Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

“Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Fisika Berbasis WEB Menggunakan


PhET Simulation”

Dosen Pengampu: Pintor Simamora. M. Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VII

Harris Siburian (4192421026)

Mery Cintia Afrilya Sitinjak (4193121035)

Ruth Ramayani Pasaribu (4193121044)

PENDIDIKAN FISIKA KELAS A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah mini riset
ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fisika Modern” dengan dosen
pembimbingnya adalah Bapak Pintor Simamora, M. Si yang sudah banyak memberikan
bimbingan atas tugas ini.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat dalam waktu
pengumpulannya. Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas ini. Akhirnya kami dengan kerendaahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh ibu dan
dapat dijadikan sebagai acauan dalam proses pembelajaran kami.

Medan, 10 November 2021

Penyusun
Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 1

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….3

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………………..3

1.3 Manfaat Penelitian………………………………………………………………….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….5

2.1 Pengertian PhET Simulation………………………………………………………..5

2.2 Kelebihan PhET Simulation………………………………………………………..5

2.3 Radiasi Benda Hitam……..…………………………………………………………6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………………9

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………………9

3.2 Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………………….9

3.3 Jenis Penelitian……………………………………………………………………..9

3.4 Instrumen Pengumpulan Data………………………………………………………9

3.5 Teknik Analisa Data……………………………………………………………….10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………11

4.1 Hasil Penelitian……………………………………………………………………11

4.2 Pembahasan………………………………………………………………….........13

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………….14

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..15

5.2 Saran……………………………………………………………………………....15

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru sebagai pendidik dituntut mendesain pembelajaran yang menghantarkan

peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran fisika

tak lepas dari peningkatan kompetensi/ keterampilan peserta didik. Peserta didik yang

memiliki keterampilan memecahkan masalah mampu membuat kesimpulan yang

terpercaya, memiliki wawasan yang luas, membuat keputusan yang bijak, menghasilkan

produk yang baik, dan penemuan yang kreatif. Keterampilan memecahkan masalah

maupun berpikir kreatif penting untuk mendukung peserta didik dalam upaya menggali

pemahaman suatu konsep. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-

keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan

ditingkatkan melalui kegiatan praktikum di laboratorium.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan dapat diindentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran laboratorium konvensional terkadang tidak semua

dilaksanakan seperti percobaan radiasi benda hitam, kegiatan laboratorium

memakan waktu yang lama dalam alokasi waktu yang singkat. Sehingga

perlu alternatif pembelajaran laboratorium virtual.

2. Kurangnya kegiatan laboratorium menyebabkan berkurangnyaketerampilan

memecahkan masalah dan penguasaan konsep peserta didik.

3
1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik

a. PhET Simulation dapat meningkatkan penguasaan konsep dan

keterampilan memecahkan masalah dalam pembelajaran fisika.

b. PhET Simulation dapat menumbuhkan motivasi dan minat peserta didik

untuk belajar fisika

c. PhET Simulation dapat memudahkan peserta didik memahami konsep-

konsep dalampembelajaran fisika.

2. Bagi Guru Fisika

a. PhET Simulation membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran fisika.

b. PhET Simulation dapat digunakan guru sebagai acuan pembelajaran

fisika abad 21 yang menarik, menyenangkan dan efektif.

3. Bagi Sekolah

a. PhET Simulation dapat menjadi salah satu pilihan alternatif sebagai

bahan ajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata

pelajaran fisika di abad 21.

4. Bagi Peneliti

a. Sebagai pertimbangan bagi calon pendidik agar lebih kreatif dalam

menggunakan PhET Simulation dalam pembelajaran fisika sebagai

upayapeningkatan hasil belajar.

b. Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian PhET Simulation


Physics Education Technology (PhET) Simulation merupakan sebuah aplikasi yang
berisi sebagai simulasi yang berguna untuk mengajar pembelajaran fisika yang di
kembangkan oleh Universitas Colorado. Simulasi phet menggunakan gambar bergerak
(animasi), bersifat interaktif dan dibuat layaknya permainan dimana peserta didik dapat
belajar dengan berekslorasi. Simulasi ini menekankan pada hubungan antara fenomena
dalam kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya, serta berusaha untuk membuat model-
model konseptual fisis yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Dengan demikian peserta
didik dapat pembelajran yang bersifat interaktif layaknya permainan dimana psesrta didik
dapat belajar dengan menyenangkan.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan PhET Simulation

A. Kelebihan PhET Simulation

1. Simulasi interaktif PhET sangat menarik sekali karena sangat asik. Selain online
langsung, simulasi interaktif PhET juga dapat digunaka secara offline di kelas atau
di rumah.

