REPORT
MK. TERMODINAMIKA
PRODI S1 DIKFIS
FMIPA
Skor Nilai :
KALOR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas “CRITICAL
JOURNAL REVIEW”. Tugas ini dibuat utnuk memenuhi salah satu mata kuliah saya
yaitu “TERMODINAMIKA”. Saya sangat berharap critical journal review ini dapat
berguna bagi saya dan orang lain.
Semoga critical journal review sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Saya menyadari bahwa tugas critical journal review ini masih jauh dari
kesempurnaan. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari buku ini.
Sekiranya makalah yang disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
IFFAH KHAIRIYAH I.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Jurnal Pembanding
Judul : Pengaruh Suhu Dan Waktu Karbonisasi Terhadap Nilai Kalor
Dan Karakteristik Pada Pembuatan Bioarang Berbahan Baku
Pelepah Aren (Arenga Pinnata)
Jurnal : Jurnal Teknik Kimia USU
Volume dan Hal. : Vol. 04, No. 2, Hal. 46-52
1
Tahun : 2015
Penulis : Erwin Junary, Julham Prasetya Pane, Netti Herlina
2
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika
dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam keadaan dingin.
Jalan dan trotoar beton memuai dan menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik
dan materi zat juga berubah terhadap suhu. Demikian juga warna yang dipancarkan benda,
paling tidak pada suhu tinggi. Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik
memancarkan warna merah ketika panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti
besi bersinar jingga atau bahkan putih.
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Mudahnya, semakin
tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Suhu juga disebut temperatur, satuan
suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur (Kreith,
1991). Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer
bekerja dengan memanfaatkan menjadi termometer analog dan termometer digital (Kreith,
1991).
Panas atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI
untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
rendah. Perpindahan panas dapat di definisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut dari
temperatur fluida yang lebih tinggi ke fluida lain yang memiliki temperatur lebih rendah.
Perpindahan panas pada umumnya dibedakan menjadi tiga cara perpindahan panas yang
berbeda yaitu konduksi (conduction; juga dikenal dengan istilah hantaran), radiasi
(radiation; juga dikenal dengan istilah pancaran), dan konveksi (convection; juga dikenal
dengan istilah alian) (Yunus, 2009)
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi
kedaerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau gas) atau
antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung (Ambarita,
2012). Radiasi adalah proses dengan mana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi
3
ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di lama ruang, bahkan bila
terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Konveksi adalah proses transport
energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan dan gerakan mencampur.
Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda
padat dan cairan atau gas.). Perpindahan panas secara konveksi antara batas benda padat
dan fluida terjadi dengan adanya suatu gabungan dari konduksi dan angkutan (transport)
massa.
Banyak parameter yang mempengaruhi perpindahan panas konveksi di dalam
sebuah geometri khusus. Parameter-parameter tersebut, yaitu
panjang sistem (L),
konduktivitas termal fluida (k),
kecepatan fluida (V),
kerapatan (g),
viskositas (h),
panas jenis (Cp
Suatu benda dengan konduktivitas tinggi memiliki laju penurunan suhu yang lambat
daripada benda dengan bahan konduktivitas rendah pada suhu yang tinggi, akan tetapi ketika
benda mendekati suhu ruangan, kelajuan benda tidak berbeda signifikan untuk masing-masing
bahan. Jika benda dengan suhu yang tinggi ditempatkan dalam ruangan yang suhunya lebih
rendah, maka suhu benda tersebut akan turun dan selalu dalam arah cenderung menyamakan
dengan suhu ruangan, jika hal tersebut dibiarkan maka suhu keduanya akan sama dan
keduanya dikatakan dalam keadaan kesetimbang termal dan tidak ada lagi perpindahan panas
yang terjadi diantaranya.
4
telah dikenal menghasilkan bahan - bahan yang dapat dimanfaatkan. Semua bagian fisik
dan tumbuhan ini dapat memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan produksi nira sebagai
minuman segar atau sebagai bahan baku pengolahan gula telah banyak melibatkan dan
memberikan manfaat kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Arang merupakan bahan padat berpori yang mengandung 85–95 % karbon dan
dihasilkan melalui proses karbonisasi pada suhu tinggi). Sebagian besar pori – pori arang
masih tertutup oleh hidrokarbon, tar dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri
dari karbon tertambat (fixed carbon), abu, air, nitrogen dan sulfur. Selain sebagai sumber
energi untuk menghasilkan panas, arang juga dimanfaatkan sebagai adsorben (penyerap)
melalui proses aktivasi yang disebut dengan arang.
Dalam hal ini, kita menggunakan proses karbonisasi. Karbonisasi didefinisikan
sebagai suatu proses penghancuran zat organik menjadi arang pada keadaan tanpa udara.
Karbonisasi atau pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan
pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature
carbonization”. Karbonisasi biomassa atau yang lebih dikenal dengan pengarangan adalah
suatu proses untuk menaikkan nilai kalor biomassa dan dihasilkan pembakaran bersih
dengan sedikit asap.
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup.
Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk
bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan
bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.
Dalam percobaan menciptakan bioarang yang berasal dari pelepah aren (Arenga
pinnata) dengan suhu dan waktu karbonisasi yang optimum dapat disimpulkan
1. Semakin lama waktu karbonisasi dan semakin tinggi suhu maka kadar air dan kadar
zat volatil akan semakin berkurang, namun hal ini akan berlaku sebaliknya untuk
kadar abu.
2. Nilai kalor berbanding lurus dengan kadar karbon terikat, semakin besar kadar
karbon terikat maka nilai kalor akan semakin tinggi dan sebaliknya
3. Kadar karbon dipengaruhi oleh kadar air, kadar abu dan kadar zat mudah menguap,
apabila ketiganya terdapat dalam jumlah yang kecil maka kadar karbon akan
semakin besar dan sebaliknya
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Perpindahan
panas dapat di definisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya
sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut dari temperatur fluida yang
lebih tinggi ke fluida lain yang memiliki temperatur lebih rendah.
Suatu benda dengan konduktivitas tinggi memiliki laju penurunan suhu yang lambat
daripada benda dengan bahan konduktivitas rendah pada suhu yang tinggi, akan tetapi
ketika benda mendekati suhu ruangan, kelajuan benda tidak berbeda signifikan untuk
masing-masing bahan. Jika benda dengan suhu yang tinggi ditempatkan dalam ruangan
yang suhunya lebih rendah, maka suhu benda tersebut akan turun dan selalu dalam arah
cenderung menyamakan dengan suhu ruangan, jika hal tersebut dibiarkan maka suhu
keduanya akan sama dan keduanya dikatakan dalam keadaan kesetimbang termal dan tidak
ada lagi perpindahan panas yang terjadi diantaranya.
4. Pengaruh suhu dan kalor tehadap nilai karbonisasi dapat kita simpulkan bahwa
Semakin lama waktu karbonisasi dan semakin tinggi suhu maka kadar air dan kadar
zat volatil akan semakin berkurang, namun hal ini akan berlaku sebaliknya untuk
kadar abu.
5. Nilai kalor berbanding lurus dengan kadar karbon terikat, semakin besar kadar
karbon terikat maka nilai kalor akan semakin tinggi dan sebaliknya
6. Kadar karbon dipengaruhi oleh kadar air, kadar abu dan kadar zat mudah menguap,
apabila ketiganya terdapat dalam jumlah yang kecil maka kadar karbon akan
semakin besar dan sebaliknya
4.2 Saran
Dalam pembuatan critical journal report ini, penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan sehingga penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maupun pengkritikan buku tersebut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Junary, Erwin, dkk. (2015). Pengaruh Suhu Dan Waktu Karbonisasi Terhadap Nilai Kalor
Supu, Idawati, dkk. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material