Anda di halaman 1dari 20

Makalah Mekanika

OSILATOR HARMONIK

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mekanika)


Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Nurdin Bukit,M,Si

Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Kevin Mnalu
Martin Daniel Manurung
Misva Meltri Purba
Yuwita C Timorensia Sinaga
Mata kuliah : Mekanika
Prodi : Pendidikan Fisika

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Osilator Harmonik” dapat selesai
pada waktunya.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan dari tugas mata kuliah
Mekanika. Makalah ini disusun agar dapat menambah referensi para pembaca. Penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterima pembaca dengan senang hati.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini
supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah
yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Medan, 20 September 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI…............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pendahuluan
Osilator linear dan non linear
Osilator harmonic sederhana
Energi osilator harmonik sederhana
Persamaan osilasi
Persamaan gerak osilasi redaman
Aplikasi Osilator Harmonik dalam Kehidupan Sehari-hari
BAB III
Kesimpulan Dan Saran ............................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

Secara fisika, osilator harmonis mendeskripsikan getaran-getaran kecil di sekitar sebuah


posisi kesetimbangan stabil, dan merupakan sebuah sistem yang sangat penting di dalam mekanika
klasik. Informasi ini menunjukkan bahwa osilator harmonis adalah sebuah sistem fisika, seperti
kebanyakan sistem fisika lain yang bergetar. Benda yang bergetar, secara klasik, dapat dimodelkan
sebagai osilator harmonis, walaupun pada kenyataanya osilator harmonis itu tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam mekanika kuantum, osilator harmonis sangat penting, misalnya ketika kita
mempertimbangkan gerakan sebuah partikel dalam satu dimensi, yaitu getaran dari sebuah
molekul diatomik yang inti atomnya bermassa m1 dan m2. Contoh lain sistem yang ditinjau
melalui pendekatan osilator harmonis dalam mekanika kuantum adalah vibrasi atom-atom dalam
kristal zat padat, yang kemudian akan memperkenalkan kita pada konsep tentang phonon, dan
gelombang elektromagnetik yang terkuantisasi, dikenal sebagai photon. Sementara itu, ada
contoh-contoh lain yang menarik dan telah dikembangkan melalui mekanika kuantum, seperti
optika kuantum, komputasi kuantum, laser, NMR, dsb. Saya tertarik untuk mempelajari tentang
sejarah mula-mula konsep osilator harmonis kuantum diperkenalkan, bagaimana penggunaannya,
prinsip kerja, batasan-batasan, dan apa pentingnya konsep osilator harmonis.
Ketika Planck menjelaskan fenomena BBR (Black Body Radiation) pada tahun 1900,
osilator harmonis, yang telah dikenal sebelumnya dalam mekanika klasik, dipakainya sebagai
pendekatan untuk menunjukkan bahwa energi yang dipancarkan dan diserap oleh setiap osilator
tidaklah kontinyu melainkan dalam bentuk paket-paket energi yang diskrit. Kemudian konsep
yang diusulkan oleh Planck membawa perubahan besar ketika Einstein menegaskan kembali sifat
kuantisasi energi saat menjelaskan fenomena efek fotolistrik. Sejak saat itu, teori kuantum lahir
dan photon adalah istilah yang dipakai untuk menyebut paket-paket energi diskrit tersebut. Dengan
demikian, sejarah awal konsep osilator harmonis kuantum tidak dapat dipisahkan dari lahirnya
mekanika kuantum.
Dalam perkembangan selanjutnya, vibrasi atomik di dalam zat padat dapat dijelaskan
dengan sederhana melalui pendekatan osilator harmonis kuantum. Einstein menggunakan 3N
osilator harmonis yang tidak berpasangan untuk memperkirakan kapasitas panas dari sebuah kisi
kristal, dan pendekatan tersebut lebih akurat daripada pendekatan klasik. Akan tetapi, model
Einstein kemudian dikoreksi oleh Debye dengan mengasumsikan bahwa semua osilator tersebut
sebenarnya terkopel (berpasang-pasangan). Pendekatan Einstein cocok untuk temperatur tinggi,
sedangkan pendekatan Debye cocok untuk temperatur rendah dan tinggi. Debye, pada tahun 1912,
menerapkan teori kuantum pada gelombang bunyi di dalam zat padat. Tinjauan dimulai dengan
sebuah gelombang bunyi klasik, di mana tekanan sebagai sebuah fungsi posisi, dan
mendeskripsikan gelombang itu dengan sebuah fungsi gelombang kuantum, sebagai sebuah fungsi
amplitudo, yang mana merupakan deret sebuah osilator harmonis (eksitasi-eksitasi) yang
terkuantisasi dan berjarak sama satu dengan yang lain. Eksitasi-eksitasi tersebut dikenal sebagai
phonon. Deret takhingga dari level-level energi diskrit yang berjarak sama mirip dengan apa yang
ditemukan oleh Planck pada tahun 1900 berkaitan dengan mode/ragam medan gelombang
elektromagnetik. Hal ini disebabkan karena fakta bahwa dekomposisi (penguraian) medan
elektromagnetik menjadi mode-mode (ragam-ragam vibrasi) normal esensinya adalah
dekomposisi menjadi osilator-osilator harmonis yang tidak terkopel. Akan tetapi, dalam
pendekatan osilator harmonis kuantum untuk vibrasi atomik kristal zat padat, pada level energi n
= 0, masih ada energi tertentu yang tidak nol, yaitu sebesar . Di sisi lain, energi terendah dari
osilator harmonis klasik adalah nol. Nilai level energi keadaan dasar, yaitu (yang mana disebut
sebagai zero-point energy), adalah efek mekanika kuantum, dan secara langsung berkaitan dengan
prinsip ketidakpastian. Nilai-nilai karakteristik osilator harmonis kuantum 1 dimensi, misalnya,
bersifat non-degenerate, karena untuk setiap nilai karakteristik terdapat hanya satu fungsi
karakteristik yang bersesuaian.
Hingga saat ini, pendekatan osilator harmonis kuantum dapat dipakai untuk menjelaskan
vibrasi atomik di dalam molekul diatomik. HCl adalah salah satu jenis molekul diatomik yang
telah dipelajari melalui pendekatan osilator harmonis, dengan asumsi bahwa vibrasi atom H dan
Cl yang terjadi tidak memiliki amlitudo getaran yang lebih besar daripada jarak rata-rata ikatan
antaratom H dan Cl.

KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan Osilasi Harmonik Sederhana

INDIKATOR

1. Menjelaskan hubungan operator Hamilton dengan energi pada Schrodinger


2. Menjelaskan annihilation operator dan creation operator
3. Menjelaskan energi eigen dan energi nilai eigen
4. Menjelaskan pengembangan waktu osilator

DESKRIPSI MATERI

Pada makalah ini akan membahas tentang defenisi osilator harmonik sederhana,
hubungan operator Hamilton dengan energi pada Schrodinger, annihilation operator dan
creation operator, energi eigen dan energi nilai eigen dan perkembangan waktu osilator.
TUJUAN

Setelah mengikuti perkuliahan ini melalui metode diskusi, pemberian tugas serta presentasi,
diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan hubungan operator Hamilton dengan energi pada Schrodinger


2. Menjelaskan annihilation operator dan creation operator
3. Menjelaskan energi eigen dan energi nilai eigen
4. Menjelaskan pengembangan waktu osilator
BAB II
PEMBAHASAN
OSILATOR HARMONIK
3.1 Pendahuluan
Jika sebuah sistem dalam kesetimbangan stabil statis atau dinamis ,ketika sistem tersebut
dipindahkan sedikit dari posisi kesetimbangan,gerak osilasi yang dihasilkan disebut gerak
harmonik.
Untuk menjaga gerak osilasi dalam gesekan,beberapa gaya eksternal harus diterapkan. Sistem
berisolasi seperti ini disebut isolator paksa atau dorong. Ketika perpindahan sistem dari
kesetimbangan besar,sistem ini tidak lagi linear. Sistem berosilasi seperti ini disebut nonlinear.
3.2 Osilator Linear dan Tidak Linear
Pertimbangkan sebuah partikel bermassa m bergerak dalam medan gaya konservatif dengan energi
konservatif dengan energi potensial V(x) dari partikel sebagai fungsi dari perpindahan. Untuk
medan gaya konservatif,energi total E dari partikel
𝐸 = 𝐾 + 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
1
Jika 𝑥̇ adalah kecepatan dari partikel, 𝐸 = 2 𝑚𝑥̇ 2 + 𝑉(𝑥)

𝑑𝑦 2
Dimana jika kita selesaikan dalam 𝑥̇ mengahsilkan 𝑥̇ = = ±√𝑚 [𝐸 − 𝑉(𝑥)]
𝑑𝑡

Jika 𝐸 = 𝐸0 , kemudian 𝐸0 − 𝑉(𝑥) = 0 dan ,𝑥̇ = 0; partikel terletak diam pada kesetimbangan
yang stabil pada 𝑥 = 𝑥0 .
Posisi x(t) dari sebuah partikel bergerak dalam sumur potensial dapat ditemukan dengan
mengintegrasikan persamaan yaitu,
𝑚 𝑥2 𝑑𝑥
𝑡2 − 𝑡1 = √ ∫
2 𝑥1 √𝐸 − 𝑉(𝑥)

Sedangkan waktu periode T dari satu isolasi adalah


𝑥2
𝑑𝑥
𝑇 = 2(𝑡2 − 𝑡1 ) = √2𝑚 ∫
𝑥1 √𝐸 − 𝑉(𝑥)
Misalkan sebuah partikel berosilasi pada titik kesetimbangan 𝑥0 , dimana potensi minimum adalah
𝑉(𝑥0 ) pada 𝑥 = 𝑥0 maka fungsi potensial dapat dituliskan sebagai :
1 1 4
𝑉(𝑥 ′ ) = 𝑘𝑥′2 + ∈ 𝑥 ′ + ⋯
2 4
 Osilasi Linear
Dalam pendekatan pertama,kita dapat mengabaikan semua kecuai yang pertama yaitu:
1 2
𝑉(𝑥) = 𝑘𝑥
2
𝐹(𝑥) = −𝑘𝑥
𝑑2 𝑉 𝑑𝐹
Disini 𝑘 = ( 𝑑𝑥 2 ) = − (𝑑𝑥 )
𝑥−𝑥0 𝑥−𝑥0

Sejak (𝑑 2 𝑉 ⁄𝑑𝑥 2 )0 bernilai positif, k juga akan bernilai positif. Oleh karena itu gaya F(x) = - kx
selalu diarahkan menuju pusat dan sebanding dengan x. Gaya seperti ini disebut gaya pemulih
linear.
 Osilasi non linear
Berbagai bentuk gaya dan potensial yang diilustrasikan untuk sistem dengan perpindahan yang
besar (sehingga tidak ada lagi linear). Untuk sistem non linear,yaitu:
𝐹(𝑥) = −𝑘𝑥−∈ 𝑥 3
Kita harus ingat ∈ yang merupakan jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan k,namun
besarnya dan tanda mempengaruhi hubungan linear –kx, gaya yang dihasilkan F(x).
3.3 Osilator Harmonic Linear
Osilator harmonik linear atau sederhana terdiri dari massa m terikat dengan pegas yang memiliki
konstanta gaya k. Sistem semi-massa berosilasi dalam satu dimensi sepanjang sumbu X pada
permukaan horizontal tanpa gesekan. Sistem ini memenuhi hukum hooke,maka sistem linear.
1
Mengukur perpindahan X dari posisi kesetimbangan energi potensial V(x) adalah 𝑉(𝑥) = 2 𝑘𝑥 2
sementara gaya pemulih F(x) adalah F(x) = -kx
Paradigma dari osilator harmonik klasik adalah sebuah benda dengan massa m, yang dipaksa untuk
bergetar dengan gaya F dan kontanta k. Gerakannya diatur oleh hukum Hooke:

(tentunya dengan mengabaikan gaya friksi) dan solusi umumnya adalah

di mana
yang merupakan frekuensi (anguler) osilasi. Energi potensialnya adalah

merupakan bentuk kurva parabola.


