Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

SUHU DAN KALOR

DOSEN PENGAMPU:

Dra. NURLIANA MARPAUNG, M. Si

DISUSUN OLEH : KELOMPOK V (LIMA)

SITI ROKHAYA DAMANIK 4173321052

SRY WAHYUNI 417121

STEVEN A. TELAUMBANUA 4173321053

SUSI SANTY SAMOSIR 4173321054

KELAS : FISIKA DIK D 2017

HARI/TANGGAL : SELASA/ 8 MEI 2019

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas bahan ajar ini tepat pada
waktunya. Dalam penugasan ini dilakukan untuk memenuhi mata kuliah “Fisika SMA”.

Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing
yang dapat membimbing dan memperkaya ilmu mahasiswa dalam kreasi dan bentuk
kegiatan-kegiatan yang sesuai dan relevan dengan disiplin ilmu yang bersumber pengetahuan.

Bahan ajar yang disusun adalah bahan ajar Fisika materi Suhu dan Kalor. Penyusunan
bahan ajar ini selain sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah Fisika SMA, juga dapat
menambah wawasan pembaca, melatih penulis untuk menyusunan bahan ajar yang baik dan
benar

Penlis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini.
Oleh karena itu penulis menyarankan kepada dosen pembimbing dan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan untuk tugas ini.
Akhir kata semoga tugas yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN SUHU DAN KALOR


A. Suhu dan Termometer
B. Kalor
C. Pemuaian
D. Perpindahan Kalor

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah suhu atau temperatur sering kali disalah sartikan dengan panas. Jika kita
sediakan dua cawan air. Cawan pertama kita isi air dingin yang baru diambil dari kran,
sedangkan cawan kedua berisi air hangat yang diperoleh dari campuran air dingin dengan air
mendidih. Mula-mula tangan kita masukkan kedalam cawan pertama. Sesudah itu, kita
masukkan kita masukkan kedalam cawan kedua. Dapat kita rasakan perbedaannya. Perbedaan
yang kita rasakan itu menunjukkan perbedaan suhu. Suhu air dalam cawan kedua lebih tinggi
dari pada suhu air dalam cawan pertama. Jadi, suhu adalah ukuran derajat panas adalah salah
satu bentuk energi satuannya adalah SI joule.
Pengukuran suhu dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Sebagai contoh,
seorang dokter memeriksa suhu pasien nntuk mengetahui apakah demam atau tidak.
Contohmya adalah sejauh makanan tertentu supaya tahan lama. Alat ukur mengukur suhu
disebut termometer.
Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bisa terlepas dari yang namanya
suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk
menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumi ini. Dialam
modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan
bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda, yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya
mengubah suatu air menjadi es.
Aplikasi perpindahan kalor di alam anda jumpai pada sirkuilasi udara di pantai. Pada
siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula sebaliknya
pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut..Bagaimana air biasa menjadi es?,
mengapa air laut bertiup Siang hari dan angin darat bertiup malam hari?.Hal-hal tersebut
merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian suhu dan kalor.
2. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
3. Untuk mengetahui bentuk persamaan kalor.
C. Manfaat
BAB II

ISI

BAHAN AJAR

SUHU DAN KALOR

A. Kompetensi Inti

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.

KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
3.4.Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan.
4.4.Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1. Menjelaskan defenisi Suhu
3.4.2. Menjelaskan berbagai jenis termometer
3.4.3. Menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu dengan
menggunakan thermometer
3.4.4. Menentukan skala thermometer tak berskala dengan membandingkan termometer
berskala.
3.4.5. Menjelaskan defenisi pemuaian
3.4.6. Menjelaskan pengertian kalor
3.4.7. Menjelaskan perubahan suhu benda
3.4.8. Menjelaskan perubahan wujud benda
3.4.9. Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik Menjelaskan defenisi Suhu
2. Peserta didik Menjelaskan berbagai jenis termometer
3. Peserta didik Menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu dengan
menggunakan termometer
4. Peserta didik menjelaskan defenisi pemuaian
5. Peserta didik Menjelaskan pengertian kalor
6. Peserta didik Menjelaskan perubahan suhu benda
7. Peserta didik Menjelaskan perubahan wujud benda
8. Peserta didik Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi

E. MATERI
A. Suhu dan Termometer
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda, kita memerlukan
suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh kita meminum es, maka
kita akan merasakan dingin, ketika kita merebus air, lama kelamaan air yang kita rebus akan
menjadi panas dengan demikian kita bisa mengukur suhu dengan menggunakan tangan kita
dan kita akan dapat merasakan suhu yang ada pada air es dan air yang panas. Kita tentu
memerlukan cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda tersebut untuk itu kita
perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat.

1. Termometer
Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat
perubahan suhu. Zat cair yang umum diunakan dalam termometer adalah raksa. Hal ini
dikarenakan raksa memilki keungguan dibandingkan zat cair lainnya. Berikut keunggulan
raksa yaitu :
a. Raksa dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukur. Dengan demikian, suhu
raksa sama dengan suhu benda yangg diukur.
b. Raksa dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah hingga suhu yang lebih tinggi.
Hal ini dikarenakan raksa memiliki titik beku pada suhu -39°C dan titik didihnya pada
suhu 37°C .
c. Raksa tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya lebih teliti.
d. Pemuaian raksa teratur atau linear terhadap kenaikan suhu, kecuali pada suhu yang
sangat tinggi.
e. Raksa mudah dilihat karena dapat memantulkan cahaya.
Jika dibandingkan dengan termometer raksa, maka termometer alkohol tidak dapat
mengukur suhu yang tinggi. Hal ini karena titik didihnya 78°C. Akan tetapi, alkohol
dapat menggukur suhu yang lebih rendah karena titik bekunya pada suhu -144°C. Jadi,
termometer yang berisi alkohol baik utnuk mengukur suhu yang rendah tetapi tidak dapat
mengukur suhu yang tinggi.
Contoh Soal:

2. Skala Suhu
Alat ukur suhu yang digunakan adalah termometer yang memiliki skala yang berbeda-
beda. Skala termometer tersebut diantaranya skala Celcius, skala Fahrenheit, skala
Reamur dan skala Kelvin.
Gambar berikut akan menunjukkan perbedaa skala dari masing-masing termometer :

Ruang Hampa

Pipa Kapiler

Tangkai kaca dengan


dinding tebal Raksa

Pentolan dengan dinding


tipis
Gambar :
Termometer Raksa

Perbandingan beberapa skala termometer yaitu:

TC : TF : TR : TK = 5 : 9 : 4 : 5

Konversi antara skala Celcius dan skala Fahreinheit dittuliskan :

5 9
Tc = 9 (TF – 32) atau TF = 5 (TC + 32)

Konversi antara skala Celcius dan skala Reamur dituliskan :


5 4
Tc = TR atau TR = TC
4 5

Konversi antara skala Fahreinheit dan skala Reamur dituliskan :


4 9
TR = 9 (TF – 32) atau TF = 4 (TR + 32)

Konversi antara skala Celcius dan skala Kelvin dituliskan :

TK = TC + 273 atau TC = TK – 273

Jika ada termometer X ingin dikonversikan ke bentuk lain:

(𝑇𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑇𝑥 ) (𝑇𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑇𝐶 )
=
(𝑇𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑇𝑥𝑚𝑖𝑛 ) (𝑇𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑇𝐶𝑚𝑖𝑛 )

Keterangan :
TXmaks = Titik didih termometer X
TXmin = Titik beku termometer X
TX = Suhu pada termometer X
TCmaks = Titik didih termometer Celcius
TCmin = Titik beku termometer Celcius
TC = Suhu pada termometer Celcius
B. Kalor
Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari shu tinggi ke suhu yang
rendah. Jika sebuah zat mengalami perubahan suhu maka kallor yang dihasikan dapat ditulis
melalui persamaan berikut :
Q = m c ∆𝑇
Q = c ∆𝑇

Apabila es menjadi air, kalor yang dihasilkan dinamakan kalor lebur. Persamaan
matematis dari kalor lebur adalah sebagai berikut :
Q=mL

Adapun perubahan air menjadi uap dinamakan kalor uap. Persamaan kalor uap
dituliskan dalam persamaan berikut :
Q=mU
Keterangan :
Q = Kalor (J)
c = kalor jenis zat (J/kg K)
C = Kapasitas panas suatu benda ( J/K)
∆𝑇 = Perubahan suhhu zat (K)
L = Kalor laten lebur (J/kg)
U = Kalor laten uap (J/kg)

Konversi satuan kalor :


1 kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,42 kalori

Contoh soal

Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10
kg dari 20° C menjadi 100° C, jika kalor jenis besi 450 J/kg?
Diketahui :m= 10 kg
𝝙T = 100 – 20 = 80° C
c = 450 J/kg
Ditanyakan :Q = ...?
Jawab :
Q = m × c × 𝝙T
= 10 × 450 × 80
= 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.

C. Pemuaian Zat
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat
tambahan energi berrupa kalor. Hal ini menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut
bergerak lebih cepat. Setiap at mempunyai kemampuan memuai yang berbeda-beda. Gas
misalnya yang memiliki kemampuan memuai yang lebih besar dari pada zat cair dan at padat.
Adapun kemampuan memuai zat cair lebih besar dari pada zat padat. Berikut ini akan
dijelaskan pemuaian pada zat padat, cair dan gas.

1. Pemuaian Zat Padat


Ada tiga jenis pemuaian pada zat padat, yakni:
a. Pemuaian Panjang
Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien
muai oanjang suatu zat adlaah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zatt apabila
suhunya dinaikkan 1°C. Jika semakin besar koefisien muai panjang suatu zat bila dipanaskan,
maka semakin besar pertambahan panjannya. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil
koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka semakin kecil pula pertambahan
panjangnya. Secara matematis dinayatakan sebagai :
Lt = L0 + ∆L
L = L0 + L0 𝛼∆𝑇
Keterangan :
Lt = Panjang kawat setelah dipanaskan (m)
L0 = Panjang kawat mula-mula (m)
∆L = Perubahan suhu (°C atau K)
𝛼 = Koefisien muai panjang (/°C atau /K)
Contoh soal:
Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakahpertambahan
panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhusebesar 50°C?
Diketahui :
l1= 1000 cm
𝝙T = 50 °C
𝛂=12 × 10-6 OC-1
Ditanya :l =……..?

Jawab :
𝝙l = l1𝛂 x 𝝙T
=1000cm x 12 x 10-6oC-1
=60 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 60 cm.

b. Pemuaian Luas
Pada benda-benda yang berbentuk lempengan pelat (dua dimensi) akan terjadi
pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami
pertambahan luas atau pemuaian luas.
A = A0 + ∆𝐴
A = A0 + A0 𝛽 ∆𝑇
Keterangan :
At = Luas benda saat dipanaskan (m2)
Ao = Luas benda mula-mula (m2)
∆𝐴 = Perubahan Luas (m2)
𝛽 = Koefisien muai luas (/°C atau /K)

c. Pemuaian Volume (Ruang)


Zat padat yang berdimensi tiga (panjang, lebar dan tinggi) seperti kubus, bola dan
balok jika dipanaskan akan mengalami muai volume. Hal ini berarti zat tersebut yakni
bertambah panjang, lebar dan tinggi. Karena muai ruang merupakan penurunan dari muai
panjang, muai ruang juga tergantung dari jenis zat. Seperti pada pertambahan panjang kawat,
persamaan pertambahan volume pada benda yang memuai yaitu :

Vt = V0 + ∆𝑉
Vt= V0 + V0 𝛾 ∆T
1 1
Dengan : 𝛼 = 𝛽= 𝛾
2 3

Keterangan
:𝛼 = koefisien muai panjang
𝛾 = koefisien muai ruang (/°C atau /K)
V0 = volume benda mula-mula (m3)
Vt = volume benda saat dipanaskan (m3)
∆T = perubahan volume (m3)

2. Pemuaian Zat Cair


Saat sedang memasak air didalam panci, maka panci dan air sama-sama memuai
ketika dipanaskan diatas kompor. Namun ketika air mendidih, ternyata air akan tumpah. Hal
tersebut membuktikan bahwa muai air lebih besar dari pada muai panci yang terbuat dari
aluminium. Dengan demikian, muai zat cair lebih besar dibandingkan dengan muai zat padat.
Pada zat cair terjadi pemuaian volume:
V = V0 + ∆𝑉
V = V0 + V0 𝛾 ∆T

3. Pemuaian Zat Gas


Sifat gas antara lain adalah adanya perubahan volume dan selalu mengisi ruangan.
Oleh karena itu apabila gas dipanaskan volumenya memuai. Peristiwa pemuaian gas dapat
diamati pada balon udara. Pada saat udara dipanaskan udara di dalam balon memuai. Hal ini
menyebabkan masa jenis udara yang berada didalam balon berkurang, sehingga menjadi lebih
ringa daripada udara disekitarnya. Kondisi ini mengakibatkan balon dapat mengangkat beban
yang dibawahnya.
V = V0 + ∆𝑉
1
V = V0 + V0 ∆T
273
D. Perpindahan kalor
Energy panas/kalor dapat berpindah melalui berbagai cara berikut:
1. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel-
partikelnya. Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi pada zat padat.
Suatu zat yang dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai jenis logam.
Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada umumnya benda-benda
nonlogam.

Contoh bentuk konduksi seperti memanaskan batang besi di atas nyala api. Apabila
salah satu ujung besi dipanaskan, ujung yang lain dipegang maka makin lama ujung yang
dipegang makin panas. Hal ini menunjukkan bahwa kalor atau panas berpindah dari ujung
besi yang dipanaskan ke ujung besi yang dipegang. Besarnya konduksi suatu benda
dirumuskan dalam persamaan berikut.

𝑄 𝑎 ∆𝑡
H 𝑡 =k 𝑙

keterangan:
k = konduktivitas bahan (W𝑚−2 𝐾 −1)
Q = kalor (joule)
t = waktu (sekon)
A = luas penampang (𝑚2 )
∆𝑇 = perubahan suhu (℃)
l = panjang logam (m)
Ditinjau dari konduktivitas termal (daya hantar kalor) benda dibedakan menjadi 2
macam, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah benda yang mudah menghantarkan
kalor. Hampir semua logam termasuk konduktor seperti aluminium, timbal, besi, baja, dan
tembaga. Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor. Bahan-bahan bukan logam
biasanya termasuk isolator seperti kayu, karet, plastik, dan kertas.

Contoh Soal:
Diketahui suhu permukaan bagian dalam dan luar sebuah kaca jendela yang memiliki
Panjang 2 m dan lebar 1,5 m berturut turut 27° C dan 26° C. Jika tebal kaca tersebut 3,2 mm
dan konduktivitas termal kaca sebesar 0,8 W/m °C, maka tentukan laju aliran kalor yang
lewat jendela tersebut!
Diketahui : a. d = 3,2 mm = 3,2 . 10-3 m2
b. A = 2 m . 1,5 m = 3 m2
c.  T = 27 0 C – 26 0 C = 1 0 C
d. k = 0,8 W/m °C
Ditanyakan : H = ...?
Jawab :

T
H  k . A.
d

10 C
= 0,8 W/m 0 C . 3 m2 .
3,2 . 10 3 m 2

= 750 J/s

2. Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan kalor dengan disertai dengan perpindahan partikel-
partikelnya. Pada umumnya, zat penghantar yang dipakai berupa zat cair dan gas. Kalor
berpindah karena adanya aliran zat yang dipanaskan akibat adanya perbedaan massa jenis
(berat jenis). Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih kecil daripada massa jenis bagian zat
yang tidak dipanaskan. Contoh peristiwa konvesi, antara lain memanaskan air dalam panci
hingga mendidih.
Peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan konveksikalor adalah terjadinya angin
darat dan angin kalor.konveksi dirumuskan melalui persamaan berikut :
𝑄
H= 𝑡 = h AΔT

Keterangan :
H = tetapan konveksi
( 𝑊𝑚+2 𝐾 −1)
Q = Kalor (joule)
t = Waktu (sekon)
A = Luas penampang (𝑚2 )
ΔT = perubahan suhu

Contoh Soal :
Udara dalam sebuah kamar menunjukkan skala 25° C, sedangkan suhu permukaan jendela
kaca kamar tersebut 15° C. Jika koefisien konveksi 7,5 .10-5 Wm-2 (°C)-4, maka tentukan
laju kalor yang diterima oleh jendela kaca seluas 0,6 m² !
Diketahui: a. T = 25 oC – 15oC = 10° C
b. A = 0,6 m²
c. h = 7,5 .10-5 Wm-2(°C)- 4
Ditanyakan : H = ....?
Jawab :
H = h . A . T4
= 7,5 . 10-5 Wm-2(oC)- 4 . 0,6 m2 . (10 oC)4
H = 0,45 W

3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Pancaran kalor yang terjadi terdapat
dalam gas atau ruang hampa. Contoh, penghantaran panas matahari ke bumi melalui ruang
hampa udara. alat yang digunakan mengetahui pancaran kalor dinamakan termoskop.
Termoskop diferensial dipakai untuk menyelidiki sifat pancaran berbagai permukaan.
contoh peristiwa radiasi, antara lain perpindahan panas dari cahaya matahari ke bumi,
Radiasikalor juga dapat terjadi pada lampu pijar listrik yang sedang menyala, tubuh kita
terasa hangat karena adanya radiasi kalor yang dipancarkan oleh api unggun ke arah tubuh
kita. Radiasi dirumuskan dalam persamaan berikut :
𝑄
P= = e 𝜎 A 𝑇4
𝑡

Keterangan :
e = emisivitas bahan
σ = tetaoan Boltzmann
( 5,67 x 104 𝑊𝑚2 𝐾 4 )
Q = Kalor (joule)
t = Waktu (sekon)
A = luas penampang (𝑚2 )
T = Suhu (kelvin)

Contoh Soal :
Sebuah plat tipis memiliki total luas permukaan 0,02 m2. Plat tersebut di panaskan dengan
sebuah tungku hingga suhunya mencapai 1.000 K. Jika emisitas plat 0,6, maka tentukan laju
radiasi yang dipancarkan plat tersebut!

Diketahui : a. A = 0,02 m2
b. T = 1.000 K
c. e = 0,6
d.  = 5,6705119 . 10-8 W/mK4
Ditanyakan : H = ...?
Jawab :
H = Ae  T4
= 0,02m2 . 0,6 . (5,6705119 . 10-8W/mK4) .(1.000 K)4
= 6.804 W
Jadi, laju radiasi yang dipancarkan plat sebesar 6.804 W.

E. Pengaruh Kalor Pada Zat


Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya
yang diikuti perubahan suhu. Satuan kalor adalah (J). Joule diambil dari nama penemu
kesetaraan energi mekanik dan energi panas, yaitu James Prescott Joule. Satuan kalor lainnya
yaitu kalori.
1 kalori = 4,184 Joule
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor berpindah dari satu sistem ke sistem
lainnya karena danya perbedaan suhu. Jika ada perbedaan suhu antara sua sistem, maka akan
terjadi perpindahan kalor. Kalor dapat mengakibatkan perubahan suhu.

a) Kalor Jenis dan Kapasitor Kalor


Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis menunjukkan kemampuan
suatu benda untuk menyerap kalor. Jika semakin besar kalor jenis suatu benda, maka semakin
besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor. Kalor diukur menggunakan alat
bernama kalorimeter. Secara sistematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑄
c = 𝑚 ∆𝑇 atau Q = m c ∆𝑇

Keterangan :
Q = Banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J)
m = massa benda (kg)
∆𝑇 = Perubahan suhu
c = kalor jenis suatu zat (J/kg℃)

Kapasitas kalor suatu benda adalah jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan jika
suhu benda tersebut dinaikkan atau diturunkan 1°K atau 1 ℃. Kapasitas kalor dapat dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑄
𝐶 = ∆𝑇 atau C = m c

Tabel. Contoh kalor jenis dari beberapa zat


Kalor Jenis/c
Zat
(J/Kg oC)
Timbel 128
Emas 129
Raksa 140
Tembaga 400
Besi 460
Baja 500
Kaca 700
Aluminium 900
Es 2100
Eter 2190
Alcohol (Etil) 2500
Air (15oC) 4200
Beton 800

b) Perubahan Wujud Zat


Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah ketika zat tersebut diberikan suhu
yang tinggi (dipanaskan) atau suhu yang rendah (didinginkan). Suatu zat dapat berubah
menjadi tiga wujud zat yaitu padat, cair dan gas.
Ada kalor yang dapat dilepaskan dan ada kalor yang dapat diserap pada saat
perubahan wujud zat. Akan tetapi kalor tersebut tidak digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu. Kalor ini disebut dengan kalor laten yang disimbolkan dengan huruf L.
Maka kalor laten didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan atau yang dilepas oleh suatu at
untuk mengubah wujudnya persatuan massa.
Q = mL
Keterangan :
Q = Kalor yang dilepas atau dibutuhkan (J)
m = Massa (kg)
L = Kalor laten (J/kg)

c) Asas Black
Ketika kita memasukkan es batu kedalam air panas ternyata suhu air turun. Suhu air
itu turun karena air melepaskan kalor ke es batu. Sementara itu, es batu mencair atau berubah
wujud karena mendapat kalor dari air panas. Berarti pada peristiwa ini salah satu benda
melepaskan kalor, sedangkan benda yang lain menerima kalor. besaranya kalor yang dilepas
dan kalor yang diterima oleh benda yang bercampur pertama kali diketahui oleh Joseph Black
(1720-1799), seorang ilmuan Inggris. Ia melakukkan serangkaian eksperimen dan
mendapatkan hasil berikut:
a. Bila dua benda bercampur maka benda yang panas akan memberikan kalor kepada benda
yang dingin hingga suhu keduanya sama.
b. Banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas sama dengan banyaknya kalor
yang diserap oleh benda yang dingin
c. Pernyataan diatas dapat diringkas sebagai berikut: Kalor yang dilepas oleh suatu benda
sama dengan kalor yang diterima benda lain. Pernyataan ini dikenal dengan Asas Black.
Yang ditulis dengan pernyataan:

Kalor Lepas = kalor terima

Q lepas = Q terima

Contoh Soal :
Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100℃ dituangkan ke dalam bejana dari aluminium yang
memiliki massa 0,5 kg. jika suhu awal bejana sebesar 25℃, kalor jenis aluminium 900
J/kg℃, kalor jenis air 4200 J/kg℃, maka tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai!
(anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)
Penyelesaian :
Diketahui : 𝑚𝑏𝑗𝑛 : 0,5 kg
𝑚𝑎𝑖𝑟 : 0,5 kg
𝑇𝑎𝑖𝑟 : 100℃
𝑇𝑏𝑗𝑛 : 25℃
cair: 4200 J/kg℃
cbjn : 900 J/kg℃
Ditanya : Ttermal….?
Jawab :
Qdilepas = Qditerima
m  cair  air  m  cbjn  bjn

0.5  4.200  100  TTermal   0.5  900  TTermal  25

210.000  2100Ttermal  450Ttermal  11250

2550Ttermal  222.250
222.250
Ttermal 
2550
 87.156 o C
Jadi, suhu kesetimbangannya adalah 87, 156℃.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bahan ajar merupakan seoperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material)
yang disusun secara sistematis, manmpilkan sosok utub dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar kemungkinan peserta didik
dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan bahan ajar yaitu :

a) Adanya kesadaran guru dalam meningkatkan kopetensi.


b) Guru yang mengajar sesuai dengan kemampuannya.
c) Sarana dan prasarana yang memadai.

Saran

Penyusunan bahan ajar ini tidak terluput dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
isi penulisan bahkan juga dalam tutur bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan bahan ajar ini menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adip, dkk. 2016. Top Sukses Fisika. Surabaya:Tim Presiden Eduka

Barus, PK. 1994. Fisika I. Jakarta: Balai Pustaka

Syifa, Naila Hilmiyana. 2018. FISIKA. Surakarta:Mediatama

Anda mungkin juga menyukai