Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

(Mengatasi Miskonsepsi Efek Fotolistrik Dengan Menggunakan Virtual Lab)

Dosen Pengampu : Drs. Pintor Simamora, M.Si.


Disusun Oleh :

Nama : Nora PL Sitompul

Nim : 4183240008

Kelas : Fisika Non DIK 2018

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia
yang Ia berikan kepada saya, saya bisa menyelesaikan Rekayasa Ide yang berjudul “
Mengatasi Miskonsepsi Efek Fotolistrik dengan Virtual Lab” dengan tepat waktu. Rekayasa
Ide ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Modern.

Untuk itu melalui kesempatan ini saya ingin menyampaikan dengan tulus rasa terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah fisika modern. Saya menyadari bahwa Rekayasa
Ide ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu bimbingan lebih lanjut. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu penyempurnaan Rekayasa Ide ini.
Akhir kata semoga Rekaysa Ide ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Medan, 14 APRIL 2021

NORA SITOMPUL

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................................1
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................................2
2.1 Konsep Efek Fotolistrik....................................................................................................................2
2.2 Miskonsepsi Efek Fotolistrik............................................................................................................4
BAB III GAGASAN IDE............................................................................................................................6
BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN...................................................................................................8
BAB V PENUTUP......................................................................................................................................8
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................8
5.2 Saran.................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi
ultra ungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Dari
beberapa penelitian membuktikan bahwa masih banyak siswa ataupun mahasiswa yang
mengalami miskonsespsi mengenai efekfotolistrik. Hal ini dikarenakan bahwa untuk
mempelajari suatu materi fisika memerlukan bukti konkret yang dapat dilihat atau dialami
oleh siswa ataupun mahasiswa. Dalam hal ini biasanya pembelajaran fisika disertai dengan
kegiatan laboratorium untuk menguatkan pemahaman konsep mengenai materi fisika. Sama
halnya dengan materi efekfotolistrik juga memerlukan kegiatan praktikum agar lebih mudah
dipahami. Namun praktikum biasanya memiliki kendala dengan alat laboratorium yang tidak
memadai. Namun sekarang ini ada dikenal dengan virtual lab yaitu melakukan kegiatan
laboratorium dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pada makalah ini saya akan
membahas miskonsespi apa yang sering terjadi pada materi efek fotolistrik virtual lab apa
yang dapat digunakan untuk mengurangi miskonsespi dan juga menambah pemahaman
mengenai efek fotolistrik.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada materi efek fotolistrik
2. Untuk mengetahui virtual lab apa yang digunakan pada materi efek fotolistrik
3. Untuk mengetahui cara penggunaan virtual lab efek fotolistrik
1.3 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai efek fotolistrik
2. Menambah wawasan mengenai praktikum efek fotolistrik

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Efek Fotolistrik

Tahun 1899 J.J Thomson menemukan beberapa kondisi elektron terpancar dari
permukaan logam ketika diberikan radiasi elektron. Gejala ini sebelumnya pernah ditemukan
oleh H. Hertz 1887yang menemukan adanya parrtikel bermuatan yang lepas dari permukaan
logam saat dikenai berkas cahaya. ilmuan lainnya adalah Lenard yang pada tahun 1898
menemukan muatan dan massa partikel yang terpancar dari logam tersebut mirip dengan
muatan massa elektron. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai efek fotolistrik
(Beiser,1991).
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi
ultra ungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.Istilah
lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz
mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet
menciptakan bunga api listrik lebih mudah.Efek fotolistrik merupakan proses perubahan
sifat-sifat konduksi listrik di dalam material karena pengaruh cahaya atau gelombang
elektromagnetik lain. Efek ini mengakibatkan terciptanya pasangan elektron dan hole di
dalam semikonduktor, atau pancaran elektron bebas dan ion yang tertinggal di dalam metal
(Sarojo, 2011).
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi.Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan
mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel.fenomena di mana cahaya
mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai
fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek foto (Giancoli, 1991) .
Menurut teori modern, cahaya merupakan bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik dan juga merupakan sebuah partikel yang memiliki paket energi yang
disebut dengan foton.Oleh karena itu cahaya menganut dualisme gelombang-partikel, yaitu
cahaya dapat berupa gelombang dan juga dapat berupa partikel.Efek fotolistrik membantu

2
menjelaskan mengenai dualisme ini. Albert Einstein adalah orang yang menjelaskan
mengenai efek ini dan meraih Nobel Prize In Physics pada tahun 1921 (Priyambodo, 2010).
Cahaya merupakan paket energi, maksudnya cahaya yang terdapat di alam memiliki
energi yang besarnya terkuantitas dan merupakan kelipatan dari bilangan bulat. Energi dari
sebuah foton didefinisikan dengan persamaan Planck yaitu:  
E=h . v (2.1)
Dimana h adalah konstanta Planck yang besarnya h = 6,625×10-34 J.s dan v adalah frekuensi
dari foton (cahaya) tersebut (Beiser, 1991).

Gambar 2.1 Efek fotolistrik


(Sumber: Beiser, 1991)
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi
yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam
yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai:
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum electron
E=ɸ+ EK mak (2.2)
E=h . v (2.3)
h . v=h . v 0+ EK mak (2.4)
EK mak =h . v−h . v 0 (2.5)
Dimana h adalah konstanta planck, v dan v0 adalah frekuensidari foton dan EKmak adalah
energy kinetik maksimum electron (Beiser, 1991).
Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam
tertentu, kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhempas
keluar hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik,
diperoleh bahwa banyaknya elektron yang terlepas dari permukaan logam (katoda) sebanding

3
dengan intensitas cahaya yang menyinari permukaan logam tersebut.Pada percobaan efek
fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan elektron di katoda
melepaskan diri dari atom.Frekuensi terendah cahaya yang digunakan agar terjadi peristiwa
fotolistrik disebut frekuensi ambang.Oleh karena, frekuensi cahaya berkaitan erat dengan
energi foton, energi terkecil yang digunakan untuk menghasilkan arus elektron.
Karakteristik efek fotolistrik, yaitu sebagai berikut :
1.      Hanya cahaya yang sesuai yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau menyebabkan
terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik pada kawat).
Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan logam disebut
frekuensi ambang logam.Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap logam dan merupakan
karakteristik dari logam itu.
2.      Ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas dari
pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi, Efek
fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi
ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3.      Ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera setelah
cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada selang waktu
elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya.
2.2 Miskonsepsi Efek Fotolistrik

Miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep
yang salah, klasifikasi contohcontoh yang salah, kekacauan konsepkonsep yang berbeda
dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar (Suparno, 2005).

Miskonsepsi adalah salah satu masalah dalam proses belajar mengajar fisika di
sekolah. Pembelajaran konvensional dan sifat abstrak materi pembelajaran turut
meningkatkan resiko terjadi miskonsepsi. Pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang biasa digunakan guru di kelas. Miskonsepsi siswa yang muncul pada
efek fotolistrik belum pernah terdeteksi hingga saat ini, sehingga kreativitas dalam
menggunakan metode yang tepat untuk mengajarkan topik efek fotolistrik tidak
berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung stagnan tanpa adanya solusi yang tepat.
Efek fotolistrik adalah salah satu konsep dalam fisika modern yang diajarkan pada tingkat

4
menengah atas di Indonesia. Konsep efek fotolistrik sangat abstrak karena tidak bisa
diamati secara langsung proses keluarnya elektron maupun aliran elektron pada rangkaian
(Klassen, 2009). Hal ini adalah salah satu yang menyebabkan muncul miskonsepsi siswa
pada topik efek fotolistrik.

Karakteristik konsep efek fotolistrik yang abstrak tersebut, membuat potensi siswa
mengalami miskonsepsi sangat tinggi. Oleh karena itu, untuk langkah penanganan
miskonsepsi lebih lanjut, peneliti akan memetakan jenis miskonsepsi yang muncul
melalui analisis ragam miskonsepsi siswa pada konsep efek fotolistrik.

Dari penelitian yang dilakukan oleh muhammada habibulloh,2018 pada jurnalnya


membuktikan bahwa miskonsespsi efek fotolistrik yang sering terjadi pada siswa adalah :

1. Siswa cenderung menganggap panjang gelombang dan frekuensi sebanding


2. Siswa menganggap panjang gelombang dan energi fotoelektron sebanding atau
frekuensi berbanding terbalik dengan energi fotoelektron.
3. Siswa miskonsep antara besar energi cahaya tampak dengan warna pelangi.

5
BAB III

GAGASAN IDE

Penyampaian materi Fisika tentu memerlukan praktikum agar siswa lebih memahami
materi yang diajarkan. Namun, pada kenyataannya siswa mengalami keterbatasan
diantaranya ketidaktersediaan alat di laboratorium.Laboratorium memainkan peran yang
penting dalam belajar fisika untuk mengembangkan konsep, prinsip hukum-hukum yang
mendasari dan teori tersebut. Laboratorium fisika tradisional memiliki beberapa
keterbatasan dan masalah dalam mengembangkan konsep-konsep. Untuk itu diperlukan
pula laboratorium virtual. Bajpai (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui
efektivitas laboratorium virtual untuk mengembangkan konsep-konsep fisika. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar konsep efek fotolistrik melalui
laboratorium virtual dalam cara yang lebih baik dibandingkan dengan laboratorium nyata.
Penelitian ini juga menyarankan penggunaan laboratorium virtual dalam mengajar fisika,
terutama untuk pengajaran konsep. Salah satu upaya untuk mengembangkan pemahaman
tentang efek fotolistrik ada dengan menggunakan PhET Interactive Simulation yang
dikembangkan oleh University of Colorado (Katherine Perkins, E. M., Podolefsky, N.,
Lancaster, K., & Denison., C. 2010). Dengan menggunakan simulasi interaktif PhET,
gejala efek fotolistrik dapat divisualisasikan dengan jelas.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan eksperimen menggunakan virtual


lab PhET adalah :

1. Menginstal/download software simulai PhET

6
2. Untuk memulai eksperimen aktifkan perangkat lunak PhET
3. Pilihlah simulasi efek fotolistrik

7
BAB IV

HASIL YANG DIHARAPKAN

Dengan menggunakan virtual lab PhET diharapkan siswa mampu memahami dan dapat
membuktikan bahwa bahwa bila frekuensinya nya diperbesar dari kecil hingga besar
maka mulai frekuensi tertentu elektron yang keluar dari logam semakin banyak dan ini
berarti jumlah energi kinetik elektron juga bertambah berbanding lurus dengan frekuensi
sinar datang. Dan bahwa intensitas cahaya tidak mempengaruhi besarnya frekuensi
cahaya. Dan banyak konsep lainnya tentang efek fotolistrik yang dapat dijelaskan
menggunakan virual lab ini. berikut merupakan contoh tampilan dari virtual lab yang
menjelaskan mengenai frekuensi sinar diperbesar, elektron yang keluar semaikin banyak.

8
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Untuk mengatasi miskonsepsi mengenai efek fotolistrik dapat dilakukan dengan


melakukan kegiatan praktikum virtual karena biasanya alat dan bahan untuk praktikum
konvensional sulit ditemukan maka virtual lab PhET dapat digunakan sebagai alternatif
karena dengan menggunakan virtual lab ini pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan
interaktif sehingga menambah minat belajar dan memudahkan dalam pemahaman konsep
efek fotolistrik

5.2 Saran

Guru maupun calon seorang guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi
seperti virtual lab ini,sehingga dapat mengajar menggunakan virtual lab dan teknologi lainnya
yang lebih interaktif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur.1991. Konsep Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Giancoli,Douglas C. 1991. Physics Third Edition.New Jersey: Prentice Hall.

Gautreau, Ronald dan William Savin.2006. Fisika Modern Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga.

Habibbulloh.M.(2018).Analisis ragam miskonsepsi siswa pada konsep efek fotolistrik.Jurnal


pendidikan dan pembelajaran.7(2):48-54

Rosenti.P,dkk.(2020).Pembuatan dan pelatihan alat praktikum efek fotolistrik.Jurnal


Pengabdian kepada masyarakat.1(2):1337-141

Siswoyo.(2015).Pemahaman Mahasiswa Tentang Efek Fotolistrik.Jurnal Penelitian &


Pengembangan Pendidikan Fisika.1(1):77-84

10

Anda mungkin juga menyukai