“PANAS”
KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
DOSEN PEMBIMBING :
DELITA MUSTIKA PUTERI, S.Si., M.Si
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji Allah SWT, yang telah melimpah rahmad, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua, penyusun dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul
“PANAS” , tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Delita
Mustika Puteri sebagai dosen pembimbing.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN
Panas
Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu.
Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan
dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
Suhu
Yang dimaksud dengan suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas
dari suatu benda. Benda yang memiliki panas akan menunjukan suhu yang tinggi
daripada benda dingin. Sering kita menyebutkan suatu benda panas atau dingin
dengan cara menyentuh banda tersebut dengan alat indra kita, walau kita tidak dapat
menyimpulkan berapa derajat panas dari benda tersebut, untuk mengetahui seberapa
besar suhu benda tersebut maka digunakanlah termometer.
Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat yang
digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari sifat-sifat zat
disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Adapun jenis zat cair yang digunakan
pada termometer diantaranya sepeti:
1. Termometer raksa
Termometer yang biasanya digunakan saaat ini adalah termometer air raksa. Fungsi
dari air raksa sebagai penunjuk suhu suatu benda yang diukur, berikut ini beberapa
keunggulan dari air raksa diantaranya seperti:
2. Termometer Alkohol
Selain cairan raksa, alkohol juga bisa digunakan untuk mengisi pipa termometer. Tapi
penggunaan alkohol pada termometer tidak sebanyak penggunaan air raksa. Alkohol
dapat digunakan sebagai pengisi pipa termometer sebab alkohol mempunyai beberapa
keunggulan diantaranya seperti:
Tetapi pada saat ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair
biasanya dari air raksa atau alkhohol. Prinsip yang digunakan yaitu pemuaian zat cair
saat terjadi peningkatan suhu yang benda. Berikut ini beberapa jenis termometer yang
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari:
1. Termometer Klinis
Termometer jenis ini digunakan khusus untuk mendiagnosa penyakit dan umumnya
diisi dengan cairan raksa atau cairan alkohol. Termometer klinis memiliki lekukan
yang cukup sempit yang berada di atas wadahnya yang berfungsi untuk menjaga agar
suhu yang ditunjukan setelah melakukan pengukuran tidak berubah setelah
termometer tersebut diangkat dari padan si pasien, dan skala yang terdapat pada
termometer ini berkisar antara 35 derajat celcius hingga 42 derajat celcius.
2. Termometer Laboratorium
Termometer Laboratorium menggunakan cairan raksa atau cairan alkohol. Jika cairan
tersebut bertambah panas maka akan memuai sehingga sekalanya akan bertambah.
Supaya termometer ini sensitive terhadap perubahan suhu maka dinding dari
termometer dibuat setipis mungkin dan jika dapat memungkinkan terbuat dari bahan
konduktor.
3. Termometer Ruangan
4. Termometer Digital
Prinsip kerja dari termometer digital sama dengan prinsip kerja termometer lainnya
yaitu dengan cara pemuaian, pada termometer ini menggunakan logam sebagai sensor
suhunya yang kemudian memuai lalu pemuaian tersebut di terjemahkan oleh rangkian
elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka digital yang dabat dibaca.
5. Termokopel
Termometer ini menggunakan bimetal sebagai bahan utamanya, saat terkena panas
maka bimetal akan kea rah yang koefisienny lebih kecil. Pemuaian tersebut lalu akan
dihubungkan dengan jarum dan jarum tersebut akan menunjukan angka tertentu,
angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut merupakan suhu dari benda yang diukur.
Definisi Kalor
Kalor dalam ilmu fisika didefnisikan sebagai salah satu bentuk energi. Energi kalor
ini dapat mengalir dan berpindah suatu material/ benda ke material/ benda yang lain.
Proses perpindahan tersebut terjadi untuk mencapai kesetimbangan. Seperti yang kita
ketahui bahwa satuan dari energi adalah joule. Oleh karenanya kalor dapat diberi
satuan dengan joule juga. Walaupun kalor merupakan salah satu bentuk energi, kalor
memiliki satuan yang sering dipakai yaitu kalori. Akan tetapi, satuan internasional
yang disepakati untuk energi (termasuk kalor) adalah joule, dimana 1 kalori (kal)
memiliki nilai yang sebanding dengan 4,2 joule. Jika dibalik maka nilai 1 joule sama
dengan 0,24 kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan air 1 kg sehingga suhunya naik sebesar 1⁰C. Suhu
sendiri memiliki makna sebagai besaran yang digunakan untuk menyatakan derajat
panas suatu benda, secara mikroskopik sebenarnya adalah energi kinetik dari suatu
benda (partikel benda yang panas akan bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi
daripada benda dengan suhu rendah).Alat yang digunakan untuk percobaan kalor dan
digunakan untuk menetukan kalor jenis dari suatu zat adalah kalorimeter.Wujud dan
penampakan dari calorimeter adala sebagai berikut:
Kalormeter terdiri:
dari dua buah bejana yang dipisahkan oleh sebuah ruang hampa udara,
sendok pengaduk,
tutup bejana yang terbuat dari kayu atau biasa disebut tutup isolator.
Bejana kalorimeter bagian dalam terbuat dari aluminium yang mengkilat yang
bertujuan untuk mencegah perpindahan kalor ke lingkungan
Dalam praksisnya, kalor yang diserap oleh benda dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:
Kalor jenis,yaitu besarnya kalor yang digunakan oleh zat untuk menaikkan
suhunya, dan
Kalor laten, yaitu besarnya kalor yang digunakan oleh suatu zat untuk berubah
wujud.
Oleh karena itu, rumusan untuk menentukan besanya kalor yang diserap oleh benda
dapat menggunakan 2 rumusan matematis yang digunakan dalam 2 kondisi yang
berbeda. Kondisi tersebut adalah saat benda suhunya mengalami kenaikan dan yang
kedua adalah ketika benda berubah wujud, seperti melebur, menguap, membeku,
menyublim, mendisposisi, dan mengembun.
Kenaikan Suhu
Rumusan matematis untuk menentukan besarnya energi panas yang digunakan benda
untuk berubah suhu dinyatakan dengan:
Q=m c ΔT,
Keterangan:
Q adalah besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda (joule)
m adalah massa benda yang dinyatakan dengan kg
c adalah besarnya kalor jenis yang dinyatakan dengan joule/(m.derajat C)
ΔT adalah perubahan suhu benda yang dinyatakan dengan (derajat C)
Benda akan menyerap kalor jika ada kenaikan suhu dan akan melepas kalor ketika
terjadi penurunan suhu.
Perubahan Zat
Pada zat yang berubah wujud, suhu benda akan konstan dan kalor yang diberikan
digunakan untuk berubah wujud. Secara matematis besarnya kalor yang diserap atau
dilepas dirumuskan sebagai berikut:
Q = mL atau Q=mU
Keterangan:
Q adalah besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda saat berubah wujud
(joule)
m adalah massa benda yang dinyatakan dengan kg
L adalah kalor lebur, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
melebur yang dinyatakan dengan joule/kg
U adalah kalor uap, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
menguap yang dinyatakan dengan joule/kg.
Sebenarnya masih ada 4 macam lagi, disesuaikan dengan perubahan wujud benda.
Benda akan menyerap kalor jika berubah wujud dari suhu rendah ke suhu tinggi,
seperti melebur, menguap dan mendeposisi. Benda dikatakan melepas kalor jika
benda berubah wujud dari suhu tinggi ke suhu rendah, seperti mengembun,
membeku, dan menyublim.
Kalor jenis
Dalam pembahasan di atas, kita sudah mengenal istilah kalor jenis. Nah, kira-kira apa
yang dinamakan dengan kalor jenis? Berdasarkan namanya, mungkin teman-teman
bisa sedikit tahu, arti dari kalor jenis. Kalor jenis adalah kalor banyaknya kalor yang
diserap atau diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhu sebesar 1 derajat C.
Karena terdapat keunikan dari tiap benda dalam penyerapan dan pelepasan kalor
maka diberi nama kalor jenis. Oleh karena itu, untuk kenaikan atau penurunan
sebesar 1derajat C dari benda yang berbeda tetapi massanya sama akan menyerap
atau melepas kalor dengan jumlah yang berbeda, tergantung kalor jenis dari benda
tersbut. Satuan kalor jenis dalam standar internasional adalah J/Kg derajat C
sedangkan dalam sistem cgs adalah J/gram derajat C.
Berikut ini adalah nilai dari kalor jenis untuk beberapa zat:
Zat kal/(g derajat C) J/(kg derajat C)
Air 1,00 4200
Air laut 0,93 3900
Alkohol 0,55 230
Minyak tanah 0,52 220
Air raksa 0,033 140
Es 0,595 2500
Alumunium 0,214 900
Kaca 0,16 670
Besi 0,11 460
Tembaga 0,093 390
Kuningan 0,90 380
Perak 0,056 230
Emas 0,030 126
Timbal 0,031 130
Zat yang memiliki kalor jenis tertinggi adalah air yaitu 4200 joule/(kgderajat C)
sehingga air dapat berfungsi sebagai pendingin yang baik, karena untuk menaikkan
suhu air sebesar 1derajat C (memanaskan air) membutuhkan kalor yang banyak
daripada zat yang lain.
Kalor Laten
Berdasarkan penjelasan di atas juga sudah disinggung sedikit mengenai kalor laten.
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh benda dengan massa
sebesar 1 kg untuk berubah wujud. Dalam bahasa yang sederhana adalah Kalor laten
adalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh benda saat melakukan perubahan
wujud. Dalam satuan internasional kalor laten memiliki satuan joule/kg sedangkan
dalam satuan cgs, kalor laten memiliki satuan joule/ gram.
Kalorimetri
adalah ilmu dalam pengukuran panas dan reaksi kimia atau perubahan fisik. Pada
kalorimetri ini dapat melakukan pengukuran perubahan kalor yang bergantung pada
pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Dengan demikian kita dapat
mengetahui suhu pada suatu ruangan atau benda-benda lainnya. pengukuran panas ini
sangat bermanfaat diberbagai bidang, salah satunya adalah kesehatan.
Kalorimetri Volume-Konsta
oleh reaksi pembakaran dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu
air. Kalor yang dilepas oleh sampel di serap oleh air dan bom. Kalorimeter yang
dirancang secara khusus itu memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak
ada kalor (atau massa) yang hilang ke lingkungan selama waktu pengkuran. Dengan
demikian kita dapat mengetahui kalor pembakaran pada bom tersebut. Jadi kita dapat
menyebut bom itu dan air tempat pencelupannya sebagai sistem terisolasi. Karena
tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem selama proses berlangsung,
perubahan kalor sistem (qsistem) harus nol dan kita dapat menulis
dimana qkal dan qreaksi berturut adalah perubahan kalor untuk kalorimeter dan reaksi.
C. PEMUAIAN
Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat
gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas
biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada
pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda
yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang
sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang
suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali menggunakan
lambang sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering
menggunakan rumus tersebut dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.
Pemuaian luas
adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas
terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya
sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah
luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian
luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien
muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan
tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien
muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai
berikut :
Pemuaian volume
adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian
volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh
benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume
merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan
koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana
yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan
1/273
Perpindahan Kalor (panas) yaitu merupakan salah satu dari displinnya ilmu teknik
termal yang juga mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas,
mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Konduksi termal
merupakan pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas
antara dua sistem.
Perpindahan Kalor (Panas) yang dapat terbagi atas konduksi, konveksi, dan radiasi.
Simak artikel berikut ya. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu
yang tinggi ke suhu yang rendah.
Perpindahan Panas (Kalor) juga memiliki macam – macamnya, yaitu antara lain :
1. Konduksi
Konduksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan panas(kalor) tersebut pada suatu zat
tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel – partikelnya.
Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang sedang
dibakar.
Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
2. Konveksi
Konveksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya
ikut berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
akan terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
3. Radiasi
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.
Konduksi :
Konveksi :
Radiasi :
Gas ideal
adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak
dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena memenuhi
hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat
dianalisis dengan mekanika statistika. Pada kondisi normal seperti temperatur dan
tekanan standar, kebanyakan gas nyata berperilaku seperti gas ideal. Banyak gas
seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, gas mulia dan karbon dioksida dapat
diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih dapat ditolerir. Secara
umum, gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur tinggi dan tekanan rendah,
karena kerja yang melawan gaya intermolekuler menjadi jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan energi kinetik partikel, dan ukuran molekul juga menjadi jauh
lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan kosong antar molekul. Model gas ideal
tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi, karena gaya intermolekuler
dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas ideal juga tak dapat dipakai pada
gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan gaya intermolekuler kuat, seperti uap
air. Pada beberapa titik ketika suhu rendah dan tekanan tinggi, gas nyata akan
menjalani fase transisi menjadi liquid atau solid. Model gas ideal tidak dapat
menjelaskan atau memperbolehkan fase transisi. Hal ini dapat dijelaskan dengan
persamaan keadaan yang lebih kompleks.
PV= nRT
Persamaan ini di turunkan dari hukum boyle; V=k/P (pada n dan T konstan): Hukum
Charles: V=bT (pada P dan n konstan); dan Hukum Avogadro: V=an (pada P dan T
konstan) . Dengan menggabungkan ketiga hukum tersebut, maka menjadi
dengan
P tekanan
V volume
n jumlah substansi gas dalam mol
R konstanta gas
T temperatur mutlak
k konstanta Hukum Boyle
b konstanta proporsional, sama dengan V/T
a konstanta proporsional, sama dengan V/n
U energi dalam
cv kapasitas panas spesifik pada volume konstan, ≈ 3/2 untuk gas
monoatom, 5/2 untuk gas diatom dan 3 untuk molekul lain yang lebih
kompleks. Untuk mengubah dari besaran makroskopik ke
mikroskopik, maka digunakan
nR = Nkb
dengan
Hukum ideal gas adalah lanjutan dari hukum gas yang ditemukan secara percobaan.
Fluida nyata pada densitas rendah dan temperatur tinggi hampir mengikuti hukum gas
ideal. Namun, pada temperatur rendah atau densitas tinggi, fluida nyata mengalami
penyimpangan jauh dari sifat gas ideal, terutama karena terkondensasi menjadi liquid
atau terdeposisi menjadi padat. Penyimpangan ini dinyatakan dalam faktor
kompresibilitas.
Teori kinetik gas menjelaskan mengenai sifat-sifat gas ideal secara teoritis.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang bergerak
secara acak dengan arah gerak konstan. Molekul gas bergerak dengan kecepatan
tinggi dan saling bertubrukan dengan molekul lainnya dan juga dengan dinding secara
terus-menerus.
Teori kinetik gas merupakan teori pertama yang menjelaskan tekanan gas
berdasarkan tubrukan molekul-molekul, bukan berdasarkan gaya statik yang
menyebabkan molekul menjauh satu sama lain. Teori kinetik gas juga menjelaskan
bagaimana ukuran molekul di dalam gas dapat mempengaruhi kecepatan gerak
molekul tersebut.
Energi Termal
Temperatur merupakan besaran yang didapat dari rata-rata energi kinetik suatu gas.
Besarnya energi kinetik suatu molekul didapat dengan persamaan:
Hukum Avogrado
Hukum Avogrado menyatakan bahwa volume suatu gas sebanding dengan jumlah
molekul atom gas tersebut. Persamaan Hukum Avogrado dinyatakan dengan:
dimana V merupakan volume gas, n merupakan banyaknya mol atom-atom gas, dan k
merupakan bilangan konstanta.
Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan dan volume suatu gas, jika salah satu
besaran dinaikkan maka besaran yang lain akan menurun selama temperatur dan dan
banyaknya mole dijaga konstan. Hukum Boyle dinyatakan dengan:
PV = k
Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan bahwa temperatur dan volume suatu gas sangat
berhubungan dan dinyatakan dengan:
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa besarnya temperatur dan tekanan suatu gas
sangat berhubungan dan dinyatakan dengan
Kesemua rumus tersebut dapat dijadikan satu dan dinyatakan sebagai persamaan
hukum gas ideal:
Karena k merupakan besaran yang memiliki nilai yang selalu konstan, maka
persamaan diatas dapat dinyatakan dengan:
Dengan memakai hukum Avogadro, kita dapat menyatakan hukum gas ideal
berdasarkan molekul atom-atom pembentuknya.
PV = nRT