Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“MULTIMETER DAN HUKUM OHM”

Disusun Oleh :

1. Adinda Jeihan 062118078


2. Risma Octavia 062119045
3. Aisysyah Zuhroh 062119054

Kelas: Kimia Reguler

Tanggal Percobaan: 06 Juni 2020

Asisten Dosen:

1. Dra. Trirakhma S., M.Si


2. Anggun A Sulis., S.Si

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS PAKUAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Dengan dilakukannya percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mempelajari cara penggunaan multimeter
2. Mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian
3. Mempelajari berlakunya Hukum Ohm dalam rangkaian listrik
sederhana.

1.2 DASAR TEORI


Multimeter adalah alat ukur listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt-
Ohm Meter) yang dapat mengukur tegangan (Voltmeter), hambatan (Ohm-
meter), maupun arus (Amperemeter). Ada dua kategori multimeter yaitu
Multimeter Digital dan Multimeter Analog. Masing-masing dapat mengukur
arus listrik AC maupun DC. Bentuk multimeter yang satu dengan yang
lainnya pasti memiliki perbedaan. Maka dari itu, pengetahuan tentang jenis-
jenis multimeter akan mempermudah pengguna saat menggunakannya.

Resistor atau Tahanan adalah komponen elektonika yang berfungsi


untuk mengatur kuat arus yang mengalir. Lambang untuk Resistor adalah R,
nilainya dinyatakan dengan cincin-cincin berwarna dalam satuan OHM (Ω).
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau
muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan kata lain arus adalah
muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul
arus, ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan
bergerak jika ada energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan
terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dinyatakan dalam teori atom
modern bahwa atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan positif dan
neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (negatif),
normalnya atom bermuatan netral.
Arus dapat digolongknn menjadi 2 macam, yaitu:

a. Arus Searah (DC)


Arus searah (DC) merupakan arus yang mengalir ke satu arah saja
dengan harga konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah baterai.
Di samping itu arus searah dapat diperoleh dengan menggunakan
komponen elektronik yag disebut Dioda pada pembangkit listrik arus
bolak-balik (AC).
b. Arus Bolak- balik (AC)
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan dua arah
atau biasa disebut bolak-balik. Arus ini bisa juga disebut arus tukar sebab
polaritasnya selalu bertukar-tukar. Dapat juga disebut dengan arus AC
sebagai istilah dari singkatan asing yaitu Alternating Current. Sumber
arus listrik bolak-balik adalah pembangkit tegangan tinggi seperti PLN
dan Generator.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan
listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik
yang melewatinya. Adapun bunyi hukum ohm sendiri adalah besarnya kuat
arus berbanding lurus dengan beda potensial & berbanding terbalik dengan
hambatan.
Persamaan Hambatan :     
                Keterangan :   R = Hambatan (Ohm)
                                                 V = Beda potensial/ tegangan (V)
                                                I = Kuat arus listrik (A)
Dengan kata lain, hambatan merupakan penahanan atau
perlawanan yang diterima oleh elektron-elektron yang mengalir pada sebuah
penghantar oleh molekul-molekul yang ada di dalamnya. Setiap penghantar
memberikan penahanan aliran arus listrik.
Tiap-tiap atom menahan perpindahan elektron yang terjadi pada perlawanan
terhadap elektron kearah luarnya. Benturan elektron-elektron dan atom tidak
terhitung pada sebuah penghantar.
Besar kecilnya tahanan yang ada pada sebuah penghantar ditentukan oleh: 

 Jenis Penghantar, Semakin besar hambat jenis, semakin besar tahanan


dan semakin kecil hambat jenis, semakin kecil tahanan.

 Panjang Penghantar, Semakin panjang penghantar / kawat, maka besar


tahanan / perlawanannya.

 Penampang Penghantar, Semakin besar penampang kawat (diameter


kawat), semakin kecil perlawanannya.

 Suhu Penghantar, Semakin kecil suhu (panas) yang muncul, semakin


kecil nilai tahanan. Tetapi semakin panas akan semakin besar tahanan
sebuah penghantar.
            Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila
arus listrik mengalir ke dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama
dengan tegangan yang mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar.
Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan
hambatan (R). 
              Persamaan :         ∆V = I R
          Keterangan :   V = Tegangan (V)
                                    I = Kuat arus listrik (A)
                                    R = Hambatan (Ohm)\
Jika memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung tongkat
tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka
dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Karakteristik (sifat) penghantar
yang menyebabkan hal ini adalah hambatannya. Kita mendefinisikan
hambatan dari sebuah penghantar (yang sering dinamakan tahanan = resistor)
di antara dua titik dengan menaikkan sebuah beda potensial V di antara titik-
titik tersebut, dan dengan mengukur arus I. Jika V dinyatakan di dalam volt
dan I dinyatakan di dalam ampere, maka hambatan akan dinyatakan di dalam
Ohm (Ω).
Aliran muatan yang melalui sebuah penghantar sering kali dibandingkan
dengan aliran air melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan di antara ujung-ujung pipa tersebut, yang barang kali dihasilkan oleh
sebuah pompa. Perbedaan tekanan ini dapat dibandingkan dengan sebuah
perbedaan potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai di antara ujung-
ujung dari sebuah tahanan (resistor) aliran air (misal liter/detik) dibandingkan
dengan arus (coulomb/detik atau ampere). Banyaknya air yang mengalir per
satuan waktu (rate of flow of water) untuk suatu perbedaan tekanan yang
diberikan ditentukan oleh sifat pipa. Hambatan pada sebuah rangkaian erat
kaitannya dengan berlakunya Hukum Ohm. Hambatan pada sebuah penghatar
adalah sama.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang digunakan :

