLAMASI INDONESIA
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat
Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratandan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah
Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya perubahan pada
sila pertama, yaitu Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan
syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945,
mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat
(Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala
Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia
itu dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia
yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu adalah landasan
dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut
tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan
Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.

8 PROKLAMASI INDONESIA
c. Pengesahan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan
Penyelidik pada tanggal 16 juli 1945. Sedangkan UUD 1945
disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI juga memilih presiden dan wakil
presiden Republic Indonesia. Akhirnya dipilih dan ditetapkan dalam
sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.
Sidang pertama PPKI ini menjadi kelanjutan sidang BPUPKI
pada tanggal 10-16 juli 1945 yang membahas masalah rancangan
Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya pada tanggal
19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai
menunjuk Mr. Ahmad Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan
Mr. Kasman untuk membentuk panitia kecil. Panitia kecil itu
menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan
bentuk departemen. Kemudian rapat menghasilkan keputusan,
sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-
masing dipimpin oleh seorang Gubernur, yaitu:
1. Sumatera : Teuku Mohammad Hasan
2. Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
3. Jawa Tengah : R. Panji Suroso
4. Jawa Timur : R.M. Suryo
5. Sunda Kecil : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6. Maluku : Mr. J. Latuharhary
7. Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8. Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan pertemuan
untuk memilih orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite ini bertugas

9 PROKLAMASI INDONESIA
membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan
Rakyat) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk
Dalam sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai
ketua Panitia Kecil menyampaikan laporannya. Panitia tersebut
mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun para menteri yang ditunjuk itu adalah:
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Soebardjo
3. Menteri Keuangan : Mr.A.A. Maranis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmodjo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerapan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosujoso
12. Menteri Penghbungan (a.i) : Abikusno Cokrosujoso
13. Menteri Menteri Negara : Wachid Hasyim
14. Menteri Negara : Dr.M. Amir
15. Menteri Negara : Mr.R.M Sartono
16. Menteri Negara : R.Otto Iskandardinata

Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wakil


Presiden Republik Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai
berikut:
1. KNI (Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan
berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan
umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat hingga
daerah.
2. PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai
Tunggal Negara Republik Indonesia namun dibatalkan

10 PROKLAMASI INDONESIA
3. BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga
keamanan umum bagi masing masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan
Maklumat Politik yang ditandatangani oleh wakil presiden. Isinya
adalah :
1. Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik karena partai
partai tersebut dapat membuka jalan bagi segala aliran atau
paham yang ada dalam masyarakat.
2. Pemerintah berharap supaya partai partai politik itu telah
tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota Badan
Perwakilan Rakyat pada Januari 1946

Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai berdiri,


yaitu :
1. Masyumi
2. PNI (Partai Nasional Indonesia)
3. PBI (Partai Buruh Indonesia)
4. PKI (Partai Komunis Indonesia)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen
7. Partai Rakyat Sosialis

Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato


lewat radio menyatakan pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite
Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan
Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk sebelum
proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki usaha usaha
persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang kemerdekaan
Indonesia, dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan

11 PROKLAMASI INDONESIA
Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR dan
DPR.

6. Garis Waktu Peristiwa Menjelang Proklamasi


Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai proklamasi
kemerdekaan telah dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia. Perjuangan
dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum terpelajar dari golongan
pemuda dan golongan tua. Mereka berjuang bahu membahu, tanpa
mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak pertama kali bangsa
Portugis menginjakkan kakinya di bumi Nusantara, namun hal yang
paling penting dalam perjuangan itu adalah detik detik sebelum dan
sesudah kemerdekaan. Pada saat itu, bangsa Indonesia telah mengalami
peristiwa bersejarah yang telah mengubah kehidupan bangsa Indonesia
untuk menentukan nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa bersejarah itu dapat dilukiskan dalam garis waktu atau
uraian peristiwa dalam tabel, sebagai berikut :
Tanggal Peristiwa
Juli 1944 Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau
Saipan
9 September 1944 Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia
1 Maret 1945 Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya
Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau badan Penyelidik Usaha
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
29 Mei 1945 BPUPKI diresmikan
29 Mei 1 Juni 1945 Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara
Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
29 Mei 1945 Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka
31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar
negara Indonesia Merdeka

