Anda di halaman 1dari 21

PERAN SUHU DAN KALOR DALAM PROSES FISIKA SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP MATERI DAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:

1. I Gusti Ayu Chika Putri Divayanti (13/XI A1-1)


2. Kadek Dwi Agustini (23/XI A1-1)
3. Ni Komang Dea Ananda (28/XI A1-1)
4. Ni Luh Putu Fitri Sekar Indraswara (32/XI A1-1)
5. Ni Made Ayu Mila Sri Adnyani Dewi (33/XI A1-1)
6. Ni Nyoman Mariani (34/XI A1-1)

SMA NEGERI 1 BANGLI

2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“PERAN SUHU DAN KALOR DALAM PROSES FISIKA SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP MATERI DAN LINGKUNGAN.”

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Berkat dorongan
serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang diakibatkan oleh
keterbatasan kami, karena manusia tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, kritik maupun
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.
Bangli, 22 Februari 2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Suhu dan pengukurannya............................................................................................................6
2.2 Kalor...........................................................................................................................................11
2.3 Perpindahan Kalor......................................................................................................................14
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................21
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang konsep suhu, kalor, dan
perpindahan kalor sangatlah penting. Ketiga konsep ini memiliki peran yang signifikan dalam
berbagai aspek kehidupan, mulai dari proses memasak, kenyamanan dalam beraktivitas,
hingga pemahaman tentang perubahan iklim global. Oleh karena itu, pengetahuan mendalam
tentang materi ini menjadi hal yang sangat diperlukan.

Suhu merupakan ukuran dari tingkat panas atau dinginnya suatu benda. Konsep suhu
diperlukan dalam berbagai situasi, seperti memasak makanan, mengatur suhu ruangan agar
nyaman, serta dalam proses produksi industri. Selain itu, pemahaman tentang suhu juga
berkaitan erat dengan kesehatan manusia, karena suhu tubuh yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius.

Kalor adalah bentuk energi panas yang dapat ditransfer antara benda-benda yang
memiliki perbedaan suhu. Pemahaman tentang kalor penting dalam berbagai proses, termasuk
dalam memasak, proses industri, dan dalam pemeliharaan kesehatan. Tanpa pemahaman yang
cukup tentang kalor, banyak proses penting dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dapat
dilakukan dengan efisien.

Perpindahan kalor adalah proses alami di mana energi panas bergerak dari benda yang
memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Proses ini dapat terjadi
melalui konduksi, konveksi, atau radiasi, dan memiliki peran yang penting dalam regulasi
suhu benda-benda di sekitar kita, seperti dalam memasak, pemanasan ruangan, dan
pendinginan peralatan elektronik.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep suhu memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari?
2) Bagaimana peran kalor dalam berbagai proses industri dan kegiatan manusia lainnya?
3) Bagaimana mekanisme perpindahan kalor terjadi dalam konteks konduksi, konveksi,
dan radiasi?

1.3 Tujuan
1) Untuk memahami konsep suhu dan implikasinya dalam berbagai konteks kehidupan
sehari-hari.
2) Untuk menjelaskan peran kalor dalam proses industri dan kegiatan manusia lainnya.
3) Untuk menggambarkan mekanisme perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi,
dan radiasi.

1.4 Manfaat
1) Dapat meningkatan pemahaman siswa mengenai konsep suhu dan implikasinya dalam
berbagai konteks kehidupan sehari-hari.
2) Dapat menambah wawasan siswa sehingga dapat menjelaskan peran kalor dalam
proses industri dan kegiatan manusia dengan baik.
3) Dapat menambah ketrampilan siswa dalam menggambarkan perpindahan kalor
melalui konduksi, konveksi, dan radiasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Suhu dan pengukurannya

Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain pada
benda itu. Misalnya volume,tekanan, dan daya hantar listriknya. Sifat – sifat suatu besaran
pada benda yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan besaran – besaran itu
disebut besaran – besaran termometrk.
Sifat – sifat termometrik yang dimiliki besaran pada suatu zat dapat digunakan sebagai
petunjuk tinggi rendahnya suhu sekitarnya. Fakta tersebut digunakan dalam pembuatan alat
pengukur suhu yang dikenal sebagai termometer.
Sifat termometrik berupa perubahan volume zat digunakan dalam termometer raksa
dan termometer alkohol serta termometer bimetal. Sifat termometrik berupa perubahan daya
hantar listrik suatu zat digunakan dalam termometer elektrik atau termometer digital. Zat
yang digunakan dalam termometer sebagai petunjuk suhu disebut zat termometrik.
Prinsip dasar pembuatan termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh benda
yang diukur suhunya.

1. Cara Kerja Termometer


Termometer bekerja berdasarkan perubahan sifat pada zat termometrik yang
digunakan dalam termometer terhadap perubahan suhu.

● Cara Kerja Termometer fluida

ada dua tipe termometer fluida yang biasa digunakan, yaitu termometer raksa
dan termometer alkohol, sesuai zat termometrik yang digunakan dalam
termometer – termometer tersebut
Temometer raksa maupun temometer alkohol bekerja berdasarkan sifat
termometrik yang sama yaitu perubahan volume akibat perubahan suhu.jika
suhu naik, maka suhu tinggi kolom cairan raksa ataupun alkohol akan naik
sebagai bertambahanya volume. Ujung atas kolom cairan akan sejajar dengan
skala tertentu yang ssuai dengan nilai suhunya.
Termometer klinis adalah termometer yang biasa digunakan untuk mengukur
suhu tubuh manusia. Zat termometrik yang digunakan biasanya berupa raksa.

● Cara kerja Termometer Bimetal

Pada peralatan listrik tertentu yang menggunakan elemen pemanas, misalnya


setrika, sistem bimetal ini digunakan sebagai pemutus dan penyambung arus
listrik. Jika suhu elemen pemanas listrik melebihi nilai tertentu , maka
lengkungan bahan bimetal akan memutus sakelar sehingga arus listrik terputus.
Jika suhu elemen listrik kurang dari nilai tertentu, maka bimetal akan kembali
ke posisi semula sehingga arus listrik kembali tersambung. Bimetal dengan
prinsip ini disebut termostat.

● Cara Kerja Pirometer Optik

Pirometer optik mendeteksi sinar inframerah yang diradiasikan benda bersuhu


tinggi. Biasanya , alat ukur tersebut berbentuk pistol. Dengan Pirometer digital,
nilai suhu yang diukur akan langsung muncul di layar
a. Kalibrasi Termometer
Pada termometer alkohol dan termometer air raksa perubahan terjadi
berdasarkan sifat pemuaian bahannya ketika temperature berubah. Kalibrasi
termometer adalah proses membuat skala pada sebuah termometer. Berikut ini
beberapa langkah melakukan kalibrasi termometer:
1) Siapkan termometer, baik termometer air raksa dan juga termometer
alkohol.
2) Siapkan es dan air secukupnya.
3) Siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air
hingga mendidih.
4) Didihkan air lalu masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air
yang sedang dipanaskan. Ketika air semakin panas atau suhu air
meningkat, permukaan air raksa atau alkohol bergerak keatas. Setelah air
mendidih, permukaan atas alkohol atau air raksa berhenti bergerak. Ini
adalah temperatur titik didih air atau titik uap. Tandai ujung kolom air
raksa atau alkohol tersebut. Pastikan angka pada termometer menunjukkan
100o C.

5) Masukkan es dan air ke dalam sebuah wadah (air dan es mempunyai massa
yang sama). Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi
air dan es.
Pada mulanya termometer bersentuhan dengan udara sehingga termometer
lebih panas dari es. Setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom
alkohol atau air raksa akan berkurang karena campuran air dan es lebih
dingin. Biarkan hingga panjang kolom alkohol atau air raksa tidak berubah
(permukaan atas alkohol atau air raksa tidak bergerak), ini berarti
campuran es batu dan air telah berada dalam kesetimbangan termal. Tandai
posisi kolom alkohol atau air raksa tersebut (tandai bagian ujung atas
kolom air raksa). Ini adalah suhu titik lebur es atau titik beku air. Pastikan
angka pada termometer menunjukkan 0o C.

