Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Tentang
SUHU DAN KALOR

DISUSUN OLEH :
NAMA : HURUL IN
KELAS :

DIBIIMBING OLEH:
Ibu “ NURMALA, S.Pd ”

SMA NEGERI 1 WOHA


TAHU AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kita semua
masih diberi kesempatan untuk dapat menyiapkan makalah ini. Tidak lupa kepada seluruh
komponen pendukung tersusunnya makalah ini, kami ucapkan banyak terimakasih. Makalah
ini dibuat berdasarkan hasil evaluasi, pertimbangan, dan pemikiran yang dilakukan secara
berdiskusi antar anggota kelompok. Makalah ini dibuat dengan tujuan, agar siswa-siswi
ataupun masyarakat umum mengetahui mengenai beberapa hal-hal kecil mengenai Fisika.
Harapan penulis, semoga kedepannya fisika tidak lagi dianggap sebagai hal yang menakutkan
untuk dipelajari, melainkan menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan untuk
dipelajari.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi peserta didik dalam memahami dan
mempelajari beberapa materi pelajaran Fisika. Mohon maaf, kami ucapkan sebesar-besarnya
apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca makalah
ini, sangat kami harapkan.

Bima, Oktober 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Suhu .................................................................................................2
B. Suhu dan Pengukurannya ...................................................................................2
C. Kalor ..................................................................................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-
hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti hal yang paling
sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari, penurunan suhu teh
panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi kalor energi
kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.Pada dasarnya
kehidupan manusia selam ini tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam
kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan
manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini.
Makalah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari
berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok pembahasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu suhu?
2. Apa itu Kalor

C. Tujuan
Untuk mengetahui Perbedaan suhu dan kalor
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP SUHU DAN KALOR

A. Pengertian suhu

Suhu adalah ukura energi kinetik rata-rata dari molekul suatu benda.suhu adalah
angka yang berubungan dngan energi tetapi bukan energi itu sendiri.suhu diukur dengan
sejumlah satun seperti kelvn, Fahrenheit, da Celsius. Jadi, suhu adalah tingkat atau ukuran
panas suatu benda.
Suhu berfungsi untuk menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu zat. Dimensi
suhu adalah θ dengan satuan SI yang disebut kelvin (K). Suhujuga merupakan besaran pokok.

B. Suhu dan pengukurannya

Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain pada
benda itu. Misalnya volume,tekanan, dn daya hantar listriknya. Sifat – sifat suatu besaran
pada benda yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan besaran – besaran itu
disebut besaran – besaran termometrk.
Sifat – sifat termometrik yang dimiliki besaran pada suatu zat dapat digunakan
sebagai petunjuk tinggi rendahnya suhu sekitarnya. Fakta tersebut digunakan dalam
pembuatan alat pengukur suhu yang dikenal sebagai termometer.
Sifat termometrik berupa perubahan volume zat digunakan dalam termometer raksa
dan termometer alkohol serta termometer bimetal. Sifat termometrik berupa perubahan daya
hantar listrik suatu zat digunakan dalam termometer elektrik atau termometer digital. Zat
yang digunakan dalam termometer sebagai petunjuk suhu disebut zat termometrik.
Prinsip dasar pembuatan termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh benda
yang diukur suhunya.

1. Cara Kerja Termometer

Termometer bekerja berdasarkan perubahan sifat pada zat termometrik yang


digunakan dalam termometer terhadap perubahan suhu.
 Cara Kerja Termometer fluida
ada dua tipe termometer fluida yang biasa digunakan, yaitu termometer raksa dan
termometer alkohol, sesuai zat termometrik yang digunakan dalam termometer –
termometer tersebut