2. Simulasi ini ditulis dalam java dan flash dan dapat di jalankan dengan menggunakan
web browser baku selama plug-in flash dan java sudah terpasang.

B. Kekurangan PhET Simulation

1. Akses untuk melakukan kegiatan pembelajaran visual bergantung pada jumlah fasilitas
komputer yang disediakan sekolah.

2. Keterbatasan pengetahuan mengenai tata cara pelaksanaan yang berbasis simulasi,


karena kebanyakan penyedia layanan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar.

3. Keterbatasan Laptop/Gadget pada pembelajaran di sekolah sebagai media pembelajaran


yang digunakan dalam kelas.

5
2.3 Radiasi Benda Hitam

Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi elektromagnetik termal yang terjadi
di dalam atau di sekitar benda dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan
lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda
yang buram dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada
pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki spektrum dan intensitas spesifik yang
bergantung hanya benda temperatur benda. Radiasi panas yang dilepaskan spontan oleh banyak
benda dapat diperkirakan sebagai radiasi benda hitam. Sebuah daerah terinsulasi sempurna
yang berada pada kesetimbangan termal secara internal berisi radiasi benda-hitam dan akan
melepaskannya melalui lubang yang dibuat pada dinding, lubang dibuat kecil sehingga tidak
berpengaruh pada kesetimbangan.

Benda-hitam pada suhu ruang terlihat hitam, karena semua energi yang ia radiasikan
adalah inframerah dan tak dapat dilihat mata manusia. Karena mata manusia tak dapat melihat
warna pada intensitas cahaya sangat rendah, sebuah benda hitam jika dilihat dalam gelap
terlihat berwarna abu-abu (namun ini hanya karena mata manusia hanya sensitif terhadap hitam
dan putih pada intensitas cahaya sangat rendah- pada kenyataanya, frekuensi cahaya pada
range terlihat tetaplah berwarna merah), meski spektrum puncaknya berada pada kisaran
inframerah. Jika sedikit dipanaskan, warnanya terlihat merah tua. Jika temperatur dinaikkan
terus maka menjadi biru-putih.

Meski planet dan bintang tidak berada pada kesetimbangan termal dengan sekitarnya dan
juga bukanlah benda hitam sempurna, radiasi benda-hitam digunakan pertama kali sebagai
perkiraan untuk energi yang mereka lepas. Lubang hitam adalah benda hitam yang mendekati
sempurna, karena ia menyerap semua radiasi yang datang padanya. Telah diajukan bahwa
mereka melepas radiasi benda hitam (disebut radiasi Hawking), dengan suhu tergantung massa
lubang hitam. Istilah benda hitam pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Kirchhoff tahun
1860. Radiasi benda-hitam disebut juga radiasi sempurna atau radiasi temperatur atau radiasi
termal.

Radiasi benda-hitam memiliki karakteristik yaitu spektrum frekuensi kontinu yang


bergantung hanya pada suhu benda disebut spektrum Planck atau Hukum Planck. Spektrum ini
berpuncak pada frekuensi karakteristik yang bergeser ke frekuensi tinggi jika suhu naik, dan
pada suhu kamar sebagian besar emisinya berada pada daerah inframerah pada spektrum

6
elektromagnetik. Pada temperatur melewati 500 derajat Celsius, benda hitam mulai melepas
cahaya dalam jumlah besar sehingga dapat terlihat. Jika dilihat dalam gelap, sinar yang pertama
terlihat seperti abu-abu. Jika suhu terus dinaikkan, cahaya menjadi merah gelap, kemudian
kuning, dan akhirnya menjadi biru-putih. Ketika benda terlihat putih, ia melepas sebagian
energinya sebagai radiasi ultraviolet. Matahari, dengan suhu efektif sekitar 5800 K, adalah
benda hitam dengan puncak spektrum emisi di tengah (warna kuning-hijau) pada spektrum
terlihat, tetapi kekuatannya di ultraviolet juga besar.

Radiasi benda-hitam memberikan pencerahan kepada keadaan kesetimbangan


termodinamika dari radiasi rongga. Jika setiap mode Fourier dari radiasi kesetimbangan pada
rongga kosong dengan dinding yang memantul sempurna dianggap sebagai derajat kebebasan
dimana energi dapat berpindah, maka menurut teorema ekuipartisi di fisika klasik, akan ada
jumlah energi yang sama di tiap mode. Karena jumlah mode-nya tak terbatas maka berakibat
pada kapasitas panas tak terbatas (energi tak terbatas pada suhu tidak nol berapapun), begitu
juga dengan spektrum radiasi terlepas yang naik tanpa hubungan dengan naiknya frekuensi,
masalah yang dikenal dengan bencana ultraungu. Namun, pada teori kuantum bilangan okupasi
mode dikuantisasi, memotong spektrum pada frekuensi tinggi sesuai dengan pengamatan
eksperimen dan menyelesaikan masalah. Studi mengenai hukum benda hitam dan kegagalan
fisika klasik untuk menjelaskannya menjadi dasar bagi mekanika kuantum.

Konsep benda hitam adalah idealisasi, karena benda hitam sempurna tidak ada di alam.
Grafit dan karbon hitam, dengan emisivitas lebih dari 0.95, adalah perkiraan material hitam.
Secara eksperimen, radiasi benda-hitam dapat muncul sempurna sebagai radiasi kesetimbangan
steady-state stabil pada rongga dalam benda tegar, pada suhu seragam, yang sepenuhnya buram
dan hanya sedikit memantul (reflektif). Sebuah boks tertutup dengan dinding grafit pada suhu
kontan dengan lubang kecil pada satu sisi menghasilkan perkiraan yang baik bagi radiasi
benda-hitam memancar dari bukaannya. Radiasi benda hitam memiliki distribusi intensitas
radiatif yang stabil, absolut, dan unik yang dapat bertahan dalam kesetimbangan
termodinamika dalam rongga. Dalam kesetimbangan, untuk tiap frekuensi, total intensitas
radiasi yang dilepas dan dipantulkan dari sebuah benda (jumlah radiasi bersih yang
meninggalkan permukaan, disebut radiansi spektral) ditentukan hanya dengan temperatur
kesetimbangan, tidak tergatung dari bentuk, material, atau struktur benda. Untuk benda hitam
(penyerap sempurna) tidak ada radiasi yang dipantulkan, maka radiansi spektral sepenuhnya
akibat emisi. Selain itu, benda hitam adalah diffuse emitter (emisinya tidak tergantung arah).

7
Akibatnya, radiasi benda-hitam dapat dilihat sebagai radiasi dari benda hitam pada
kesetimbangan termal.

Radiasi benda hitam akan memancarkan cahaya yang dapat dilihat jika suhu objek cukup
tinggi. Titik Draper adalah temperatur dimana semua padatan memancarkan warna merah
redup, berkisar 798 K. Pada 1000 K, bukaan kecil pada rongga dinding benda buram yang
dipanaskan, dilihat dari luar, berwarna merah; pada 6000 K, akan terlihat putih. Tidak peduli
bagaimana oven itu dibuat atau materialnya dari apa, selama semua cahaya diserap oleh
dindingnya, maka dapat dianggap perkiraan yang baik untuk radiasi benda-hitam. Spektrum
dan warna cahaya yang keluar menjadi gungsi temperatur rongga saja. Grafik yang berisi
jumlah energi didalam oven per satuan volume dan per satuan interval frekuensi yang diplot vs
frekuensi, disebut kurva benda-hitam. Kurvanya berbeda-beda untuk tiap suhu.

8
BAB III

METEOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang menjadi tempat penelitian kami adalah melalui Web Google karena
sesuai dengan judul penelitian yang dimana pengembangannya berbasis Web. Dengan
waktu penelitian yang kami lakukan pada 03 November 2021.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian


• Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati
dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran). Adapun subyek penelitian dalam
tulisan ini, adalah Mahasiswa/i Aktif Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika

• Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran penelitian. Jadi
yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah Praktikum Fisika tentang Radiasi
Benda Hitam yang dimana menggunakan Phet Simulation.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan yaitu pengembangan atau yang biasa dikenal dengan
R&D (Research and Development). Menurut Sugiyono (2015: 407), metode penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada penelitian ini akan dikembangkan
sebuah produk berupa Pengembangan Praktikum Fisika Berbasis Web Dengan
Menggunakan PHET Simulation.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini instrument yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
observasi secara langsung Aplikasi Phet Simulation. Yang secara bersama kami Uji coba
akan aplikasinya. Dan kami juga menggunakan Studi dokumen. Studi dokumen adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data-data akan Phet Simulation yang akan kami gunakan.

9
3.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu
penelitian, karena analisa data berfungsi untuk sebagain acuan tahapan dalam penelitian.
Analisis data dapat dilakukan melalui tahap berikut ini:

• Tahap Penelitian

• Tahap Pelaksanaan/Tahap Uji Coba

• Tahap Evaluasi

• Penyusunan Laporan

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBEHASAN

4.1 Hasil Percobaan

1. Untuk suhu pada 3600 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 3600 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Orange masuk pada kategori cahaya Infrared
 Panjang gelombang nya adalah 0.805 𝜇𝑚
 Intensitas cahanya adalah 7.78 × 106 𝑊/𝑚2
 Suhu yang digunakan adalah 3600 K

2. Untuk suhu 4300 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 4300 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Orange pucat masuk pada kategori cahaya Visible
 Panjang gelombang nya adalah 0.674 𝜇𝑚
 Intensitas cahanya adalah 18.92 × 106 𝑊/𝑚2
 Suhu yang digunakan adalah 4300 K

11
3. Untuk suhu 5000 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 5000 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Putih kekuningan masuk pada kategori cahaya
Visible
 Panjang gelombang nya adalah 0.580 𝜇𝑚
 Intensitas cahanya adalah 40.21 × 106 𝑊/𝑚2
 Suhu yang digunakan adalah 5000 K

4. Untuk suhu 5500 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 5500 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Putih


 Panjang gelombang nya adalah 0.527 𝜇𝑚
 Intensitas cahanya adalah 64.76 × 106 𝑊/𝑚2
 Suhu yang digunakan adalah 5500 K

12
4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh pada simulasi diatas maka dapat dikemukakan bahwa suhu
yang semakin besar mengakibatkan atau mempengaruhi panjang dan intensitas dari gelombang
cahanya tersebut. Semakin tinggi suhu yang digunakan maka panjang gelombang dan intensitas
nya akan berbanding terbalik dengan suhunya.

Dapat dilihat pada gambar, posisi kurva dengan Suhu lebih Tinggi berada di ataskurva
dengan Suhu lebih Rendah. Dapat disimpulkan bahwa kurva dengan Suhu lebih Tinggi
memiliki Intensitas maksimum yang lebih Tinggi.

Dapat dilihat juga, posisi kurva dengan Suhu lebih Tinggi berada di sebelah kiri
kurvadengan Suhu lebih Rendah. Itu menunjukan bahwa kurva dengan Suhu
lebihTinggi/Intensitas Radiasi lebih tinggi memiliki panjang gelombang yang lebih Pendek
sehingga dapat dilihat oleh manusia.
Dari hasil penelitianWien tersebut menyatakan bahwa Intensitas Radiasi bergeserkearah
Panjang Gelombang yang lebih pendek saat temperature benda tersebut semakintinggi,
sehingga Panjang Gelombang Radiasi saat intensitasnya maksimum berbandingterbalik
dengan Suhu mutlak benda tersebut.
Gejala pergeseran puncak intensitas maksimum dari hasil percobaan tersebut
diformulasikan oleh Wien dengan Hukum Pergeseran Wien dengan persamaan berikut:
𝜆𝑚. 𝑇 = 𝐶
Dengan:
𝜆𝑚= Panjang Gelombang pada Intensitas Maksimum
𝑇= Temperature mutlak (K)
𝐶= Tetapan Pergeseran Wien ( 2,9 × 10−3 𝑚𝐾

Sehingga dapat disimpulkan Jika Temperature mutlak sebuah benda semakin naik,
maka Panjang Gelombang akan semakin pendek, begitupun sebaliknya, jika temperatureBenda
turun saat memancarkan radiasi, maka Panjang Gelombang akan semakin panjang.Karena
penelitian tersebut, maka manusia dapat memperkirakan suhu sebuah Bendahanya dengan
melihat Warna yang terpancar dari permukaan Benda tersebut dan dengan cara dihitung.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Radiasi benda-hitam memberikan pencerahan kepada keadaan kesetimbangan


termodinamika dari radiasi rongga. Jika setiap mode Fourier dari radiasi kesetimbangan pada
rongga kosong dengan dinding yang memantul sempurna dianggap sebagai derajat kebebasan
dimana energi dapat berpindah, maka menurut teorema ekuipartisi di fisika klasik, akan ada
jumlah energi yang sama di tiap mode. Karena jumlah mode-nya tak terbatas maka berakibat
pada kapasitas panas tak terbatas (energi tak terbatas pada suhu tidak nol berapapun), begitu
juga dengan spektrum radiasi terlepas yang naik tanpa hubungan dengan naiknya frekuensi,
masalah yang dikenal dengan bencana ultraungu. Namun, pada teori kuantum bilangan okupasi
mode dikuantisasi, memotong spektrum pada frekuensi tinggi sesuai dengan pengamatan
eksperimen dan menyelesaikan masalah. Studi mengenai hukum benda hitam dan kegagalan
fisika klasik untuk menjelaskannya menjadi dasar bagi fisika modern.

PhET Simulation memiliki kelebihan antara lain: (1) memiliki tampilan animasi yang
menarik; (2) sangat mudah dioperasikan; (3) gratis untuk diunduh (free download); (4) dapat
menyesuaikan spesifikasi laptop/PC karena menyediakan download paket simulasi, Java, dan
flash; (5) dapat digunakan dalam keadan online maupun offline; dan (6) menyajikan model-
model konseptual fisis yang mudah dimengerti peserta didik. Adapun kelemahan PhET
Simulation antara lain: (1) aplikasi dan game yang dijalankan sangat terbatas yaitu untuk file
berformat “Jar”; dan (2) perlu update flash player untuk flash yang tidak update secara
otomatis.

5.2 Saran

Penggunaan PhET Simulation perlu didukung adanya lembar kerja peserta didik.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja berisi tugas yang dikerjakan

oleh peserta didik, berisi petunjuk, langkah- langkah untuk menyelesaikan suatu tugas berupa

teori ataupun praktik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat digunakan untuk

meningkatkan keterampilan keterampilan memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan

penguasaan konsep peserta didik yang melibatkan aktivitas penyelidikan dan aktivitas
14
berpikir seperti menganalisis data hasil penyelidikan. LKPD berbantu PhET Simulation

diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan memecahkan masalah

peserta didik dalam pembelajaran eksperimen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alessandro Fabbri; José Navarro-Salas (2005). "Chapter 1: Introduction". Modeling black hole
evaporation. Imperial College Press. ISBN 1-86094-527-9.

PhET Colorado. Interactive Simulations for Science and Math. Diakses dari
http://www.phet.colorado.edu. Pada tanggal 10 November 2021, pukul 9:37 WIB.

Sunardi dan Lilis Juarni. (2015). Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Revisi.
Yogyakarta : Yrama Widya.

16

Anda mungkin juga menyukai