Kompetensi Dasar :
3.1 Menganalisis prinsip kerja peraatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Melakukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode
Ilmiah berikut presentase hasil percobaan
Indicator :
Materi :
1. Hukum Ohm
a. Pengukuran arus dan tegangan listrik
b. Hubungan kuat arus dan tegangan listrik
c. Hambatan listrik
2. Rangkaian elektronik dan Hukum Kirchoff
a. Rangkaian komponen eletronik
b. Hukum Kirchoff
3. Aplikasi listrik searah
a. Energi listrik
b. Daya listrik
Pembahasan Materi :
1. Hukum Ohm
V
I=
R
Arus listrik mengalir dari potensial tnggi menuju ke potensial rendah. Arus listrik
hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup. Arah arus listrik berlawanan
dengan arah gerak electron.
Kuat arus listrik pada kawat didefenisikan sebagai jumlah muatan listrik yang
melewati kawat per satuan waktu.
Secara matematis di tulis :
Q ne qe
I= =
t t
Keterangan :
I = kuat arus listrik (ampere )
Q = muatan listrik ( coulomb)
t = waktu (sekon)
ne = jumlah electron
qe = nilai muatan electron = 1,6 x 10-19 C
RA I
R sh= ;n=
(n−1) IA
Keterangan :
I = kuat arus yang akan diukur (A)
IA = kuat arus maksimum yang dapat diukur (A)
n = kelipatan menaikkan batas ukur
RA = hambatan pada amperemeter (ohm)
Rsh = hambatan shunt (ohm)
Seperti amperemeter, voltmeter juga memiliki batas ukur. Volrmeter dapat digunakan
untuk mengukur tegangan yaang melebihi jangkauan dengan memasang sebuah
hambatn pada voltmeter. Hambatan tersebut dinamakan hambatan muka (Rf).
Pemasangan hambatan muka dipasang seri dengan voltmeter. (lihat gambar)
Nilai Rf dapat dihitung dengan persamaan :
V
R f =( n−1 ) R v ; n=
Vv
Keterangan :
Rf = hambatan muka (ohm)
Rv = hambatan voltmeter (ohm)
n = kelipatan menaikkan batas ukur
V = tegangan yang akan diukur (volt)
Vv = tegangan maksimum yang dapat diukur (volt)
Berdasarkan hukum Ohm kita dapat menuliskan hubungan antara kuat arus listrik,
tegangan listrik dan hambatan listrik sebagai berikut :
V
I=
R
Keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
V = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
c. Hambatan listrik
Gambar resistor
1. Resistansi
Berdasarkan hukum Ohm resistansi suatu penghantar berpengaruh terhadap kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Oleh karena itu, besar kecil kuat arus listrik
yang mengalir pada penghantar dapat diatur dengan menggunakan resistansi.
Resistansi sebuah penghantar dapat ditentukan dengan persamaan :
l
R=ρ
A
Keterangan :
R = resistansi (ohm)
ρ = resistivitas (ohm m)
l = panjang penghantar (m)
A = luas penghantar (m2)
2. Resistivitas
Resistivitas adalah resistansi suatu penghantar yang memiliki panjang satu satuan
panjang dan luas satu satuan luas. Resistivitas menyatakan karakteristik bahan
sehingga setiap penghantar yang berbeda jenis memiliki perbedaan resistivitas.
Resistansi suatu perhantar jika dipengaruhi oleh suhu dapat ditulis dalam persamaan :
R=R o (1+α ∆ T )
Keterangan :
R = resistansi pada suhu tertentu (ohm)
Ro = resistansi pada suhu nol derajat (ohm)
α = koofisien suhu (/oC)
ΔT = perubahan suhu (oC)
3. Jenis resistor
Ditinjau dari resistansinya, ada dua jenis resistor yaitu resistor tetap dan resistor
variabel. Resistor tetap adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap,
sedangkan resistor variabel adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah
dan diatur sesuai keinginan.