Temometer raksa maupun temometer alkohol bekerja berdasarkan sifat termometrik


yang sama yaitu perubahan volume akibat perubahan suhu.jika suhu naik, maka suhu
tinggi kolom cairan raksa ataupun alkohol akan naik sebagai bertambahanya volume.
Ujung atas kolom cairan akan sejajar dengan skala tertentu yang ssuai dengan nilai
suhunya.
Termometer klinis adalah termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu
tubuh manusia. Zat termometrik yang digunakan biasanya berupa raksa.
 Cara kerja Termometer Bimetal
Pada peralatan listrik tertentu yang menggunakan elemen pemanas, misalnya setrika,
sistem bimetal ini digunakan sebagai pemutus dan penyambung arus listrik. Jika suhu
elemen pemanas listrik melebihi nilai tertentu , maka lengkungan bahan bimetal akan
memutus sakelar sehingga arus listrik terputus. Jika suhu elemen listrik kurang dari nilai
tertentu, maka bimetal akan kembali ke posisi semula sehingga arus listrik kembali
tersambung. Bimetal dengan prinsip ini disebut termostat.
 Cara Kerja Pirometer Optik
Pirometer optik mendeteksi sinar inframerah yang diradiasikan benda bersuhu tinggi.
Biasanya , alat ukur tersebut berbentuk pistol. Dengan Pirometer digital, nilai suhu yang
diukur akan langsung muncul di layar

a. Kalibrasi Termometer
Pada termometer alkohol dan termometer air raksa perubahan terjadi berdasarkan sifat
pemuaian bahannya ketika temperature berubah. Kalibrasi termometer adalah proses
membuat skala pada sebuah termometer. Berikut ini beberapa langkah melakukan kalibrasi
termometer :
1) Siapkan termometer, baik termometer air raksa dan juga termometer alkohol.
2) Siapkan es dan air secukupnya.
3) Siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air hingga
mendidih.
4) Didihkan air lalu masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air yang sedang
dipanaskan. Ketika air semakin panas atau suhu air meningkat, permukaan air raksa atau
alkohol bergerak keatas. Setelah air mendidih, permukaan atas alkohol atau air raksa
berhenti bergerak. Ini adalah temperatur titik didih air atau titik uap. Tandai ujung kolom
air raksa atau alkohol tersebut. Pastikan angka pada termometer menunjukkan 100o C.
5) Masukkan es dan air ke dalam sebuah wadah (air dan es mempunyai massa yang sama).
Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air dan es.
Pada mulanya termometer bersentuhan dengan udara sehingga termometer lebih panas
dari es. Setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom alkohol atau air raksa akan
berkurang karena campuran air dan es lebih dingin. Biarkan hingga panjang kolom alkohol
atau air raksa tidak berubah (permukaan atas alkohol atau air raksa tidak bergerak), ini
berarti campuran es batu dan air telah berada dalam kesetimbangan termal. Tandai posisi
kolom alkohol atau air raksa tersebut (tandai bagian ujung atas kolom air raksa). Ini adalah
suhu titik lebur es atau titik beku air. Pastikan angka pada termometer menunjukkan 0o C.
Termometer raksa atau termometer alkohol, biasanya bersifat terbatas. Termometer
tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (lebih rendah dari
0oC) atau suhu yang sangat tinggi (lebih tinggi dari 100oC).

b. Beberapa Skala Termometer


ada beberapa skala termometer seperti celcius,reamur.fahrenheit,dan kelvin.
 Termometer Celcius
Adalah termometer yang menggunakan skla atausatuan derajat celcius(℃), Skala ini
ditemukan oleh ANDERS CELSIUS. Pada skala celcius, es mencair pada suhu 0℃ dan
air mendidih pada suhu 100℃ untuk tekana udara sebesar 1 atm. Jarak antara titik lebur es
dan tititk didih air adalah 100 skla Celsius
 Termometer Fahrenheit
Adalah termometer yang menggunakan skla fahrenheit. Skala ini ditemukan oleh
GABRIEL DANIEL FAHRENHEIT, sesorang ilmuan jerman. Pada skala fahrenheit, es
mencair pada suhu 32℉ dan air mendidih pada suhu 212℉ untuk tekanan udara sebesar 1
atm. Jarak antara titik lebur es dan titik didih air adalah 180 skala fahrenheit
 Termometer Reamur
Adalah termometer yang menggunakan skala reamur. Pada skala reamur air
mendididh pada suhu 0° Rdan air mendidih pada suhu 80° R untuk tekana udara 1 atm.
Jarak antara titik lebur es dan tititk didih air adalah 80 skala reamur
 Termometer Kelvin
Adalah termometer yang menggunakan skala Kelvin. Skala ini ditemukan oleh
WILLIAM THOMSON KELVIN , seorang ilmuan Inggris. Pada skala Kelvin,es mencair
pada suhu 273 K dan air mendidih pada suhu 373K untuk tekanan udara sebesar 1
atm.jarak antara titik lebur es dan titik didih air adalah 100 skala Kelvin

Faktor Celcius Fahrenheit Reamur Kelvin

Titik tetap bawah 0℃ 32℉ 0° R 273 K

Titik tetap atas 100℃ 212℉ 80° R 373 K


Jarak antara titik tetap 100 skala 180 skala 80 skala 100 skala
bawah dan titik tetap atas

c. Konversi Skala Termometer


Skala termometer yang dipakai negara Amerika Serikat dan beberapa negara
lain dalah skala Fahrenheit, sedangkan di Indonesia adalah skala Celcius.
 Konversi skala Celcius – Reamur
5 4
Tc = TR atau TR= TC
4 5

 Konversi skala Celcius – Fahrenheit


5 9
TC = (TF – 32 ) atau TF = TC + 32
9 5

 Konversi Skala Celcius – kelvin


TC = TK – 273 atau TK = TC + 273

 Konversi Skala Reamur – Fahrenheit


4 9
TR = (TF – 32) atau TF = TR +32
5 4

 Konversi skala Reamur – Kelvin


4 5
TR = (TK – 273 ) atau TK = TR + 273
5 4

 Konversi skala Fahrenheit – Kelvin


9 5
TF = (TK – 273 ) atau TK = (TF – 32)+273
5 9

C. KALOR

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karna perbedaan suhu.

Kalor memiliki dimensi sama dengan dimensi energi secara umum, yaitu [M][L][T] -1
dengan satuan SI yang disebut joule (J). Kalor merupakan besaran turunan.
Kalor dalah energi total yang terkandng oleh benda, baik yang berhubungan dengan
energi baik energi potesial maupun kinetik atau kalor adalah banyaknya energi panas yang
terkandung dalam zat. Energi poensial adalah energi yang tersimpan sementara energi
kinetikadalah energi gerak. Hal in diukur dalam joule (J).

Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir
(berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Contoh dikehidupan sehari - hari adalah etika kita mencampurkan air dingin dengan
air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.

Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke benda
lainnya.

Jika sejumlah Q kalor diberian pada suatu benda bermassa M hingga menyebabkan
kenaikan suhu benda sebesar ∆ T , maka besar kenaikan suhu tersebut sebanding dengan
besar kalor dan berbanding terbaik dengan massa benda itu, serta berbanding terbalik pula
dengan suatu besaran karakteristik benda yang disebut kalor jenis / kalor spesifik.

Dalam bentuk persamaan, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :

∆T = Q / m . c atau Q=m.c.∆T
∆ T = perubahan suhu benda
Q = kalor (J)
M = massa (kg)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)

kalor jenis benda adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan atau
menurunkan suhu 1 kilogram massa benda sebesar 1oC atau 1 K.

Kalor jenis merupakan besaran spesifik yang berbeda – beda nilainya untuk setiap
jenis zat. Makin besar kalor jenis suatu zat , makin banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu zat itu. Kalor jenis benda dapat diukur dengan kalori meter

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu benda sebesar 1oC / 1 K.

Kapasitas kalor (C) dirumuskan sebagai :


C=m.c
M = massa
c = kalor jenis bend

Dengan demikian dapat dinyatakan juga dengan :


Q = C delta T
Q = kalor (J)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)
delta T = besar kenaikan suhu benda (oC / K)

Joseph Black, seorang ilmuwan inggris menemukan fakta bahwa :

“banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah”

Pernyataan diatas disebut asas Black yang dalam bentuk persamaan sederhana dapat ditulis :

Q dilepas = Q diterima

Q dilepas = kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi


Q diterima = kalor yang diserap oleh benda bersuhu rendah

Jika kalor mengalir dari benda bermassa m1 yang kalor jenisnya c1 dan suhunya T1
ke benda bermasa m2 yang kalor jenisnya c2 dan suhunya T2, maka suhu bermassa m2 akan
naik sebesar delta T, sedangkan suhu bermassa m1 akan turun sebesar delta T sehingga pada
keadaan setimbang, suhu kedua benda sama yaitu T

Dapat ditulis dengan persamaan :

M1 c1 delta T1 = m2 c2 delta T2 atau m1 c1 (T1 – T ) = m2 c2 (T – T2)

Besar kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda sebanding dengan massa
benda dan nilai karakteristik benda itu yang diwakili suatu besaran yang disebut kalor laten.

Kalor laten (L) dapat didefinisikan sebagai besar kalor yang diperlukan oleh 1
kilogram zat tersebut untuk berubah wujud.

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda dapat dirumuskan dengan :

Q=m.L
Q = kalor
m = massa
L = kalor laten
Ada dua macam kalor laten sehubungan dengan perubahan wujud zat, yaitu :
a) Kalor lebur (Lb)
Kalor lebur adalah besar kalor yang diperlukan oeh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke cair.

Rumus umum :
Q=m.L

b) Kalor uap (Lu)


Kalor uap adalah besar kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke wujud uap.

Rumus umum :
Q=m.L

GAS
Air Gas
100 -------------------------------------------------------- --------------------- Air Mendidih
D E
suhu

AIR

Es Air
0 ---------- --------------------------------------------------------------- Es Melebur
B C
ES
waktu
-10
A

Grafik tersebut menunjukan hubungan antara kalor dan perubahan wujud zat. Proses
perubahan wujud zat ditunjukkan pada saat grafik berupa garis horrizontal dan nilai suhu
bersesuaian dengan garis horizontal tersebut merupakan titik perubahan wujudnya
Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Dalam
perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya tidak ikut berpindah.
Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang atau pisau bagian ujung besi
yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya kenapa pandai besi menggunakan
sarung tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian berpindah dari ujung besi yang
dipanaskan ke ujung lain yang tidak dipanaskan. Itulah contoh sederhana bahwa kalor
memang berpindah.

Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir
persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara
konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua titik ( T2-T1)
dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:

Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi :

 Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam; saat
kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
 Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan
 Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan
 Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
 Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya

Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada medium cair dan gas.
Berbeda dengan konduksi,perpindahan kalor ini disertai dengan perpindahan medium.
Jadi yang bergerak tidak hanya kalor tetapi juga medium perambatannya.

Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidihterjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air.
Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air. Laju
perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan

h  = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda. Semakin
mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya maka semakin besar
nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1 adalah selisih suhu.

Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:

 Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus


 Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus
 Terjadinya angin darat dan laut
 Gerakan balon udara
 Asap pada cerobong asap bergerak naik
Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Berbeda dengan 2 jenis perpindahan kalor sebelumnya yang menggunakan medium,
perpindahan kalor ini tdak membutuhkan medium atau perantara. Apa contohnya? Panas
matahari yang sampai kebumi melewati ruang angkasa yang hampa udara (tanpa ada
medium). Setiap benda bisa menyerap kalor dipancarkan secar radiasi. Akan tetapi yang
menentukan daya serap dan daya bukannlah jenis bahan benda tersebut melainkan warnanya.

Semakin hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin menyerap
panas yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut sebagai
emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara
radiasi dirumuskan

Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka
benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta
Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10-8C. A adalah luas permukaan benda dan T adalah suhu dalam
kelvin.

Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :

 Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun
 Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
 Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
 Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
 Menjemur pakaian saat siang hari

Perpindahan Kalor Secara Radiasi Mencegah Perpindahan Kalor


Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang  tersebut.
Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga,  seperti termos dan setrika
listrik.
a. Termos
Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap?  Dindinnya berlapis dua  ruang 
di antara kedua dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat  cair yang ada di dalamnya
tetap  panas untuk waktu yang relatif  lama. Termos dapat mencegah  perpindahan kalor, baik
secara  konduksi, konveksi, maupun  radiasi.

b. Setrika Listrik

Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau  tidak kusut? Di dalam setrika
listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan  pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi 
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian
yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada  pakaian yang disetrika.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang
menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi,
sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
 massa benda
 kalor jenis benda
 perbedaan suhu kedua benda

Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :


 Konduksi
 Konveksi
 Radiasi
B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan
kita, kita tahu apa itu materi dan bagaimana perubahannya, sehingga materi tersebut bisa
bermanfaat di dunia ini.dan semoga kita lebih kritis lagi dalam membedakan suhu dan kalor .
DAFTAR PUSTAKA

Geogle. Grafik hubungan suhu terhadap waktu. Diambil dari http://www.geogle.co.id/searct?


q=grafik+hubungan+suhu+terhadap+waktu (diakses pada hari sabtu, 11 november 7017, jam
12:55)
Purwanto budi.2013 ” Fisika” PT Wangsa Jatra Lestari,Solo
Sandy Hermawan,ST.Mini book master fisika SMA Kelas X,XI,XII; Sandy Hermawan, ST.;
penyunting:Ahmad Fauzi,S.Si.-Cet.1-Jakarta:Wahyumedia,2012

Anda mungkin juga menyukai