12 PROKLAMASI INDONESIA
1 Juni 1945 Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
22 Juni 1945 Pembentuk PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno,
Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad Soebardjo,
Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno
Tjokrosujoso
Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
Piagam Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah UUD 1945,
setelah perubahan pada sila pertama
7 Agusuts 1945 Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
9 Agustus 1945 Seokarno, Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat
berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) atas
undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal
Terauchi
PPKI dibentuk terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah
Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh Hatta
Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu
15 Agustus 1945 Para pemuda Indonesia mengetahui kekalahan Jepang
melalui siaran radio BBC di Bandung
Soekarno Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon
Vietnam Selatan
Golongan pemuda mendesak kepada golongan tua agar
segera memproklamasikan kemerdekaan. Tetapi ditolak
oleh Soekarno
16 Agustus 1945 Golongan pemuda mengamankan Soekarno dan Hattta ke
Rengasdengklok
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan
bahwa prokmalasi akan dilaksananak segera di Jakarta.
Ahmad Soebardjo menjamin bahwa proklamasi
kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta

13 PROKLAMASI INDONESIA
Rombongan Soekarno menuju rumah Laksamana Laut
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 untuk
menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
17 Agustus 1945 Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di
rumah Soekarno di Jalan Pegangsan Timur No 56 Jakarta
Pada pukul 10.00 wib
Berita proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan
sekitarnya, melalui pemancar siaran radio Domei, Pamflet,
dan lain lain
18 Agustus 1945 UUD 1945 Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang Undang
Dasar Negera Republik Indonesia
PPKI memilih presiden dan wakil presiden, Soekanro
sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
19 Agustus 1945 Membentuk panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad
Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman dan
menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departeman
Pemilihan 60 orang anggota KNIP (Komite Nasinal
Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu presiden
sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk
Mr. Ahmad Soebardjo mengusulkan pembentukan 13
Menteri
20 Agustus 1945 Jepang menyegel pemancar radio Domei
Para pemuda memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
Hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita
proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia
22 Agustus 1945 Rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia
23 Agustus 1945 Pidato Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite
Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI),
dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

14 PROKLAMASI INDONESIA
25 Agustus 1945 Pemerintah mengumumkan terbentuknya KNIP yang
diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan beranggotakan
sebanyak 236 orang
29 Agustus 1945 Pelantikan anggota KNIP
16 Oktober 1945 Wakil presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
3 Nopember 1945 Pemerintah mengeluarkan maklumat politik yang ditanda
tangani oleh wakil presiden
25-26 Nopember
Sultan Syahrir mengesahkan pekerjaan yang telah 1945
1945 dilakukan oleh badan pekerja

B. Tokoh Tokoh Penting Sekitar Proklamasi


1. Soekarno
Soekarno adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, ia
berjuang tanpa mengenal lelah dan tanpa mengharapkan balas jasa dari
siapapun. Soekarno yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno,
sangat berperan dalam detik detik proklamasi kemerdekaan. Ia
didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pada pukul
10.00 wib, di Jalan Peganggsaan Timur No. 56 Jakarta.
Soekarno yang mewajili golongan tua dan mendapat simpati dari
seluruh golongan, berusaha sekuat tenaga bersama sama dengan tokoh
bangsa lainnya untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Dia
beranggapan bahwa kemerdekaan itu harus dilaksanakan melalui revolusi
secara terorganisasi. Pihaknya menginginkan pembicaraan pelaksanaan
proklamasi Indonesia jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang
telah disepakati bersama pimpinan bala tentara Jepang di Dalat, Vietnam
Selatan.
Soekarno teap pada pendirinya, untuk tidak menyetujui usulan
golongan pemuda. Golongan pemuda pun mengamankan Soekarno
dengan membanya ke Rengasdengklok. Golongan pemuda membawa
Seokarno ke luar kota Jakarta, untuk menjauhkanya dari pengaruh
Jepang. Namun keteguhannya akhirnya luluh setelah berbicara dengan