Tentunya, tak ada yang sesempurna seperti pada kasus osilator harmonik sederhana ini. Jika kita
membentangkan pegas terlalu panjang, bisa-bisa pegas tersebut akan berhenti bergetar karena
sudah melewati titik elastisitasnya dan juga hukum Hooke tidak akan berlaku untuk kasus yang
demikian. Tetapi praktisnya, potensial dapat didekati dengan fungsi parabola, di dalam titik
tetangga dari titik minimum. Formalnya, jika kita mengekspansi V(x) ke dalam deret Taylor di
sekitar titik minimum, maka

Bagilah dengan V(x0) [Kita juga bisa menambah konstanta sembarang pada V(x)selama tidak
mengubah gaya], misalkan
yang menggambarkan gerak oslilasi selaras sederhana (di sekitar titik 𝑥0 ), dengan konstanta pegas
efetif 𝑘 = 𝑉′′(𝑥0 ) Inilah kenapa oslilator selaras sederhana menjadi sangat penting dalam
mekanika kuantum, secara kasat mata gerak osilator adalah selaras sederhana selama nilai
amplitudonya kecil.

Permasalahan kuantum kali ini adalah menyelesaikan persamaan Shroedinger untuk potensial:

Seperti yang telah kita lihat, tujuan kita adalah menyelesaikan persamaan Shroedinger tidak
bergantung waktu.
Pada kebanyakan literatur, kita akan menjumpai dua pendekatan berbeda untuk permasalahan
seperti ini. Yang pertama adalah solusi dengan penekanan langsung pada persamaan diferensial
menggunakan metode “ekspansi power series”, cara ini sangat baik karena dapat digunakan
untuk menyelesaikan berbagai potensial lain.
3.4 Energi Osilator Harmonic Sederhana
Gerak periodik adalah gerak berulang dari suatu objek dalam jangka
waktu yang sama. Sebagai suatu pengetahuan contohnya adalah bumi kembali ke
posisi yang sama ketika setelah setahun mengitari matahari. Pada khususnya
sebenarnya banyak sistem yang melakukan gerak periodik yaitu molekul dalam
zat padat berosilasi disekitar titik setimbangnya, gelombang elektromagnetik
seperti gelombang cahaya, radar, dan gelombang radio merupakan karakteristik
dari osilasi listrik dan medan magnet. Gerak periodik terjadi pada sistem mekanik
ketika gaya yang diberikan akan sebanding dengan jarak relatif obyek terhadap
titik setimbangnya. Jika gaya selalu diarahkan ke titik setimbangnya maka gerak
tersebut dikenal sebagai gerak harmonik sederhana.

Gambar 2.1. Sistem pegas bermassa sederhana untuk partikel


Persamaan yang digunakan untuk merepresentasikan gerak harmonik sederhana
adalah :

Jika rasio dari k   2 maka persamaan (2.1) berubah menjadi


m

Solusi dari persamaan orde dua diatas dapat di tuliskan dalam bentuk
dengan frekuensi osilator harmonik.

3.5 Persamaan Osilasi


Persamaan Osilasi Paksa
Pada Gambar 3, ditunjukkan bahwa suatu sistem pegas-massa yang dikenai gaya luar
hingga mengalami osilasi paksa. Gaya dorong dari luar diasumsikan diberikan secara periodik.

Gambar 3. Osilasi paksa pada sistem pegas-massa

Bila pada sistem pegas-massa tersebut beban bermassa m, pegas mempunyai kekakuan
dengan konstanta pegas k, besar redaman di sekitar sistem dinyatakan oleh faktor redaman b, dan
gaya periodik penyebab osilasi dalam F(t), maka menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak
beban selama osilasi berlangsung dinyatakan dalam bentuk:

d 2x dx
m 2  b  k x  F (t ) (3.51)
dt dt

gaya luar periodik F(t) umumnya dalam bentuk fungsi sinus dan fungsi cosinus.
Persamaan gerak pada sistem osilasi paksa ini ternyata identik dengan persamaan yang
menggambarkan aliran arus bolak balik (I) dalam sistem RLC ketika dihubungkan dengan
tegangan sumber bolak balik V(t), yaitu:

dI q
L  RI   V (t ) (3.52)
dt C

atau dalam bentuk persamaan diferensial yang menyatakan aliran muatan q adalah

d 2q dq q
L 2
R   V (t ) (3.53)
dt dt C

dq
dengan I  . Pada Pers.(3.52) dan Pers.(3.53) besaran C adalah kapasitansi kapasitor yang akan
dt
dimuati, L adalah induktansi dari lilitan yang digunakan dan R adalah besar hambatan listrik yang
berfungsi sebagai pembatas arus listrik. Keidentikan dengan Pers.(7) tersebut menyebabkan massa
beban m identik dengan induktansi L, faktor redaman b identik dengan hambatan R, konstanta
pegas k bersesuaian dengan kapasitansi C, gaya periodik luar F(t) identik dengan V(t), sedangkan
arus listrik I identik dengan kecepatan benda dx/dt. Kedua persam aan diferensial dari kedua
proses yang berbeda ini menghasilkan penyelesaian dengan karakteristik yang identik.

2.6 Persamaan Gerak Osilasi Redaman


Gerak partikel dinyatakan oleh ayunan harmonik sederhana disebut ayunan bebas. Begitu
ayunan (bergetar), gerak itu tidak akan pernah berhenti. Kejadian ini merupakan suatu hal yang
sangat sederhana sekali. Getaran yang terdapat gaya penghambat atau gaya gesekan yang pada
akhirnya getaran itu akan berhenti. Gaya penghambat itu dikenal dengan gaya redam. Gaya redam

merupukan fungsi linier dari kecepatan, Fd = -β dx/dt.

jika suatu partikel bermassa m bergerak di bawah pengaruh gaya pulih linier dan gaya
hambat, maka persamaannya menjadi:

mx + βx + kx = 0 (4.1)

yang dapat dituliskan menjadi:

x + 2γx + ω02x = 0 (4.2)


dimana β/2m, yang merupakan parameter redam; dan ω02 = k/m sebagai frekuensi asli.

Sistem Redaman kritis


Untuk setiap sistem yang berosilasi dengan redaman kritis (critical damping) seperti
persamamaan berikut ini :

2
 Ccr  k
   0 (3.58)
 2m  m

Dimana : Ccr menyatakan harga redaman kritis.

Karena frekuensi natural dari sistem tak teredam yang dinyatakan oleh   k / m , maka koefisien
redaman kritis yang di berikan oleh persamaan (3.59) adalah :

Ccr  2m  2k /  (3.60)

Harga-harga akar persamaan karakteristik dari sistem redaman kritis, adalah sama:

Ccr
P1  P2   (3.61)
2m

Karena kedua akar tersebut sama, maka solusi umum yang diberikan oleh persamaan (3.57)
mempunyai satu konstanta integrasi, sebab itu terdapat pada solusi independen, yaitu :

y1 (t )  C1e Ccr / 2 m t (3.62)

Solusi independen yang lain didapat dengan menggunakan fungsi :

y2 (t )  C2teCcr / 2 m t (3.63)

Solusi umum untuk sistem redaman kritis diberikan oleh :

y2 (t )  (C1  C2t ) e Ccr / 2 m t (3.64)

Sistem Redaman Superkritis


Pada sistim redaman superkritis, koefisien redamamannya lebih besar dari koefisien
redaman dari sistim redaman kritis, yaitu :
C  Ccr (3.65)

Oleh karena itu, besaran di bawah tanda akar dari persamaan (3.56) adalah positif, jadi kedua akar
persamaan karakteristik adalah real dan solusinya diberikan oleh persamaan (3.57). Perlu
diperhatikan bahwa, untuk sistem redaman superkritis gerakan yang terjadi pada osilasi, namun
besar osilasi mengecil secara eksponensial dengan waktu menuju nol. Gambar berikut menyatakan
grafik respons dari osilator sederhana dengan redaman kritis.

Gambar 1. Respons getaran bebas dengan redaman kritis

Respons dari sistem redaman superkritis mirip dengan gerak sistem redaman kritis pada
gambar 1, tetapi diperlukan lebih banyak waktu untuk kembali ke posisi netral bila redaman
bertambah.

Sistem Redaman Subkritis


Bila harga redaman lebih kecil dari harga kritis C  Ccr , yang mana akan terjadi bila
besaran di bawah tanda akar negatif, maka harga akar-akar dari persamaan karakteristik (3.56)
adalah bilangan kompleks, jadi :

2
P1 c k  c 
 i   (3.66)
P2 2m m  2m 

Dimana : i   1 adalah unit imajiner. Untuk hal ini perlu digunakan persamaan Euler yang
menghubungkan fungs-fungsi ekponensial dengan trigonometrik, yaitu :

e ix  cos x  i sin x
e ix  cos x  i sin x (3.67)

Dengan mensubtitusikan akar-akar P1 dan P2 akan memberikan bentuk solusi umum dari sistem
redaman subkritis, yaitu :

y(t )  e c / 2 m t  A cos  D t  B sin  D t  (3.68)

Dimana A dan B adalah konstanta dari  D adalah frekuensi redaman dari sistem yang diberikan
oleh :

2
k  c 
D    (3.69)
m  2m 

atau

D   1   2 (3.70)

Besar frekuensi natural tak teredam, adalah :

k
 (3.71)
m

Dan rasio redaman dari sistem yang didefenisikan sebagai :

c
 (3.72)
c cr

Kemudian bila ditentukan kondisi awal dari perpindahan dan kecepatan y0 dan v0, maka integrasi
dapat ditentukan, kemudian disubtitusikan ke persamaan (3.68), maka persamaannya menjadi :

 v  y 0 
y(t )  e t  y0 cos  D t  0 sin  D t  (3.73)
 D 

y(t )  Ce t cos   D t    (3.74)

Dimana :
v0  y02
C y0 
2
(3.75)
D 2

2 2
TD   (3.76)
D  1 2

Harga dari koefisien redaman untuk struktur adalah jauh lebih kecil dari koefisien redaman kritis
dan biasanya diantara 2 sampai dengan 20% dari harga redaman kritis. Subtitusi harga maksimum
  0.20 adalah D  0.98 .
Dapat dilihat bahwa frekuensi getaran suatu sistem dengan 20% rasio redaman adalah
hampir sama dengan frekuensi natural sistem tak teredam. Jadi, dalam praktek, frekuensi natural
dari sistem teredam dapat diambil sama dengan frekuensi natural sistem tak teredam.

Gambar 2. Respons getaran bebas untuk sistem redaman subkritis

Solusi persamaan impedansi pada rangkaian paralel

Pada rangkaian paralel tegangan pada setiap elemen sama. Maka berlaku rumus :

V = VL = VC = VR

Dan rangkaian paralel merupakan pembagi arus. Maka berlaku persamaan matematis :

I = IL + IC + IR

Untuk mencari IL, IC, IR kita tinjau dari tegangannya.


V = VL

VL = iLI

VL
IL =
Li

V = VR

VR = RI

V
IR =
R

V = VC

1
VC = IC
i C

IC = VC iC

V
I=  I L  IC  I R
Z

V VL V
= + VC iC +
Z Li R

Karena V = VL = VC = VR maka saling meniadakan, sehingga persamaan menjadi

1 1 1
  iC 
Z Li R

1 R  LiR (iC )  Li



Z LiR

LiR LiR LiR


Z  
R LiR (iC ) Li

Dari beberapa persamaan dan hasil subtitusi, maka diperoleh persamaan impedansi pada
rangkaian paralel, yaitu :
1
Z = Li + R
iC

2.7 Aplikasi Osilator Harmonik dalam Kehidupan Sehari-hari

Gerak harmonik pada bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan dian
di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan
bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik
sederhana.

Gerak harmonik pada pegas

Gerak vertikal pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar.. Ketika sebuah
benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah
panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar
(ditarik atau digoyang).
Shockabsorber pada Mobil

Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya
terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya,
terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as roda. (Fluida kental
menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit
tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Suatu sistem dalam keadaan setimbang statis maupun dinamis, apabila dalam sistem
demikian disimpangkan sehingga dihasilkan gerak osilasi, maka gerak demikian
dinamakan gerak harmonik, dari osilator harmonik sederhana yang terdiri atas massa ( m
), dengan kostanta pegas.
2. Persamaan gerak Osilasi harmonik pada mekanika kuantum berawal dari gaya pemulih
pegas dan energi potensial pegas yang terdapat pada mekanika klasik.
3. Persamaan energi kinetik dan potensial osilator harmonik didapatkan dari hubungan
persamaan Schrodinger dengan operator Hamilton

4. Setiap gelombang yang melakukan osilasi memiliki energi eigenket sebesar

5. Perkembangan evolusi waktu pada osilator harmonik sederhana menggunakan gambaran


Heisenberg

B. Saran

Untuk memahami lebih lanjut mengenai osilator harmonik sederhana diharapkan memahami
penyelesaian persamaan schrodinger, sifat incompetiblen dari dua operator yang berbeda,
kemampuan matematis dalam pemecahan soal

Anda mungkin juga menyukai