Termometer raksa atau termometer alkohol, biasanya bersifat terbatas.


Termometer tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat
rendah (lebih rendah dari 0oC) atau suhu yang sangat tinggi (lebih tinggi dari
100oC).

b. Beberapa Skala Termometer


ada beberapa skala termometer seperti celcius,reamur.fahrenheit,dan kelvin.

● Termometer Celcius

Adalah termometer yang menggunakan skla atausatuan derajat celcius(


℃ ), Skala ini ditemukan oleh ANDERS CELSIUS. Pada skala
celcius, es mencair pada suhu 0℃ dan air mendidih pada suhu 100℃
untuk tekana udara sebesar 1 atm. Jarak antara titik lebur es dan tititk
didih air adalah 100 skla Celsius

● Termometer Fahrenheit

Adalah termometer yang menggunakan skla fahrenheit. Skala ini


ditemukan oleh GABRIEL DANIEL FAHRENHEIT, sesorang ilmuan
jerman. Pada skala fahrenheit, es mencair pada suhu 32℉ dan air
mendidih pada suhu 212℉ untuk tekanan udara sebesar 1 atm. Jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 180 skala fahrenheit

● Termometer Reamur

Adalah termometer yang menggunakan skala reamur. Pada skala


reamur air mendididh pada suhu 0° R dan air mendidih pada suhu 80° R
untuk tekana udara 1 atm. Jarak antara titik lebur es dan tititk didih air
adalah 80 skala reamur
● Termometer Kelvin

Adalah termometer yang menggunakan skala Kelvin. Skala ini


ditemukan oleh WILLIAM THOMSON KELVIN , seorang ilmuan
Inggris. Pada skala Kelvin,es mencair pada suhu 273 K dan air
mendidih pada suhu 373K untuk tekanan udara sebesar 1 atm.jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 100 skala Kelvin

Faktor Celcius Fahrenheit Reamur Kelvin

Titik tetap bawah 0℃ 32℉ 0° R 273 K

Titik tetap atas 100℃ 212℉ 80° R 373 K

Jarak antara titik tetap bawah 100 skala 180 skala 80 skala 100 skala
dan titik tetap atas

c. Konversi Skala Termometer


Skala termometer yang dipakai negara Amerika Serikat dan beberapa negara
lain dalah skala Fahrenheit, sedangkan di Indonesia adalah skala Celcius.

● Konversi skala Celcius – Reamur

5 4
Tc = TR atau TR= TC
4 5

● Konversi skala Celcius – Fahrenheit

5 9
TC = (TF – 32 ) atau TF = TC + 32
9 5

● Konversi Skala Celcius – kelvin

TC = TK – 273 atau TK = TC + 273

● Konversi Skala Reamur – Fahrenheit


4 9
TR = (TF – 32) atau TF = TR +32
5 4

● Konversi skala Reamur – Kelvin

4 5
TR = (TK – 273 ) atau TK = TR + 273
5 4

● Konversi skala Fahrenheit – Kelvin

9 5
TF = (TK – 273 ) atau TK = (TF – 32)+273
5 9

2.2 Kalor

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karna perbedaan suhu. Kalor
memiliki dimensi sama dengan dimensi energi secara umum, yaitu [M][L][T] -1 dengan satuan
SI yang disebut joule (J). Kalor merupakan besaran turunan. Ketika dua benda yang memiliki
perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Contoh dikehidupan sehari - hari adalah etika kita
mencampurkan air dingin dengan air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.

Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke benda
lainnya.

Jika sejumlah Q kalor diberian pada suatu benda bermassa M hingga menyebabkan
kenaikan suhu benda sebesar ∆ T , maka besar kenaikan suhu tersebut sebanding dengan
besar kalor dan berbanding terbaik dengan massa benda itu, serta berbanding terbalik pula
dengan suatu besaran karakteristik benda yang disebut kalor jenis / kalor spesifik.