15 PROKLAMASI INDONESIA
Shodanco Singgih. Soekarno mengatakan akan secepatnya
mengumandakngkan proklamasi kemerdekaan setelah tiba di Jakarta.
Shodanco Singgih tanpa ragu langsung menuju Jakarta untuk
mengabarkan berita penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun
akhirnya kembali ke Jakarta dan langsung menuju kediaman Laksamana
Tadashi Maeda. Di rumah Laksamana Tadashi Maeda para tokoh bangsa
Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno mulai menyusun teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis dalam secarik kertas dan
dibantu oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo menyumbang saran
secara lisan. Dari hasil pembicaraan mereka bertiga, akhirnya teks
proklamasi itu pun berhasil disusun dan disetujui oleh hadirin yang
menyaksikan.
Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik teks itu. Setelah teks proklamasi selesai diketik, Soekarno dan
Hatta Mengusulkan agar teks itu ditanda tangani oleh para hadirin yang
hadir. Sukarni dari golongan pemuda mengusulkan agar teks proklamasi
itu ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Keputusan itupun akhirnya disepakati dan teks ditanda tangani oleh
Soekarno dan Hatta.

2. Mohammad Hatta
Moh. Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia.
Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang disiplin, tegas, taat
beragama dan sederhana. Tidak seperti Seokarno, Hatta mempunyai
pendapat lain tentang kemerdekaan Indonesia. Hatta berpendapat bahwa
kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil
perjuangan Bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena
Jepang sudah kalah dan yang perlu dihadapi adalah Sekutu yang
berusaha mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia. Tetapi Hatta
tidak berhasil membujuk Soekarno untuk meluluskan permintaan
golongan pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh para
golongan pemuda ke Rengasdengklok.

16 PROKLAMASI INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi Soekarno
memproklamirkan Indonesia Merdeka, maka M Hatta dan Soekarno
disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu M Hatta dijuluki juga sebagai
bapak Koperasi karena pemikirannya tentang prekonomian rakyat yaitu
koperasi.
3. Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo adalah seorang yang berpran dalam
mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia lahir di Karawang (Jawa Barat)
tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia menyelesaikan kulianya di
Universitas Leiden, jurusan hukum, sebagai pengacara, ia juga bekerja di
angkatan laut Jepang.
Pada saat Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda. Ahmad
Soebardjo yang berada di Jakarta berhasil menyakinkan Wikana dari
golongan pemuda, bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera
dilaksanakan di Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf Kunto
dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi
mejemput Soekarno dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad
Seobardjo memberi jaminan dengan taruhan nyawa, bahwa proklamasi
kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat
lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu maka Kompi
PETA setempat, yakni Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh.
Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno
yang sedang menyusun teks proklamasi. Beliau pun turut
menyumbangkan saran secara lisan dalam penyusunan teks proklamasi
itu.
4. Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal dari
Bengkulu Ayahnya bernama Hassan Din dan Ibunya Siti Khatidjah,
sewaktu masih berusia empat tahun, Fatmawati pernah diramal akn
mendapatkan jodoh orang berkedududukan tinggi, namun hal itu tidak
dipercaya kedua orang tuanya. Pada saat Fatmawati berumur 13 tahun,

17 PROKLAMASI INDONESIA
ayahnya meminta dia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di
sana ia bersama Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih Istri
Soekarno Pertama, bersama sama menuntut Ilmu di sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya karena
Soekarno bleum mendapatkan keturunan dari 18 tahun perkawinannya
dengan Inggit Garnasih. Fatmawati bersedia menerima pinganannya itu.
Akhirnya pda tahun 1943 Fatmawati dan Soekarno menikah, usia
Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh.
Hatta diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati dan Guntur menyertainya.
Guntur adalah anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur
masih bayi, bendera yang dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan
Pegangasaan Timur Nomor 56 dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu
sekarang dijadikan bendera pusaka.

18 PROKLAMASI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai