D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
SMAN 6 PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah fisika yang diberikan oleh ibu guru ini. Dan
dengan makalah ini saya dapat memahami dan dapat berbagi ilmu mengenai
pelajaran Fisika tentang Ilmu Kalor dan Perubahan Wujud Zat. Serta saya dapat
mempresentasikan, mengerti dan dapat mengerjakan soal-soal dengan rinci pada
bab ini.
Endah Luthfiyah
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dilihat dari pokok pembahasan Fisika yang akan kita bahas dalam
makalah ini. Kita bisa mengingat kembali bahasan-bahasan Fisika yang
telah diajarkan di Sekolah Menengah Pertama lalu.
2. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan di bidang Ilmu Fisika yang telah diserap, khususnya pada
materi Kalor dan Perubahan Wujud Zat.
KALOR
Kalor adalah energi yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain sampai
suhu keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu:
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Q = m c (t2 – t1)
dimana:
Banyaknya kalor yang diperlukan oleh benda untuk mengubah suhunya sebesar 1℃
atau 1 K disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah ukuran kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 mol atau 1 gram zat sebesar 1℃.
Hubungan kalor, kapasitas kalor, dan perubahan suhu suatu benda dapat dinyatakan
sebagai berikut.
∆𝐐
𝐂=
𝐓
𝐐 = 𝐂 ∆𝐓
dengan:
Q = kalor (J)
Q ≈ ∆T
∎ Kenaikan suhu juga tergantung pada massa benda. Semakin besar massa benda,
semakin kecil perubahan suhu yang terjadi. Dengan kata lain, perubahan suhu
berbanding terbalik dengan massa benda.
1
∆T ≈
m
∎ Tembaga yg memiliki kalor (c) lebih kecil dari air justru mengalami perubahan
suhu yg lebih besar. Artinya, kalor jenis berbanding terbalik dengan perubahan
suhu.
1
∆T ≈
c
Dari seluruh pernyataan, maka didapat persamaan sebagai berikut.
Q
∆T =
mc
Q = m c △T
dengan:
C=mc
maka
𝐐 = 𝐦 𝐜 ∆𝐓 = 𝐂 ∆𝐓
Qlepas = Qterima
Atau
m1 c1 ∆𝐓1 = m2 c2 ∆𝐓2
Kalor laten terbagi jadi 2, yaitu kalor laten lebur dan kalor laten didih.
Q = m Lf
Dengan:
Q = kalor(J)
Q = m Lv
Dengan: Lv = kalor didih = kalor embun (J/kg)
Tabel titik lebur, titik didih kalor lebur, dan kalor didih beberapa zat:
zat Titik lebur (℃) Kalor lebur (J/kg) Titik didih (℃) Kalor didih
(J/kg)
Helium -295,65 5,23 × 103 -268,93 209 × 103
Hidrogen -259,31 58,6 × 103 -252,89 452 × 103
Nitrogen -209,97 25,5 × 103 -195,81 201 × 103
Oksigen 218,79 13,8 × 103 -182,97 213 × 103
Alkohol -114,00 104,2 × 103 78,00 853 × 103
Raksa -39,00 11,8 × 103 357,00 272 × 103
Air 0,00 334 × 103 100,00 2.256 × 103
Belerang 119,00 38,1 × 103 446.60 326 × 103
Timah hitam 327,30 24,5 × 103 1.750,00 871 × 103
Antimon 630,50 165 × 103 1.440,00 561 × 103
Perak 960,80 88,3 × 103 2.193,00 2.336 × 103
Emas 1.063,00 64,5 × 103 2.660,00 1.578 × 103
Tembaga 1.083,00 134 × 103 1.187,00 5.069 × 103
1) Tekanan
Kenaikan tekanan akan menaikkan titik didih suatu zat dan penurunan tekanan
akan menurunkan titik didihnya. Tekanan akan menurunkan titik lebur suatu
zat.
2) Ketidakmurnian zat
Ketidakurnian suatu zat akan menaikkan titik didihnya dan akan menurunkan
titik leburnya.
6.Perpindahan Kalor
a) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut
tidak ikut berpindah ataupun bergerak. Contoh sederhana dalam kehidupan
sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita
mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka
sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian
sendok.
𝐐 𝐤 𝐀 ∆𝐓
=
𝐭 𝐝
dengan: Q = kalor (J)
t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (W/m K)
A = luas permukaan (m2)
d = panjang atau tebal bahan (m)
∆𝑇 = perbedaan suhu (K)
b) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat.
Contoh yang sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke
dalam air panas. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya meleleh.
𝐐
= 𝐡 𝐀 ∆𝐓
𝐭
dengan: Q = kalor (J)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi (W/m2 K)
A = luas permukaan (m2)
c) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Dapat kita lihat
kehidupan kita sehari-hari, ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun,
kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara
langsung. Dalam peristiwa tersebut, terjadi perpindahan panas yang
dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
𝐐
= 𝐞 𝛕 𝐀 𝐓𝟒
𝐭
Dengan: 𝜏 = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 × 10−8 W/m2 K4)
A = luas permukaan (m2)
e = emisivitas (0 ≤ 𝑒 ≤ 1)
Contoh soal
Sebuah bola tembaga 20 cm2 dipanaskan hingga 127℃. Jika emisivitasnya 0,4 dan t =
5,67 × 10−8 W/m2 K4, hitunglah energi radiasinya tiap detik.
Penyelesaian
𝑄
= 𝜏 𝐴 𝑇4
𝑡
Karena 𝜏 = 5,67 × 10−8 W/m2 K4, A = 20cm2 = 2× 10−3 m2, T = (273+127) = 400K,
dan e = 0,4, maka
𝑄
= (5,67× 10−8 ) (2× 10−3 ) (400 K)4 = 1,16 watt
𝑡