Dalam bentuk persamaan, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :

∆ T = Q / m . c atau Q=m.c.∆T

∆ T = perubahan suhu benda


Q = kalor (J)
M = massa (kg)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)
kalor jenis benda adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan atau
menurunkan suhu 1 kilogram massa benda sebesar 1oC atau 1 K.

Kalor jenis merupakan besaran spesifik yang berbeda – beda nilainya untuk setiap
jenis zat. Makin besar kalor jenis suatu zat , makin banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu zat itu. Kalor jenis benda dapat diukur dengan kalori meter

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu benda sebesar 1oC / 1 K.

Kapasitas kalor (C) dirumuskan sebagai :

C=m.c

M = massa
c = kalor jenis benda

Dengan demikian dapat dinyatakan juga dengan :

Q = C delta T

Q = kalor (J)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)
delta T = besar kenaikan suhu benda (oC / K)

Joseph Black, seorang ilmuwan inggris menemukan fakta bahwa :

“banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah”

Pernyataan diatas disebut asas Black yang dalam bentuk persamaan sederhana dapat ditulis :

Q dilepas = Q diterima

Q dilepas = kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi


Q diterima = kalor yang diserap oleh benda bersuhu rendah

Jika kalor mengalir dari benda bermassa m1 yang kalor jenisnya c1 dan suhunya T1
ke benda bermasa m2 yang kalor jenisnya c2 dan suhunya T2, maka suhu bermassa m2 akan
naik sebesar delta T, sedangkan suhu bermassa m1 akan turun sebesar delta T sehingga pada
keadaan setimbang, suhu kedua benda sama yaitu T

Dapat ditulis dengan persamaan :


M1 c1 delta T1 = m2 c2 delta T2 atau m1 c1 (T1 – T ) = m2 c2 (T – T2)

Besar kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda sebanding dengan massa
benda dan nilai karakteristik benda itu yang diwakili suatu besaran yang disebut kalor laten.

Kalor laten (L) dapat didefinisikan sebagai besar kalor yang diperlukan oleh 1
kilogram zat tersebut untuk berubah wujud.

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda dapat dirumuskan dengan :

Q=m.L

Q = kalor
m = massa
L = kalor laten

Ada dua macam kalor laten sehubungan dengan perubahan wujud zat, yaitu :

a) Kalor lebur (Lb)


Kalor lebur adalah besar kalor yang diperlukan oeh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke cair.

Rumus umum :
Q=m.L
b) Kalor uap (Lu)

Kalor uap adalah besar kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke wujud uap.
Rumus umum :

Q=m.
Grafik tersebut menunjukan hubungan antara kalor dan perubahan wujud zat. Proses
perubahan wujud zat ditunjukkan pada saat grafik berupa garis horrizontal dan nilai suhu
bersesuaian dengan garis horizontal tersebut merupakan titik perubahan wujudnya

2.3 Perpindahan Kalor

A. Perpindahan Secara Konduksi


Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Dalam
perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya tidak ikut berpindah.
Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang atau pisau bagian ujung besi
yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya kenapa pandai besi menggunakan
sarung tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian berpindah dari ujung besi yang
dipanaskan ke ujung lain yang tidak dipanaskan. Itulah contoh sederhana bahwa kalor
memang berpindah.

Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir
persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara
konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua titik ( T2-T1)
dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:

Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi :

● Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam; saat
kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala

● Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan

● Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan

● Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak

● Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya
Contoh
1. Batang besi homogen salah satu ujungnya dipanasi. Besi itu memiliki luas penampang 17
cm2 dan konduktivitas termal 4 . 10 5 J/s.m.0C. panjang batang 1 m dan perbedaan suhu kedua
ujung 30 0C. Kalor yang merambat dalam batang besi selama 2 detik adalah...

A. 2,81 . 103 J
B. 4,08 . 104 J
C. 4,08 . 105 J
D. 6,00 . 105 J
E. 7,10 . 106 J

Pembahasan:
Diketahui:

A = 17 cm2 = 17 . 10-4 m2
k = 4 . 105 J/m.s.0C
L=1m
T = 30 0C
t=2s
Ditanya: Q (t = 2 s) = ...

B. Perpindahan Kalor Secara Konveksi

Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada medium cair dan gas.
Berbeda dengan konduksi, perpindahan kalor ini disertai dengan perpindahan medium. Jadi
yang bergerak tidak hanya kalor tetapi juga medium perambatannya.
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidih terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air.
Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air. Laju
perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan

h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda. Semakin
mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya maka semakin besar
nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1 adalah selisih suhu.

Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:

● Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus

● Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus

● Terjadinya angin darat dan laut

● Gerakan balon udara

● Asap pada cerobong asap bergerak naik

C. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Berbeda dengan 2 jenis perpindahan kalor sebelumnya yang menggunakan medium,


perpindahan kalor ini tidak membutuhkan medium atau perantara. Apa contohnya? Panas
matahari yang sampai kebumi melewati ruang angkasa yang hampa udara (tanpa ada
medium). Setiap benda bisa menyerap kalor dipancarkan secara radiasi. Akan tetapi yang
menentukan daya serap dan daya bukanlah jenis bahan benda tersebut melainkan warnanya.
Semakin hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin menyerap
panas yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut sebagai
emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara
radiasi dirumuskan

Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka
benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta
Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10-8C. A adalah luas permukaan benda dan T adalah suhu dalam
kelvin

Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :

● Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya.

● Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa

● Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi

● Menjemur pakaian saat siang hari

Contoh soal:
1. Sebuah plat baja dengan panjang 2 m dan lebar 0,5 m suhunya 227 0C. Bila tetapan
Boltzman = 5,67 . 10-8 W/m2.K4 dan plat baja hitam sempurna, maka energi total yang
dipancarkan setiap detik adalah...
A. 3345,57 Joule
B. 3345,75 Joule
C. 3543,75 Joule
D. 4533,75 Joule
E. 7087,5 Joule

Pembahasan:
Diketahui:
 P=2m  T = 227 0C = (227 + 273)K = 500
 L = 0,5 m K = 5,67 . 10-8 W/m2.K4
 e = 1 (benda hitam e = 1)

Ditanya: W = ...

Jawab:

Terlebih dahulu hitung luas permukaan A.

A = P . L = 2 m . 0,5 m = 1 m2

Menghitung W.

W = e . A . T4 = 1 . 5,67 . 10-8 W/m2. K4 . 1 m2 . (500 K)4

W = 5,67 . 10-8 W/K4 (625 . 108 K4) = 3543,75 Joule

Jawaban: C

D. Perpindahan Kalor Secara Radiasi Mencegah Perpindahan Kalor

Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut.
Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika
listrik.
a. Termos

Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap? Dindinnya berlapis dua ruang
di antara kedua dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat cair yang ada di dalamnya
tetap panas untuk waktu yang relatif lama. Termos dapat mencegah perpindahan kalor, baik
secara konduksi, konveksi, maupun radiasi.

b. Setrika Listrik
Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika
listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian
yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang disetrika.

BAB III
KESIMPULAN

1) Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain pada
benda itu, misalnya volume,tekanan, dan daya hantar listriknya.
2) Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke
benda lainnya.
3) Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada
medium padat, perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang
terjadi pada medium cair dan gas, sedangkan perpindahan kalor secara radiasi adalah
perpindahan kalor tanpa perantara melainkan langsung dipancarkan dari radiasi
matahari.
DAFTAR PUSTAKA
http://alljabbar. wordpress.com/2008/03/23/kalor/, diakses 23 April 2016

http://hikmah-ad.blogspot.com/, diakses 23 April 2016

http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/10/materi-suhu-dan-kalor.html, diakses 23
April 2016

Supianto, 2006. FISIKA Untuk SMA kelas X. Phibeta: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai