Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA DASAR

“PANAS”

KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK :

ARDI AGUSTINO (132019


BERITA (132019139)
AWANG NUGRAHA (132018063)
PRAWIRA NUGRAHA (132019118)
TRIDATUL RAMADHANI (132019112)

DOSEN PEMBIMBING :
DELITA MUSTIKA PUTERI, S.Si., M.Si

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji Allah SWT, yang telah melimpah rahmad, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua, penyusun dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul
“PANAS” , tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Delita
Mustika Puteri sebagai dosen pembimbing.

Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun,


guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Secerah harapan yang senantiasa digantungkan, mudah-mudahan makalah ini


dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi senantiasa yang
membaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palembang, Desember 2019

Penyusun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PEMBAHASAN

A. Suhu dan thermometer...................................................................................


B. Kalor jenis, kalor laten dan kalorimetri..........................................................
C. Pemuaian........................................................................................................
D. Perpindahan kalor...........................................................................................
E. Gas ideal dan teori kinetik gas.......................................................................
BAB 1 PEMBAHASAN

Panas

Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu.
Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan
dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.

A. SUHU DAN THERMOMETER

Suhu

Yang dimaksud dengan suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas
dari suatu benda. Benda yang memiliki panas akan menunjukan suhu yang tinggi
daripada benda dingin. Sering kita menyebutkan suatu benda panas atau dingin
dengan cara menyentuh banda tersebut dengan alat indra kita, walau kita tidak dapat
menyimpulkan berapa derajat panas dari benda tersebut, untuk mengetahui seberapa
besar suhu benda tersebut maka digunakanlah termometer.

Termometer

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat yang
digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari sifat-sifat zat
disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Adapun jenis zat cair yang digunakan
pada termometer diantaranya sepeti:
1. Termometer raksa

Termometer yang biasanya digunakan saaat ini adalah termometer air raksa. Fungsi
dari air raksa sebagai penunjuk suhu suatu benda yang diukur, berikut ini beberapa
keunggulan dari air raksa diantaranya seperti:

 Sangat peka terhadap perubahan dari suhu.


 Dapat dipakai untuk mengukur suhu yang tinggi maupun yang rendah.
 Mengkilap seperti perak sehingga mudah sekali untukdilihat.
 Tidak akan membasahi dinding kaca.
 Mengembang dan memuai secara teratur.

Raksa juga mempunyai kelemahan:

 Harganya mahal dan susah diperoleh


 Raksa tidak bisa mengukur suhu yang sangat rendah.
 Raksa termasuk kedalam zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya
bocor atau pecah.

2. Termometer Alkohol

Selain cairan raksa, alkohol juga bisa digunakan untuk mengisi pipa termometer. Tapi
penggunaan alkohol pada termometer tidak sebanyak penggunaan air raksa. Alkohol
dapat digunakan sebagai pengisi pipa termometer sebab alkohol mempunyai beberapa
keunggulan diantaranya seperti:

 Mempunyai titik beku yang rendah


 Harga yang relatif murah.
 Dan mudah memuai.

Alkohol juga mempunyai beberapa kelemahan:

 Alkohol dapat membasahi dinding kaca dari termometer.


 Alkohol tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi.
 Dan alkohol tidak berwarna, sehingga perlu diberi warna supaya mudah untuk
terlihat.

Jenis-jenis thermometer yang dapat di temukan dalam kehidupan sehari-hari :

Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564-1642)


yaitu pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan sebutan termoskop yaitu berupa
labu kosong dilengkapi oleh pipa yang panjang dengan ujung pipanya yang terbuka.
Awalnya dipanaskan sehingga udara dalam labu akan mengembang. Lalu ujung pipa
yang terbuka dicelupkan kedalam cairan berwarna. Saat udara dalam tabu menyusut,
zat cair masuk kedalam pipa akan tetapi tidak sampai labu, itu cara kerja dari
termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga akan
berbeda. Tinggi dari kolom ini dipakai untuk menentukan suhu. Prinsip kerja dari
termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas di dalam labu.

Tetapi pada saat ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair
biasanya dari air raksa atau alkhohol. Prinsip yang digunakan yaitu pemuaian zat cair
saat terjadi peningkatan suhu yang benda. Berikut ini beberapa jenis termometer yang
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari:

1. Termometer Klinis

Termometer jenis ini digunakan khusus untuk mendiagnosa penyakit dan umumnya
diisi dengan cairan raksa atau cairan alkohol. Termometer klinis memiliki lekukan
yang cukup sempit yang berada di atas wadahnya yang berfungsi untuk menjaga agar
suhu yang ditunjukan setelah melakukan pengukuran tidak berubah setelah
termometer tersebut diangkat dari padan si pasien, dan skala yang terdapat pada
termometer ini berkisar antara 35 derajat celcius hingga 42 derajat celcius.

2. Termometer Laboratorium

Termometer Laboratorium menggunakan cairan raksa atau cairan alkohol. Jika cairan
tersebut bertambah panas maka akan memuai sehingga sekalanya akan bertambah.
Supaya termometer ini sensitive terhadap perubahan suhu maka dinding dari
termometer dibuat setipis mungkin dan jika dapat memungkinkan terbuat dari bahan
konduktor.

3. Termometer Ruangan

Termometer ruangan berfungsi untuk mengukur suhu pada suatu ruangan.


Termometer ini sama dengan termometer yang lainnya tapi hanya saja skalanya yang
beda, skala pada termometer ini berkisar antara -50 derajat celcius sampai dengan 50
derajat celcius.

4. Termometer Digital

Prinsip kerja dari termometer digital sama dengan prinsip kerja termometer lainnya
yaitu dengan cara pemuaian, pada termometer ini menggunakan logam sebagai sensor
suhunya yang kemudian memuai lalu pemuaian tersebut di terjemahkan oleh rangkian
elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka digital yang dabat dibaca.
5. Termokopel

Termometer ini menggunakan bimetal sebagai bahan utamanya, saat terkena panas
maka bimetal akan kea rah yang koefisienny lebih kecil. Pemuaian tersebut lalu akan
dihubungkan dengan jarum dan jarum tersebut akan menunjukan angka tertentu,
angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut merupakan suhu dari benda yang diukur.

B. KALOR JENIS, KALOR LATEN DAN KALORIMETRI

Definisi Kalor

Kalor dalam ilmu fisika didefnisikan sebagai salah satu bentuk energi. Energi kalor
ini dapat mengalir dan berpindah suatu material/ benda ke material/ benda yang lain.
Proses perpindahan tersebut terjadi untuk mencapai kesetimbangan. Seperti yang kita
ketahui bahwa satuan dari energi adalah joule. Oleh karenanya kalor dapat diberi
satuan dengan joule juga. Walaupun kalor merupakan salah satu bentuk energi, kalor
memiliki satuan yang sering dipakai yaitu kalori. Akan tetapi, satuan internasional
yang disepakati untuk energi (termasuk kalor) adalah joule, dimana 1 kalori (kal)
memiliki nilai yang sebanding dengan 4,2 joule. Jika dibalik maka nilai 1 joule sama
dengan 0,24 kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan air 1 kg sehingga suhunya naik sebesar 1⁰C. Suhu
sendiri memiliki makna sebagai besaran yang digunakan untuk menyatakan derajat
panas suatu benda, secara mikroskopik sebenarnya adalah energi kinetik dari suatu
benda (partikel benda yang panas akan bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi
daripada benda dengan suhu rendah).Alat yang digunakan untuk percobaan kalor dan
digunakan untuk menetukan kalor jenis dari suatu zat adalah kalorimeter.Wujud dan
penampakan dari calorimeter adala sebagai berikut:

Kalormeter terdiri:

 dari dua buah bejana yang dipisahkan oleh sebuah ruang hampa udara, 
 sendok pengaduk, 
 tutup bejana yang terbuat dari kayu atau biasa disebut tutup isolator. 

Bejana kalorimeter bagian dalam terbuat dari aluminium yang mengkilat yang
bertujuan untuk mencegah perpindahan kalor ke lingkungan

Secara matematis kesebandingan tersebut dinyatakan dengan:


1 kalori = 4,2 joule, dan
1 joule = 0,24 kalori

Dalam praksisnya, kalor yang diserap oleh benda dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:

 Kalor jenis,yaitu besarnya kalor yang digunakan oleh zat untuk menaikkan
suhunya, dan 
 Kalor laten, yaitu besarnya kalor yang digunakan oleh suatu zat untuk berubah
wujud.

Oleh karena itu, rumusan untuk menentukan besanya kalor yang diserap oleh benda
dapat menggunakan 2 rumusan matematis yang digunakan dalam 2 kondisi yang
berbeda. Kondisi tersebut adalah saat benda suhunya mengalami kenaikan dan yang
kedua adalah ketika benda berubah wujud, seperti melebur, menguap, membeku,
menyublim, mendisposisi, dan mengembun. 

Kenaikan Suhu

Rumusan matematis untuk menentukan besarnya energi panas yang digunakan benda
untuk berubah suhu dinyatakan dengan:
Q=m c ΔT, 
Keterangan:
Q adalah besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda (joule)
m adalah massa benda yang dinyatakan dengan kg
c adalah besarnya kalor jenis yang dinyatakan dengan joule/(m.derajat C)
ΔT adalah perubahan suhu benda yang dinyatakan dengan (derajat C)
Benda akan menyerap kalor jika ada kenaikan suhu dan akan melepas kalor ketika
terjadi penurunan suhu.

Perubahan Zat

Pada zat yang berubah wujud, suhu benda akan konstan dan kalor yang diberikan
digunakan untuk berubah wujud. Secara matematis besarnya kalor yang diserap atau
dilepas dirumuskan sebagai berikut:

Q = mL atau Q=mU
Keterangan:
Q adalah besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda saat berubah wujud
(joule)
m adalah massa benda yang dinyatakan dengan kg
L adalah kalor lebur, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
melebur yang dinyatakan dengan joule/kg
U adalah kalor uap, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
menguap yang dinyatakan dengan joule/kg.
Sebenarnya masih ada 4 macam lagi, disesuaikan dengan perubahan wujud benda.
Benda akan menyerap kalor jika berubah wujud dari suhu rendah ke suhu tinggi,
seperti melebur, menguap dan mendeposisi. Benda dikatakan melepas kalor jika
benda berubah wujud dari suhu tinggi ke suhu rendah, seperti mengembun,
membeku, dan menyublim.

Kalor jenis

Dalam pembahasan di atas, kita sudah mengenal istilah kalor jenis. Nah, kira-kira apa
yang dinamakan dengan kalor jenis? Berdasarkan namanya, mungkin teman-teman
bisa sedikit tahu, arti dari kalor jenis. Kalor jenis adalah kalor banyaknya kalor yang
diserap atau diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhu sebesar 1 derajat C.
Karena terdapat keunikan dari tiap benda dalam penyerapan dan pelepasan kalor
maka diberi nama kalor jenis. Oleh karena itu, untuk kenaikan atau penurunan
sebesar 1derajat C dari benda yang berbeda tetapi massanya sama akan menyerap
atau melepas kalor dengan jumlah yang berbeda, tergantung kalor jenis dari benda
tersbut. Satuan kalor jenis dalam standar internasional adalah J/Kg derajat C
sedangkan dalam sistem cgs adalah J/gram derajat C. 
Berikut ini adalah nilai dari kalor jenis untuk beberapa zat:
Zat kal/(g derajat C) J/(kg derajat C)
 Air 1,00 4200
 Air laut 0,93 3900
 Alkohol 0,55 230
 Minyak tanah 0,52 220
 Air raksa 0,033 140
 Es 0,595 2500
 Alumunium 0,214 900
 Kaca 0,16 670
 Besi 0,11 460
 Tembaga 0,093 390
 Kuningan 0,90 380
 Perak 0,056 230
 Emas 0,030 126
 Timbal 0,031 130

Zat yang memiliki kalor jenis tertinggi adalah air yaitu 4200 joule/(kgderajat C)
sehingga air dapat berfungsi sebagai pendingin yang baik, karena untuk menaikkan
suhu air sebesar 1derajat C (memanaskan air) membutuhkan kalor yang banyak
daripada zat yang lain.
Kalor Laten

Berdasarkan penjelasan di atas juga sudah disinggung sedikit mengenai kalor laten.
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh benda dengan massa
sebesar 1 kg untuk berubah wujud. Dalam bahasa yang sederhana adalah Kalor laten
adalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh benda saat melakukan perubahan
wujud. Dalam satuan internasional kalor laten memiliki satuan joule/kg sedangkan
dalam satuan cgs, kalor laten memiliki satuan joule/ gram.

Kalorimetri

adalah ilmu dalam pengukuran panas dan reaksi kimia atau perubahan fisik. Pada
kalorimetri ini dapat melakukan pengukuran perubahan kalor yang bergantung pada
pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Dengan demikian kita dapat
mengetahui suhu pada suatu ruangan atau benda-benda lainnya. pengukuran panas ini
sangat bermanfaat diberbagai bidang, salah satunya adalah kesehatan.

Kalorimetri Volume-Konsta

Kalor pembakaran biasanya diukur dengan menempatkan senyawa yang massanya


diketahui dalam wadah baja yang disebut kalori meter bom volume-konstan, yang
diisi dengan oksigen pada tekanan 30 atm. Bom tertutup dicelupkan kedalam air,
sampel dihubungkan ke listrik, dan kalor yang dihasilkan

oleh reaksi pembakaran dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu
air. Kalor yang dilepas oleh sampel di serap oleh air dan bom. Kalorimeter yang
dirancang secara khusus itu memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak
ada kalor (atau massa) yang hilang ke lingkungan selama waktu pengkuran. Dengan
demikian kita dapat mengetahui kalor pembakaran pada bom tersebut. Jadi kita dapat
menyebut bom itu dan air tempat pencelupannya sebagai sistem terisolasi. Karena
tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem selama proses berlangsung,

perubahan kalor sistem (qsistem) harus nol dan kita dapat menulis

qsistem = qkal + qreaksi


=0

dimana qkal dan qreaksi berturut adalah perubahan kalor untuk kalorimeter dan reaksi.

Jadi, qreaksi = -qkal


Kalorimetri Tekanan-Konstan

Peralatan yang lebih sederhana dibanding kalorimeter volume-konstan adalah


kalorimeter tekanan-konstan, yang digunakan untuk menentukan perubahan kalor
untuk reaksi selain pembakaran. Secara kasar, kalorimeter tekanan-kanstan dapat
dibuat dari dua cangkir kopi styrofoam. Hal tersebut merupakan cara sederhana dari
kalorimetri tekanan-konstan. Peralatan ini mengukur pengaruh kalor pada berbagai
reaksi, seperti penetralan asam basa, kalor pelarut, dan kalor pengenceran. Karena
tekanannya konstan, perubahan kalor yang terjadi untuk proses (qreaksi) sama dengan
perubahan entalpi. Dari dua cangkir kopi styrofoam dapat diketahui perubahan-
perubahan kalor yang terjadi serta cara sederhana yang dapat dilakukan untuk
mengetahui perubahan kalor.

C. PEMUAIAN

Pemuaian

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat
gas.

Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas
biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.

Pemuaian panjang

adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada
pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda
yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang
sekali.

Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang
suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.

Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan


panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan persamaan
sebagai berikut :

Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali menggunakan
lambang sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering
menggunakan rumus tersebut dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.

Pemuaian luas

adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas
terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya
sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.

Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah
luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian
luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien
muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan
tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien
muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.

Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai
berikut :
Pemuaian volume

adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian
volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh
benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume
merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan
koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana
yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan
1/273

Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume


akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada
lambangnya saja. Perumusannya adalah
D. PERPINDAHAN KALOR

Perpindahan Kalor (panas) yaitu merupakan salah satu dari displinnya ilmu teknik
termal yang juga mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas,
mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Konduksi termal
merupakan pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas
antara dua sistem.

Perpindahan Kalor (Panas) yang dapat terbagi atas konduksi, konveksi, dan radiasi.
Simak artikel berikut ya. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu
yang tinggi ke suhu yang rendah.

Macam – Macam Perpindahan Kalor (Panas)

Perpindahan Panas (Kalor) juga memiliki macam – macamnya, yaitu antara lain :

1. Konduksi

Konduksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan panas(kalor) tersebut pada suatu zat
tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel – partikelnya.

Contoh Terjadinya Konduksi :

 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang sedang
dibakar.

 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.

 Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.

 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

2. Konveksi

Konveksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya
ikut berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
akan terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).

Contoh Terjadinya Konveksi :

 Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.


 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya pada saat
dipanaskan.
 Terjadinya angin darat dan angin laut.
 Gerakan balon udara.
 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3. Radiasi

Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.

Contoh Terjadinya Radiasi :

 Panas matahari sampai ke bumi walau hanya melalui ruang hampa.


 Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

Rumus Perpindahan Kalor (Panas)

Perpindahan Panas(Kalor) jug memiliki rumus – rumusnya, yaitu antara lain :

 Konduksi :

Laju Kalor = Q/t = kA (T2 – T1)/x

 Konveksi :

Laju Kalor = Q/t = hA (T2 – T1)

 Radiasi :

Laju Kalor = Q/t = σeAT4

E. GAS IDEAL DAN TEORI KINETIK GAS

Gas ideal

adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak
dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena memenuhi
hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat
dianalisis dengan mekanika statistika. Pada kondisi normal seperti temperatur dan
tekanan standar, kebanyakan gas nyata berperilaku seperti gas ideal. Banyak gas
seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, gas mulia dan karbon dioksida dapat
diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih dapat ditolerir. Secara
umum, gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur tinggi dan tekanan rendah,
karena kerja yang melawan gaya intermolekuler menjadi jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan energi kinetik partikel, dan ukuran molekul juga menjadi jauh
lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan kosong antar molekul. Model gas ideal
tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi, karena gaya intermolekuler
dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas ideal juga tak dapat dipakai pada
gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan gaya intermolekuler kuat, seperti uap
air. Pada beberapa titik ketika suhu rendah dan tekanan tinggi, gas nyata akan
menjalani fase transisi menjadi liquid atau solid. Model gas ideal tidak dapat
menjelaskan atau memperbolehkan fase transisi. Hal ini dapat dijelaskan dengan
persamaan keadaan yang lebih kompleks.

Gas ideal termodinamika klasik

Karakteristik termodinamika gas ideal dapat dijelaskan dengan 2 persamaan:


Persamaan keadaan gas ideal adalah hukum gas ideal

PV= nRT

Persamaan ini di turunkan dari hukum boyle; V=k/P (pada n dan T konstan): Hukum
Charles: V=bT (pada P dan n konstan); dan Hukum Avogadro: V=an (pada P dan T
konstan) . Dengan menggabungkan ketiga hukum tersebut, maka menjadi

3V = kba (Tn/P) yang artinya V = (kba/3) (Tn/P)

Pada kondisi ideal, V = R (Tn/P) : maka, PV = nRT

Energi dalam gas dinyatakan dengan : U = cvnRT

dengan

 P tekanan
 V volume
 n jumlah substansi gas dalam mol
 R konstanta gas
 T temperatur mutlak
 k konstanta Hukum Boyle
 b konstanta proporsional, sama dengan V/T
 a konstanta proporsional, sama dengan V/n
 U energi dalam
 cv kapasitas panas spesifik pada volume konstan, ≈ 3/2 untuk gas
monoatom, 5/2 untuk gas diatom dan 3 untuk molekul lain yang lebih
kompleks. Untuk mengubah dari besaran makroskopik ke
mikroskopik, maka digunakan

nR = Nkb

dengan

 N adalah jumlah partikel gas


 kB adalah konstanta Boltzmann (1.381×10−23J·K−1).

Kemungkinan distribusi partikel dari kecepatan atau energi dapat menggunakan


distribusi kecepatan Maxwell.

Hukum ideal gas adalah lanjutan dari hukum gas yang ditemukan secara percobaan.
Fluida nyata pada densitas rendah dan temperatur tinggi hampir mengikuti hukum gas
ideal. Namun, pada temperatur rendah atau densitas tinggi, fluida nyata mengalami
penyimpangan jauh dari sifat gas ideal, terutama karena terkondensasi menjadi liquid
atau terdeposisi menjadi padat. Penyimpangan ini dinyatakan dalam faktor
kompresibilitas.

Model gas ideal mengikuti asumsi berikut ini:

 Molekul gas tidak dibedakan, berukuran kecil, dan berbentuk bola


 Semua tabrakan antar gas bersifat elastis dan semua gerakannya tanpa
friksi (tidak ada energi hilang pada gerakan atau tabrakan)
 Menggunakan hukum Newton
 Jarak rata-rata antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul
 Molekul secara konstan bergerak pada arah acak dengan distribusi
kecepatan
 Tidak ada gaya atraktif atau repulsif antara molekul atau sekitarnya

Teori Kinetik Gas

Teori kinetik gas menjelaskan mengenai sifat-sifat gas ideal secara teoritis.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang bergerak
secara acak dengan arah gerak konstan. Molekul gas bergerak dengan kecepatan
tinggi dan saling bertubrukan dengan molekul lainnya dan juga dengan dinding secara
terus-menerus.
Teori kinetik gas merupakan teori pertama yang menjelaskan tekanan gas
berdasarkan tubrukan molekul-molekul, bukan berdasarkan gaya statik yang
menyebabkan molekul menjauh satu sama lain. Teori kinetik gas juga menjelaskan
bagaimana ukuran molekul di dalam gas dapat mempengaruhi kecepatan gerak
molekul tersebut.

Energi Termal

Temperatur merupakan besaran yang didapat dari rata-rata energi kinetik suatu gas.
Besarnya energi kinetik suatu molekul didapat dengan persamaan:

dimana m merupakan massa molekul dan v^2 adalah kuadrat kecepatannya.


Temperatur suatu sistem adalah rata-rata besar energi kinetik setiap molekulnya dan
energi termal adalah total energi kinetik dari semua molekul di sistem tersebut.
Semakin besar kecepatannya molekul-molekulnya, maka energi kinetiknya akan
semakin besar, begitu pula dengan temperatur dan energi termalnya.

Hukum Standar ABC Gas

Hukum Avogrado

Hukum Avogrado menyatakan bahwa volume suatu gas sebanding dengan jumlah
molekul atom gas tersebut. Persamaan Hukum Avogrado dinyatakan dengan:

dimana V merupakan volume gas, n merupakan banyaknya mol atom-atom gas, dan k
merupakan bilangan konstanta.

Hukum Boyle

Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan dan volume suatu gas, jika salah satu
besaran dinaikkan maka besaran yang lain akan menurun selama temperatur dan dan
banyaknya mole dijaga konstan. Hukum Boyle dinyatakan dengan:

PV = k

Dimana P adalah tekanan gas, V merupakan volumenya, dan k merupakan bilangan


konstansta.
 

Hukum Charles

Hukum Charles menyatakan bahwa temperatur dan volume suatu gas sangat
berhubungan dan dinyatakan dengan:

Dimana V merupakan volume gas, T merupakan temperaturnya dalam Kelvin, dan k


merupakan besaran konstansta. Sesuai dengan hukum ini, gas akan mengembang jika
dipanaskan.

Hukum Tekanan Gas (Hukum Gay-Lussac)

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa besarnya temperatur dan tekanan suatu gas
sangat berhubungan dan dinyatakan dengan

Hukum Gas Ideal

Kesemua rumus tersebut dapat dijadikan satu dan dinyatakan sebagai persamaan
hukum gas ideal:

Karena k merupakan besaran yang memiliki nilai yang selalu konstan, maka
persamaan diatas dapat dinyatakan dengan:

Dengan memakai hukum Avogadro, kita dapat menyatakan hukum gas ideal
berdasarkan molekul atom-atom pembentuknya.

PV = nRT

Dimana r merupakan konstanta sebesar 0,082057 L.atm/mol.k

Anda mungkin juga menyukai