1. Multimeter ABB MA 2H

2. Multimeter demonstrasi Leybeld

3. Tahanan geser

4. Kabel penghubung

5. Resistor

6. Kawat tahanan

7. Catu Daya DC
BAB III
METODE PERCOBAAN

Percobaan I
a) Ukurlah tegangan dari sumber listrik PLN. Berhati-hatilah dalam melakukan
pengukuran, serta tegangan listrik dari PLN yang cukup tinggi.
b) Gunakan batas ukur yang sesuai.
c) Tera multimeter sebelum digunakan.

Percobaan II
a) Ukurlah tegangan keluaran dari transf ormer. Tera multimeter sebelum
digunakan, serta gunakan batas ukur yang sesuai.
b) Dalam keadaan tetap terhubung dengan multimeter, aturlah tombol pengatur
keluaran transformator sehingga menunjuk pada strip-strip skala. Ukurlah
tegangan keluaran untuk setiap strip.

Percobaan III
Ukurlah sepuluh buah resistor yang disediakan. Aturlah batas ukur sesuai
kebutuhan untuk masing-masing resistor.

Percobaan IV
a) Buatlah rangkaian seperti pada gambar. Pada gambar tersebut R adalah
kawat tahanan, R adalah tahanan geser (variable). Pilihlah salah satu kawat
tahanan sebagai R.
b) Aturlah voltmeter pada batas ukur maksimal 3V, dan amperemeter pada
batas ukur maksimal 3A. Gunakan Leybolt multimeter sebagai amperemeter.
c) Nyalakan catu daya pada tegangan menjadi 0,5 V dan catat besarnya arus
yang lewat pada tahanan. Selanjutnya naikkan tegangan, ukur kembali
arusnya untuk setiap kenaikan tegangan 0,5 V. Masukkan datanya pada tabel
1. Untuk menaikkan tegangan selain dengan cara menaikkan tegangan
keluaran catu daya, dapat pula dilakukan dengan mengurangi besarnya
hambatan variable dengan menggeser variaknya.
d) Ingat bahwa nilai tegangan tertinggi adalah 3 V, Jangan melebihi batas ini,
jangan biarkan kawat dalam keadaan bertegangan dalam waktu yang lama.
Setiap selesai pengukuran kembalikan tegangan output catu daya ke posisi
nol. Bila kawat dialiri arus yang cukup besar dalam waktu yang lama, akan
timbul panas dalam kawat, dan kawat akan memuai. Hal ini mempengaruhi
hasil pengukuran selanjutnya.
e) Lakukan Langkah tersebut untuk semua kawat tahanan yang tersedia.

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 DATA PENGAMATAN

1. Menentukan nilai resistor berdasarkan warna

No. Gambar Resistor Perhitungan Nilai


Resistor

1. 46 x 102 ± 5%

2. 105 ± 5%

3. 56 x 103 ± 5%
2. Menghitung nilai resistor rangkaian seri (dua buah resistor : coklat, hitam,
coklat,emas)

No. V(volt) I (A) Ω (hitung alat) Ω (hitung warna)


1 2 0,01 200 Ω 200 Ω
2 4 0,02 200 Ω 200 Ω

3. Menghitung nilai resistor rangkaian rangkaian pararel (dua buah resistor:


coklat, hitam, coklat, emas )

No. V(volt) I (A) Ω (hitung alat) Ω (hitungwarna)


1 1 0,023 43,478 Ω 50 Ω
2 1,5 0,033 45,454 Ω 50 Ω

4.2 PERHITUNGAN

1. Menghitung nilai resistor berdasarkan warna

1) Kuning Biru Merah Emas


2
4 6 10 5%
= 46 x 10 ± 5%
2

5
= 4600 x = 46 Ω
100
Maka R hitung menjadi :
 Nilai batas bawah : 4600 – 46 = 4554
 Nilai batas atas : 4600 + 46 = 4646
Nilai R hitung dari resistor diatas adalah dari batas 4554-4646
2) Coklat hitam Kuning Emas
1 0 104 5%
=105 ± 5%
5
=105 x = 5000 Ω
100
Maka R hitung menjadi :
 Nilai batas bawah : 100.000 – 5000 = 95.000
 Nilai batas atas : 100.000 + 5000 = 105.000
Nilai R hitung dari resistor diatas adalah dari batas 95.000 –
105.000
3) Hijau Biru Orange Emas
3
5 6 10 5%
3
=56 x 10 x 5%
5
= 56 x 103 x = 2800 Ω
100
Maka R hitung menjadi :
 Nilai batas bawah : 56.000 – 2800 = 53.200
 Nilai batas atas : 56.000 + 2800 = 58.800
Nilai R hitung dari resistor diatas adalah dari batas 53.200 –
58.800

2. Menghitung nilai resistor rangkaian seri ( dua buah resistor: coklat,


hitam, coklat, emas )

No. Hitung alat Hitung Warna


1. v 2 Coklat = 1 Hitam = 0 Coklat = 1 Emas =
R= = = 200 Ω
i 0,01
0
R1 = 100 Rtotal = R1 + R2
R2 = 100 = 100 + 100 = 200 Ω
2. v 4 Coklat = 1 Hitam = 0 Coklat = 1 Emas =
R= = = 200 Ω
i 0,02
0
R1 = 100 Rtotal = R1 + R2
R2 = 100 = 100 + 100 = 200 Ω
3. Menghitung nilai resistor rangkaian pararel (dua buah : coklat, hitam,
coklat, emas)

No. Hitung alat Hitung Warna


1. v 1 Coklat = 1 Hitam = 0 Coklat = 1 Emas =
R= = = 43,478 Ω
i 0,023
0
R1 = 100 Ω R2 = 100 Ω
1 1 1
= +
Rtotal R 1 R 2
1 1 1
= +
Rtotal 100 100
1 2
=
Rtotal 100
Rtotal = 50 Ω
2. v 1,5 Coklat = 1 Hitam = 0 Coklat = 1 Emas =
R= = = 45,454
i 0,033
0
R1 = 100 R2 = 100
1 1 1
= +
Rtotal R 1 R 2
1 1 1
= +
Rtotal 100 100
1 2
=
Rtotal 100
Rtotal = 50 Ω
BAB V
PEMBAHASAN

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera.
Oleh karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun
konsep-konsep fisika. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kuantitas besaran-besaran
fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.
Pada percobaan praktikum kali ini “Multimeter dan Hukum Ohm” yang
berhubungan dengan cara-cara mengukur tegangan, arus dan tahanan menggunakan
beberapa alat. Alat-alat tersebut dapat mengukur besarnya arus, tegangan dan tahanan. Alat
yang dimaksud adalah Multimeter ABB MA 2H dan multimeter demonstrasi Leybold.
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt- Ohm Meter)
yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (Ohm- Meter), maupun arus
(amperemeter) dengan menggunakan resistor sebagai tumpuannya. Resistor atau tahanan
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur kuat arus mengalir. Lambang
resistor dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan cincin-cincin berwarna dalam satuan
Ohm (Ω).
Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan arus listrik.
Tegangan ada 2 yaitu Tegangan AC/PLN dan DC. Untuk mengukur tegangan AC/PLN
dinyatakan dengan rumus. Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada multimeter
bagian atas, ada 3 skala yang dapat dipilih yaitu skala dengan batas maksimal 5, 10 dan 250.
Berdasarkan percobaan pada bab sebelumnya.
Percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan, resistor yang
digunakan pada percobaan ini ada 3 buah. Resistor ini mempunyai cincin-cincin warna,
dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor. (Coklat = 1,
Hijau = 5, Hitam = 0, Emas 5%, Jingga = 3, Merah = 2, dan Putih = 9). Contoh penggunaan
rumus untuk menentukan hambatan pada resistor sesuai dengan warna pada resistor :
1. Kuning, Biru, Merah, Emas
= 15. 10° ± 5%
Mengukur nilai hambatan menggunakan (kurang lebih) sebagai ketidakpastian.

Percobaan ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri. Maksudnya
rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga arus
mengalir pada setiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung maka resistor
harus dihitung seberapa besarnya dengan menggunakan multimeter. Pada saat menghitung
nilai tahanan, juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan.
Percobaan terakhir adalah menghitung nilai hambatan pada rangkaian paralel. Sama
halnya dengan mengukur nilai tahanan seri, untuk rangkaian paralel ini dinyatakan dengan
rumus.
BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang dapat
diketahui dengan perhitungan dan penunjukkan nilai- nilai warna resistor.

 Rangkaian paralel memiliki nilai hambatan kecil karena terjadi percabangan dan
pengumpulan 1 jalur arus dan tegangan.

 Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun


secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.

 Rangkaian pararel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik


disusun secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama.

 Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara gabungan seri dan rangkaian pararel.
DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Fisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2, Universitas Pakuan, Bogor.

Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tiper, Paur A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Penerbit Erlangga

Halliday & Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 . Jakarta. Penerbit Erlangga

https://www.slideshare.net/dandi1975/laporan-praktikum-fisika-dasar-multimeter-dan-
hukum-ohm-43993381

http://yupiterndruru45.blogspot.com/2015/07/laporan-praktikum-fisika-dasar-2.html?m=1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai