MK TERMODINAMIKA
NIM : 4171121029
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “TERMODINAMIKA” yang berjudul “HUKUM
PERTAMA TERMODINAMIKA”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan penulis
dalam penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Atas Perhatiannya terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 18
4.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Identitas Buku Review
Judul : Fisika Dasar I
Edisi :-
Pengarang / (Editor, jika ada) : Mikrajuddin Abdullah
Penerbit :.Kampus ganesa
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2016
ISBN :-
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
Selama gas mengalami suatu proses maka ada beberapa peristiwa yang dapat terjadi, seperti:
Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energi yang dimiliki gas. Hukum I
termodinamika merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan pada sistem termodinamika.
Misalkan energi dalam awal gas U1 dan energi dalam akhir U2. Maka perubahan energi
dalam adalah ∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1
Misalkan pada gas dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar W.
Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam gas sebesar Q
Pertambahan energi dalam gas hanya tejadi karena adanya kerja yang dilakukan lingkungan pada
gas dan adanya aliran masuk kalor ke dalam gas. Secara matematika, pernyataan di atas dapat
diungkapkan oleh persamaan ∆𝑈 = 𝑊 + 𝑄
3
Ketika menerapkah hukum I termodinamika, kita harus memperhatikan tanda dengan seksama.
Perjanjian untuk tanda ∆U, W, dan Q sebgai berikut:
Proses
Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan awal ke satu keadaan
akhir. Misalkan mula-mula keadaan gas diungkapkan oleh variable-variabel P1, V1, dan T1.
Jika pada keadaan selanjutnya nilai variable tersebut adalah P2, V2, dan T2, maka dikatakan
gas telah melewati suatu proses.
Selama mengalami proses umumnya terjadi perubahan energi dalam gas serta
pertukaran energi antara gas dengan lingkungan. Berkaitan dengan masalah pertukaran energi
ini, kita mengklasifikasi beberapa jenis proses berikut ini.
o Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak terjadi pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan.
Proses adiabatik dapat terjadi jika sistem dan lingkungan dibatasi oleh sekat yang tidak
dapat dilalui kalor. Contoh sekat yang sulit dilewati kalor adalah dinding termos air panas.
o Proses diatermik
4
Kebalikan dengan proses adiabatik adalah proses diatermik. Pada proses ini kalor
dijinkan berpindah dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya. Proses ini dapat berlangsung
jika sistem dan lingkungan dibatasi oleh sekat yang mudah dilewati panas. Contoh sekat
diatermik adalah logam.
o Proses Kuasistatik
Persamaan gas yang telah kita bahas pada bab sebelumnya hanya dapat diterapkan
jika gas tersebut telah berada dalam keadaan statik. Artinya tidak ada lagi proses yang
berlangsung dalam gas atau tidak ada.lagi perubahan pada variable-variabel termodinamika
gas. Selama gas mengalami suatu proses, persamaan tersebut tidak berlaku. Dengan
demikian, selama proses berlangsung, kita tidak dapat menentukan tekanan meskipun suhu
dan volum diketahui karena tidak ada persamaan yang dapat dipakai. Namun, jika proses
yang terjadi berlangsung sangat lambat, maka setiap saat kita dapat menganggap gas
seolah-olah berada dalam keadaan statik. Proses yang demikian disebut proses kuasistatik.
Selama proses kuasistatik persamaan gas dapat digunakan. Dengan demikian, selama
proses berlangsung kita dapat menghitung volume gas jika tekanan dan suhunya diketahui.
Pada bagian selanjutnya, semua proses yang akan kita bahas dianggap berlangsung secara
kuasistatik.
Diagram P-V
Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang dialami gas lebih sering
digambarkan dalam diagram P-V. Diagram ini terdiri dari sumbu volum gas arah datar dan
sumbu tekanan gas arah vertikal. Satu keadaan yang dimiliki gas diwakili oleh satu titik
pada diagram P-V (Gambar 1). Titik yang berbeda mengandung informasi tekanan, suhu,
atau volum yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang berbeda.
1) 2)
5
Jika gas mengalami proses kuasistatik dari satu keadaan ke keadaan lainnya, maka proses tersebut
direpresentasikan oleh sebuah kurva yang menghubungkan titik awal (keadaan awal) dan titik akhir
(keadaan akhir) pada diagram P-V (Gambar 2). Keadaan gas selama proses ditentukan oleh nilai
P,V, dan T pada titik-titik sepanjang kurva.
PROSES-PROSES KHUSUS
Dengan bantuan diagram P-V kita akan bahas beberapa proses khusus, yang memiliki
kurva yang khas pada diagram P-V.
o Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses yang berlangsung pada volum tetap. Jika digambarkan
pada diagram P-V, kurva proses isokhorik adalah kurva tegak (Gambar 12.13). Contoh proses
ini adalah proses yang berlangsung pada gas dalam wadah tertutup yang volumnya tidak
berubah selama proses berlangsung.
o Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan tetap. Jika digambarkan
pada diagram P-V, kurva proses isobarik adalah kurva mendatar (Gambar). Contoh proses ini
adalah proses yang berlangsung dalam wadah yang dilengkapi sebuah piston di bagian atasnya.
Piston tersebut dapat bergerak. Piston tersebut mendapat tekanan dari udara luar (atmosfer)
sehingga nilainya konstan. Dengan demikian, tekanan dalam gas juga konstan.
6
o Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada suhu tetap. Dengan
menggunakan persamaan gas ideal, P = nRT/V, maka P berbanding terbalik dengan V. Jika
digambarkan pada diagram P-V, kurva proses isotermal tampak pada Gambar 12.15.
Contoh proses ini adalah proses yang berlangsung dalam wadah logam di mana wadah
tersebut dicelupkan dalam air yang voumenya sangat besar. Karena volume air yang sangat
besar, maka selama proses berlangsung suhu air dapat dianggap konstan sehinagg suhu gas
dalam wadah juga dianggap konstan. Juga proses ini dapat dihasilkan dengan memasang
pemanas otomatik yang bisa mengontrol suhu sehingga konstan.
Kerja
Dalam termodinamika, kita definisikan kerja sebagai kerja yang dilakukan lingkungan pada sistem.
Persamaan ∆𝑊 = 𝑃∆𝑉 mengungkapkan kerja yang dilakukan gas (sistem) pada lingkungan.
Kerja yang dilakukan lingkungan pada sistem adalah negatif dari nilai tersebut. Jadi, kerja selama
proses didefinisikan sebagai ∆𝑊 = −𝑃∆𝑉
Untuk kurva yang sembarang (Gambar), luas daerah di bawah kurva dihitung dengan integral. Jadi
kerja yang dilakukan lingkungan untuk mengubah sistem gas dari keadaan A ke keadaan B adalah
7
2.2 Ringkasan Buku Pembanding
Panas Masuk
∆𝑈 Usaha Keluar
Q Positif
W Positif
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊
Untuk perumusan hukum pertama termodinamika untuk menentukan jumlah panas yang
ditambahkan dan usaha yang dilakukan pada system. dapat dirumuskan sebagai berikut. Untuk
menulis W untuk usaha yang dilakukan oleh system pada daerahnya. Maka –W adalah usaha yang
dilakukan pada system. Sebagai contoh, bila gas mengembang melawan suatu piston, maka usaha
dilakukan pada sekitarnya, dan W positif. Sebaliknya, Jika usaha dilakukan untuk menekan gas,
maka W negative. Panas Q positif jika diberikan kepada system dan negative jika keluar dari
system (seperti gambar diatas) dengan menggunakan aturan-aturan ini dan menulis U untuk energy
internal system, maka hukum pertama termodinamika adalah
𝑄 + (−𝑊) = ∆𝑈 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊
8
Panas neto yang ditambahkan pada suatu system sama dengan perubahan energy internal
system ditambahkan usaha yang dilakukan oleh system.
Hukum Pertama termodinamika adalah rumusan kekekalan energy. Energi panas yang diberikan
pada system diperhitungkan sebagai usaha dilakukan oleh system atau sebagai kenaikan energy
internal system sebagai kombinasi tertentu dari keduanya.
Adalah penting untuk mengerti bahwa energy internal system adalah sifat system yang
tergantung pada keadaan system. Artinya adalah fungsi keadaan system, seperti halnya P, V dan
T. Misalkan gas ada pada suatu keadaan awal tertentu (P1, V1, T1) maka artinya, system akan
mempunyai nilai-nilai fungsi keadaan awalnya (P1, V1), maka temperature T dan energy internal
system U harus sama dengan nilai awalnya.
Untuk Panas yang ditambahkan, usaha yang dilakukan, maka perubahan energy internal
dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya ditulis sebagai dQ = dU + dW
dalam persamaan ini, dU adalah diferensial fungsi energy internal namun, Dq bukanlah diferensial
apapun, dQ sekedar menyatakan sejumlah kecil panas yang ditambahkan pada system. dW
menyatakan sejumlah kecil usaha yang dilakukan pada system.
Menunjukkan gas yang tersimpan dalam tabung dengan piston yang terpasang secara rapat yang
akan kita asumsikan tanpa gesekan. Bila piston bergerak, volume gas berubah. Temperatur pada
tekanan atau keduanya harus juga berubah karena ketiga variable-variabel dihubungkan oleh
persamaan keadaan PV = nRT. Jika tiba-tiba mendorong piston masuk menekan gas, tekanan mula-
mula akan lebih besar dekat piston dibandingkan di bagian yang jauh daripadanya. Namun bila
gerakan piston secara perlahan-lahan dalam langkah-langkah yang kecil dan menunggu setelah itu,
langkah agar kesetimbangan terbentuk kembali, maka kita dapat menekan atau mengembangkan
gas dengan cara sedemikian hingga tak pernah jauh dari keadaan kesetimbangan. Pada proses
semacam itu dinamakan proses kuasistatik, gas berubah lewat rangkaian keadaan setimbang.
Piston melakukan usaha pada benda menyedian gaya eksternal ini. Jika piston berpindah sejauh dx
maka usaha yang dilakukan oleh gas pada piston adalah
9
dW = F dx = PA dx = P dV
P (P0, V0)
∆V
Gambar diatas menunjukkan diagram dengan garis horizontal yang menyatakan rangakaian
keadaan yang semuanya mempunyai nilai yang sama P. Garis ini menyatakan ekspansi isobaric.
Untuk perubahan volume ∆V, usaha yang dilakukan adalah P ∆V yang sama dengan luasan
berbayang-bayang dibawah kurva dalam gambar. Secara umum usaha yang dilakukan oleh gas
sama dengan luasan di bawah kurva P versus V
Pada lintasan c menggambarkan proses ekspansi isotermis. dimana dapat dihitung dengan
persamaan :
𝑛𝑅𝑇
𝑑𝑊 = 𝑃 𝑑𝑉 = 𝑑𝑉
𝑉
𝑉2 𝑉2 𝑛𝑅𝑇
𝑊 𝐼𝑆𝑂𝑇𝐸𝑅𝑀𝐼𝑆 = ∫𝑉1 𝑃 𝑑𝑉 = ∫𝑉1 𝑑𝑉 Karena T konstans, maka:
𝑣
𝑣2 𝑑𝑣 𝑉2
𝑊 𝐼𝑆𝑂𝑇𝐸𝑅𝑀𝐼𝑆 = 𝑛𝑅𝑇 ∫𝑣1 = 𝑛𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑉1
𝑣
10
Ekspansi Adiabatik Kuasi Statik Gas
Sebuah proses dimana tidak ada panas yang mengalir masuk atau keluar dari suatu system
dinamakan Proses Adiabatik. dalam proses adiabatic yang diperhaikan adalah ekspansi adibatik
kuasistatik.
Persamaan kurva adiabatic untuk gas ideal dengan menggunakan persamaan keadaan dan
hukum pertama termodinamika.
𝑑𝑉 𝑑𝑇 𝑛𝑅 𝑑𝑈
𝐶𝑣 𝑑𝑇 + 𝑛𝑅𝑇 = 0 dengan menyederhanakannya menjadi + 𝐶𝑣 =0
𝑉 𝑇 𝑉
𝑛𝑅 𝐶𝑝
dimana Cp – Cv = nR sehingga : = 𝐶𝑝 − 𝐶𝑣⁄𝐶𝑣 = 𝐶𝑣 − 1 = 𝛾 − 1
𝐶𝑣
𝐶𝑝 𝑑𝑇 𝑑𝑉
dimana 𝛾 = 𝐶𝑣 dengan demikian + (𝛾 − 1) = 0 dengan mengingat sifat-sifat logaritma
𝑇 𝑉
Karena konstanta dalam kedua persamaan terdahulu tidak sama. T dapat dieliminasi dari
persamaan diatas dengan menggunakan rumus 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 sehingga
𝑃𝑉
𝑉 𝛾−1 𝑃𝑉 𝛾 = konstan
𝑛𝑅𝑇
untuk menghubungkan P dan V untuk ekspansi adiabatic kuasi static dan untuk kompresi adiabatic
kuasi static dimana piston melakukan usaha, dapat digunakan persamaan
𝑃𝛾𝑉 𝛾 𝑑𝑉 + 𝑉 𝛾 𝑑𝑃 = 0
𝛾𝑃 𝑑𝑉
𝑑𝑃 = −
𝑉
𝑑𝑃
𝑑𝑉
dimana modulus limbak adiabatic adalah B adiabatic = − = 𝛾𝑃 adapun kelajuan bunyi
𝑉
11
𝐵𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘
𝑣= √
𝜌
𝑛𝑀 𝑛𝑀 𝑀𝑃
v dapat dieliminasi dari kerapatan 𝜌 = = 𝑛𝑅𝑇 =
𝑉 𝑅𝑇
𝑃
𝐵𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 𝛾𝑃 𝛾𝑅𝑇
𝑣=√ = √ 𝑀𝑃 = √
𝜌 𝑀
𝑅𝑇
𝑃 𝑑𝑉 = −𝐶𝑣 𝑑𝑇
atau
𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 = -𝐶𝑣 ∆𝑇
dengan menggunakan hukum gas ideal, dapat dituliskan persamaan dengan menyatakan nilai awal
dan akhir dari tekanan dan volume. Jika T1 adalah temperature awal dan T2 adalah temperature
akhir maka, usaha yang dilakukan adalah
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2 𝑉𝑉
𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 = 𝐶𝑉 ( − )= (𝑃 𝑉 − 𝑃2 𝑉2 )
𝑛𝑅 𝑛𝑅 𝐶𝑃− 𝐶𝑉 1 1
dimana 𝑛𝑅 = 𝐶𝑃 − 𝐶𝑉 . dengan membagi pembilang dan penyebut dengan 𝐶𝑉 dan menulis 𝛾 untuk
𝐶𝑃
, diperoleh :
𝐶𝑉
𝑃1 𝑉1− 𝑃2 𝑉2
𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 =
𝛾−1
12
BAB III
PEMBAHASAN
HUKUM TERMODINAMIKA
Panas Masuk
∆𝑈 Usaha Keluar
Q Positif
W Positif
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊
13
USAHA DAN DIAGRAM PV UNTUK GAS
Proses isokhorik adalah proses yang berlangsung pada volum tetap. Jika digambarkan
pada diagram P-V, kurva proses isokhorik adalah kurva tegak (Gambar 12.13). Contoh proses
ini adalah proses yang berlangsung pada gas dalam wadah tertutup yang volumnya tidak
berubah selama proses berlangsung.
Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan tetap. Jika digambarkan
pada diagram P-V, kurva proses isobarik adalah kurva mendatar (Gambar). Contoh proses ini
adalah proses yang berlangsung dalam wadah yang dilengkapi sebuah piston di bagian atasnya.
Piston tersebut dapat bergerak. Piston tersebut mendapat tekanan dari udara luar (atmosfer)
sehingga nilainya konstan. Dengan demikian, tekanan dalam gas juga konstan.
14
Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada suhu tetap. Dengan
menggunakan persamaan gas ideal, P = nRT/V, maka P berbanding terbalik dengan V. Jika
digambarkan pada diagram P-V, kurva proses isotermal tampak pada Gambar 12.15.
Contoh proses ini adalah proses yang berlangsung dalam wadah logam di mana wadah
tersebut dicelupkan dalam air yang voumenya sangat besar. Karena volume air yang sangat
besar, maka selama proses berlangsung suhu air dapat dianggap konstan sehinagg suhu gas
dalam wadah juga dianggap konstan. Juga proses ini dapat dihasilkan dengan memasang
pemanas otomatik yang bisa mengontrol suhu sehingga konstan.
(P0, V0)
P
(P0, V0)
∆V
Gambar diatas menunjukkan diagram dengan garis horizontal yang menyatakan rangakaian
keadaan yang semuanya mempunyai nilai yang sama P. Garis ini menyatakan ekspansi
isobaric.
15
Pada lintasan c menggambarkan proses ekspansi isotermis. dimana dapat dihitung
dengan persamaan :
𝑛𝑅𝑇
𝑑𝑊 = 𝑃 𝑑𝑉 = 𝑑𝑉
𝑉
𝑉2 𝑉2 𝑛𝑅𝑇
𝑊 𝐼𝑆𝑂𝑇𝐸𝑅𝑀𝐼𝑆 = ∫𝑉1 𝑃 𝑑𝑉 = ∫𝑉1 𝑑𝑉 Karena T konstans, maka:
𝑣
𝑣2 𝑑𝑣 𝑉2
𝑊 𝐼𝑆𝑂𝑇𝐸𝑅𝑀𝐼𝑆 = 𝑛𝑅𝑇 ∫𝑣1 = 𝑛𝑅𝑇 𝐼𝑛
𝑣 𝑉1
Pada Buku Review, Proses adiabatic secara kuasistatik dipisahkan, maksudnya ialah Proses
adiabatic dijelaskan terpisah dari proses kuasistatik tidak ada rumus dalam penjelasan ini
melainkan hanya pengertian, seperti:
o Pada proses adiabatik, tidak terjadi pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan.
Proses adiabatik dapat terjadi jika sistem dan lingkungan dibatasi oleh sekat yang
tidak dapat dilalui kalor. Contoh sekat yang sulit dilewati kalor adalah dinding
termos air panas.
o Selama proses kuasistatik persamaan gas dapat digunakan. Dengan demikian,
selama proses berlangsung kita dapat menghitung volume gas jika tekanan dan
suhunya diketahui. Pada bagian selanjutnya, semua proses yang akan kita bahas
dianggap berlangsung secara kuasistatik.
16
𝑃1 𝑉1− 𝑃2 𝑉2
𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 =
𝛾−1
Buku Review
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah Buku Diktat
dan memiliki tampilan buku yang sederhana
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah: Times
New Roman 14
3. Dari aspek isi buku: Buku tersebut disajikan dengan sederhana tidak banyak rumus
ataupun penurunan rumus sehingga menyulitkan pembaca
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah Menggunakan Bahasa Baku dan
memudahkan pembaca memahami penjelasan materi baik dari gambar maupun deskripsi
materi
Buku Pembanding
1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah Buku tersebut
tidak merupakan buku diktat melainkan buku referensi diperpustakaan, buku tersebut
merupakan buku terjemahan dari Paul A.Tipler. Buku ini memiliki tampilan menarik
2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah: Times
New Roman 12
3) Dari aspek isi buku: Buku tersebut disajikan dengan lengkap baik dari segi penjelasan
materi, gambar, persamaan rumus maupun penurunan rumusnya sehingga
memudahkan pembaca memahami materi
4) Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah Menggunakan Bahasa Baku yang kaku
sehingga menyulitkan pembaca memahami penjelasan materi
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Hukum Pertama termodinamika adalah rumusan kekekalan energy. Energi panas yang
diberikan pada system diperhitungkan sebagai usaha dilakukan oleh system atau sebagai
kenaikan energy internal system sebagai kombinasi tertentu dari keduanya.
𝑄 + (−𝑊) = ∆𝑈 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊
2. Sebuah proses dimana tidak ada panas yang mengalir masuk atau keluar dari suatu system
dinamakan Proses Adiabatik. dalam proses adiabatic yang diperhaikan adalah ekspansi
adibatik kuasistatik. 𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 = -𝐶𝑣 ∆𝑇 atau
𝑃1 𝑉1− 𝑃2 𝑉2
𝑊𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 =
𝛾−1
4.2 Saran
Penulis Menyadari bahwa penulisan makalah ini memiliki kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini
kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19