Anda di halaman 1dari 6

FISIKA

BAB I = LISTRIK ARUS SEARAH

Pada bab ini, membahas mengenai kuat arus listrik, hambatan listrik dan resistor, GGL dan
tegangan jepit, hukum Ohm, rangkaian arus listrik searah, hukum Kirchoff, daya dan energi
listrik, amperemeter, voltmeter, ohmmeter, serta listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui penghantar.
Δq
Dirumuskan menjadi I = . Dengan I adalah kuat arus listrik, Δ q adalah jumlah muatan yang
Δt
mengalir melalui penghantar yang luas penampangnya A dalam waktu Δ t . Kuat arus listrik
diukur menggunakan galvanometer atau amperemeter. Dalam SI, satuan arus listrik adalah
ampere. Satuan ini digunakan untuk menghormati ilmuwan Perancis Andre Marie Ampere. Satu
ampere didefinisikan sebagai satu coulomb per sekon (1 A = 1 C/s).

Hambatan Listrik dan Resistor


Hambatan listrik adalah daya hambat suatu zat atau benda terhadap arus listrik. Makin kecil
hambatannya, makin mudah arus melewatinya. Sebaliknya, makin besar hambatannya, makin
sulit arus melewatinya. Hambatan listrik juga disebut resistansi dan disimbolkan dengan R .
Dinyatakan dalam satuan ohm (Ω). Hambatan kawat R sebanding dengan Panjang kawat l dan
berbanding terbalik dengan luas penampang kawat A ,
l
R=ρ
A
Besaran ρ disebut hambatan jenis atau resistivitas yang nilainya bergantung pada jenis bahan
penghantar.
Hambatan jenis suatu bahan biasanya tergantung pada suhu. Persamaannya
ρ T = ρ0 [1 + α(T −T 0)]

Dengan ρ0 adalah hambatan jenis pada suhu acuan T 0 (misalnya, 0 oC atau 20 oC), ρ T adalah
hambatan jenis pada suhu T , dan α disebut koefisien suhu hambatan jenis.
Oleh karena hambatan logam sebanding dengan hambatan jenis, kita dapat menyatakan R
dengan cara yang sama seperti pada persamaan hambatan jenis,
R T = R 0 [1 + α(T −T 0)]
Resistor atau tahanan merupakan komponen elektronika yang berfungsi mengendalikan arus
listrik. Resistor mempunyai hambatan yang besarnya bervariasi, mulai kurang dari satu ohm
hinggan jutaan ohm. Untuk membuat resistor biasanya digunakan bahan dengan resistivitas
tinggi. Contohnya karbon, resistor karbon biasanya ditandai dengan kode standar berupa gelang
warna.

GGL dan Tegangan Jepit


Sumber GGL (gaya gerak listrik) adalah alat yang dapat mengubah suatu jenis energi (kimia,
mekanik, cahaya, dan sebagainya) menjadi energi listrik. Conohnya aki, baterai, dan generator.
GGL disimbolkan dengan ε dan hambatan dalam disimbolkan dengan r .
Tegangan jepit atau tegangan terminal adalah tegangan yang diukur pada ujung-ujung terminal a
dan b (V ab). Jika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan terminal sama dengan GGL
atau V ab = ε. Jika ada arus I yang mengalir dari baterai, tegangan terminalnya turun sebesar Ir
sehingga menjadi V ab = ε - Ir . Jika baterai dihubungkan dengan hambatan R sehingga dalam
rangkaian mengalir arus I , tegangan pada ujung-ujung R , yaitu V = I R , sama dengan tegangan
terminalnya. Jadi, IR = V ab = ε - Ir atau
ε
I=
R +r
Spesifikasi sumber GGL dinyatakan dengan ukuran ampere-hours (Ah).

Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah arus listrik yang sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
resistensi. Sedangkan menurut Kamus Collins, Hukum Ohm adalah prinsip arus listrik yang
mengalir melalui suatu konduktor yang sebanding dengan beda potensial. Namun suhu tetap
bernilai konstan. Konstanta proporsional merupakan resistansi dari konduktor. Besarnya
tegangan pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan kuat arus yang ditimbulkan. Semakin
besar tegangan, semakin besar kuat arusnya.
Hukum Ohm sendiri berbunyi, “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau hambatan
besarnya sebanding dengan beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung penghantar tersebut.
Pernyataan itu bisa dituliskan sebagai berikut yaitu I ∞ V.” Persamaannya adalah sebagai berikut
V
I= atau V =IR
R

Rangkaian Listrik Arus Searah


Arus listrik searah atau biasa disebut DC (Direct Current) adalah sebuah bentuk arus atau
tegangan yang mengalir pada rangkaian listrik dalam satu arah saja. Pada umumnya, baik arus
maupun tegangan listrik DC dihasilkan oleh pembangkit daya, baterai, dinamo, dan sel surya.
Berdasarkan persamaan hukum Ohm, besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan hambatan
listriknya. Artinya, besarnya hambatan listrik bisa menghambat arus listrik. Semakin besar
hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya.
1. Rangkaian Seri Hambatan
Hambatan total pengganti pada rangkaian seri merupakan hasil penjumlahan semua
hambatannya. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
R total = R 1 + R 2 + R 3

2. Rangkaian Paralel Hambatan


Pada rangkaian paralel, besarnya tegangan antara titik a dan b adalah sama. Untuk
mencari hambatan total pengganti, gunakan persamaan berikut.

3. Rangkaian Sumber Tegangan


Selain resistor, sumber tegangan atau GGL dapat dirangkai seri maupun parallel.
Perhitungan hambatan dalam ekivalen dari sumber tegangan tersebut sama seperti
perhitungan hambatan ekivalen.

Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff ditemukan oleh Gustav Robert Kirchhoff yang merupakan ahli fisika asal
Jerman. Kirchhoff menjelaskan hukumnya tentang kelistrikan ke dalam dua bagian, yaitu Hukum
I Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff.
Hukum I Kirchhoff
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah muatan
listrik yang mengalir tidaklah berubah. Jadi, pada suatu percabangan, laju muatan listrik yang
menuju titik cabang sama besarnya dengan laju muatan yang meninggalkan titik cabang itu. Nah,
di fisika, laju muatan listrik adalah kuat arus listrik. Oleh karena itu, bunyi Hukum I Kirchhoff
lebih umum ditulis:
Besar kuat arus total yang melewati titik percabangan a secara matematis dinyatakan Σ I masuk =
Σ I keluar yang besarnya adalah I1 = I2 + I3.
Hukum II Kirchhoff
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan untuk menganalisis
beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup. Hukum II Kirchhoff biasa disebut
Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL). Bunyi Hukum II Kirchhoff
adalah:
Jumlah aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol.
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang meninggalkan titik itu.
Versi lain Hukum II Kirchhoff, yaitu pada rangkaian tertutup, berbunyi: jumlah aljabar GGL (ε)
dan jumlah penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai: Σ ε+Σ IR = 0.

Berdasarkan gambar di atas, total tegangan pada rangkaian adalah Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0.
Hukum II Kirchhoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama dengan nol
artinya tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian atau semua energi listrik diserap dan
digunakan.
Untuk menganalisis suatu rangkaian listrik menggunakan Hukum II Kirchhoff diperlukan
beberapa aturan atau perjanjian.
1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pada dasarnya
pemilihan arah loop bebas namun jika memungkinkan usahakan searah dengan arah arus.
Maksudnya bebas disini bebas yah arahnya mau searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.
2. Pada suatu cabang, jika arah loop sama dengan arah arus maka penurunan tegangan (IR)
bertanda positif, jika berlawanan arah maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
Contohnya gini. Kalo misalkan arah loop searah jarum jam terus arah arusnya juga searah jarum
jam, maka nanti penurunan tegangan (IR) positif karena sama-sama searah jarum jam.
Kalau misalkan nanti loopnya berlawanan arah jarum jam tapi arusnya searah jarum jam maka
IR-nya bertanda negatif.
3. Jika saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dulu dijumpai adalah kutub
positif maka GGL bertanda positif.
Sebaliknya, jika kutub yang lebih dahulu dijumpai adalah kutub negatif maka GGL bertanda
negatif.

Daya dan Energi Listrik


Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang diserap oleh suatu rangkaian setiap satuan waktu.
Semakin besar daya listrik pada suatu rangkaian, semakin besar pula energi yang akan diserap.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
W V It
P= , P= , P=V . I , P = V 2/R
t t
Keterangan :

P = Daya Listrik (watt) V = Tegangan listrik (V)


W = Energi listrik (J) I = Kuat arus listrik (A)
t = Waktu (s) R = Hambatan (ohm)
Karena W = V . I . t
Satuan
Berdasarkan persamaan diatas, daya listrik memiliki beberapa satuan yaitu :Watt
1. Watt, adalah Satuan Internasional (SI) dari daya listrik. Diambil dari nama penemu
satuan ini sendiri yaitu James Watt.
2. Joule/s, Daya dapat dinyatakan sebagai joule karena daya merupakan hasil bagi energi
listrik yang bersatuan Joule dan waktu yang bersatuan sekon dimana 1 joule = 1 watt.
3. VA, VA diambil dari persamaan kedua, satuan dayanya juga dinyatakan dengan VA
karena 1 VA = 1 Joule = 1 watt.
4. HP, HP atau horse power atau tenaga kuda adalah satuan yang mengacu pada
perbandingan kemampuan mesin uap dan tarikan kedua, dimana 1 hp = 745,7 watt.
Energi Listrik. Daya merupakan laju perubahan energi per satuan waktu. Dengan mengetahui
daya yang dimiliki suatu peralatan listrik dan pemakaiannya. Jika daya suatu peralata adalah P
dan digunakan selama waktu t , energi yang diserap peralatan itu adalah
E=Pt

Pengukuran besaran-besaran listrik dapat digunakan Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter.

Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari


Manfaat energi listrik bagi kehidupan manusia cukup beragam, dari sumber penerangan hingga
memenuhi kebutuhan aktivitas rumah tangga. Bagaimana tidak, energi listrik berfungsi untuk
menggerakkan alat-alat elektronik, seperti kulkas, lampu, mesin cuci, setrika, kipas angin, dan
lain-lain.
Secara keseluruhan pada bab ini menyoroti pengetahuan tentang listrik arus searah dan sub poin
yang menjelaskannya. Serta pengetahuan mengenai kelistrikan, arus listrik dan potensial listrik.

Anda mungkin juga menyukai