Anda di halaman 1dari 17

SUHU DAN KALOR TUGAS RUTIN MK.

KONSEP DASAR
FISIKA DAN KIMIA

PRODI S1 PGSD-FIP

SKOR:

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 5:

1. Hottua Diningrat Naibaho (1213111150)


2. Gati Sri Handayani (1213111159)
3. Jernita Damayanti Silalahi (1213111125)
4. Khairiah Nur (1213111151)
5. Vica Anastasya O Silitonga (1213111155)

Dosen Pengampu : Suyit Ratno,S.Pd.,M.Pd.


Mata Kuliah : Konsep Dasar Fisika dan Kima

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok dengan
judul “Suhu dan Kalor” untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Kimia dan Fisika di
Universitas Negeri Medan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya juga
berterimaksih kepada bapak Suyit Ratno,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar Kimia dan Fisika. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membagikan
pengetahuannya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami sangat berharap kiranya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami selaku penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
memperbaiki makalah yang telah ditulis untuk dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
suatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Makalah ................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Pengertian Suhu dan Kalor .................................................................................................. 2
B. Pengukuran suhu .................................................................................................................. 5
C. Skala termometer ................................................................................................................. 7
D. Pengaruh Perubahan Suhu dan Kalor terhadap sifat benda ................................................. 9
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang namanya
suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk
menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumio ini. Dialam
modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan
bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda,yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya
mengubah suatu air menjadi es.aplikasi perpindahan kalor dialamanda jumpai pada sirkuilasi
udara di pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu
pula sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut..Bagaimana air biasa
menjadi es?, mengapa air laut bertiup Siang hari dan angin darat bertiup malam hari?.Hal-hal
tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor.

B. Rumusan Masalah

1. .Apa definisi Suhu dan kalor?


2. Apa saja alat yang digunakan dalam Pengukuran suhu?
3. Apa saja macam Skala thermometer
4. Bagaimana pengaruh perubahan suhu dan kalor terhadap sifat benda?
5. Apa saja macam macam Perpindahan kalor ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui definisi suhu dan kalor


2. Untuk mengetahui alat alat yang digunakan dalam pengukuran suhu
3. Untuk mengetahui macam macam skala thermometer
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suhu dan kalor terhadap sifat benda
5. Untuk mengetahui macam macam perpindahan kalor

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu dan Kalor

Suhu ialah suatu ukuran yang menyatakan energi panas yang tersimpan dalam benda.
Setiap manusia tentunya bisa membedakan suasana suatu tempat dengan tempat yang lainnya,
hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan suhu di masing-masing tempat tersebut. adapun
pengertian suhu menurut para ahli agar wawasanmu semakin luas, diantaranya:

1. Menurut Nurdin Riyanto (2009), Pengertian suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata
dari suatu molekul. Sehingga, jika temperatur tinggi maka energ kinetik rata-rata pun akan
menjadi besar.

2. Menurut Ir. Sarsinta (2008), Suhu merupakan suatu ukuran dingin atau panasnya keadaan
atau sesuatu lainnya. Di Indonesia satuan ukur temperature yang banyak digunakan ialah
°C (derajat Celcius). Sedangkan satuan ukur yang banyak digunakan di luar negeri adalah
derajat Fahrenheit.

Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain pada benda
itu. Misalnya volume,tekanan, dn daya hantar listriknya. Sifat – sifat suatu besaran pada benda
yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan besaran – besaran itu disebut
besaran – besaran termometrik. Sifat – sifat termometrik yang dimiliki besaran pada suatu zat
dapat digunakan sebagai petunjuk tinggi rendahnya suhu sekitarnya. Fakta tersebut digunakan
dalam pembuatan alat pengukur suhu yang dikenal sebagai termometer. Sifat termometrik
berupa perubahan volume zat digunakan dalam termometer raksa dan termometer alkohol serta
termometer bimetal. Sifat termometrik berupa perubahan daya hantar listrik suatu zat
digunakan dalam termometer elektrik atau termometer digital. Zat yang digunakan dalam
termometer sebagai petunjuk suhu disebut zat termometrik. Prinsip dasar pembuatan
termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat digunakan untuk mengukur suhu
sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh benda yang diukur suhunya.

2
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan suhu yang
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya dipertemukan atau bersentuhan.
Dua benda yang memiliki suhu yang berbeda ketika dipertemukan maka akan muncul kalor
yang mengalir atau berpindah. Misalnya saat kita mencampurkan air dingin dengan air panas,
kemudian akan menghasilkan air hangat. Suhu dan kalor itu berbeda. Suhu adalah suatu nialai
yang dapat terukur dengan termometr, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir pada suhu
benda tersebut ke benda lainnya. Menurut SI atau MKS, satuan kalor adalah joule (J)
sedangkan menurut CGS satuan kalor adalah erg dan untuk beberapa jenis makanan
menggunakan satuan kalori. Dapat dihitung bahwa satu kalori adalah jumlah energi panas yang
diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram air hangat sampai naik menjadi 1 derajat celcius (◦C).
Jadi dapat dikatakan satu kalori = 4,184 J atau biasa dibulatkan menjadi 4,2 J. Pengertian kalor
juga dapat disebut sebagai energy panas yang dimiliki oleh suatu zat tertentu yang untuk
mendeteksinya perlu menggunakan alat pengukur suhu benda tersebut. Bisa diperhatikan pada
air panas yang dibiarkan diudara terbuka maka lama-kelamaan akan mendingin karena ada
kalor yang dilepaskan dari zat air ke udara. Hal yang mampu mempengaruhi kenaikan dan
penurunan suhu pada benda adalah jumlah kalor, massa benda dan jenis benda itu sendiri.
Kalor secara alami akan berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah, sehingga bersifat cenderung menyamakan suhu kedua benda jika saling
bertemu atau bersentuhan. Jika suhu suatu benda itu tinggi maka kalor yang dikandungnya
pun sangat besar. Sebaliknya, jika suhu suatu benda rendah maka kalornya pun sedikit. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya kalor yang ada pada benda atau zat menyesuaikan
dengan 3 faktor, yakni massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Kalor kemudian
bisa menaikan atau menurunkan suhu, jadi semakin besar kenaikan suhu, kalor yang diterima
pun semakin banyak. Sebaliknya, kenaikan suhu yang kecil akan membuat kalor yang diterima
juga sedikit. Itu artinya, hubungan kalor (Q) akan berbanding lurus atau sebanding dengan
kenaikan suhu (∆ T), jika massa (m) dan kalor jenis zat ( c) suatu benda itu tetap.

3
Rumus Kalor :

1. Rumus Perpindahan Kalor

Q=m.c.ΔT

Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

2. Rumus Kalor Jenis

c = Q / m.ΔT

Keterangan:
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

3. Rumus Kapasitas Kalor

C=Q/ΔT

Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (K)

4
4. Rumus Menentukan Kapasitas Kalor Itu Sendiri

C=m.c

Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg.K)

5. Rumus Kalor Lebur dan Uap


a) Kalor lebur
Q=mxL
b) Kalor uap
Q=mxU
Ketentuan:
L = Kalor lebur zat (Joule/kilogram)
U = Kalor uap zat (Joule/kilogram)

B. Pengukuran suhu

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dinamakan termometer. Termometer telah
dibuat dalam berbagai jenis. Jenis-jenis tersebut disesuaikan dengan kegunaan masing-masing.
Juga jangkauan pengukuran satu termometer dengan termometer lainnya berbeda, sesuai
dengan di mana termometer itu akan digunakan. Termometer yang digunakan untuk mengukur
suhu tubuh hanya berjangkauan sekitar 30 oC – 50 oC. Penyebabnya adalah tidak ada manusia
yang memiliki suhu badan di bawah 30 oC dan di atas 50 oC. Jadi akan percuma saja membuat
skala di bawah 30 oC dan di atas 50 oC.

5
Dalam percobaan sederhana di laboratorium sekolah, suhu yang sering digunakan biasanya
antara 0 oC hingga 100 oC. Dalam beberapa industri, suhu yang harus diukur bisa mencapai
2000 oC dan bisa serendah negatif 100 oC. Untuk kebutuhan ini diperlukan termometer jenis
lain lagi. Dalam beberapa laboratotium penelitian besar, para ahli sering mendinginkan benda
hingga suhu mendekatai 0 K. Untuk keperluan ini digunakan termometer jenis lain lagi. Ketika
mengukur benda yang suhunya sangat tinggi, kita biasanya tidak mengukur suhu melalui
sentuhan alat ukur karena termometer dapat melunak, bengkok, atau bahkan mencair. Suhu
diukur tanpa sentuhan. Dan untuk keperluan ini pun digunakan alat ukur yang jenis lain lagi.

Warna suhu merepresentasikan penampakan visual cahaya. Konsep warna suhu memiliki
peran penting dalam bidang fotografi, pencahayaan, videografi, penerbitan, manufaktur,
astrofisika, dan sejumlah bidang lain yang berkaitan dengan warna. Warna suhu berkaitan
dengan peristiwa radiasi benda. Jika benda dipanaskan maka warnanya akan berubah. Pada
suhu rendah warnanya merah dan pada suhu tinggi warnanya berubah menjadi biru. Di tempat
pandai besi, warna besi yang dibakar berubah dari merah menjadi biru ketika suhu maskin
tinggi. Kaitan antara warna dan suhu benda inilah yang melahirkan konsep warna suhu.

Suhu dan Pertumbuhan Bakteri Bakteri bisa tumbuh pada makanan yang disimpan. Laju
pertumbuhan bakteri bergantung pada suhu penyimpanan makanan tersebut. Bakteri dapat
berkembang pada suhu antara 5 oC hingga 65 oC. Perkembangan tercepat bakteri berlangsung
pada suhu 37 oC. Pada suhu di bawah 5 oC baketeri tidak dapat berkembang. Pada suhu di atas
65 oC, bakteri mati. Suhu antara 5 oC – 65 oC disebut daerah berbahaya karena memungkinkan
bakteri tumbuh. Gambar ini adalah ilustrasi daerah pertumbuhan bakteri dalam makanan.

6
C. Skala termometer

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda. Zaman dahulu
masyarakat mengukur suhu dengan indera peraba, namun data yang didapatkan hanyalah data
kualititatif. Seiring berkembangnya teknologi, untuk mendapatkan data secara valid suatu suhu
diperlukan alat pengukur yaitu termometer. Saat ini telah ditemukan berbagai macam jenis
termometer. Macam-macam termometer yaitu dibedakan berdasarkan skala dan bahan. Satuan
suhu dalam SI untuk pengukuran termometer adalah Kelvin (K), tetapi secara umum
menggunakan satuan derajat celcius (°𝐶) dalam pengukuran sehari-hari. Pembuatan
termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 – 1642) pada tahun 1595. Alat
tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang
dengan ujung pipa terbuka. Secara kualitatif, dapat diketahui bahwa suhu adalah sensasi dingin
atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, dapat
diketahui dengan menggunakan termometer. Termometer berisi air raksa atau alkohol, karena
raksa dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi (Tb Raksa= 360°𝐶) sedangkan
alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah (Tf Alkohol= -130°𝐶).
Termometer diambil dari Bahasa Yunani yaitu thermo dan meter, dimana thermo berarti panas
dan meter berarti untuk mengukur. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
maupun menghitung perubahan suhu (temperatur) suatu zat. Termometer adalah perangkat
penting yang digunakan untuk pengukuran suhu. Termometer berdasarkan mekanisme kerja
seperti merkuri atau tekanan uap dalam gelas dikelompokkan ke dalam jenis termometer non-
listrik, sedangkan termometer listrik biasanya menggunakan semikonduktor. Termometer
laboratorium biasanya menggunakan zat cair raksa atau alkohol. Jika cairan tersebut bertambah
Panas, cairan tersebut akan memuai sepanjang pipa yang pada umumnya berskala °C (Celcius)
dengan ukuran pipa tersebut harus dibuat sekecil mungkin (pipa kapiler) agar sensitif terhadap
perubahan suhu. Supaya termometer cepat bereaksi terhadap perubahan suhu, dinding wadah
cairan harus dibuat tipis sehingga panas masuk ke cairan dengan menyentuh dinding
termometer. Termometer ini biasanya ditemukan di laboratorium sekolah. Ada berbagai jenis
termometer untuk mengukur suhu yang juga menggunakan berbagai metode. Untuk lebih
mengenal termometer sebagai salah satu kebutuhan sehari-hari, ada baiknya mengenal
beberapa jenis termometer yang umum digunakan pada pembahasan selanjutnya.

7
Jenis-jenis Termometer Berdasarkan skala

a) Termometer Celsius
Termometer Celsius ditemukan oleh Andreas Celcius (1701–1744), seorang ahli fisika
dari Swedia. Celcius menentukan titik tetap bawah skala termometer dengan patokan suhu
es yang sedang mencair, yang diberi skala 0°. Titik tetap atasnya berpatokan pada suhu air
mendidih pada tekanan 76 cmHg, yang diberi skala 100°. Di antara jarak kedua titik
tersebut terdapat 100 satuan derajat. Satuan suhu yang diukur menggunakan termometer
Celsius yaitu derajat Celsius (°C). Skala Celcius merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. B. Termometer Reamur Termometer ini
dikenalkan oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur, seorang ahli fisika berkebangsaan
Prancis. Reamur menentukan titik tetap bawah dan titik tetap atas skala termometer sama
seperti Andreas Celcius. Namun, Reamur memberi skala 0° untuk titik tetap bawah dan
80° untuk titik tetap atas termometernya. Satuan suhu yang diukur menggunakan
termometer Reamur yaitu derajat Reamur (°R). Skala Reamur digunakan secara luas di
Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tetapi kemudian digantikan oleh Celcius. Saat ini
skala Reamur jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju. C. Termometer
Fahrenheit Termometer jenis ini dikenalkan oleh Gabriel D. Fahrenheit, seorang ahli fisika
berkebangsaan Jerman. Fahrenheit menetapkan titik tetap bawah, yaitu suhu campuran es
dan garam amonium klorida. Titik ini ditetapkan menjadi 0°F. Suhu campuran air dan es
(titik beku air) pada termometer Fahrenheit diberi skala 32°F. Sementara titik tetap atas
termometer ini, yaitu suhu air mendidih diberi skala 212°F.
b) Termometer Kelvin Lord
Kelvin, seorang ilmuwan Inggris (1824–1907) mencoba sesuatu yang berbeda pada
termometer Celsius. Kelvin menggunakan termometer Celsius dengan mengubah skala
titik tetap atas dan titik tetap bawahnya. 100°C = 373 K 0°C = 273 K 0K = –273°C Suhu
yang dinyatakan dengan skala Kelvin disebut suhu mutlak. Skala Kelvin ditetapkan
berdasarkan perhitungan bahwa ada suhu minimal di alam ini. Hal tersebut didukung oleh
teori kinetik partikel bahwa pada suhu nol mutlak, partikel-partikel semua zat praktis tidak
bergerak. Suhu nol mutlak tersebut sama dengan -273,15°C, biasanya dibulatkan menjadi
-273°C. Pada skala Kelvin, titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Skala

8
kelvin memiliki satuan Kelvin (K). Berdasarkan bahannya 1) Termometer Zat Cair dalam
Gelas/Kaca a. Raksa
c) Termometer Raksa Keuntungan :
Mudah dilihat karena mengkilap Pemuaiannya teratur, Tidak membasahi dinding,
Jangkauan suhunya cukup besar, yaitu -390 C sampai 3570 CContoh Termometer Raksa
adalah Termometer Klinis (Pengukur Suhu Badan). Pada termometer badan bagian bawah
pipanya (pipa kapiler) dibuat menyempit. Hal ini dimaksudkan agar raksa tidak cepat turun
setelah digunakan untuk. pengukuran sehingga skala suhunya dapat dibaca lebih teliti.
Tetapi, setiap akan digunakan termometer tersebut harus dikocok terlebih dahulu agar
raksa dalam pipa kapiler turun kembali ke dalam tendon kaca.

D. Pengaruh Perubahan Suhu dan Kalor terhadap sifat benda

Joseph Black menyatakan suhu adalah nilai yang terukur pada termometer, sedangkan
kalor merupakan sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Kemudian Benjamin Thompson mengatakan, kalor bukanklah zat alir, melainkan suatu
bentuk energi yang dihasilkan dari suatu mekanis, seperti gesekan dan tumbukan. Dilansir
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, definisi kalor adalah suatu
bentuk energi yang dipindahkan oleh benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih
rendah. Pengaruh kalor terhadap wujud benda menunjukkan berapa besar energi kinetik dari
partikel penyusunnya. Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain mengubah suhu, tetapi juga
perubahan wujud zat. Sebagai contoh sebuah sendok yang dicelupkan ke dalam gelas berisi
air panas. Suhu sendok lebih rendah daripada suhu air sehingga energi panas akan mengalir
dari air ke sendok. Hal ini mengakibatkan suhu sendok menjadi naik. Dengan demikian, kalor
dapat mengubah suhu suatu benda. Satuan kalor dalam SI aadalah joule, sedangkan satuan
kalor lain yang juga sering digunakan adalah kalori. Satu kalori ditetapkan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan satu gram air sehingga suhunya naik satu derajat
selsius.

1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori

Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule (J), satuan lainnya dikenal
dengan kalori (kal) yang biasa digunakan di bidang gizi. Satu kalori adalah jumlah energi

9
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air hingga naik sebesar 1 derajat selsius
(oC). Satu kalori = 4,184 J atau sering dibulatkan menjadi 4,2 J. Kalor didefinisikan juga
sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Untuk mendeteksi adanya kalor yang
dimiliki oleh suatu benda umumnya dilakukan dengan mengukur suhu benda tersebut. Air
panas jika dibiarkan lama-kelamaan akan dingin, sebab kalor yang ada di dalamnya dilepaskan
ke lingkungan sekitar air. Yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan suhu benda adalah
jumlah kalor, massa benda dan jenis benda.
Perpindahan kalor atau panas adalah perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu di
antara dua tempat yang berbeda. Perpindahan panas meliputi proses pemasukan dan
pengeluaran panas. Panas sangat lekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja saat
sebuah sendok stainless dimasukkan ke air panas, sendok pun ikut menjadi panas. Di sisi lain,
benda-benda yang terdapat di sekitar kita, ada yang bisa menghantarkan panas ada juga yang
tidak bisa. Benda yang bisa menghantarkan panas disebut dengan konduktor. Contoh benda
konduktor ialah tembaga, besi, air, timah, dan alumunium. Perpindahan Kalor sendiri terbagi
atas tiga macam, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi disebut juga perpindahan kalor secara hantaran,
yaitu perpindahan kalor tanpa memindahkan zat perantaranya. Umumnya, perpindahan
kalor secara konduksi terjadi pada zat padat. Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa
dirumuskan sebagai kalor yang mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara
koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas
penampang (A)dan selisih suhu kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik
(x). Rumus laju perpindahan kalor nya:

Contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari:


1) Ketika mengaduk teh panas, maka sendok aluminium yang digunakan untuk mengaduk
juga ikut panas. Hal ini menunjukkan bahwa kalor atau panas berpindah dari teh yang
panas ke ujung sendok aluminium yang dipegang.

10
2) Ketika memanaskan batang besi di atas nyala api. Apabila salah satu ujung besi
dipanaskan, kemudian ujung yang lain dipegang, maka semakin lama ujung yang
dipegang semakin panas. Hal ini menunjukkan bahwa kalor atau panas berpindah dari
ujung besi yang dipanaskan ke ujung besi yang dipegang.
3) Saat memasak air maka kalor atau panas berpindah dari api kompor menuju panci dan
menyebabkan air mendidih. Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa besi
dan aluminium merupakan penghantar panas yang baik.

2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor atau panas yang disertai dengan perpindahan
zat perantaranya. Konveksi agak mirip dengan konduksi. Bedanya, konduksi adalah
perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi merupakan
perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara. Contoh konveksi dalam kehidupan sehari-
hari: Saat memasak air, maka air bagian bawah akan lebih dulu panas, saat air bawah
panas maka akan bergerak ke atas (dikarenakan terjadinya perubahan masa jenis air)
sedangkan air yang di atas akan bergerak kebawah begitu seterusnya sehingga keseluruhan
air memiliki suhu yang sama. Laju perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan

h = tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda.

Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya
maka semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1
adalah selisih suhu.

3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor atau panas tanpa adanya zat perantara.
Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara.

Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi dirumuskan

Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1
jka benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah
konstanta Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10-8C. A adalah luas permukaan benda
dan T adalah suhu dalam kelvin.

11
Contoh radiasi dalam kehidupan sehari-hari:
1) Panas matahari sampai ke bumi walau melalui ruang hampa.
2) Tubuh berasa hangat ketika berada di dekat sumber api.
3) Pakaian menjadi kering ketika dijemur dibawah terik matahari.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan :
Suhu ialah suatu ukuran yang menyatakan energi panas yang tersimpan dalam benda. Kalor
adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan suhu yang lebih tinggi
ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya dipertemukan atau bersentuhan. Dua benda
yang memiliki suhu yang berbeda ketika dipertemukan maka akan muncul kalor yang mengalir
atau berpindah. Misalnya saat kita mencampurkan air dingin dengan air panas, kemudian akan
menghasilkan air hangat. Suhu dan kalor itu berbeda. Suhu adalah suatu nialai yang dapat
terukur dengan termometr, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir pada suhu benda
tersebut ke benda lainnya. Menurut SI atau MKS, satuan kalor adalah joule (J) sedangkan
menurut CGS satuan kalor adalah erg dan untuk beberapa jenis makanan menggunakan satuan
kalori. Dapat dihitung bahwa satu kalori adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk
menaikan suhu 1 gram air hangat sampai naik menjadi 1 derajat celcius (◦C). Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu dinamakan thermometer.
Perpindahan kalor atau panas adalah perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu di
antara dua tempat yang berbeda. Perpindahan panas meliputi proses pemasukan dan
pengeluaran panas. Panas sangat lekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja saat
sebuah sendok stainless dimasukkan ke air panas, sendok pun ikut menjadi panas. Di sisi lain,
benda-benda yang terdapat di sekitar kita, ada yang bisa menghantarkan panas ada juga yang
tidak bisa. Benda yang bisa menghantarkan panas disebut dengan konduktor sedangkan benda
yang tidak dapat menghantarkan panas adalah Konveksi.
B. Saran :
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpodoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Taqwa, M. R. A., Priyadi, R., & Rivaldo, L. (2019). Pemahaman konsep suhu dan kalor
mahasiswa calon guru. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1), 56-67.
Farisi, A., Hamid, A., & Melvina, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(3), 283-287.
Hidayat, A., Zainuddin, Z., & Misbah, M. (2021). Pengembangan bahan ajar suhu dan kalor
menggunakan pembelajaran generatif. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(3), 151-160.

14

Anda mungkin juga menyukai