Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FISIKA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Nama : Endah Luthfiyah


Kelas : X MIA 6
Guru Pembimbing : Dra.Hj.Elda Satriati

SMAN 6 PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah fisika yang diberikan oleh ibu guru ini. Dan
dengan makalah ini saya dapat memahami dan dapat berbagi ilmu mengenai
pelajaran Fisika tentang Ilmu Kalor dan Perubahan Wujud Zat. Serta saya dapat
mempresentasikan, mengerti dan dapat mengerjakan soal-soal dengan rinci pada
bab ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, baik dalam penulisan kata, pemberian contoh, perhitungan dan
kesalahan-kesalahan lainnya. Oleh karena itu, saya dengan berlapang hati
bersedia menerima kritik dan saran dari ibu yang bertujuan untuk memperbaiki.
Harapan saya, dengan adanya makalah ini tidak hanya sebagai tugas belaka,
namun saya harap saya dan teman-teman yang lainnya bisa mengerti dan
memahami materi dengan adanya makalah saya ini.

Palembang, 8 April 2014

Endah Luthfiyah
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dilihat dari pokok pembahasan Fisika yang akan kita bahas dalam
makalah ini. Kita bisa mengingat kembali bahasan-bahasan Fisika yang
telah diajarkan di Sekolah Menengah Pertama lalu.

Fisika pada umumnya saling berkaitan dalam kehidupan sehari-hari yang


tanpa kita sadari sebenarnya hal-hal atau peristiwa yang kita temui
tersebut memiliki pemecahan yang cukup kompleks untuk kita pecahkan.
Maka dari itu dari segi pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat
memahami dan menyimpulkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan
pembahasan yang akan kita bahas saat ini.

2. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan di bidang Ilmu Fisika yang telah diserap, khususnya pada
materi Kalor dan Perubahan Wujud Zat.
KALOR
Kalor adalah energi yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain sampai
suhu keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai.

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu


2. kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam,

Q=mU dan Q=mL

Dengan: U adalah kalor uap (J/kg)

L adalah kalor lebur (J/kg)

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu:

1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu

sehingga secara matematis dapat dirumuskan:

Q = m c (t2 – t1)
dimana:

Q = kalor yang dibutuhkan (J)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis (J/kgC)

(t2 – t1) = perubahan suhu (C)

1.Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Banyaknya kalor yang diperlukan oleh benda untuk mengubah suhunya sebesar 1℃
atau 1 K disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah ukuran kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 mol atau 1 gram zat sebesar 1℃.
Hubungan kalor, kapasitas kalor, dan perubahan suhu suatu benda dapat dinyatakan
sebagai berikut.

∆𝐐
𝐂=
𝐓

𝐐 = 𝐂 ∆𝐓
dengan:

C = kapasitas kalor (J/K)

Q = kalor (J)

△T = perubahan suhu (K)

∎ Pemberian kalor mengakibatkan perubahan suhu benda. Semakin besar kalor


yang diberikan, maka semakin besar pula kenaikan suhu benda. Dengan kata lain
jumlah kalor yang diberikan sebanding dengan kenaikan suhu benda.

Q ≈ ∆T

∎ Kenaikan suhu juga tergantung pada massa benda. Semakin besar massa benda,
semakin kecil perubahan suhu yang terjadi. Dengan kata lain, perubahan suhu
berbanding terbalik dengan massa benda.

1
∆T ≈
m
∎ Tembaga yg memiliki kalor (c) lebih kecil dari air justru mengalami perubahan
suhu yg lebih besar. Artinya, kalor jenis berbanding terbalik dengan perubahan
suhu.
1
∆T ≈
c
Dari seluruh pernyataan, maka didapat persamaan sebagai berikut.

Q
∆T =
mc

Q = m c △T
dengan:

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis (J/kg K)


kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (dalam jumlah kalori) yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1℃ atau 1 K.

Hubungan kalor jenis dengan kapasitas kalor suatu benda:

C=mc
maka

𝐐 = 𝐦 𝐜 ∆𝐓 = 𝐂 ∆𝐓

2.Hukum Kekekalan Energi untuk Kalor


Hukum kekekalan energi untuk kalor (asas Black): “pada pencampuran dua zat,
banyaknya kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah.”

Qlepas = Qterima
Atau

m1 c1 ∆𝐓1 = m2 c2 ∆𝐓2

3.Perubahan Wujud dan Kalor Laten


Seperti yang telah kita ketahui bahwa zat terbagi menjadi 3, yakni padat, cair dan gas.
Adapun diagram perubahannya sebagai berikut:
Dalam kaitannya dengan perubahan wujud zat terdapat besaran yang disebut kalor
laten, yaitu kalor yang diserap atau dipancarkan ketika suatu zat mengalami suatu
perubahan fisis tetapi tidak menyebabkan zat berubah suhu.

Kalor laten terbagi jadi 2, yaitu kalor laten lebur dan kalor laten didih.

 Pada proses melebur dan membeku berlaku persamaan:

Q = m Lf
Dengan:

Lf = kalor lebur = kalor beku (J/kg)

m = massa zat (kg)

Q = kalor(J)

 Pada proses mendidih dan mengembun berlaku persamaan:

Q = m Lv
Dengan: Lv = kalor didih = kalor embun (J/kg)

Tabel titik lebur, titik didih kalor lebur, dan kalor didih beberapa zat:

zat Titik lebur (℃) Kalor lebur (J/kg) Titik didih (℃) Kalor didih
(J/kg)
Helium -295,65 5,23 × 103 -268,93 209 × 103
Hidrogen -259,31 58,6 × 103 -252,89 452 × 103
Nitrogen -209,97 25,5 × 103 -195,81 201 × 103
Oksigen 218,79 13,8 × 103 -182,97 213 × 103
Alkohol -114,00 104,2 × 103 78,00 853 × 103
Raksa -39,00 11,8 × 103 357,00 272 × 103
Air 0,00 334 × 103 100,00 2.256 × 103
Belerang 119,00 38,1 × 103 446.60 326 × 103
Timah hitam 327,30 24,5 × 103 1.750,00 871 × 103
Antimon 630,50 165 × 103 1.440,00 561 × 103
Perak 960,80 88,3 × 103 2.193,00 2.336 × 103
Emas 1.063,00 64,5 × 103 2.660,00 1.578 × 103
Tembaga 1.083,00 134 × 103 1.187,00 5.069 × 103

4.Grafik Suhu Terhadap Kalor

Misalkan sebongkah es dengan suhu -10℃dipanaskan hingga berubah menjadi gas,


akan melalui tahapan-tahapan sesuai dengan grafik berikut:
5.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Wujud
Terdapat 2 faktor, yaitu

1) Tekanan
Kenaikan tekanan akan menaikkan titik didih suatu zat dan penurunan tekanan
akan menurunkan titik didihnya. Tekanan akan menurunkan titik lebur suatu
zat.
2) Ketidakmurnian zat
Ketidakurnian suatu zat akan menaikkan titik didihnya dan akan menurunkan
titik leburnya.

6.Perpindahan Kalor
a) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut
tidak ikut berpindah ataupun bergerak. Contoh sederhana dalam kehidupan
sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita
mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka
sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian
sendok.
𝐐 𝐤 𝐀 ∆𝐓
=
𝐭 𝐝
dengan: Q = kalor (J)
t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (W/m K)
A = luas permukaan (m2)
d = panjang atau tebal bahan (m)
∆𝑇 = perbedaan suhu (K)

b) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat.
Contoh yang sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke
dalam air panas. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya meleleh.

𝐐
= 𝐡 𝐀 ∆𝐓
𝐭
dengan: Q = kalor (J)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi (W/m2 K)
A = luas permukaan (m2)

∆𝑇 = perbedaan suhu (K)

c) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Dapat kita lihat
kehidupan kita sehari-hari, ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun,
kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara
langsung. Dalam peristiwa tersebut, terjadi perpindahan panas yang
dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
𝐐
= 𝐞 𝛕 𝐀 𝐓𝟒
𝐭
Dengan: 𝜏 = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 × 10−8 W/m2 K4)
A = luas permukaan (m2)
e = emisivitas (0 ≤ 𝑒 ≤ 1)

Contoh soal

Sebuah bola tembaga 20 cm2 dipanaskan hingga 127℃. Jika emisivitasnya 0,4 dan t =
5,67 × 10−8 W/m2 K4, hitunglah energi radiasinya tiap detik.
Penyelesaian
𝑄
= 𝜏 𝐴 𝑇4
𝑡
Karena 𝜏 = 5,67 × 10−8 W/m2 K4, A = 20cm2 = 2× 10−3 m2, T = (273+127) = 400K,
dan e = 0,4, maka
𝑄
= (5,67× 10−8 ) (2× 10−3 ) (400 K)4 = 1,16 watt
𝑡

Jadi, energi radiasi tiap detik adalah 1,16 watt

Anda mungkin juga menyukai